BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. A. Paparan Data dan Temuan Situs 1 SD Muhammadiyah Nganjuk. sebagaimana dikemukan oleh Fatah Al-Basid:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN. yaitu: Kesimpulan, Implikasi Penelitian dan Saran.

BAB V PEMBAHASAN. A. Tujuan Pembelajaran Terjemah Al-Qur an pada Pendidikan Dasar Islam. Qur an akan lebih memudahkan menghafalkan al-qur an.

BAB I PENDAHULUAN. sosial untuk mengarahkan potensi, baik potensi dasar (fitrah), maupun ajar

BAB IV ANALISIS PERAN PEMBELAJARAN KITAB JIM-JIM DI PONDOK PESANTREN AL-MASYHAD MANBA UL FALAH SAMPANGAN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN. (BTQ) PADA SISWA KELAS III MI Al FUTUHIYYAH SUMURKIDANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

MEMAHAMI KANDUNGAN AL-QUR AN DENGAN METODE MANHAJI NAUFAL AHMAD RIJALUL ALAM

BAB IV HASIL PENELITIAN

Lampiran (Pedoman dan Jadwal Wawancara,Observasi,Dokumentasi PEDOMAN PENGUMPULAN DATA PENELITIAN DI PONDOK

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

BAB 5: RUMUSAN DAN CADANGAN. membuat rumusan kepada kajian yang bertajuk Penguasaan Maṣdar : Satu Kajian Di

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah peneliti melakukan penelitian di Pondok Pesantren Salafiyyah-

BAB IV HASIL PENELITIAN LAPANGAN

Hasil Observasi Lapangan di Pondok pesantren al-madani

DOKUMENTASI. Ket: Wawancara dengan ustadz tahfizh dan santri di Pesantren Tahfizh. Qur an Yatim Nurani Insani.

BAB III METODE PENELITIAN

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

3. Apa kendala pembelajaran Al Qur an metode Wafa di Griya Al Qur an Al Furqon Ponorogo?

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

A. Analisis tentang Metode Pembelajaran Ilmu Tajwid dalam. Meningkatkan Kefasihan Santri Membaca Al-Qur ān di Pondok

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2004 TENTANG

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian mengenai Penerapan Metode An-Nahdliyah Untuk Meningkatkan

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Setelah ditemukan beberapa data yang diinginkan, baik dari hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan makharijul huruf dan ilmu tajwidnya.

BAB IV HASIL PENELITIAN

ANALISIS DESKRIPTIF BUKU AJAR BAHASA ARAB KELAS XI MA KARANGAN KEMENAG. Muchammad Huud Almuafa

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

(Kurikulum riil LPA, Tuntutan dan kebutuhan masyarakat, faktor pendukung/

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE TILAWATI DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR`AN DI MI AL-FALAH BERAN NGAWI JAWA TIMUR

SILABUS PEMBELAJARAN

KONSEP DAN MODEL PENGEMBANGAN TAHFIDZUL QUR AN DI MADRASAH. (Madrasah Tidak Berbasis Asrama)

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (lisan) dan bahasa nonverbal (tulisan, simbol, isyarat). Fungsi bahasa dalam

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi komitmen yang sangan

BAB IV ANALISIS DATA. keseluruhan. Pelaksanaan metode Jibril bagi santri Tahfidhul Qur an di PPTQ Sunan

DIREKTORAT DIKDASMEN YPI AL AZHAR BIDANG KURIKULUM SMP/SMA ISLAM AL AZHAR KISI-KISI UJIAN SEKOLAH (US) TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. ketika sudah tersusun. Ilmu Nahwu dalam perkembangannya menjadi

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BAB V PEMBAHASAN. Uraian pembahasan dari hasil penelitian merupakan muatan pada bab ini.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Al-qur an Hadits

MAKALAH HAMZAH DIAWAL KALIMAT

S K R I P S I. Oleh: MAKHRUS SYAEANI NIM

BAB IV HASIL PENELITIAN. Doroaampel Sumbergempol Tulungagung, peneliti memperoleh data-data

MAKALAH QOWAIDUL IMLA AZ-ZIYADAH ALIF PENAMBAHAN ALIF )

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Bahasa Arab sangat ditekankan dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN

SILABUS PEMBELAJARAN

I. Metode Tata Bahasa dan Terjamah ( ) (Grammar-Translation Method)

BAB IV HASIL PENELITIAN

Dalam Ayat tersebut terdapat fi il mabni majhul yaitu lafadz ا ر س ل ت م, disebut fi il

BAB I PENDAHULUAN. 1 Soenarjo, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Jakarta: Depag RI, 2003), hlm.

SILABUS NAHWU 1 AR 105. Dr. Maman Abdurrahman M. Zaka Alfarisi, S. Pd.

Penerapan Metode Usmani dalam Pembelajaran Al-Qur an Santri TPQ Nurul Iman Garum Blitar. Abidatul Hasanah 1

Perkembangan menarik yang tidak kalah menggembirakan adalah munculnya gagasan gerakan tahfidz ini sampai ke sekolahsekolah/madrasah-madrasah.

BAB IV ANALISIS STRATEGI GURU PAI DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR MEMBACA AL-QUR AN PADA SISWA DI SMP 3 TIRTO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti menggunakan analisa kualitatif deskriptif (pemaparan), dan data yang

AL-NAKIRAH WA AL-MA RIFAH

BAB V PEMBAHASAN. dengan judul skripsi ini dan untuk menjawab fokus masalah, maka dalam bab ini

BAB I PENDAHULUAN. dibina adalah makhluk yang memiliki unsur-unsur jasmani dan akal juga. seimbang dalam hal dunia maupun akhirat, ilmu dan iman.

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

PEDOMAN WAWANCARA. A. BAGAIMANA pelaksanaan pembelajaran Al Qur an-hadits yang ada di. Kabupaten Ponorogo, pada Tahun Pelajaran 2016/2017?

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB IV HASIL PENELITIAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menghantarkan pendidikan menuju kemajuan adalah konsep dan. pengembangan kurikulum yang jelas di sekolah.

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah yakni: input, proses, dan out put (Rivai dan Murni, 2009).

