PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW TERHADAP TANGGUNG JAWAB PEMBELAJARAN PKn SISWA KELAS V SD N SENDANGADI 1

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

EFEKTIFITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SDN CONDONGCATUR

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk penelitian, sehingga peneliti harus menerima apa adanya

PENGARUH PBL TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS V SD SE-GUGUS 01 KRETEK

PRESTASI BELAJAR IPA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI SENDANGADI 1 MLATI SKRIPSI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATA PELAJARAN PKN

PENGARUH MODEL SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN GUGUS KOMPYANG SUJANA KECAMATAN DENPASAR BARAT TAHUN AJARAN 2016/2017

THE EFFECT OF VIDEO MEDIA VARIATION TO LEARNING INTEREST OF FOURTH GRADE STUDENT

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE (5E) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS BIOLOGI SISWA KELAS X SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

BAB III METODE PENELITIAN. semu (Quasi Experimental Research). Desain ini mempunyai kelompok kontrol

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD GUGUS II KECAMATAN KUTA BADUNG

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FESTO FLUIDSIM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PNEUMATIK SISWA KELAS XII DI SMK MUDA PATRIA KALASAN

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN CAROSUSEL FEEDBACK TERHADAP KERJA SAMA DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 GAMPING JURNAL SKRIPSI

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV MIN TEMPEL 2011/2012

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

Ai Dina, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLiS) PADA MATA PELAJARAN IPA DITINJAU DARI MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN MASA PEMERINTAHAN RAJA-RAJA

III. METODE PENELITIAN. relibilitas, dalam bab ini dikemukakan hal-hal yang menyangkut identifikasi

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI PESAWAT SEDERHANA

Abstract. Key word : problem based learning model, approach and environment concepts, ecosystem.

BAB III METODE PENELITIAN

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN 5-E LEARNING CYCLE TERHADAP KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA BAGI SISWA KELAS X MIA SMA LABORATORIUM UM

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI 15 PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Perbedaan Metode Inquiry dan

Nia Wati dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Jurusan Kimia, Jalan Mannuruki IX, Makassar 90224

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sidosari Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada semester genap Tahun Pelajaran

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI GUGUS IV KABUPATEN BULELENG

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

Dian Nur Antika Eky Hastuti Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Madiun

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

PENGARUH PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DISERTAI MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMA NEGERI 4 PARIAMAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 6E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI KELAS X SMA NEGERI 3 PEKANBARU

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5-E

PENERAPAN MEDIA BENDA SEBENARNYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN CARA PENGGUNAAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IPA TERPADU BERBASIS MODEL CONNECTED TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs N YOGYAKARTA II

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS DILIHAT DARI PENGGUNAAN METODE SIMULASI DENGAN METODE CERAMAH PESERTA DIDIK KELAS IV SDN-1 KALAMPANGAN.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGUNAAN METODE EVERYONE IS TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 1 MIDANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN. experiment. Penelitian quasy experiment memiliki variabel kontrol, tetapi

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KANTONG BILANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PENJUMLAHAN BILANGAN SECARA BERSUSUN

MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN METODE PROBING - PROMPTING BERPENGARUH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA

J. Ind. Soc. Integ. Chem., 2014, Volume 6, Nomor 2

Andrie Eka Priyanti, I Wayan Wiarta, I Ketut Ardana. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

Journal of Elementary Education

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE JARIMATIKA DAN METODE EKSPOSITORY TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD

Sriningsih Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya,

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

BAB III METODE PENELITIAN. sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar (extraneous

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB III METODE PENELITIAN. Fokus penelitian ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran CORE

Transkripsi:

