III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

UJI KINERJA ALAT PENGERING HYBRID TIPE RAK PADA PENGERINGAN CHIP PISANG KEPOK [PERFORMANCE TEST OF HYBRID DRYER SHELVES TYPE FOR DRYING BANANA CHIPS]

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan September - November 2012 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

I. METODE PENELITIAN. Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

KARAKTERISTIK PENGERINGAN KULIT MANGGIS DENGAN ALAT PENGERING HIBRID TIPE RAK. (Mangosteen Peel Drying Characteristics by Hybrid Rack Dryer)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015, bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

PENANGANAN PASCA PANEN YANG BAIK (GOOD HANDLING PRACTICES/GHP) RIMPANG

UJI KINERJA PENJEMURAN GABAH PADA PARA-PARA MEKANIS DENGAN TIGA KONDISI LINGKUNGAN

BAB III METODOLOGI. 3.2 Alat dan Bahan Alat Penelitian Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini ditampilkan pada Tabel 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING ENERGI SURYA DENGAN KOLEKTOR KEPING DATAR [THE DESIGN OF SOLAR DRYING TOOL WITH A FLAT CHIP COLLECTORS]

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan penelitian pengeringan ikan dengan rata rata suhu

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING UBI KAYU TIPE RAK DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI SURYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING KOPRA DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 6 kg PER-SIKLUS

Campuran udara uap air

BAB III METODE PENELITIAN

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING PISANG DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 4,5 kg PER-SIKLUS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama bulan Juni Agustus 2014 di Laboratorium

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L). Ikan cakalang

METODOLOGI Lokasi dan Waktu Bahan dan Alat Bahan Alat Tahapan Perancangan Alat Pengering Gagasan Awal

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Hasil Pertanian Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bengkel Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

III. METODE PENELITIAN

ALAT PENGERING HASIL - HASIL PERTANIAN UNTUK DAERAH PEDESAAN DI SUMATERA BARAT

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses pertumbuhannya yaitu berkisar antara ºc dan baik di tanam pada

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

UJI KINERJA ALAT PENGERING LORONG BERBANTUAN POMPA KALOR UNTUK MENGERINGKAN BIJI KAKAO

3. BAHAN DAN METODE Kegiatan penelitian ini terdiri dari tiga proses, yaitu perancangan,

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

PETUNJUK LAPANGAN 3. PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

Gambar 8. Profil suhu lingkungan, ruang pengering, dan outlet pada percobaan I.

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai Februari

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei hingga Juni 2014, bertempat di

METODOLOGI PENELITIAN

PENGERINGAN BAHAN PANGAN (KER)

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

Analisis Distribusi Suhu, Aliran Udara, Kadar Air pada Pengeringan Daun Tembakau Rajangan Madura

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

Naskah ini diterima pada 22 Juli 2013; revisi pada 1 November 2013; disetujui untuk dipublikasikan pada 25 November 2013 ABSTRACT

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

APPENDIX A NERACA MASSA. Kapasitas bahan baku: 415 kg tepung terigu/hari Satuan massa : kg Satuan waktu : hari Formulasi opak wafer stick

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Laboratorium Rekayasa

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

APPENDIX A NERACA MASSA DAN NERACA PANAS. A.1. Neraca Massa Kapasitas bahan baku = 500Kg/hari Tahap Pencampuran Adonan Opak Wafer Stick.

BAB I PENDAHULUAN. sirkulasi udara oleh exhaust dan blower serta sistem pengadukan yang benar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Mei 2012 di Laboratorium Rekayasa

METODOLOGI PENELITIAN

Lingga Ruhmanto Asmoro NRP Dosen Pembimbing: Dedy Zulhidayat Noor, ST. MT. Ph.D NIP

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

MEKANISME PENGERINGAN By : Dewi Maya Maharani. Prinsip Dasar Pengeringan. Mekanisme Pengeringan : 12/17/2012. Pengeringan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air pada tubuh ikan sebanyak mungkin. Tubuh ikan mengandung 56-80% air, jika

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK PENGERINGAN GABAH PADA ALAT PENGERING KABINET (TRAY DRYER) MENGGUNAKAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENANGANAN PASCA PANEN KUNYIT. Feri Manoi

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

KESETIMBANGAN ENERGI

Nama : Maruli Tua Sinaga NPM : 2A Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing :Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Parameter Pengeringan dan Mutu Irisan Mangga

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

Ekonomi Penggunakan A7at Pengering Tipe Sirkular di Perkebunan RajamandaTa, PTP XI1 Bandung. Dibawah bimbingan Ir. A Kohar

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengolahan simplisia di Klaster Biofarmaka Kabupaten Karanganyar I-1

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Jurusan

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penyebaran ubi kayu atau singkong ke seluruh wilayah nusantara terjadi pada

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Januari 2010 sampai Maret 2010. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pengering hybrid tipe rak, perajang ubi kayu, pisau, ember, timbangan digital, timbangan manual, oven, alumunium foil, tabung dessicator, cawan, thermometer dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi kayu dalam bentuk chip dan air. C. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap perlakuan dengan tiga kali ulangan. Ketiga taraf perlakuan tersebut adalah : A = Pengeringan menggunakan sinar matahari B = Pengeringan menggunakan energi listrik C = Pengeringan menggunakan sinar matahari ditambah energi listrik (hybrid)

19 Jumlah bahan baku yang digunakan pada masing-masing perlakuan untuk setiap kali ulangannya adalah 30 kg. Setelah itu dilakukan pengamatan berupa perubahan suhu pengeringan, penurunan kadar air, total waktu pengeringan, laju pengeringan dan perhitungan banyaknya energi yang dibutuhkan pada proses pengeringan. 1. Persiapan Bahan Pada tahap persiapan bahan ada beberapa tahap yang dilakukan yaitu : a. Pertama-tama dilakukan penyortiran terhadap ubi kayu yang bebas dari gangguan hama, penyakit, serta kerusakan lainnya (cacat atau luka). b. Ubi kayu dikupas kulitnya dengan pisau kemudian dicuci hingga bersih. Setelah didapat ubi kayu kupas, ubi kayu dirajang dengan ketebalan ± 2 mm menggunakan alat perajang untuk memperoleh bentuk chip. c. Menimbang ubi kayu yang telah berbentuk chip sebanyak 30 kg, lalu chip ubi kayu dibagi menjadi sepuluh bagian dengan masing-masing bagian adalah 3 kg. 2. Persiapan Alat Pada alat pengering terdapat 10 rak, panamaan rak dapat dilihat pada Gambar 4. Dalam tahap persiapan alat, hal yang dipersiapkan yaitu memasukkan chip ubi kayu pada masing-masing rak sebanyak 3 kg, ubi kayu yang dimasukkan pada rak diusahakan tidak terjadi tumpukan. Setelah itu meletakkan thermometer di bagian tengah di setiap raknya dan kondisikan bahwa pemanas, kipas penghisap dan kipas pendorong dapat berfungsi dengan baik.

20 Rak 1B Rak 2B Rak 3B Rak 4B Rak 5B Rak 1A Rak 2A Rak 3A Rak 4A Rak 5A Gambar 4. Penamaan rak pada ruang pengering 3. Pelaksanaan Penelitian Tahap pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dengan cara : a. Setelah semua bahan dan peralatan siap, kemudian dilakukan pencatatan suhu awal. Pencatatan suhu dilakukan dengan cara melihat thermometer di setiap raknya dan thermometer yang diletakkan di luar alat sebagai suhu lingkungan. Pada dua jam pertama suhu dilihat setiap 15 menit sekali, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui peningkatan kenaikan suhu pada pada alat pengering dan selanjutya suhu dilihat setiap 1 jam sekali sampai bahan mengering dengan kadar air 10% - 12%. Thermometer yang diletakkan di luar alat dan thermometer diletakkan di dalam alat diberi penghalang berupa kertas yang berfungsi untuk menghalangi panas matahari langsung. Proses pengeringan menggunakan sinar matahari dilakukan pada pukul 08.00-17.00

21 WIB, apabila terjadi hujan, pengeringan dihentikan dan dilanjutkan esok harinya. b. Setelah itu, dilanjutkan dengan pengambilan sampel untuk perhitungan kadar air chip ubi kayu yang diambil pada masing-masing rak. Sampel yang diambil adalah sampel yag berada di tengah-tengah rak. Pengambilan sampel dilakukan sebelum bahan mulai dikeringkan dan setiap 2 jam sekali. Setelah itu sampel dibungkus dengan alumunium foil dan dimasukkan ke dalam tabung dessicator, hal ini bertujuan agar kandungan air pada bahan tidak berubah. Pengukuran kadar air dilakukan dengan cara sampel tersebut ditimbang lalu ditaruh dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Sampel dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105 o C selama 24 jam kemudian ditimbang lagi. Proses pengeringan chip ubi kayu dilakukan dengan tiga taraf perlakuan yaitu pengeringan menggunakan sinar matahari, pengeringan menggunakan energi listrik dan pengeringan menggunakan sinar matahari dan energi listrik dengan tiga kali ulangan, kemudian diamati. Ulangan berikutnya dilakukan dengan cara yang sama pada waktu yang berbeda. Proses pengeringan chip ubi kayu dapat dilihat pada Gambar 5.

22 Mulai Ubi Kayu Dikupas dan dicuci Ubi kayu kupas (kg) Pengirisan/ perajangan dengan ketebalan yang sama Chip ubi kayu Pengeringan menggunakan energi listrik Pengeringan menggunakan sinar matahari Pengeringan menggunakan sinar matahari dan energi listrik Chip ubi kayu kering dengan kadar air 10% - 12%. Selesai Gambar 5. Diagram alir pengeringan chip ubi kayu

23 D. Pengamatan 1. Pengukuran Kadar Air Kadar air dihitung sebelum pengeringan dan setiap 1 jam sekali yang bertujuan untuk mengetahui jumlah air yang teruapkan dari bahan. Pengukuran kadar air dilakukan dengan cara sampel chip ubi kayu ditimbang lalu ditaruh dalam cawan yang telah diketahui beratnya. Sampel dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105 o C selama 24 jam kemudian ditimbang lagi. Kadar air bahan menunjukkan banyaknya kandungan air per satuan bobot bahan. Ada dua metode untuk menentukan kadar air bahan, yaitu berdasarkan bobot kering (dry basis) dan berdasarkan bobot basah (wet basis). Pada penelitian ini, kadar air yang digunakan berdasarkan bobot basah (bb). Penentuan kadar air bahan berdasarkan bobot basah (wet basis) dalam perhitungannya berlaku rumus (1). 2. Pengukuran Suhu Udara Pengering Pencatatan suhu dilakukan dengan cara melihat thermometer di setiap raknya dan thermometer yang diletakkan di luar alat. Pada dua jam pertama suhu dilihat setiap 15 menit sekali, selanjutnya suhu dilihat setiap 1 jam sekali. 3. Lama Pengeringan Lama waktu pengeringan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan chip ubi kayu dimulai saat bahan terkena sinar matahari atau saat alat dihidupkan hingga bahan kering dengan kadar air rata-rata sampel mencapai 10% - 12 % basis basah. Data yang disajikan dalam bentuk tabel.

24 4. Konsumsi Energi Listrik Konsumsi energi listrik dicatat selama proses pengeringan berlangsung. Persamaan yang digunakan adalah : EL = t x E (3) Keterangan : EL t E = Energi listrik yang terpakai, (J) = Lama waktu pemakaian energi listrik (s) = Besarnya energi yang dipergunakan (watt atau J/s) 5. Analisis Efisiensi a. Beban Uap air Beban uap air chip ubi kayu adalah jumlah air yang harus diuapkan hingga mencapai kadar air yang diinginkan. Untuk menghitung beban uap air dihitung berdasarkan persamaan berikut : E (m m ) 100 b1 b2 x Wd (4) (100 - mb1) (100 mb2 ) dimana : E = beban uap air (kg H 2 O) m b1 = kadar air awal (%) m b2 = kadar air akhir (%) W d = berat padatan awal (kg) b. Laju Pengeringan Laju perpindahan air (W) dihitung berdasarkan 2 (dua) persamaan: E W 1, dan (5) θ mb1 mb2 W2 (6) θ

25 dimana : W 1 = laju perpindahan air (kg H 2 O/jam) W 2 = laju perpindahan air (% bb/jam) m b1 = kadar air awal (%) m b2 = kadar air akhir (%) θ = waktu pengeringan (jam) c. Energi yang Dibutuhkan untuk Proses Pengeringan Energi yang dibutuhkan untuk proses pengeringan dihitung berdasarkan persamaan: q = q kumparan + q kipas atas + q kipas bawah (7) d. Energi yang Terpakai untuk Mengeringkan Bahan Jumlah energi yang terpakai untuk mengeringkan bahan selama pengeringan dapat dihitung dengan persamaan (Taib dkk, 1988): Q = Q 1 + Q 2 (8) dimana : Q = jumlah panas yang digunakan untuk memanaskan dan menguapkan air bahan (kj) Q 1 = jumlah panas yang digunakan untuk menguapkan air bahan (kj) Q 2 = jumlah panas yang digunakan untuk memanaskan bahan (kj) Q 1 = E x H lb (9) dimana : Q 1 = energi untuk menguapkan air (kj) E = beban uap air (kg H 2 O) H lb = panas laten (kj kg) H lb 3 2,501 (2,361x 10 ) T (10) dimana : H lb = panas Laten (MJ) T = suhu bahan ( o C) Q 2 = m x C p x T (11) dimana : m = massa bahan yang dikeringkan (kg) Cp = panas jenis bahan yang dikeringkan (kj/kg o C) T = kenaikan suhu bahan ( o C)

26 e. Efisiensi pengeringan Efisiensi pengeringan dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah energi untuk menguapkan air bahan dengan energi yang dihasilkan oleh pemanas, dengan menggunakan persamaan : Eff Q x 100 (12) q dimana : Eff = efisiensi pemanasan, % Q = energi yang dibutuhkan untuk proses pengeringan, kj/jam q = energi yang terpakai untuk mengeringkan bahan, kj/jam E. Analisis Data Data hasil penelitian dianalisis secara sederhana dalam bentuk grafik dan tabel.