BAB I PENDAHULUAN. Dari alokasi belanja modal sebesar 216,1 triliun rupiah, sebesar 203,7 triliun

dokumen-dokumen yang mirip
KEBIJAKAN PERUSAHAAN TERHADAP RISIKO PERMINTAAN PRECAST TIANG PANCANG PADA PT WIJAYA KARYA BETON (PT WIKA BETON) WILAYAH PENJUALAN 1 SUMATERA UTARA

PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Wijaya Karya Beton ( WIKA Beton )

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Wijaya Karya Beton ( WIKA Beton )

Sumber : Dokumen Perusahaan PT. Wijaya Karya Beton Tbk Gambar 1.1 Logo perusahaan

LAMPIRAN 1 ASPEK KEUANGAN PT. WIJAYA KARYA BETON. Tabel Neraca Keuangan PT. WIKA Beton Tahun (dinyatakan dalam jutaan rupiah)

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. industri beton pracetak di tahun 1977 dengan mengembangkan produk beton

BAB I PENDAHULUAN. menerus berupaya untuk mensejahterakan rakyatnya. Salah satu hal yang dapat

IV. GAMBARAN UMUM INFRASTRUKTUR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. provinsi, dengan tugas Dekonsentrasi dibidang pertambangan. dekonsentrasi di bidang energi dan sumber daya mineral.

PUBLIC EXPOSE PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Jakarta, 21 Mei 2014 Gedung Jaya, Lantai 12

BAB I PENDAHULUAN. sebuah lembaga pemerintahan yang bergerak dibidang pertambangan umum yang. dengan tugas dekonsentrasi dibidang pertambangan.

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENGARAHAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA FORUM DIALOG DENGAN PIMPINAN REDAKSI JAKARTA, 30 JUNI 2015

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. miliki. Tingkat keberhasilan ini dapat diukur dengan membandingkan apa yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN. penentuan harga pokok harus diusahakan untuk mendapatkan harga pokok yang

I. PENDAHULUAN. komponen di tempat khusus di permukaan tanah (pabrikasi), lalu dibawa ke

Pembangunan Infrastruktur Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Aceh

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangmya kemajuan teknologi dewasa ini, telah banyak jenis

BAB I PENDAHULUAN. cara mengatur dan mengendalikan faktor-faktor penjualan. Setiap perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan. kemampuan karyawan agar dapat berkembang secara produktif.

BAB I LATAR BELAKANG

PUBLIC EXPOSE PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Jakarta, 1 Juni 2016 Gedung Jaya, Lantai 12

PUBLIC EXPOSE PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Jakarta, 03 Juni 2015 Gedung Jaya, Lantai 12

WIKA Tunggu Sinyal Kereta Cepat

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan dewasa ini berada di tengah-tengah transformasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan bisnisnya dari layanan dengan portofolio POTS (Plain Ordinary

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pemerintah Indonesia dari tahun mengalokasikan anggaran

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.

*

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pembangunan Proyek STS Bintaro Permai ini berdasarkan dari pertimbangan

F A C T S H E E T S B Kebijakan Realokasi Anggaran

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN NEGARA. APBN Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4848)

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, beton merupakan salah satu bahan elemen struktur bangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk menghasilkan suatu produk berkualitas sesuai

PENGUMUMAN PELELANGAN UMUM DENGAN PASCA KUALIFIKASI Nomor : 140/PL-BTP.SBU/TH/V/2015

I. PENDAHULUAN. Dasar pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia dimulai sejak Undang-Undang

general supplier & contractor

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.

MEMAHAMI PROJECT BASED SUKUK (PBS)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. PT. Nurmuda Cahaya adalah sebuah perusahaan yang berada di

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH SEMESTER I

BAB 1 GAMBARAN UMUM. 1.1 Geografis. 1.2 Demografi

BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan Gedung Terhadap Kinerja Waktu. Tesis, Program Pasca Sarjana Fakultas Teknik UI, Depok, 2004, hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran atau lemahnya strategi pemasaran pada perusahaan tersebut.untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan tipe pondasi ini didasarkan atas :

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan pendidikan di Indonesia begitu pesat baik pendidikan yang

CANN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR :_3 TAHUN 2010 TAHUN TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASER,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi

PRESS RELEASE PAPARAN PUBLIK 2015 PT KMI WIRE AND CABLE Tbk 11 AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. Medan sebagai salah satu kota besar di Indonesia terus meningkatkan

PERTUMBUHAN EKONOMI DI YOGYAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. diambil kesimpulan masing-masingnya sebagai berikut: kelayakan pemasaran produkdari sisi faktor lingkungan eksternal PT