Pengaruh Learning Cycle... (Zuli Utami) 265 PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1 THE EFFECT OF LEARNING CYCLE 5E TO SCIENCE LEARNING ACHIEVEMENT IN 4 TH GRADE STUDENTS Oleh: Zuli Utami, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, zuli.utami28@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh learning cycle 5E terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N Sendangadi 1. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experiment. Populasi penelitian ini adalah 63 siswa kelas IV SD N Sendangadi 1. Pengumpulan data dengan menggunakan tes. Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji t untuk pengujian hipotesis. Hasil penelitian menunjukan rata-rata posttest kelompok eksperimen adalah 81,14 dan rata-rata posttest kelompok kontrol adalah 69,23. Hasil analisis dengan menggunakan Independent Sample T-test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh nilai t-hitung sebesar 4,687 dan nilai t-tabel sebesar 1,99962, serta taraf signifikansi sebesar 0,000. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E lebih baik daripada hasil belajar IPA siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas IV SD Negeri Sendangadi 1 Mlati. Kata kunci: learning cycle 5E, hasil belajar IPA, siswa kelas IV SD Abstract This study aimed to investigate the effect of learning cycle 5E model to science learning achievement in 4 th grade students in Sendangadi 1 Elementary School. The approach used in this research was quasi-experimental design. The population were 63 4 th grade students of Sendangadi 1 Elementary School. The data were collected using test. The data were analyzed using descriptive analysis to serve the data and Independent Sample T Test to examine the hypothesis. The results showed that average of experiment group posttest was 81,1 and control group posttest was 69,23. Based on independent sample t test between experiment group and control group, the results showed, t tes was 4,687 and t tabel was 1,99962, and the result of significance was 0,000. The conclusion was science learning achievement of students who learned using learning cycle 5E model was better than science learning achievement of students who learned using conventional learning model in 4 th grade students in Sendangadi 1 Elementary School. Keywords: learning cycle 5E, science learning achievement, 4 th grade elementary school students PENDAHULUAN IPA merupakan pengetahuan rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Hendro Darmojo dan Deny Kaligis, 1991: 3). IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis dan didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan. Menurut Usman Samatowa, (2006: 3) mata pelajaran IPA dimasukkan ke dalam kurikulum suatu sekolah dikarenakan IPA bermanfaat bagi suatu bangsa. Kesejahteraan suatu bangsa bergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar dari tekhnologi yang sering disebut sebagai kesempatan berpikir kritis apabila diajarkan dengan tepat. IPA diperoleh melalui penelitian dengan menggunakan langkah-langkah yang disebut metode ilmiah. Dalam pembelajaran IPA di SD siswa tidak diajarkan membuat penelitian secara utuh, namun siswa diajarkan metode ilmiah secara bertahap dan berkesinambungan. Siswa diharapkan tidak hanya menerima pengetahuan