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

IMPLEMENTASI METODE PPTQ SAFINDA DALAM MENERJEMAHKAN Al-QUR AN DI MADRASAH DINIYAH HIDAYATUL MUBTADIIN SIDOMULYO BATU

BAB III SYARAT MENGHAFAL ALQURAN DAN GAMBARAN METODE MENGHAFAL ALQURAN YANG DIGUNAKAN OLEH KH. AHMAD NUR SYAMSI BAGI MASYARAKAT

BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN. a. Proses Perencanaan Pembelajaran Tahfiẓul Qur an

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran wajib di sekolah

Tabel 4.15 Matrik Manajemen Kurikulum di Pondok Pesantren Al-Musthofa. Tujuan Isi/Materi Metode Evaluasi

PERANGKAT PEMBELAJARAN R P P RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. MATA PELAJARAN AL~QUR`AN HADITS MI AL~FALAH KELAS 2 SEMESTER 1 Oleh : Anita

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya pada lembaga

Transkripsi:

90 BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data dan Temuan Situs 1 SD Muhammadiyah Nganjuk 1. Tujuan Pembelajaran Terjemah Al-Qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk Keberadaan pembelajaran terjemah al-qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk tidak terlepas dari tujuan yang ingin di capai yaitu pemahaman terhadap al-qur an sejak usia dini. Hal tersebut sebagaimana dikemukan oleh Fatah Al-Basid: Tujuan pembelajaran terjemah al-qur an memberikan pemahaman al-qur an, tidak sekedar membaca tapi tahu artinya dan untuk mempermudah menghafalkanya. 69 Hal senada juga disampaikan oleh Darmadji, anak SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA mereka belajar 12 tahun bahasa Arab, apakah mereka bisa menterjemahkan al- Qur an, apakah mereka bisa berbahasa Arab, belum. Apabila mereka belajar terjemah al-qur an, maka mereka bisa menterjemahkan al-qur an karena tujuannya jelas, sasarannya jelas yaitu menterjemahkan al-qur an. Apabila belajar bahasa Arab tujuannya dua yaitu bisa berbahasa Arab dan menguasai aturan bahasa Arab. Namun kedua tujuan tersebut selama ini tidak tercapai. 70 Lebih lanjut Titin Yulaikah menyatakan, bahwa: Dari kecil anak itu betul-betul minimal mengerti arti dari bahasa Arab, dari mengusai kata-kata hingga kalimah dan ayatayat al-qur an yang akan terbawa hingga nanti dewasa. 71 69 Wawancara dengan Fatah Al-Basid, Kepala SD Muhammadiyah Nganjuk, 23 Mei 2015 70 Wawancara dengan Darmadji, Pengurus SD Muhammadiyah Nganjuk, 23 Mei 2015 71 Wawancara dengan Titin Yulaikah, Ustadzah SD Muhammadiyah Nganjuk, 26 Mei 2015 90

91 Dari pernyataan-pernyataan diatas, dapat dikemukakan bahwa keberadaan pembelajaran terjemah al-qur an sangat erat kaitannya dengan keingginan lembaga untuk memberikan kemampuan dasar memahami al-qur an dengan melalui proses belajar menterjemahkan al-qur an. 2. Metode Pembelajaran Terjemah Al-Qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk Metode yang digunakan dalam pembelajaran terjemah al-qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk adalah metode Tarjim. Metode Tarjim adalah metode pembelajaran terjemah dengan menggunakan buku Tarjim yang di kembangkan oleh Istingadah dengan spisifikasi pembelajaran terjemah dimulai dari Juz 30 dan ditambah dengan hafalan bacaan-bacan sholat yang disertai dengan terjemah perkata. 72 Seperti yang dijelaskan oleh Fatah al-basid, sebagai berikut: kita menggunakan metode tarjim ini, memulainya dari juz 30 karena surat-surat yang pendek tersebut digunakan keseharian, juga bacaan sholat digunakan setiap hari. Tingkat kesulitannya menurut saya lebih mudah juz 30 karena ayatnya pendek-pendek dibandingkan juz 1 ayatnya panjang-panjang. Usia SD belum bisa sepenuhnya memahami bacaan secara utuh yang panjang berbeda anak remaja atau SMP mungkin mereka sudah bisa memahami kalimat yang panjang dan secara utuh. 73 Juga seperti yang dikemukakan oleh Istingadah, bahwa: 72 Observasi terhadap buku yang digunakan SD Muhammadiyah Nganjuk terdapat dua jilid buku Tarjim 1 dan Tarjim 2, disusun Oleh Istingadah, S.Pd.I diterbitkan PGTKI Press Yogyakarta, cetakan Kedua Juli 2010 73 Wawancara dengan Fatah Al-Basid, Kepala SD Muhammadiyah Nganjuk, 23 Mei 2015

92 kalau mudahnya kosa kata dari juz 1 lebih mudah dari pada juz 30 tapi kami mengambil ini untuk konsumsi anak-anak, anak-anak itu biasanya surat-surat pendek itu sudah hafal, dia sholat juga dipakai. Supaya mudah dihafal dan dipraktekan dalam sholat maka kami memulainya dari juz 30. Pada tarjim 1 surat al- Fatihah sampai surat adh-dhuha dan bacaan sholat serta belum dikenalkan nahwu saraf, anak hafal suratnya dan memahami terjemahnya, kemudian dikenalkan nahwu saraf pada Tarjim 2 pada ayat-ayat yang mereka mengerti terjemahannya tersebut. 74 Dari paparan diatas dapat dijelaskan bahwa metode Tarjim ini pembelajaran terjemah al-qur an dimulai dari juz 30 dengan alasan bahwa surat-surat pendek dalam juz 30 lebih banyak sudah dikenal oleh anak-anak dan juga dihafalkan oleh anak-anak untuk bacaan sholat setiap hari. Dengan pembelajaran terjemah al-qur an ini diharapkan siswa memahami terjemah surat-surat pendek pada juz 30 sekaligus siswa juga menghafal surat-surat pendek tersebut. Kegiatan pembelajaran terjemah al-qur an ini juga akan memudahkan siswa dalam menghafal surat-surat pendek yang mereka sudah bisa menterjemahkan atau mereka tahu terjemahnya, seperti yang disampaikan oleh Fatah AL-Basid kepala SD Muhammadiyah Nganjuk diatas. Senada juga disampaikan oleh DR.Kojin, bahwa: Kalau bisa menghafal al-qur an itu jangan sampai tidak tahu artinya, yang penting memahami, menghafalkan itu sambil jalan, kalau demikian hafalannya menjadi kuat. Saya dulu waktu SD kelas 2 sudah menghafalkan tapi setelah dewasa yang lebih mengena dan bermakna serta lebih indah adalah yang dipahami artinya. 75 74 Wawancara dengan Istingadah, Penyusun buku Tarjim, 23 Mei 2015 75 Wawancara dengan Kojin, Dosen Bahasa Arab Pasca Sarjana IAIN Tulungagung, 23 Pebruari 2015

