BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI

Transkripsi

1 BAB V PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI 5.1. Ringkasan Indikasi Pendanaan Sanitasi Berikut ini penjelasan mengenai rekapitulasi total anggaran yang dibutuhkan untuk pembangunan sanitasi dalam jangka waktu 5 (lima) tahun yaitu tahun , baik sumber pembiayaan APBD Kota Tebing Tinggi, APBD Provinsi Sumatera Utara, APBN, PHLN (Pinjaman Hibah Luas Negeri), maupun swasta/csr yang terdiri atas kegiatan pembangunan air limbah domestik, persampahan, dan drainase perkotaan. jumlah anggaran yang dibutuhkan selama lima tahun agar target universal access tercapai di Kota Tebing Tinggi adalah sebesar Rp Juta. Dimana proporsi anggaran berdasarkan sub-sektor sanitasi adalah untuk air limbah domestik, yaitu sekitar Rp Juta (69,35 %); untuk persampahan sebesar Rp Juta (22,85 %); dan untuk drainase perkotaan sebesar Rp Juta (7,80 %). Kemudian dilihat kebutuhan anggaran per tahun mulai tahun 2016 s.d 2020 menunjukkan pola yang fluktuatif dengan trend naik. Dua tahun awal yaitu , pembiayaan sanitasi di Kota Tebing masih fokus pada penyiapan studi dan disain, pembebasan tanah, dan advokasi, kampanye dan sosialisasi. Selanjutnya pada tahun ketiga hingga tahun kelima pekerjaan fisik (konstruksi) pembangunan sanitasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut ini. Tabel 5.1 Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun ke depan 1 Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Jumlah Data tabel ini diambil dari lembar kerja (sheet) Rekapitulasi Program, Kegiatan dan Indikasi Pendanaan Bab 5-1

2 Berdasarkan sumber anggaran, menunjukkan bahwa sumber anggaran dari Pemerintah, baik APBD Kota Tebing Tinggi, APBD Provinsi Sumatera Utara, dan APBN, masih merupakan sumber anggaran terbesar yaitu sekitar Rp Juta atau sebesar 96,98 % dari total anggaran yang dibutuhkan. Sedangkan sisanya sebesar Rp Juta atau sebesar 3,02 % dari sumber anggaran Non-Pemerintah (Swasta/CSR dan Masyarakat). Kemudian, sumber anggaran APBN masih merupakan sumber anggaran pembiayaan sanitasi terbesar di Kota Tebing Tinggi yaitu sebesar Rp Juta atau sebesar 80,44 % dari total anggaran yang dibutuhkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.2 berikut ini. Tabel 5.2 Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun per Sumber Anggaran No. Sumber Anggaran A. Pemerintah 1 APBD Kota APBD Provinsi APBN Jumlah A B. Non- Pemerintah 1 CSR Swasta Masyarakat Jumlah B (A + B) Data tabel ini diambil dari rekapitulasi lampiran 4: hasil pembahasan program, kegiatan dan indikasi pendanaan per sumber pendanaan Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Pemerintah Kebutuhan biaya pengembangan sanitasi di Kota Tebing Tinggi dengan sumber pendanaan APBD Kota Tebing Tinggi selama tahun perencanaan adalah sebesar Rp Juta atau sebesar 16,28 % dari total anggaran yang dibutuhkan. Anggaran yang dibutuhkan untuk pengembangan sanitasi tersebut dialokasikan untuk air limbah domestik sebesar Rp Juta (44,42 %); untuk persampahan sebesar Rp Juta (28,38 %), dan untuk drainase perkotaan sebesar Rp Juta (27,20 %). Kemudian, pola kebutuhan Bab 5-2

3 anggaran pembangunan sanitasi setiap tahunnya berfluktuasi dengan trend meningkat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.3 berikut ini. Tabel 5.3. Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Kota Tebing Tinggi Anggaran Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Jumlah Data tabel ini diambil dari Lampiran 4: hasil pembahasan program, kegiatan dan indikasi pendanaan sumber pendanaan APBD Kota Tebing Tinggi. Kemudian kebutuhan biaya pengembangan sanitasi di Kota Tebing Tinggi dengan sumber pendanaan APBD Provinsi Sumatera Utara selama tahun perencanaan hanya sebesar Rp Juta atau sebesar 0,25 % dari total anggaran yang dibutuhkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.4 berikut ini. Tabel 5.4. Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBD Provinsi Sumatera Utara 1 Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Jumlah Data tabel ini diambil dari Lampiran 4: hasil pembahasan program, kegiatan dan indikasi pendanaan sumber pendanaan APBD Provinsi Sumatera Utara Sedangkan sumber anggaran APBN masih merupakan sumber pembiayaan utama selama tahun perencanaan dalam pengembangan dan pembangunan sektor sanitasi di Kota Tebing Tinggi (air limbah domestik, persampahan, dan drainase perkotaan), yaitu sebesar Rp Juta. Sumber pendanaan ini diharapkan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kementerian Kesehatan, dan kementerian terkait lainnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut ini. Bab 5-3

4 Tabel 5.5. Rekapitulasi dengan Sumber Pendanaan APBN 1 Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Jumlah Data tabel ini diambil dari Lampiran 4: hasil pembahasan program, kegiatan dan indikasi pendanaan sumber pendanaan APBN Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi dengan Sumber Pendanaan Non Pemerintah Sumber pendanaan non-pemerintaah untuk sektor sanitasi Kota Tebing Tinggi dengan sumber pendanaan Swasta/CSR selama tahun perencanaan adalah sebesar Rp Juta atau sebesar 1,38 % dari total anggaran yang dibutuhkan dengan pola kebutuhan anggaran yang meningkat hingga tahun Pendanaan Swasta/CSR ini diharapkan dari BUMN, BUMD, dan sektor swasta lainnya yang ada di Kota Tebing Tinggi. Air limbah domestik merupakan sub-sektor sanitasi yang kebutuhan anggarannya terbesar dibandingkan persampahan dan drainase perkotaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.6 berikut ini. Tabel 5.6. Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Swasta/CSR 1 Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Jumlah Data tabel ini diambil dari lampiran 4: hasil pembahasan program, kegiatan dan indikasi pendanaan sumber pendanaan Partisipasi Swasta/CSR Selanjutnya sumber pendanaan non-pemerintaah untuk sektor sanitasi dari masyarakat selama tahun perencanaan adalah sebesar Rp Juta atau sebesar 1,64 % dari total anggaran yang dibutuhkan. Sumber anggaran masyarakat ini diharapkan dalam bentuk in cash dan in kind. Pola kebutuhan anggaran dari masyarakat selama tahun Bab 5-4

5 perencanaan adalah meningkat hingga tahun 2020 dengan kebutuhan terbesar adalah untuk sub-sektor air limbah domestik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.7 berikut ini. Tabel 5.7. Rekapitulasi Pendanaan Sanitasi Partisipasi Masyarakat 1 Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Jumlah Data tabel ini diambil dari lampiran 4: hasil pembahasan program, kegiatan dan indikasi pendanaan sumber pendanaan Partisipasi Masyarakat Antisipasi Funding Gap Bagian ini merupakan penjelasan mengenai kemungkinan terjadinya funding gap (kesenjangan pendanaan) pada pendanaan sektor sanitasi di Kota Tebing Tinggi baik untuk air limbah rumah tangga, persampahan, dan drainase perkotaan. Kesenjangan pendanaan terjadi karena jumlah anggaran yang dibutuhkan lebih besar daripada anggaran yang kemungkinan tersedia dari berbagai sumber pendanaan. Kesenjangan pendanaan sanitasi hingga tahun 2020 ini terkait dengan kapasitas fiscal daerah Kota Tebing Tinggi, masih tingginya alokasi untuk belanja tidak langsung, kondisi keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan kemungkinan belum bisa dipungutnya retribusi daerah dari masyarakat pengguna layanan sanitasi karena belum tersedianya Peraturan Daerah khususnya tentang Retribusi Air Limbah Domestik. Secara total selama tahun perencanaan diprediksi terjadi funding gap sektor sanitasi sebesar Rp Juta atau sebesar 7,09 % dari total anggaran yang dibutuhkan. Selama tahun perencanaan , tahun 2016, 2017 dan 2020 funding gapnya relatif tinggi dibanding tahun Hal ini karena pada tahun tahun tersebut, anggaran untuk penyusunan peraturan daerah dan kelembagaan, studi dan disain dan pembangunan fisik (konstruksi) sektor sanitasi dibutuhkan. Kemudian pada tahun 2020 anggaran untuk operasional dan pemeliharaan dibutuhkan dari masyarakat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut ini. Bab 5-5

6 Tabel 5.8. Funding Gap No. Uraian Anggaran Air Limbah Domestik Persampahan Drainase Perkotaan Daftar tunggu (Funding Gap) 5 Kebutuhan Pendanaan Sanitasi 6 Gap (%) 12,55% 17,88% 0,77% 1,06% 13,87% 7,09% Data tabel ini diambil dari Lampiran 4: program, kegiatan dan indikasi biaya yang belum memiliki sumber pendanaan atau daftar tunggu (funding gap). Baris (5): Data total kebutuhan pendanaan sanitasi diambil dari Tabel Rekapitulasi Indikasi Kebutuhan Biaya Pengembangan Sanitasi untuk 5 tahun. Baris (6): Prosentase Funding Gap terhadap total kebutuhan pendanaan, baris 6 = (baris 4 x 100/baris 5) Langkah langkah penting yang perlu dilakukan Pemerintah Kota Tebing Tinggi untuk mengurangi kesenjangan (gap) pembiayaan sektor sanitasi hingga tahun 2020 adalah dengan mengoptimalkan sumber pendanaan APBN, DAK Sanitasi dan DAK LH, APBD Provinsi Sumatera Utara serta pembiayaan CSR/Swasta. Untuk sumber pembiayaan potensial dari Pemerintah harus disiapkan readiness criteria yang telah ditetapkan seperti ketersediaan Masterplan, Disain (DED), ketersediaan lahan serta menyusun proposal pengajuan pembiayaan kegiatan sektor sanitasi. Sedangkan pembiayaan CSR/Swasta dapat dilakukan dengan pemasaran sanitasi (road show) ke perusahaan/bumn/ngo yang potensial untuk mendanai kegiatan kegiatan yang masuk daftar tunggu (waiting list). Bab 5-6