GAMBARAN UMUM. 1.1 Geografis. 1.2 Demografi

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR :_3 TAHUN 2010 TAHUN TENTANG PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN TAHUN JAMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. (funding) dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito yang dana tersebut. disalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Prasarana jalan merupakan salah satu infrastruktur yang vital yang menghubungkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. struktur yang paling utama dalam sebuah bangunan. Suatu struktur kolom

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan teknologi maju tidak dapat dielakkan, banyak perusahaan yang

2.5. Nilai Tukar Nelayan dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan

1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan jumlah kendaraan di Indonesia dari tahun ke tahun terus

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH TRIWULAN III

APLIKASI METODE SIMPLEKS DALAM MENENTUKAN JUMLAH OPTIMAL PRODUKSI TIANG PANCANG DI PABRIK PT.WIKA BETON Jl MEDAN - BINJAI KM.

PRODUKTIVITAS DAN KETERLAMBATAN PRODUKSI TIANG PANCANG DAN TIANG LISTRIK PADA PERUSAHAAN X DENGAN MPDM

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. swasta yang bergerak di bidang kontraktor. CV. Oki Suganda Kabupaten

*Realisasi Keuangan Belanja Infrastruktur PUPR Hingga Akhir Agustus 2017 Lebih Tinggi 5,43 % Dibanding 2016 *

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) UIP II MEDAN. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II (PLN UIP II) adalah

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG

PERENCANAAN KEBIJAKAN OVERHAUL

WEWENANG PENGURUSAN BAGI PERUMAHAN DI PROPINSI DAERAH TK.I SUMATERA UTARA MARWAN ARHAS. Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Tinjauan Umum

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya tiang pancang, balok, kolom dan pelat. Berkembangnya metode seperti ini

PEMPROVSU AKUI 584,301 KM JALAN PROVINSI RUSAK

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Peresmian Pabrik Pelapisan Pipa Dan Laboratorium Services PT. Bakrie Pipe Industries.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 121/PMK.07/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. baik itu BUMN, BUMD, dan Swasta, untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan

LOKASI BH 140 (35+782)

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

LAMPIRAN 1 GAMBAR KERJA

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 31.A 2012 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 31.A TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. % pada tahun 2013 lalu. Tertinggi kedua setelah China. Indikasi ini juga dinyatakan

KEPPRES 81/2001, KOMITE KEBIJAKAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menggambarkan bahwa adanya peningkatan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan belanja infrastruktur yang cukup signifikan dari tahun ke tahun, pemerintah melakukan penambahan alokasi anggaran infrastruktur dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2013. Dari alokasi belanja modal sebesar 216,1 triliun rupiah, sebesar 203,7 triliun rupiah merupakan anggaran belanja untuk infrastruktur. Angka itu lebih tinggi dari keseluruhan belanja pegawai untuk kegiatan produktif. Penambahan ini membuat alokasi anggaran infrastruktur tahun 2013 menjadi yang tertinggi dibandingkan tahun-tahun terdahulu. Anggaran belanja infrastruktur dalam APBN Perubahan tahun 2012 adalah sebesar 174,9 triliun rupiah. Sementara itu, dalam APBN tahun 2011 anggaran belanja infrastruktur hanya sebesar 128,7 triliun rupiah. (http://terkini.bbc.web.id/artikel/read/2012/11/05/58/713628). Kenaikan anggaran infrastruktur dalam APBN, tentunya akan meningkatkan kebutuhan bahan-bahan untuk proyek konstruksi. Pembangunan infrastruktur di Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) saat ini mengalami peningkatan, baik infrastruktur seperti jalan dan jembatan, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan sampai pembangunan dermaga dan pelabuhan. Alokasi anggaran untuk pembangunan jalan dan jembatan di Propinsi Sumatera Utara Pada Tahun 2011 dan 2012 mencapai 1,4 trilyun (Dinas Bina Marga Sumatera Utara, 2012). Anggaran tersebut menunjukkan potensi kebutuhan bahan-baku dan bahan pendukung proyek-proyek konstruksi yang harus dipenuhi tepat waktu, dengan kuantitas dan kualitas sesuai standar pemesanan.