266 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016 dari guru, tetapi siswa juga diajarkan untuk belajar kontruktivistik mempunyai pemahaman mengalami sendiri proses penemuan pengetahuan tentang belajar yang lebih menekankan pada tersebut. Siswa didorong untuk memiliki proses daripada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan pengalaman sendiri dengan melakukan percobaan yang membuat siswa menemukan prinsip dan dinilai penting, namun proses siswa dalam memperoleh pemahaman dan pengetahuan dinilai konsep untuk mereka sendiri. Proses ini lebih penting. Siswa membangun pengetahuannya menunjang perkembangan anak didik secara utuh terhadap fenomena yang ditemui dengan karena dapat melibatkan seluruh aspek psikologis menggunakan pengalaman, struktur kognitif, dan anak yang meliputi kognitif, afektif, dan keyakinan yang dimiliki. Hal ini sejalan dengan psikomotor. pendapat Sugihartono, dkk (2007: 127) yang Pembelajaran IPA sebaiknya dapat mengatakan bahwa dalam teori belajar melibatkan siswa dalam proses penemuan kontruktivistik belajar merupakan proses pengetahuan yang sekaligus dapat memupuk seseorang memperoleh pengetahuan dengan sikap ilmiah dalam diri siswa. Siswa dapat melakukan percobaan dan pengamatan untuk mengkontruksi sendiri pengetahuan yang ada dalam diri individu. Siswa beperan sebagai subjek memecahkan sebuah masalah, oleh karena itu yang aktif dalam pembelajaran karena perlu dilaksanakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan pembelajaran yang berpusat pembelajaran bersifat student centre. Sejalan dengan pendapat Patta Bundu, pada siswa diharapkan dapat meningkatkan (2006: 18-19) yang menyatakan bahwa hasil keaktifan, kreativitas serta rasa keingintahuan siswa. belajar IPA mengutamakan hasil belajar sebagai penguasaan terhadap proses ilmiah, produk Teori belajar dapat dijadikan sebagai ilmiah, dan sikap ilmiah, maka penggunaan dasar untuk menentukan arah pelaksanaan model pembelajaran yang berdasarkan teori pembelajaran. Teori belajar behavioristik kontruktivistik diduga efektif untuk diterapkan memandang siswa sebagai makhluk reaktif yang dalam pembelajaran IPA. Model pembelajaran memberi respon terhadap lingkungan. Hal yang berdasarkan teori konstruktivistik dapat tersebut sejalan dengan pendapat Sugihartono, memberikan kesempatan kepada siswa untuk dkk (2007: 127) yang berpendapat bahwa belajar belajar melalui pengalaman nyata dan menurut teori behavioristik merupakan tingkah laku akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Siswa tidak berperan aktif dalam pembelajaran karena siswa bersifat sebagai mengkontruksi sendiri pengetahuannya, sehingga penguasaan proses ilmiah, produk ilmiah dan sikap ilmiah dapat diperoleh siswa dalam proses pembelajaran. Semakin bertambah peran dan penerima stimulus yang diberikan oleh guru. keaktifan siswa dalam pembelajaran maka Teori belajar behavioristik mementingkan semakin banyak pengetahuan yang diperoleh. kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh. Berbeda dengan model pembelajaran yang Teori belajar konstruktivistik memiliki pandangan tersendiri terhadap belajar. Teori berdasarkan teori behavioristik yang menjadikan siswa sebagai objek yang bersifat pasif dalam

pembelajaran, karena pembelajaran bersifat teacher centre. Model pembelajaran yang berdasarkan teori behavioristik lebih mengutamakan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh, maka model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik diduga lebih efektif dari model pembelajaran dengan pendekatan behavioristik. Model pembelajaran learning cycle 5E merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivistik. Aktivitas dalam pembelajaran learning cycle 5E lebih banyak ditentukan oleh siswa sehingga siswa menjadi lebih aktif. Dalam pembelajaran ini guru bukan satu-satunya sumber belajar, siswa lebih ditekankan untuk membangun sendiri pengetahuannya melalui keterlibatan secara aktif dalam proses pembelajaran (student centered). Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri. Model pembelajaran learning cycle 5E diduga tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA yang mengutamakan hasil belajar sebagai pemguasaan terhadap produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Pembelajaran learning cycle 5E terdiri dari rangkaian berupa tahap-tahap kegiatan yang memungkinkan terlaksanakannya kegiatankegiatan nyata yang dapat membangun pengetahuan serta memberikan pengalaman yang nyata bagi siswa. Tahap-tahap learning cycle 5E tersebut meliputi (a) pembangkitan minat (engagement), (b) eksplorasi (eksploration), (c) penjelasan (eksplanation), (d) elaborasi (elaboration/attention), dan (e) evaluasi (evaluation) (Made Wena, 2009: 170-171). Pengaruh Learning Cycle... (Zuli Utami) 267 Model pembelajaran learning cycle 5E diduga efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA, namun belum diketahui bukti empiris yang menyatakan bahwa model pembelajaran learning cycle 5E efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA. Hal inilah yang menjadi dasar peneliti untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran learning cycle 5E terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sendangadi 1 Mlati. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran learning cycle 5E terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N Sendangadi 1 Mlati. Berdasarkan uraian tersebut, terdapat beberapa masalah, yaitu: (1) hasil belajar IPA yang mengutamakan pada segi produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah, (2) model pembelajaran dengan teori kontruktivistik diduga lebih efektif dari model pembelajaran dengan teori behavioristik dalam pembelajaran IPA, dan (3) belum diketahuinya bukti empiris model pembelajaran learning cycle 5E efektif digunakan dalam pembelajaran IPA. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sendangadi 1 Mlati. Selanjutnya, penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan dalam variasi penggunaan model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar IPA siswa, khususnya model pembelajaran learning cycle 5E. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada guru tentang

268 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016 variasi model pembelajaran yang dapat digunakan kelas, kelas IV A berjumlah 31 siswa dan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA, khususnya menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E. Manfaat bagi siswa, dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih berpartisipasi dalam proses pembelajaran IV B berjumlah 32. Prosedur Prosedur penelitian ini yaitu melakukan pembelajaran IPA di dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pembelajaran di IPA yang berlangsung di kelas dan dapat kelas eksperimen dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri sehingga menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E, sedangkan di kelas kontrol pembelajaran pengetahuan yang diperoleh akan lebih mendalam dilakukan dengan model pembelajaran dan siswa dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. konvensional. Peneliti memberikan pretest dan posttest untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa pada kedua kelas. Pretest dilakukan untuk METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis ambil adalah penelitian quasi experiment. Sugiyono (2012: mengetahui hasil belajar awal pada kedua kelas, sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui hasil belajar akhir setelah pembelajaran dilakukan dan untuk mengetahui model pembelajaran yang 114) mengungkapkan bahwa desain quasi lebih efektif. Intrumen yang digunakan adalah eksperiment mempunyai kelompok kontrol, tetapi soal tes hasil belajar IPA. Sebelumnya, instrumen tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk yang dibuat dan digunakan peneliti sudah mengontrol variabel-variabel luar yang divalidasi dengan expert judgment yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Desain kemudian diujicobakan. Data yang diperoleh yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi kemudian dianalisis menggunakan statistik ekperiment dengan bentuk Pretest Posttest deskriptif dan uji t untuk mengetahui pengaruh Control Group Design. penerapan model pembelajaran learning cycle 5E terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sendangadi 1, Mlati, Sleman, Yogyakarta pada bulan Oktober hingga November tahun pelajaran 2015/2016. Negeri Sendangadi 1, Mlati. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh oleh peneliti adalah data kuantitatif berupa angka-angka, yaitu nilai Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Sendangadi 1 Mlati sebanyak 63 siswa yang terbagi dalam dua hasil belajar IPA. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes berupa soal hasil belajar IPA yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa baik sebelum maupun setelah adanya perlakuan.

Instrumen penelitian merupakan alat bantu bagi peneliti untuk mengumpulkan data (Suharsimi Arikunto, 2005: 134). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes berbentuk pilihan ganda digunakan untuk mengetahui data hasil belajar IPA sebelum dan setelah adanya perlakuan. Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan uji t (Independent Sample T-tes). Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012: 207-208). Dalam penelitian ini data yang dianalisis secara deskriptif adalah data tes hasil belajar IPA. Pada analisis ini, dihasilkan deskripsi berupa tabel. Dalam analisis deskriptif terdapat pengujian nilai mean, median, standar deviasi, nilai maksimal dan nilai minimal. Sebelum melakukan analisis dengan uji t, terlebih dahulu data dianalisis menggunakan uji prasyarat yaitu uji normalitas sebaran data dan uji homogenitas varians. Pengujian normalitas sebaran data dilakukan untuk mengetahui normalitas sebaran data pada kedua kelompok. Pengujian normalitas menggunakan rumus Komogorov Smirnov dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Sedangkan, pengujian homogenitas varians dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh berasal dari varians dan populasi yang sama atau tidak. Pengujian homogenitas Pengaruh Learning Cycle... (Zuli Utami) 269 menggunakan uji Levene dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Setelah uji normalitas dan uji hipotesis dilakukan, maka selanjutnya adalah melakukan analisis uji t (Independent Sample T-tes) dengan menggunakan program SPSS 16.0 for windows. Uji t dilakukan untuk menguji perbedaan antara posttest hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perhitungan statistik t hitung menghasilkan nilai yang lebih besar atau sama dengan nilai t teoritik dalam tabel (t hitung t tabel ) untuk α = 0,05 maka H o ditolak dan H a diterima. H o ditolak maka terdapat perbedaan antara nilai rata-rata posttest hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Sebaliknya jika H o diterima maka tidak terdapat perbedaan perbedaan antara nilai rata-rata posttest hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pretest dilakukan sebelum adanya perlakuan. Adapun hasil pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah sebagai berikut: Tabel 1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol Deskripsi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Mean 53,12 53,85 Median 50,00 50,00 Standard 11,77 11,74 Deviation Maximum 76,90 76,90 Minimum 34,60 38,50 N 32 31 Posttest dilakukan setelah adanya perlakuan. Hasil posttest digunakan untuk