93 Tentang bagaimana mengawali pembelajaran terjemah al- Qur an dari juz 30 atau dari juz 1 bagi anak-anak usia Madrasah Ibtidaiyah / sekolah dasar Dr.Kojin menyatakan bahwa: Juz 30 itu ayatnya pendek-pendek sehingga mudah dipahami, anak-anak untuk juz 30 banyak mendengar dan banyak yang sudah dihafalkan, surat-surat pendek-pendek penting dipahami karena dipakai untuk sholat setiap hari, disamping susunannya enak, tataranya. 76 Pembelajaran terjemah al-qur an SD Muhammadinyah diampu oleh tenaga pengajar tersendiri sebanyak 4 orang pengajar Ustadzah Titin Yulaikah, Ustadzah Lamisri, Ustadz Suyanto dan Ustadzah Santi Fatma Sari, karena di sekolah ini mengunakan sistem guru mata pelajaran bukan guru kelas yang pada umumnya di sekolah dasar seperti yang disampaikan oleh Basid Al-Fatah Kepala Sekolah, 77 dan juga terlihat dari jadual pelajaran yang ada. Pembelajaran terjemah al-qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk, merupakan mata pelajaran Ekstra yang dilaksanakan satu minggu sekali pada hari selasa pada pukul 07.00 sampai dengan 08.00 untuk tahun pelajaran 2014/2015 ini. Seperti yang dikemukan Yuli Ustadzah di SD Muhammadiyah Nganjuk: khusus yang sudah al-qur an supaya tahu artinya maka siswa diajarkan terjemah al-qur an pada hari selasa disamping ngaji morning setiap hari bagi yang sudah al-qur an dan yang belum membaca Iqra, 78 76 Wawancara dengan Kojin, Dosen Bahasa Arab Pasca Sarjana IAIN Tulungagung, 23 Pebruari 2015 77 Wawancara dengan Fatah Al-Basid, Kepala SD Muhammadiyah Nganjuk, 23 Mei 2015 78 Wawancara dengan Yuli, Ustadzah SD Muhammadiyah Nganjuk, 23 Mei 2015. Observasi peneliti terhadap jadual kegiatan pembelajaran terjemah al-qur an dilaksanakan pada hari

94 Materi pelajaran terjemah al-qur an di SD adalah Juz 30 atau surat-surat pendek dan panjang yang ada di Juz 30 tersebut dan bacaanbacaan sholat. Pembelajaran meliputi terjemahan perkata dengan maksud juga untuk menunjang pembiasaan hafalan surat-surat pendek yang ada di Juz 30 dan bacaan-bacaan sholat. Dengan harapan siswa hafal surat dan bacaan sholat sekaligus memahami isi dari surat dan bacaan tersebut. Gambar 1.4 : Buku Tarjim yang digunakan SD Muhammadiyah Nganjuk 3. Tehnik Pembelajaran Terjemah Al-Qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk Dalam pelaksanaan pembelajaran terlihat para guru menggunakan tehnik klasikal dan sekaligus individul dalam proses selasa tanggal 26 Mei 2015 terjadi proses pembelajaran terjemah al-qur an, sesuai dengan dokumen Jadual pelajaran yang ada.

95 belajar mengajarnya. Setiap kelompok dengan jumlah siswa maksimal 15 orang anak sesuai dengan kemampuan siswa. Guru membuka pembelajaran secara klasikal dilanjutkan dengan mengulang pelajaran sebelumnya dengan cara membaca ayat kemudian membaca terjemahnya dilakukan oleh siswa secara bersama-sama. Pembacaan terjemah dilakukan perkata dengan menyebut kata Arabnya kemudian terjemahnya satu persatu. Kemudian guru mendemontrasikan pengucapan kosakata yang baru dalam kelas ini selanjutnya ditirukan oleh siswa secara berulangulang sampai siswa faham. Secara tehnik seperti yang disampaikan oleh Titin Yulaikah sebagai berikut: seperti contoh surat al-fatihah awalnya dibaca sekaligus tahsinnya kita penggal satu ayat bi dengan, ismi nama, Allohi Alloh sampai satu ayat, kemudian kata di ulang sampai tiga kali sampai habis satu ayat, lalu bergiliran siswa satu persatu membacanya sampai semua siswa membacanya. sebelumnya menginjak ayat berikutnya dicek ulang dibaca bersama-sama begitu seterusnya. 79 Selanjutnya siswa mengulang satu persatu secara bergantian dimulai yang dianggap guru lebih pandai kemudian yang kurang pandai dengan harapan bahwa yang kurang pandai akan lebih banyak mendengar dari teman yang lebih dahulu membacanya. Kegiatan akhir pembelajaran apabila ada kelompok yang anggota kelompoknya tidak sama tingkat surat dan atau ayatnya maka 79 Wawancara dengan Titin Yulaikah, Ustadzah SD Muhammadiyah Nganjuk, 23 Mei 2015