PT Wika Beton adalah anak perusahaan dari PT Wijaya Karya Tbk yang bergerak dibidang industri beton pracetak-prategang (prestressed precast concrete). Produk-produk yang dihasilkan oleh PT Wika Beton antara lain : a) Tiang Listrik b) Tiang Pancang c) Sheet Pile untuk dinding penahan tanah d) Bantalan Jalan Rel Kereta Api e) Pipa Beton f) Pipa Beton dan g) Produk Beton Pracetak lainnya yang sifatnya berdasarkan pesanan. Sementara itu pengguna jasa yang utama dari produk PT Wika Beton diantaranya adalah PT PLN, PT Pelindo, PT Telkom, PT KA Indonesia, BUMN jasa konstruksi, serta perusahaan swasta baik nasional maupun asing yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Untuk industri komponen beton pracetak dalam negeri, sampai dengan tahun 2012 PT Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan sebenarnya masih menjadi pemimpin pasar. Namun dalam realisasinya, dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011, perolehan pesanan tiang pancang beton mengalami penurunan. Tabel 1.1 menunjukkan posisi perolehan pesanan tiang pancang beton PT Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan mulai tahun 2009 sampai dengan bulan Agustus tahun 2013. Tabel 1.1 Perkembangan perolehan pesanan tiang pancang beton di PT Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan 2009 Agustus 2013 Tahun Target Realisasi Rp (Juta) Batang Rp (Juta) Batang 2009 120.532 38.059 174.269 42.586 2010 176.788 46.530 166.195 53.520 2011 176.788 47.874 164.403 47.255 2012 206.949 63.237 285.905 78.667 2013 147.362 52.678 134.091 40.095 Sumber : PT Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan, 2013 Realisasi perolehan pesanan tiang pancang PT Wika Beton mengalami penurunan di tahun 2010 dan 2011, di tahun 2012 mengalami peningkatan, dan

kembali menurun di Agustus 2013. Kondisi penjualan yang fluktuatif tentunya tidak diharapkan perusahaan. PT Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan dalam memasarkan tiang pancang beton mengutamakan kualitas yang tinggi, dan masa penyelesaian pemesanan tepat waktu sesuai kontrak. Agar penjualan dan daya saing perusahaan mampu meningkat, peranan pemasar sangat penting, terutama dalam merumuskan strategi bauran pemasaran. Menurut Wibowo (1998) bauran pemasaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelanggan jasa konstruksi. Kuntjara (2007) menyatakan bahwa permasalahan kualitas pelayanan memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen. Dari kedua hasil penelitian sebelumnya, penelitian ini melakukan penggabungan faktor bauran pemasaran dan kualitas pelayanan sebagai faktor yang diduga mempengaruhi keputusan pembelian tiang pancang beton. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, terlihat bahwa dengan adanya peningkatan anggaran infrastruktur, hal ini menunjukkan tingginya potensi kebutuhan bahan-baku dan bahan pendukung proyek-proyek konstruksi yang harus dipenuhi tepat waktu, dengan kuantitas dan kualitas sesuai standar pemesanan. Namun kondisi penjualan tiang pancang beton di PT Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan masih berfluktuatif dan hal ini tentunya tidak diharapkan perusahaan, karena akan mengganggu operasional perusahaan. 1.3 Tujuan Penelitian berikut : Dari hasil penelitian ini, diharapkan tercapai tujuan penelitian sebagai

a. Untuk menemukenali dan menganalisis elemen-elemen bauran pemasaran dan kualitas pelayanan yang mempengaruhi keputusan pembelian tiang pancang beton di PT Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan. b. Menyusun strategi yang dapat ditempuh oleh PT Wika Beton Wilayah Penjualan I Medan guna mempertahankan peningkatan perolehan pesanan tiang pancang beton. 1.4 Manfaat Penelitian Kegunaan dari penelitian ini adalah : a. Memberi masukan pada pihak manajemen PT Wika Beton dalam merumuskan strategi agar perusahaan dapat menentukan kebijakan bauran pemasaran dan kualitas pelayanan yang tepat, sehingga daya saing produk tiang pancang beton semakin meningkat. b. Bagi program Magister Manajemen USU, sebagai referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen pemasaran. c. Bagi peneliti sendiri berguna untuk menambah dan memperluas pengetahuan dalam bidang pemasaran. d. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang terkait dimasa yang akan datang. 1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian Agar penelitian ini lebih fokus dan sesuai dengan tujuan penelitian, maka penelitian dibatasi pada :

a. Data perolehan pesanan tiang pancang beton tahun 2009 sampai Agustus 2013 di PT. Wijaya Karya Beton Wilayah Penjualan I Medan, karena pada periode ini penjualan tiang pancang beton mengalami fluktuasi. b. Produk yang dibahas terbatas produk tiang pancang beton. c. Wilayah pemasaran yang dikaji yaitu wilayah Sumbagut meliputi provinsi Sumut, Nangroe Aceh Darussalam, Sumbar, Riau dan Kepulauan Riau. d. Ruang lingkup penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan penjualan tiang pancang beton dan yang menjadi kajian adalah faktor bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, promosi serta faktor kualitas pelayanan. Kelima faktor tersebut diduga sebagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli.