V. GAMBARAN UMUM. Pulau Untung Jawa berada pada posisi ,21 Lintang Selatan dan

dokumen-dokumen yang mirip
4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. 143,5 mm/tahun dengan kelembaban 74% - 85%. Kecepatan angin pada musim

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Kendari dengan Ibukotanya Kendari yang sekaligus Ibukota Propinsi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SAGULUNG

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan April 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2012 KATA PENGANTAR

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI

Iklim / Climate BAB II IKLIM. Climate. Berau Dalam Angka 2013 Page 11

BAB II LANDASAN TEORITIS

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR

global warming, periode iklim dapat dihitung berdasarakan perubahan setiap 30 tahun sekali.

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN SIMEULUE

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Gambar 10. Peta Jakarta dan Teluk Jakarta

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 KATA PENGANTAR

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

IV. KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BULANG

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB I KONDISI GEOGRAFIS DAN KEADAAN IKLIM KondisiGeografis

BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

KARAKTER CURAH HUJAN DI INDONESIA. Tukidi Jurusan Geografi FIS UNNES. Abstrak PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. INFORMASI METEOROLOGI

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN INTISARI ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang.

4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. INFORMASI METEOROLOGI

Geografi. Kelas X ATMOSFER IV KTSP & K-13. I. Angin 1. Proses Terjadinya Angin

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Geografis. dusun dan terletak di bagian selatan Gunungkidul berbatasan langsung dengan

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber :

POLA DISTRIBUSI SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN TELUK AMBON DALAM

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Analisis Karakteristik Intensitas Curah Hujan di Kota Bengkulu

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BATAM KOTA

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2001 TENTANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3 Sebaran curah hujan rata-rata tahunan Provinsi Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Dengan populasi penduduk

Ditulis oleh Administrator Minggu, 25 Desember :15 - Terakhir Diperbaharui Senin, 09 Januari :16

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Keadaan Geografis. Secara geografis Kabupaten Jepara terletak antara sampai

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

Transkripsi:

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Pulau Untung Jawa berada pada posisi 05 0 58 45,21 Lintang Selatan dan 106 0 42 11,07 Bujur Timur. Wilayah Kelurahan Pulau Untung Jawa adalah salah satu dari enam kelurahan yang ada di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dengan luas wilayah 111,53 Ha dengan jumlah pulau sebanyak 15 pulau dengan lima pulau yang sudah tenggelam. Pulau yang masih ada yaitu : Pulau Untung Jawa, Pulau Rambut, Pulau Ounrust, Pulau Kayangan, Pulau Bidadari, Pulau Kelor, Pulau Damar Besar, Pulau Damar Kecil, Pulau Nyamuk Kecil, Pulau Ayer Besar. Sementara pulau yang sudah tenggelam adalah Pulau Dapur, Pulau Ubi Besar, Pulau Ubi Kecil, Pulau Ayer Kecil, dan Pulau Nirwana. Pulau yang dihuni hanya Pulau Untung Jawa. Secara administrasi batas-batas wilayah Kelurahan Pulau Untung Jawa sebagai berikut : a. Utara berbatasan dengan Kelurahan Pulau Panggang b. Timur berbatasan dengan Laut Jawa/Tanjung Karawang-Jawa Barat c. Selatan berbatasan dengan Kodya Jakarta Utara/ Provinsi Banten d. Barat berbatasan dengan Kelurahan Pulau Pari Wilayah Pulau Untung Jawa dapat dilihat pada Gambar 2. 42

Sumber : http://wisatapulauseribu.com/map.php Gambar 2. Peta Pulau Untung Jawa Tipe Iklim di Pulau Pemukiman Kepulauan Seribu adalah tropika panas dengan suhu maksimum 31,9 C, suhu minimum 25,3 C dan suhu rata-rata 27,9 C. Serta kelembaban udara maksimum sebesar 84% dan kelembaban udara minimum sebesar 67%. Cuaca baik di Kepulauan Seribu adalah sekitar bulan Maret, April, Mei. Curah hujan cukup tinggi dimana bulan terbasah yaitu pada Januari. Curah hujan tahun 2008 tercatat mencapai 1.779,1 mm. Sedang pada bulan-bulan kering yaitu bulan Juni-September, curah hujan bermusim yang dominan di wilayah Kepulauan Seribu yaitu musim barat dan musim timur. Musim-musim tersebut mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan penduduk maupun bagi kegiatankegiatan lainnya serta kondisi wilayah. Hal tersebut mempengaruhi kegiatan nelayan yang akan sangat terganggu pada saat musim angin barat. 43