96 siswa di suruh untuk membaca ayat dan terjemahnya satu persatu secara bergantian sesuai dengan kemampuannya. 80 4. Sistem Evaluasi Pembelajaran Terjemah Al-Qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk Evaluasi pembelajaran tidak dilakukan secara khusus seperti pada mata pelajaran biasa akan tetapi evaluasi dilakukan pada setiap akhir pembelajaran, dan pada ujian akhir semester berupa ujian praktek. Seperti yang disampaikan oleh Fatah Al-Basid, bahwa: Pada akhir semester ada ujian praktek, maka pembelajaran terjemah ini diujikan pada ujian praktek tersebut, diambil dari surat yang terakhir dia hafal atau bebas surat-surat pendek yang dia hafal. 81 Titin Yulaikah menyatakan bahwa: Evaluasi secara formal belum, tapi evaluasi dilakukan setelah akhir pembelajaran satu kali pertemuan, misalnya satu surat al-fatihah selesai kemudian di tes uji satu persatu sejauh mana keberhasilan siswa. 82 Lebih lanjut Istingadah menjelaskan, bahwa: Dalam metode Tarjim ini tidak ada evaluasi berjenjang akan tetapi evaluasinya dilakukan pada saat pertemuan berikutnya dari yang dipelajari kemarin disetorkan pada hari berikutnya pada awal proses belajar mengajar. 83 Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat dikemukan disini bahwa sistem evaluasi pembelajaran terjemah al-qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk tidak dilakukan secara berjenjang dan 80 Observasi peneliti pada kegiatan belajar mengajar di SD Muhammadiyah Ngajuk pada hari selasa tanggal 26 Mei 2015. 81 Wawancara dengan Fatah Al-Basid, Kepala SD Muhammadiyah Nganjuk, 23 Mei 2015 82 Wawancara dengan Titin Yulaikah, Ustadzah SD Muhammadiyah Nganjuk, 23 Mei 2015 83 Wawancara dengan Istingadah, Penyusun buku Tarjim, 23 Mei 2015

97 dilakukan sesuai dengan keadaan yang memungkinkan untuk dievaluasi. Karena strategi pembelajaran yang digunakan individual disamping klasikal maka prestasi belajar siswa diukur dari masingmasing individu sehingga waktu yang secara khusus kurang diperlukan. Ini terlihat dari evaluasi tidak dilakukan secara khusus pada waktu yang ditentukan secara khusus atau terprogram secara jelas. 5. Temuan Situs 1 SD Muhammadiyah Nganjuk Berdasar uraian data diatas, implementasi model pembelajaran terjemah al-quran di SD Muhammadiyah Nganjuk, maka diperoleh temuan berkaitan dengan fokus sebagai berikut: a. Tujuan pembelajaran terjemah al-qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk adalah untuk memberikan kemampuan dasar siswa dalam memahami al-qur an dan untuk mempermudah siswa menghafalkan al-qur an. b. Metode yang digunakan dalam pembelajaran terjemah al-qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk dengan metode yang namai dengan metode Tarjim dengan spesifikasi pembelajaran terjemah al-qur an dimulai dari juz 30 dan ditambah dengan bacaan-bacaan sholat dengan cara mengulang lafadz dan maknanya. Dengan alasan Juz Amma atau Juz 30 sudah banyak dikenal anak-anak dan digunakan untuk sholat sehari-hari.

98 c. Tehnik pembelajaran terjemah al-qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk dengan metode Tarjim tersebut penerapanya menggunakan tehnik klasikal dan tehnik individual didalam kelas pembelajarannya, dengan maksimal siswa per kelas 15 orang dengan 1 orang pengajar. d. Sistem evaluasi pembelajaran terjemah al-qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk dilakukan pada saat pembelajaran secara individual, tidak dilakukan secara khusus dan terprogram dengan jelas. e. Keefektifan pembelajaran terjemah al-qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk kurang efektif, ini terlihat dari pencapaian kemampuan siswa kelas 5 yang masih bisa menterjemahkan rata-rata 17 surat dari target 36 surat, hanya 47 %. Hal ini sebabkan jumlah pertemuan dalam 1 minggu satu kali saja dan tidak semua siswa sudah bisa membaca al-qur an pada saat memasuki SD Muhammadiyah Nganjuk. 6. Proposisi Temuan Situs 1 SD Muhammadiyah Nganjuk Proposisi I Tujuan pembelajaran terjemah al-qur an ini akan memberikan fungsi yang optimal untuk mendasari pembelajaran terjemah al- Qur an apabila dirumuskan dengan jelas dan operasional.

99 Proposisi II Metode pembelajaran terjemah al-qur an pada anak usia SD/MI akan mudah dijalankan apabila bahan materinya sudah banyak dikenal oleh siswa. Proposisi III Penerapan pembelajaran klasikal dan pembelajaran individual dalam tehnik pembelajaran terjemah al-qur an akan berjalan dengan baik manakala dilaksanakan secara bersamaan dalam proses pembelajaran serta jumlah siswa tidak lebih dari 15 siswa. Proposisi IV Sistem evaluasi terjemah al-qur an dilaksanakan langsung pada saat pembelajaran berlangsung, namun akan lebih baik apabila dilaksanakan juga evaluasi yang terprogram dan berjenjang. B. Paparan Data dan Temuan situs 2 di Pondok Pesantren Safinda Surabaya 1. Tujuan Pembelajaran Terjemah Al-Qur an pada Siswa MI di Pondok Pesantren Safinda Surabaya. Pondok Pesantren Safinatul Huda (Safinda) adalah adalah sebuah sebuah Pondok Pesantren yang dimulai dari tahun 2002 dengan didirikanya Pesantren Balita sampai pada tahun berikutnya yakni tahun 2003 menjadi Play Group, selanjutnya tahun 2004 dibuatlah Taman

100 Kanak-kanak dan Asrama untuk anak-anak Panti Asuhan dan anak-anak pesantren. Pada tahun 2006 ini dimulailah Program Pelatihan Terjemah untuk orang-orang dewasa. Baru pada tahun 2008 Program Pelatihan Terjemah Al-Qur an (PPTQ) di berikan pada semua santri pesantren yang mondok di Asrama maupun santri yang tidak mondok di Asrama atau santri yang berasal dari sekitar pondok. Santri yang belajar di Ponpes Safinda ini dari usia TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan ada beberapa santri yang sedang kuliah di Perguruan Tinggi di Surabaya. Seperti disebutkan pada uraian diatas bahwa pembelajaran terjemah al-qur an pada awalnya tidak diberikan kepada santri di Pondok Pesantren Safinda ini, baru di berikan pada tahun 2008 selang dua tahun setelah program pembelajaran terjemah al-qur an diajarkan di pondok pesantren ini untuk orang dewasa, memang pembelajaran terjemah al-qur an pada saat itu hanya untuk orang dewasa. Namun pihak pondok menerapkan pembelajaran terjemah ini untuk semua santri dari semua usia, termasuk usia Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. Tujuan dari pembelajaran terjemah al-qur an Ponpes Safinda Surabaya ini seperti yang dikemukan oleh Choirul Anam, sebagai berikut: maksud kami mengajarkan terjemah al-qur an mulai dari anak-anak kelas 1 SD adalah supaya anak-anak bisa menterjemahkan al-qur an per-lafadz atau per-makna, kemudian memahami kaidah Nahwu Saraf, akhirnya dia memahami pesanpesan al-qur an Santri diharapkan satu tahun bisa mencapai dua Juz namun bisa juga dibawahnya sesuai dengan kemampuan

