BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi semakin berkembang pesat dan menjadi bagian penting dalam keseharian kita. Begitu juga alat transportasi. Di Indonesia, terdapat tiga jenis alat transportasi yaitu melalui darat, laut, dan udara. Kereta api merupakan salah satu alat transportasi jalur darat yang menjadi pilihan utama sebagian orang. Di samping tidak terkena macet, harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan alat transportasi lain menjadi alasan utama untuk memilih alat transportasi ini. Penyedia alat transportasi pun selalu mencoba untuk tidak mengecewakan pelanggannya, terbukti dengan adanya inovasi terus-menerus yang mempermudah pengguna dalam memanfaatkan transportasi ini. PT Kereta Api Indonesia sebagai penyedia jasa perkereta-apian yang utama di Indonesia tidak ingin membuat kecewa pengguna setianya. Berbagai kemajuan telah dilalui PT Kereta Api Indonesia sebagai upaya untuk memuaskan pengguna. Dimulai dari penerapan e-ticketing untuk kereta commuter line, peluncuran aplikasi mobile KAI Access, penerapan sistem e- parking, sampai penerapan e-kiosk untuk penjualan tiket mandiri (www.keretaapi.co.id). Inovasi terbaru PT Kereta Api Indonesia saat ini ialah diterapkannya e- kiosk, yakni semacam vending machine untuk membeli tiket secara mandiri. E- kiosk mulai diluncurkan pada bulan Maret 2015 dan ditandai dengan penerapan
mesin penjual tiket otomatis di Stasiun Pasar Senen. Saat ini, alat tersebut sudah terpasang di berbagai stasiun besar di Jawa dan Sumatra (Primadhyta, 2015). Penerapan mesin ini bertujuan untuk mempermudah pengguna dalam membeli tiket tanpa harus mengantre di meja loket dan untuk mengantisipasi pembelian ketika loket belum dibuka. Penggunaan e-kiosk menjadi hal baru bagi masyarakat Indonesia. Dengan adanya loket dan pemesanan secara online, e-kiosk menjadi pilihan kesekian yang dipilih calon penumpang untuk membeli tiket. Bahkan ada sebagian kecil masyarakat pengguna kereta api yang belum mengetahui keberadaan e- kiosk. Sebelum e-kiosk diluncurkan, sudah ada sistem penjualan tiket kereta api dengan menggunakan loket dan secara online. Banyak calon penumpang yang sebelumnya mengantre di loket berpindah pada pembelian secara online. Hal ini terjadi karena pembelian tiket secara online dianggap lebih hemat waktu dengan tidak perlu mengantre di loket dan menghemat biaya untuk pergi ke stasiun. Munculnya e-kiosk menjadi jalur penengah antara pembelian tiket secara online dan pembelian tiket melalui loket. Calon pembeli harus mengoperasikan mesin e-kiosk secara mandiri dan hanya dapat dilakukan di stasiun mengingat e-kiosk ditempatkan di stasiun. Dengan prinsip seperti itu muncul sebuah pertanyaan apakah masyarakat mau menghabiskan waktunya untuk datang ke stasiun dan membeli tiket dengan e-kiosk yang harus dioperasikan sendiri. Dan apakah masyarakat menerima adanya sistem seperti itu padahal sudah terlebih dahulu
ada sistem pembelian tiket secara online yang tidak harus membuang waktu dan tenaga untuk datang ke stasiun. Model UTAUT dipilih untuk menganalisis keberterimaan masyarakat terhadap sistem e-kiosk yang diterapkan oleh PT Kereta Api Indonesia ini. UTAUT atau Unified Theory of Acceptance and Use of Technology pertama kali diperkenalkan oleh Venkatesh et al. pada tahun 2003. Dalam penelitiannya disebutkan bahwa ada empat hal yang secara signifikan mempengaruhi keberterimaan pengguna atas suatu sistem informasi yang baru, yakni ekspektasi kinerja (performance expectancy), ekspektasi usaha (effort expectancy), pengaruh sosial (social influence), dan kondisi-kondisi pemfasilitasi (facilitating condition). Sebelum model ini diperkenalkan, berbagai model untuk menganalisis keberterimaan suatu sistem telah ada seperti Theory of Reasoned Action (TRA), Technology Acceptance Model (TAM), Motivational Model (MM), Theory of Planned Behavior (TPB), Model of PC Utilization (MPCU), Innovation Diffusion Theory (IDT), serta Social Cognitive Theory (SCT) (Venkatesh et al. 2003). Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh bukti empiris mengenai keberterimaan masyarakat atas dikeluarkannya sistem informasi atau teknologi baru dari PT Kereta Api Indonesia berupa mesin penjual tiket mandiri (e-kiosk) berdasarkan model UTAUT. 1.2 Perumusan Masalah Masalah yang diteliti dirumuskan dalam daftar pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah ekspektasi kinerja (performance expectancy) memiliki pengaruh positif terhadap perilaku niat (behavioural intention) untuk menggunakan e-kiosk? 2. Apakah ekspektasi usaha (effort expectancy) memiliki pengaruh positif terhadap perilaku niat (behavioural intention) untuk menggunakan e-kiosk? 3. Apakah pengaruh sosial (social influence) memiliki pengaruh positif terhadap perilaku niat (behavioural intention) untuk menggunakan e-kiosk? 4. Apakah kondisi-kondisi pemfasilitasi (facilitating condition) memiliki pengaruh positif terhadap perilaku penggunaan (use behavior) dalam penerapan e-kiosk? 5. Apakah perilaku niat (behavioural intention) untuk menggunakan e-kiosk memiliki pengaruh positif pada perilaku penggunaan (use behaviour) mesin penjual tiket otomatis? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Untuk menguji pengaruh ekspektasi kinerja (performance expectancy) terhadap perilaku niat (behavioral intention) dalam pengaplikasian e-kiosk. 2. Untuk menguji pengaruh ekspektasi usaha (effort expectancy) terhadap perilaku niat (behavioral intention) dalam pengaplikasian e-kiosk. 3. Untuk menguji pengaruh sosial (social influence) terhadap perilaku niat (behavioral intention) dalam pengaplikasian e-kiosk. 4. Untuk menguji pengaruh kondisi pemfasilitasi (facilitating conditions) terhadap perilaku penggunaan (use behavior) dalam pengaplikasian e-kiosk.
5. Untuk menguji pengaruh perilaku niat (behavioral intention) terhadap perilaku penggunaan (use behavior) dalam pengaplikasian e-kiosk. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi bagi para akademisi dan obyek yang diteliti yaitu PT Kereta Api Indonesia. Bagi para akademisi, penelitian ini bisa menjadi bahan acuan mengenai keberterimaan suatu sistem atau teknologi baru yang diterapkan di Indonesia. Serta bagi PT Kereta Api Indonesia dapat menjadi masukan mengenai keberterimaan masyarakat mengenai sistem baru yang diluncurkannya. Hal ini bisa menjadi bahan pertimbangan evaluasi bagi kedepannya. 1.5 Batasan Masalah Penelitian ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberterimaan e-kiosk oleh calon penumpang dengan model UTAUT pada PT Kereta Api Indonesia, maka lingkup penelitian dibatasi pada penumpang yang pernah menggunakan fasilitas mesin penjual tiket mandiri (e-kiosk). 1.6 Sistematika Penulisan BAB 1 - PENDAHULUAN Berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, serta sistematika penulisan. BAB 2 - LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tinjauan pustaka dan teori yang berkaitan dengan masalah yang diangkat serta pengembangan atas hipotesis yang diusulkan. BAB 3 - METODE PENELITIAN Dalam bab ini berisikan populasi data, sampel, teknik pengumpulan data, pengukuran instrumen, serta model analisis data. BAB 4 - PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil analisis atas data yang telah diperoleh beserta penjelasan hasil pengumpulan data, pengujian atas data yang dihasilkan, serta hasil pengujian hipotesis. BAB 5 - PENUTUP Berisikan kesimpulan atas analisis yang telah dilakukan, keterbatasan penelitian, serta saran untuk penelitian selanjutnya.