Keadaan angin di Kepulauan Seribu sangat dipengaruhi oleh angin monsoon yang secara garis besar dapat dibagi menjadi angin musim barat (Desember-Maret) dan angin musim timur (Juni-September). Musim pancaroba terjadi antara bulan April-Mei dan Oktober-Nopember. Kecepatan angin pada musim barat bervariasi antara 7-20 knot, biasanya terjadi pada bulan Desember- Februari. Pada musim timur kecepatan angin 2,8 knot yang bertiup dari arah Timur Laut sampai Tenggara. Musim hujan di Kepulauan Seribu biasanya terjadi antara bulan Nopember-April dengan hari hujan antara 10-20 hari/bulan. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Januari. Curah hujan tahunan berjumlah 1.799,1 mm. Musim kemarau kadang-kadang juga terdapat hujan dengan jumlah hari hujan antara 4-10 hari perbulan. Biasanya curah hujan terkecil terjadi pada bulan Agustus. 5.2 Karakteristik Sosial Ekonomi Penduduk Pulau Untung Jawa Diantara berbagai pulau yang terdapat di Kelurahan Untung Jawa, hanya satu pulau yang dihuni yaitu Pulau Untung Jawa. Sementara pulau lainnya merupakan pulau konservasi dan tidak dihuni oleh manusia. Jumlah penduduk di Pulau Untung Jawa cenderung meningkat setiap tahun. Jumlah penduduk Pulau Untung Jawa secara lengkap disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Penduduk Pulau Untung Jawa Tahun Jumlah Penduduk Perubahan (%) 2005 1793-2006 1800 0,39 2007 1899 5,5 2008 1909 0,53 2009 1709-10,48 Sumber : Badan Pusat Statistik (2006-2010) 44

Penduduk Pulau Untung Jawa dari tahun 2005 hingga tahun 2008 mengalami peningkatan. Perubahan jumlah penduduk terbesar terjadi pada tahun 2006-2007 sebesar 5,5%. Sementara itu, pada tahun 2008-2009 terjadi penurunan penduduk sebesar 10,48%. Sementara untuk perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan, dari tahun ke tahun jumlah penduduk pria lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki yang lebih banyak terutama pada usia produktif membuat lebih banyak penduduk yang bekerja, baik sebagai nelayan maupun bidang pekerjaan yang lain. Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan setiap tahunnya dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini. Sumber : Badan Pusat Statistik (2006-2010) Gambar 3. Perbandingan Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Tahun 2005-2009 Secara keseluruhan, perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan hampir seimbang setiap tahunnya. Meskipun terlihat jumlah penduduk laki-laki lebih banyak sekitar 5% dari penduduk perempuan. Nelayan di Pulau Untung Jawa terbagi menjadi nelayan pinggir dan nelayan tengah. Nelayan pinggir adalah nelayan yang periode melautnya harian. Artinya, nelayan ini melaut setiap hari mulai pagi hari hingga siang hari. 45

Sementara nelayan tengah adalah nelayan yang periode melautnya mingguan. Berikut adalah grafik yang menunjukkan perbandingan jumlah nelayan harian dan mingguan dari tahun 2004-2009. Sumber : Badan Pusat Statistik (2005-2010) Gambar 4. Proporsi Nelayan Pulau Untung Jawa Tahun 2004-2009 Jumlah nelayan dari tahun 2004 hingga tahun 2008 cenderung konstan baik dalam jumlah maupun perbandingan antara nelayan harian dan mingguan. Sedangkan pada tahun 2009 jumlah nelayan turun drastis. Selain itu, perbandingan antara nelayan harian dan mingguan juga mengalami perubahan. Jika pada tahun sebelumya presentase nelayan mingguan lebih banyak dari nelayan harian, pada tahun 2009 presentase nelayan harian lebih banyak daripada nelayan mingguan. Pada tahun 2004-2008 nelayan harian sejumlah 19,25% dari total nelayan di Pulau Untung Jawa, namun pada tahun 2009 presentase nelayan harian meningkat menjadi 65,88%. Hal yang sebaliknya terjadi pada nelayan mingguan. Tahun 2004-2008 presentase nelayan mingguan sebesar 80,75%, sementara pada tahun 2009 turun menjadi 34,12%. Hal ini dapat terjadi karena nelayan mingguan banyak yang beralih profesi menjadi pekerja bangunan atau bekerja di luar pulau. 46

Namun, menurut informasi terbaru dari Kelurahan Untung Jawa, jumlah nelayan pada Bulan Februari 2011 berjumlah 211 orang. Peningkatan jumlah nelayan selama dua tahun berasal dari masyarakat yang kembali melaut karena merasa kurang terampil pada bidang profesi lainnya. Salah satu hal yang juga penting untuk diperhatikan adalah mengenai kesehatan dan sarana penunjangnya. Di Pulau Untung Jawa Kepulauan Seribu, kesadaran masyarakat untuk berperilaku sehat cukup tinggi. Sarana kesehatan yang terdapat di Pulau Untung Jawa sudah tersedia yaitu puskesmas dan posyandu. Perkembangan jumlah sarana kesehatan di Kelurahan Untung Jawa dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Sumber : Badan Pusat Statistik (2005-2010) Gambar 5. Perkembangan Jumlah Fasilitas Kesehatan di Pulau Untung Jawa Tahun 2004-2009 Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kelurahan Untung Jawa baru tersedia pada tahun 2005 berupa puskesmas yang berjumlah satu hingga tahun 2009 tidak terdapat penambahan jumlah puskesmas. Pada tahun 2007, fasilitas ditambanh dengan pembangunan posyandu sebanyak tiga pos untuk Kelurahan Untung Jawa. Fasilitas kesehatan yang belum memadai membuat masyarakat agak kesulitan untuk berobat. Juga untuk ibu yang akan melahirkan, harus menyebrang pulau karena alat tidak memadai. 47