270 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016 mengetahui sejauh mana pengaruh perlakuan yang telah dilakukan. Perlakuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran learning cycle 5E. Model pembelajaran learning cycle 5E tersebut dapat dikatakan lebih efektif dari model pembelajaran konvensional apabila hasil posttest kelompok eksperimen lebih tinggi dari hasil posttest kelompok kontrol dan terdapat perbedaan yang signifikan. Adapun hasil posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sebagai berikut: Tabel 2. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol Deskripsi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Mean 81,14 69,23 Median 82,70 69,20 Standard 9,55 10,61 Deviation Maximum 96,20 84,60 Minimum 61,50 50,00 N 32 31 Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran learning cycle 5E terhadap hasil belajar IPA siswa. Untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran learning cycle 5E ini peneliti mengadakan penelitian di dua kelas yaitu kelas IVA dan IVB di SD N Sendangadi 1 Mlati. Salah satu dari kedua kelas ini yaitu IVB dijadikan sebagai kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran learning cycle 5E, sedangkan kelas IVA dijadikan sebagai kelompok kontrol yang mendapatkan perlakuan dengan model pembelajaran konvensional. Sebagai kelompok kontrol kelas IVA dijadikan sebagai perbandingan hasil belajar untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih efektif digunakan dalam pembelajaran IPA. Pelaksanaan penelitian pada setiap kelas adalah 6 kali pertemuan, pertemuan pertama untuk melakukan pretest, pertemuan kedua, ketiga, keempat, kelima untuk pelaksanaan pembelajaran, dan pertemuan keenam untuk melakukan posttest. Penelitian diawali dengan memberikan pretest baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol untuk mengetahui hasil belajar awal dan diakhiri dengan memberikan posttest pada kedua kelompok untuk mengetahui hasil belajar setelah diberikan perlakuan. Pelaksanaaan pembelajaran di kelompok kontrol maupun di kelompok eksperimen dilakukan oleh satu guru agar kedua kelompok mendapatkan pembelajaran dari guru yang sama. Instrumen soal hasil belajar IPA yang digunakan untuk pretest dan posttest sudah divalidasi dan dinyatakan layak dengan revisi. Instrumen juga terlebih dahulu diujicobakan dengan hasil 26 soal dinyatakan layak dan 4 soal dinyatakan gugur dengan reliabilitas soal sebesar 0,739 yang termasuk dalam kategori cukup. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t. Syarat untuk melakukan uji t adalah data harus mengikuti distribusi normal dan berasal dari populasi dengan varians yang sama (homogen). Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh berasal dari populasi penelitian yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Kolmogorov-Sminov pada SPSS 16. Kriteria pengujian adalah jika pengujian signifikan (p<α) artinya data signifikan berbeda dengan kurva normal sehingga data