101 santri masing-masing karena santri mempunyai kecerdasan yang beragam 84 Pada kesempatan lain ditandaskan kembali oleh Choirul Anam bahwa pembelajaran terjemah al-qur an mempunyai tujuan, bahwa: Pembelajaran terjemah al-qur an kepada anak-anak memberikan pemahaman dan kesadaran kepada anak bahwa belajar al-qur an itu lafadz, bacaan dan makna serta belajar al- Qur an itu harus tahu terjemahnya. 85 Senada juga disampaikan oleh Rifai, bahwa: Belajar terjemah al-qur an untuk anak-anak adalah memberikan pembiasaan mengaji anak-anak setiap hari, melatih dan memudahkan anak-anak untuk memahami al-qur an sejak dini. 86 Dari pernyataan diatas dapat dikemukan bahwa tujuan program pembelajaran terjemah al-qur an di Pondok Pesantren Safinda Surabaya diberikan kepada anak-anak usia Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah adalah memberikan kemampuan anak menerjemahkan al- Qur an per kata atau per lafadz dan memahami kaidah Nahwu Soroff, memberikan kesadaran, membiasakan, melatih dan memahami al- Qur an sejak usia dini. 2. Metode Pembelajaran Terjemah Al-Qur an pada Siswa MI di Pondok Pesantren Safinda Surabaya. Dalam mewujudkan tujuan pembelajaran terjemah al-qur an tersebut menggunakan metode yang secara khusus tidak dinamai atau 84 Wawancara dengan Choirul Anam, Pimpinan Pondok Pesantren Safinda Surabaya, 23 April 2015 85 Wawancara dengan Choirul Anam, Pimpinan Pondok Pesantren Safinda Surabaya, 8 Juni 2015 86 Wawancara dengan Rifa i, Pengajar di Pondok Pesantren Safinda surabaya, 29 Juni 2015

102 belum mempunyai nama seperti yang sampaikan oleh Chirul Anam sebagai berikut: berikut: metodenya adalah metode terjemah lafdziyah, bukan metode menghafal rangkaian terjemah ayat, kami masih mencaricari nama metode apa, tapi kalau nama, kita bisa namai apa saja. Kemudian kita masuk pada penerapanya bisa secara klasikal atau individual. 87 Seperti juga yang disampaikan Anang Wahid Cahyono, sebagai Dalam program pembelajaran terjemah Al-Qur an ini saya tidak menentukan metode khusus untuk proses pembelajaran terjemah. Tetapi disini saya menggunakan metode mengulang atau tikror dalam proses belajar terjemah. Metode tikror artinya pengulangan, yakni cara belajar terjemah dengan sistem banyak mengulang. Semakin banyak mengulang, semakin cepat bisa. Yang di maksud pengulangan disini adalah banyak sekali kata-kata di dalam Al-Quran yang diulang-ulang. Misalnya kata Hum yang artinya mereka, diulang sebanyak 3000 kali, kata Allah, diulang sebanyak 2698 kali, kata alladzina yang berarti orang-orang yang, diulang sebanyak 810 kali, kemudian kata ulaika yang artinya mereka itu, diulang sebanyak 205 kali. Selain itu juga memperhatikan dhomir dan tashrifnya. 88 Dari pernyataan-pernyataan diatas dan juga ditambah dengan penjelasan dari Rifa I bahwa Pondok Pesantren Safinda Surabaya dalam Pembelajaran Terjemah al-qur an tidak mempunyai nama khusus yang selanjutnya dalam tulisan ini diberi nama Metode Safinda. Metode Safinda adalah metode pembelajaran terjemah al-qur an secara 87 Wawancara dengan Choirul Anam, Pimpinan Pondok Pesantren Safinda Surabaya, 23 April 2015 88 Wawancara dengan Anang Wahid Cahyono, Pengajar di Pondok Pesantren Safinda Surabaya, 29 Juni 2015

103 lafdziyah, dengan mengulang-ulang kata untuk memahami dan menghafal makna al-qur an serta memahami kaidah Nahwu Saraf. 89 Materi pembelajaran terjemah al-qur an di Pondok Pesantren Safinda Surabaya dimulai dari Juz 1. Materi yang digunakan sama untuk semua usia namun disesuaikan dengan tingkat pemahaman santri pada bagian pemahaman makna disesuai dengan taraf berfikir santri. Berikut silabi materi untuk pembelajaran terjemah al-qur an di Pondok Pesantren Safinda Surabaya: 90 Tabel.2.4 Silabi Materi Program Pembelajaran Terjemah Al Qur an (PPTQ) Pompes Safinda Surabaya NO JUZ 1 I 2 II 3 III 4 IV MUATAN QOWAIDUL LUGHAH 1. Terhnik terjemah lafdziyah dan perubahan 6 tashrif lughowi 2. Kata benda tunggal dan jamak 1. Pendalam materi juz 1 2. Pengenalan macam-macam kalimat : isim, fi il dan huruf 1. Pendalaman materi juz 2 2. Pengenalan isim jamid, musytaq, fi il madli, fi il mudlari, fi il amar 3. Pengenalan beberapa nama huruf 1. Pendalaman materi juz 3 2. Pengenalan pembagian isim musytaq : masdar, fa il, shifat musyabbahah, shighot mubalaghah, tafdlil, zaman, makan dan alat TM (90 ) 20 20 20 20 89 Wawancara dengan Rifa i, Pengajar di Pondok Pesantren Safinda Surabaya, 29 Juni 2015 90 Wawancara dengan Choirul Anam, Pimpinan Pondok Pesantren Safinda Surabaya, 23 April 2015 dan studi dokumentasi kurikulum Program Pelatihan Terjemah Al-Qur an (PPTQ) Safinda Surabaya, melalui sofcopy yang disampaikan kepada Peneliti, 23 April 2015