disebut data yang tidak normal distribusinya. Sebaliknya, jika hasil pengujian tidak signifikan (p>α) berarti perbedaan antara data dengan kurva normal tidak signifikan (tidak ada perbedaan antara data dengan kurva normal) yang menyiratkan data mengikuti distribusi normal. Berdasarkan hasil pengujian normalitas yang dilakukan terhadap data hasil belajar IPA, diperoleh hasil uji normalitas data pretest pada kelompok eksperimen sebesar p-value=0,140 dan pada kelompok kontrol sebesar p-value=0,085 serta data posttest pada kelompok eksperimen sebesar p-value=0,102 dan kelompok kontrol sebesar p-value=0,200. Hasil perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan menggunakan level of significance α=0,05. P-value pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol >α=0,05 berarti pengujian tidak signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut berdistribusi normal. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 16. Dari hasil perhitungan uji homogenitas yang telah dilakukan pada pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh signifikansi sebesar 0,938, sedangkan perhitungan homogenitas pada posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh signifikansi sebesar 0,408. Dari hasil tersebut dapat diketahui signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat diketahui bahwa data pretest dan posttest hasil belajar IPA pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari populasi dengan varians yang sama (homogen). Setelah data terbukti normal dan homogen, maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan Pengaruh Learning Cycle... (Zuli Utami) 271 dengan uji t (Independent t tes) dan menggunakan SPSS 16. Pengujian hipotesis dilakukan pada data pretest dan posttest dari kedua kelompok. Uji hipotesis pada pretest dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA sebelum diberi perlakuan, sedangkan uji hipotesis pada posttest dilakukan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA setelah adanya perlakuan dan untuk mengetahui pembelajaran yang lebih efektif antara model pembelajaran learning cycle 5E dan model pembelajaran konvensional. Dari perhitungan SPSS 16 data pretest diketahui t hitung sebesar 0,245. Tabel distribusi t pada taraf signifikansi α=5%, 5%:2=2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df)=61. Dengan pengujian dua sisi (signifikansi=0,025) hasil t tabel sebesar 1,99962. Berdasarkan data tersebut, karena nilai t hitung<tabel (-0,245<1,99962) dan P value>0,025 (0,807>0,025) maka H o diterima, artinya bahwa tidak ada perbedaan antara nilai rata-rata pretest hasil belajar IPA kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada tabel Group Statistics terlihat rata-rata pretest untuk kelompok eksperimen adalah 53,12 dan kelompok kontrol adalah 53,85, Nilai rata-rata pretest kelompok kontrol lebih tinggi daripada nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen. Uji hipotesis dari data postest diketahui t hitung sebesar 4,687. Tabel distribusi t pada taraf signifikansi α=5%, 5%:2=2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df)=61. Dengan pengujian dua sisi (signifikansi = 0,025) hasil t tabel sebesar 1,99962. Berdasarkan data tersebut, karena nilai t hitung>t tabel 4,687>1,99962) dan P value<0,025 (0,000<0,025) maka H o ditolak, artinya bahwa ada perbedaan nilai rata-rata posttest hasil belajar IPA antara kelompok

272 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016 eksperimen dan kelompok kontrol. Pada tabel bekerjasama dalam kelompok melakukan Group Statistics terlihat rata-rata posttest untuk percobaan dan pengamatan, yang kemudian hasil kelompok eksperimen adalah 81,14 dan pengamatannya dicatat dalam LKS. kelompok kontrol adalah 69,23. Dari hasil Pada tahap ketiga yaitu tahap explanation, tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata secara bergantian perwakilan siswa posttest hasil belajar IPA kelompok eksperimen menyampaikan konsep/pengetahuan yang lebih tinggi daripada nilai rata-rata posttest hasil belajar IPA kelompok kontrol. Perbedaan ratarata (mean difference) sebesar 11.91169. Apabila nilai t hitung positif, maka rata-rata posttest diperoleh dalam diskusi kelompok. Pada tahap ini siswa harus menguasai konsep yang diperoleh sehingga dapat menyampaikan dengan baik dan benar menggunakan kalimat siswa sendiri. Dalam kelompok eksperimen lebih tinggi daripada ratarata mempresentasikan siswa juga menunjukkan kelompok kontrol dan sebaliknya jika t bukti-bukti dari penjelasannya, sehingga siswa hitung negatif maka rata-rata kelompok yang lain dapat lebih memahami penjelasan yang eksperimen lebih rendah daripada rata-rata disampaikan. Pada tahap ini guru memberikan kelompok kontrol. klarifikasi penjelasan sekaligus menguatkan Pada penelitian ini materi yang diajarkan pada kedua kelas adalah materi pada SK 6 yaitu tentang sifat dan perubahan wujud benda. Pembelajaran pada kelompok eksperimen yang konsep yang diperoleh siswa. Pada kelompok eksperimen siswa juga diberikan kesempatan untuk menerapkan konsep yang sudah diperoleh ke dalam situasi yang baru menggunakan model pembelajaran learning atau berbeda. Tahap ini dilakukan siswa dengan cycle 5E diawali dengan tahap engagement yaitu dengan membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa tentang topik yang sedang di bahas. Siswa menjawab soal yang sudah disediakan di dalam LKS. Dengan menerapkan konsep yang sudah diperoleh ke dalam situasi yang berbeda ini dapat merespon beberapa pertanyaan dari guru dengan menguatkan dan memperdalam menunjukkan keterkaitan pengalamannya dengan topik yang dibahas. Setelah siswa menunjukkan rasa ingin tahunya pada topik yang dibahas konsep/pengetahuan yang sudah diperolehnya. Selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan yang sudah diperoleh siswa yaitu kemudian siswa bekerjasama dalam kelompok dengan melakukan evaluasi. Evaluasi kecil untuk menemukan sebuah dilaksanakan baik secara lisan maupun tertulis. konsep/pengetahuan. Pada tahap exploration ini Pembelajaran di kelompok kontrol yang kelompok dibagi secara heterogen baik menggunakan model pembelajaran konvensional berdasarkan kemampuan maupun jenis kelamin. dilaksanakan dengan metode ceramah. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap kelompok, selanjutnya siswa Pengetahuan yang diperoleh siswa bersumber dari ceramah yang diberikan oleh guru. Siswa tidak melakukan kegiatan-kegiatan sesuai dengan membangun dan mengembangkan petunjuk yang ada di dalam LKS. Untuk menemukan konsep/pengetahuan tersebut siswa pengetahuannya sendiri karena tidak ada aktivitas percobaan yang dilakukan. Selama pembelajaran