104 5 V 6 VI 7 VII 8 VIII 9 IX 10 X 11 XI 3. Pengenalan beberapa nama huruf 1. Pendalaman materi juz 4 2. Pengenalan bina -bina fi il : shahih, mudla af, mahmuz, mitsal, ajwaf, naqish, mafruq dan maqrun 3. Pengenalan beberapa nama huruf 1. Pendalaman materi juz 5 2. Pengenalan wazan-wazan fi il : fi il tsulatsi mujarrad, fi il tsulatsi mazid, fi il ruba i mujarrad dan fi il ruba i mazid. 3. Pendalaman nama-nama huruf 1. Pendalaman materi juz 6 2. Pengenalan macam-macam isim jamid : dlamir, isyarah, maushul, syarat, istifham, alam, dharaf, adad, idhafah, istitsna, isim fi il dan asma ul khomsah. 3. Pendalaman nama-nama huruf 1. Pendalaman materi juz 7 2. Pengenalan pembagian kalimat dari segi i rabnya : mu rab dan mabni 3. Pengenalan huruf-huruf yang beramal : jar, nashab dan jazam 1. Pendalaman materi juz 8 2. Pengenalan macam-macam jumlah : jumlah ismiyah dan fi liyah 3. Pengenalan i rab rafa 4. Pendalaman huruf-huruf yang beramal : jar, nashab dan jazam 1. Pendalaman materi juz 9 2. Pengenalan i rab jar 3. Pendalaman huruf-huruf yang beramal : jar, nashab dan jazam 1. Pendalaman materi juz 10 2. Pengenalan i rab nashab dan jazam 20 20 20 20 20 20 20

105 12 XII 3. Pendalaman huruf-huruf yang beramal : jar, nashab dan jazam 1. Pendalaman materi juz 11 2. Pendalaman i rabul Qur an 3. Pendalaman huruf-huruf yang beramal : jar, nashab dan jazam 20 Dalam tabel diatas terlihat bahwa durasi tatap muka dalam pembelajaran terjemah al-qur an di Pondok Pesantren Safinda Surabaya adalah 90 menit dengan, dalam satu minggu 5 kali tatap muka dengan jadwal waktu setelah sholat magrib sampai dengan waktu sholat isha. 91 Jumlah tatap muka dalam silabi tertulis 20 kali pertemuan, merupakan jumlah yang ideal yang diharapkan namun dalam praktek terjadi variasi jumlah pertemuan sesuai dengan tingkat kemampuan atau kecepatan siswa menyelesaikan 1 juz, karena penerapan pembelajaran bisa dilakukan dengan klasikal maupun individul. 3. Tehnik Pembelajaran Terjemah Al-Qur an pada Siswa MI di Pondok Pesantren Safinda Surabaya. Dalam observasi lapangan ditemukan data bahwa penerapan metode safinda ini didalam pembelajaran di kelas dengan tehnik klasikal dan individual. Kelas atau kelompok dibedakan berdasarkan jenjang tingkat juz yang peroleh oleh santri, ada kelompok juz 1, kelompok juz 2, kelompok juz 3 dan seterusnya. Penerapan klasikal 91 Observasi peneliti terhadap proses pembelajaran terjemah al-qur an di Pondok Pesantren Safinda Surabaya, 08 Juni 2015

106 untuk materi yang baru untuk kelompok tersebut sedangkan untuk individual dengan cara sorogan santri kepada pengajar satu persatu. 92 Ditemukan juga data di Pondok Pesantren Safinda Surabaya ini terdapat sistem tutor sebaya, untuk juz yang lebih tinggi mengajar ke juz yang lebih rendah, disamping untuk membantu kelancaran proses pembelajaran karena banyak yang mengajar, juga untuk memperdalam kemampuan santri terhadap terjemah al-qur an dan pemahaman Nahwu Sorof nya. Tutor sebaya ini dilakukan dengan cara santri dengan kemampuan Juz yang lebih tinggi mengajar pada santri dengan kemampuan Juz lebih rendah. Tehnik pembelajaran terjemah al-qur an di Pondok Pesantren Safinda Surabaya beberapa pengajar ada perbedaan dalam penerapannya sesuai dengan situasi dan kondisi santri yang dihadapi namun secara umum dengan cara santri menterjemahkan satu lafadz Arab langsung diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia lafadz demi lafadz sampai satu ayat secara individual di depan pengajar. Untuk lafadz yang baru pengajar memberi contoh dan diulang beberapa kali kemudian santri menirukan kemudian pengajar memastikan santri menirukan dengan benar dengan secara klasikal. Bagi santri yang sudah juz dua dan seterusnya tidak harus diterjemahkan perlafadz namun bisa diterjemahkan beberapa lafadz untuk memudahkan pemahaman kata. 93 92 Observasi peneliti terhadap proses pembelajaran terjemah al-qur an di Pondok Pesantren Safinda Surabaya, 08 Juni 2015 93 Observasi peneliti terhadap proses pembelajaran terjemah al-qur an di Pondok Pesantren Safinda Surabaya, 08 Juni 2015. Hal tersebut dikuatkan data hasil wawancara dengan

107 4. Sistem evaluasi Pembelajaran Terjemah Al-Qur an pada Siswa MI di Pondok Pesantren Safinda Surabaya. Evaluasi digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran terjemah al-qur an di Pondok Pesantren Safinda Surabaya dengan cara langsung pada saat pembelajaran berlangsung, tidak ada evaluasi khusus seperti semester, tengah semester, menaqosah atau semacamnya justru itu yang hindari seperti yang disampaikan Choirul Anam Pimpinan Pondok safinda Surabaya. Pada penilaian akhir kenaikan Juz dilihat dari tingkat kelancaran menterjemah, kelancaran 60% atau lebih naik Juz berikutnya. 94 5. Temuan Situs 2 Pondok Pesantren Safinda Surabaya Berdasar uraian data diatas, implementasi model pembelajaran terjemah al-quran di Pondok Pesantren Safinda Surabaya, maka diperoleh temuan berkaitan dengan fokus sebagai berikut: a. Tujuan pembelajaran terjemah al-qur an di Pondok Pesantren Safinda Surabaya diberikan kepada santri usia Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah adalah memberikan kemampuan anak menerjemahkan al-qur an per kata atau perlafadz dan memahami Choirul Anam dan Rifa i bahwa untuk Juz-Juz selanjutnya santri tidak harus menterjemahkan dengan mengucapkan lafadz Arabnya kemudian arti kata dalam bahasa Indonesia namun bisa langsung satu ayat dibaca kemudian di terjemahkan langsung dengan urutan terjemah sesuai dengan lafadz Arabnya atau beberapa bisa dibalik untuk memudahkan pemahaman. Dalam santri atau jamaah dewasa /orang tua dibaca satu ayat kemudian diterjemahkan langsung satu ayat. 94 Wawancara dengan Choirul Anam, Pimpinan Pondok Pesantren Safinda Surabaya, 23 April 2015

108 kaidah Nahwu Sorof serta memberikan kesadaran, melatih, membiasakan memahami al-qur an sejak dini. b. Metode pembelajaran terjemah al-qur an di Pondok Pesantren Safinda Surabaya adalah metode safinda pemebelajaran dimulai dari Juz 1 dengan cara menterjemahkan al-qur an secara lafdziyah, dengan mengulang-ulang lafadz/kata dan terjemahnya dengan berulang-ulang untuk memahami dan menghafalkan makna al- Qur an serta memahami kaidah Nahwu Sorof. c. Tehnik pembelajaran terjemah al-qur an di Pondok Pesantren Safinda Surabaya dalam penerapan metode Safinda adalah dengan klasikal dan individual dengan jumlah kelas atau kelompok belajar maksimal 10 orang dengan satu pengajar atau santri yang lebih tinggi juznya dengan sistem Tutor sebaya Juz yang lebih tinggi mengajar yang lebih rendah. d. Sistem evaluasi yang digunakan di Pondok Pesantren safinda Surabaya adalah secara langsung pada saat pembelajaran tidak ada ealuasi khusus seperti semester, tengah semester atau semacamnya. Penilaian akhir kenaikan Juz dilihat dari tingkat kelancaran menterjemah, kelancaran minimal 60 % naik Juz berikutnya.

109 6. Proposisi Temuan Situs 2 Pondok Pesantren Safinda Surabaya Proposisi I Tujuan pembelajaran terjemah al-qur an ini akan memberikan fungsi yang optimal untuk mendasari pembelajaran terjemah al- Qur an apabila dirumuskan dengan jelas dan operasional. Proposisi II Metode pembelajaran terjemah al-qur an pada anak usia SD/MI akan mudah dijalankan apabila dimulai dari Juz 1 dengan cara di ulang-ulang. Proposisi III Penerapan pembelajaran klasikal dan pembelajaran individual dalam tehnik pembelajaran terjemah al-qur an akan berjalan dengan baik manakala dilaksanakan secara bersamaan dalam proses pembelajaran dan penerapan sistem tutor sebaya serta jumlah siswa tidak lebih dari 10 siswa. Proposisi IV Sistem evaluasi terjemah al-qur an dilaksanakan langsung pada saat pembelajaran berlangsung, namun akan lebih baik apabila dilaksanakan juga evaluasi yang terprogram dan berjenjang.

110 C. Temuan Lintas Situs 1. Deskripsi Temuan Lintas Situs Dari perbandingan temuan penelitian diatas, secara deskriptif bisa peneliti uraikan sebagai berikut: Pertama, model pembelajaran terjemah al-qur an di SD Muhammadiyah Nganjuk dan di Pondok Pesantren Safinda surabaya terdapat kesamaan tujuan yaitu untuk memberikan kemampuan dasar siswa atau santri dalam memahami al-qur an, perbedaannya adalah di SD Muhammadiyah Nganjuk kecuali tujuan diatas pembelajaran terjemah al-qur an juga untuk memudahkan siswa menghafal al- Qur an, sedangkan di Pondok Pesantren Safinda Surabaya kecuali tujuan yang sama diatas ditambah dengan memberikan kesadaran, melatih dan membiasakan memahami al-qur an sejak dini. Kedua, metode yang digunakan SD Muhammadiyah Nganjuk dan Pondok Pesantren Safinda Surabaya pada dasarnya adalah sama yaitu dengan menterjemahkan al-qur an secara lafdziyah yang diulangulang sehingga faham dam hafal, namun perbedaannya adalah di SD Muhammadiyah Nganjuk pembelajaran dimulai dari Juz 30 ditambah bacaan sholat, kalau di Pondok Pesantren Safinda Surabaya dimulai dari juz 1 dan ditambah pemahaman Nahwu Sorof. Ketiga, tehnik yang digunakan dalam penerapan pembelajaran di SD Muhammadiyah Nganjuk dan Pondok Pesantren Safinda surabaya sama yaitu dengan klasikal dan individual. Dalam tehnik idividual

111 siswa atau santri mengahadap langsung pengajar kemudian siswa atau santri melafadzkan kata demi kata dengan terjemahnya dihadapan pengajar bergantian satu persatu. Jumlah siswa atau santri tiap kelas atau kelompok sekitar 10 dengan paling banyak 15 anak atau kurang dari itu. Sedangkan perbedaannya di Pondok Pesantren Safinda untuk memperdalam penguasaan terjemah sekaligus untuk memperlancar proses belajar dengan sistem Tutor Sebaya Juz yang lebih tinggi mengajar Juz yang lebih rendah. Keempat, sistem evaluasi yang di SD Muhammadiyah Nganjuk dan Pondok Pesantren Safinda surabaya dilakukan pada saat proses pembelajaran individual tidak ada sistem evaluasi yang terprogram seperti evaluasi semester, tengah semester atau semisalnya. Namun di Pondok Pesantren Safinda Surabaya ada penilaian akhir Juz untuk naik ke Juz berikutnya. Untuk mempermudah melakukan analisis lintas situs, peneliti akan membandingkan temuan yang didapat dari kedua situs dalam tabel berikut ini: Tabel. 4.4 Komparasi Temuan di Situs 1 dan Situs 2 No. Fokus Penelitian SD Muh. Nganjuk Ponpes Safinda Surabaya Keterangan 1. Tujuan Tujuan pembelajaran Tujuan pembelajaran Tujuan Pembelajaran terjemah al-qur an di SD terjemah al-qur an di pembelajaran terjemah al- Muhammadiyah Nganjuk Pondok Pesantren Safinda terjemah al-qur an Qur an adalah untuk memberikan Surabaya diberikan ini akan kemampuan dasar siswa kepada santri usia memberikan fungsi