berlangsung siswa hanya mendengarkan materi yang dijelaskan oleh guru, mencatat materi, dan menjawab pertanyaan ketika guru melakukan tanya jawab. Berdasarkan penghitungan nilai rata-rata posttest hasil belajar IPA melalui uji statistik, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata posttest hasil belajar IPA kelompok eksperimen lebih tinggi dari nilai rata-rata posttest hasil belajar IPA kelompok kontrol. Hal ini disebabkan karena kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Dilihat dari hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa model pembelajaran learning cycle 5E lebih efektif daripada model pembelajaran konvensional dalam pembelajaran IPA di SD Negeri Sendangadi 1 Mlati. Model pembelajaran learning cycle 5E merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivistik yang dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya melalui 5 tahap yaitu, engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation. Model pembelajaran learning cycle 5E dengan pendekatan kontruktivistik lebih efektif dari model pembelajaran konvensional yang berdasarkan teori behavioristik dikarenakan model pembelajaran yang berlandaskan teori belajar kontruktivistik lebih mementingkan proses daripada hasil belajar, sedangkan model pembelajaran yang berlandaskan teori belajar behavioristik lebih menekankan kepada hasil belajar yang diperoleh. Hal ini sesuai dengan Pengaruh Learning Cycle... (Zuli Utami) 273 pendapat Patta Bundu (2006: 18) yang menyatakan bahwa hasil belajar IPA mencakup penguasaan pada produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Model pembelajaran dengan pendekatan teori belajar konstruktivistik lebih efektif karena dapat menyajikan pembelajaran yang dapat mengembangkan penguasaan produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah dalam proses pembelajaran IPA. Hasil belajar IPA yang diukur dalam penelitian ini yaitu pada penguasaan produk ilmiah atau produk sains yang mengacu pada seberapa besar siswa mengalami perubahan dalam pengetahuan dan pemahamannya tentang sains baik berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, maupun teori. Penguasaan produk ilmiah tersebut diukur menggunakan tes hasil belajar yang mencakup fakta, konsep, maupun teori yang diperoleh siswa pada materi perubahan wujud dan sifat-sifat benda. Model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivistik yaitu model pembelajaran learning cycle 5E memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun dan mengkontruksi sendiri pengetahuannya melalui berbagai kegiatan melalui pengalaman nyata. Dalam pembelajaran ini siswa dapat memperoleh hasil belajar IPA yang lebih maksimal terkait pada penguasaan produk ilmiah yang mencakup pengetahuan dan pemahaman tentang konsep sains karena model pembelajaran ini mengutamakan kepada proses penemuan pengetahuan, bukan hasil belajar. Pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengalaman sendiri juga akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam, lebih dikuasai, dan lebih lama tersimpan dalam ingatan siswa.

274 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 3 Tahun ke-5 2016 Selain itu semakin keaktifan siswa bertambah dalam proses pembelajaran maka semakin banyak pengetahuan yang diperoleh. Hal ini berbeda dengan model pembelajaran dengan pendekatan behavioristik yaitu pembelajaran konvensional dimana siswa hanya berperan sebagai pemberi respons dari stimulus yang diberikan oleh guru. Siswa tidak memiliki kesempatan untuk membangun dan mengembangkan sendiri pengetahuannya karena model pembelajaran konvensional cenderung ke arah pembelajaran berdasarkan guru. Pemahaman yang diperoleh dengan model pembelajaran konvensional pun akan menjadi pemahaman dalam ingatan jangka pendek karena siswa tidak mengalami dan membangun sendiri pengetahuannya. Berdasarkan penjelasan di atas dan berdasarkan hasil nilai rata-rata postest kelompok eksperimen yang lebih tinggi dari nilai rata-rata postest kelompok kontrol, maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E lebih baik daripada hasil belajar IPA siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional di SD Negeri Sendangadi 1 Mlati. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis data dan uji hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPA siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E lebih baik daripada hasil belajar IPA siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran konvensional di kelas IV SD Negeri Sendangadi 1, Mlati. Hal ini dibuktikan dari hasil uji t dengan SPSS 16 diperoleh t hitung> t tabel yaitu 4,687>1,99962 dan nilai probabilitas signifikansi<0,05 yaitu 0,000. Saran Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Bagi guru disarankan untuk menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E dalam proses pembelajaran IPA, karena model pembelajaran learning cycle 5E dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar menemukan pengetahuannya sendiri, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa lebih mendalam dan bermakna. 2. Bagi sekolah disarankan untuk menyediakan buku-buku tentang model-model pembelajaran khususnya tentang model pembelajaran learning cycle 5E. 3. Bagi peneliti disarankan untuk mengadakan penelitian untuk materi atau mata pelajaran berbeda dan kelas yang berbeda pula. DAFTAR PUSTAKA Hendro Darmojo dan Deny Kaligis. (1993). Pendidikan IPA 2. Jakarta: Depdikbud. Made Wena. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara. Patta Bundu. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains-SD. Jakarta: Depdiknas. Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan.Yogyakarta: UNY PRESS. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Usman Samatowa. (2006). Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.