112 dalam memahami al- Qur an dan untuk mempermudah siswa menghafalkan al-qur an. 2. Metode Metode yang digunakan Sekolah Dasar / Madrasah yang optimal untuk Ibtidaiyah adalah memberikan kemampuan anak menerjemahkan al- Qur an per kata atau perlafadz dan memahami kaidah Nahwu Sorof serta memberikan kesadaran, melatih, membiasakan memahami al-qur an sejak dini. Metode pembelajaran Metode Pembelajaran dalam pembelajaran terjemah al-qur an di terjemah al- terjemah al-qur an di Pondok Pesantren Safinda Qur an SD Muhammadiyah Surabaya adalah metode Nganjuk dengan metode safinda pemebelajaran yang namai dengan dimulai dari Juz 1 dengan metode Tarjim dengan cara menterjemahkan alspesifikasi Qur an secara lafdziyah, pembelajaran terjemah dengan mengulang-ulang al-qur an dimulai dari lafadz/kata dan juz 30 dan ditambah terjemahnya dengan dengan bacaan-bacaan berulang-ulang untuk sholat mengulang lafadz memahami dan dan maknanya dengan menghafalkan makna alcara Lafdziyah. Qur an serta memahami Dengan alasan Juz kaidah Nahwu Sorof. Amma atau Juz 30 sudah banyak dikenal anak-anak dan digunakan untuk sholat sehari-hari. mendasari pembelajaran terjemah al-qur an apabila difahami oleh semua elemen suatu lembaga. pembelajaran terjemah al-qur an pada anak usia SD/MI akan mudah dijalankan apabila bahan materinya sudah banyak dikenal oleh siswa. Metode pembelajaran terjemah al-qur an pada anak usia SD/MI akan mudah 3. Tehnik Tehnik pembelajaran Tehnik pembelajaran Penerapan dijalankan apabila dimulai dari Juz 1 dengan cara di ulang-ulang.

113 pembelajaran terjemah al-qur an di terjemah al-qur an di pembelajaran terjemah al- SD Muhammadiyah Pondok Pesantren Safinda klasikal dan Qur an Nganjuk dengan metode Surabaya dalam pembelajaran Tarjim tersebut penerapan metode Safinda individual dalam penerapanya adalah dengan klasikal tehnik pembelajaran menggunakan tehnik dan individual dengan terjemah al-qur an klasikal dan tehnik jumlah kelas atau akan berjalan dengan individual didalam kelompok belajar baik manakala kelas pembelajarannya, maksimal 10 orang dilaksanakan secara dengan maksimal siswa dengan satu pengajar atau bersamaan dalam per kelas 15 orang santri yang lebih tinggi proses pembelajaran, dengan 1 orang juznya dengan sistem serta jumlah siswa pengajar. Tutor sebaya Juz yang tidak lebih dari 15 lebih tinggi mengajar siswa. yang lebih rendah. Penerapan pembelajaran klasikal dan pembelajaran individual dalam tehnik pembelajaran terjemah al-qur an akan berjalan dengan baik manakala dilaksanakan secara bersamaan dalam proses pembelajaran, penerapan tutor sebaya serta jumlah siswa tidak lebih dari 10 siswa. 4. Sistem evaluasi Sistem evaluasi Sistem evaluasi yang Sistem evaluasi pembelajaran pembelajaran terjemah digunakan di Pondok terjemah al-qur an

114 terjemah al- al-qur an di SD Pesantren safinda dilaksanakan Qur an Muhammadiyah Surabaya adalah secara langsung pada saat Nganjuk dilakukan pada langsung pada saat pembelajaran saat pembelajaran pembelajaran tidak ada berlangsung, namun secara individual, tidak ealuasi khusus seperti akan lebih baik dilakukan secara semester, tengah semester apabila dilaksanakan khusus dan terprogram atau semacamnya. juga evaluasi yang dengan jelas. Penilaian akhir kenaikan terprogram dan Juz dilihat dari tingkat berjenjang. kelancaran menterjemah, kelancaran minimal 60 % naik Juz berikutnya. 2. Proposisi Lintas Situs Proposisi I Tujuan pembelajaran terjemah al-qur an ini akan memberikan fungsi yang optimal untuk mendasari pembelajaran terjemah al- Qur an apabila dirumuskan dengan jelas dan operasional. Proposisi II a. Metode pembelajaran terjemah al-qur an pada anak usia SD/MI akan mudah dijalankan apabila bahan materinya sudah banyak dikenal oleh siswa. b. Metode pembelajaran terjemah al-qur an pada anak usia SD/MI akan mudah dijalankan apabila dengan cara di ulangulang dan bisa dimulai dari juz 1 atau Juz 30 sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

115 Proposisi III a. Penerapan pembelajaran klasikal dan pembelajaran individual dalam tehnik pembelajaran terjemah al-qur an akan berjalan dengan baik manakala dilaksanakan secara bersamaan dalam proses pembelajaran dan jumlah siswa tidak lebih dari 15 siswa. b. Penerapan pembelajaran klasikal dan pembelajaran individual dalam tehnik pembelajaran terjemah al-qur an akan berjalan dengan baik manakala dilaksanakan secara bersamaan dalam proses pembelajaran, penerapan tutor sebaya dan jumlah siswa tidak lebih dari 10 siswa. Proposisi IV Sistem evaluasi terjemah al-qur an dilaksanakan langsung pada saat pembelajaran berlangsung, namun akan lebih baik apabila dilaksanakan juga evaluasi yang terprogram dan berjenjang.