BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Obyek Penelitian Proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta merupakan salah satu proyek internal yang dilaksanakan oleh Engineering PT. Sayap Mas Utama. Proyek ini dalam rangka melakukan penambahan kapasitas produksi deterjen powder dengan cara mengganti mesin teknologi lama dengan mesin teknologi baru yang lebih cepat sehingga diperlukan perubahan / penyesuaian penyesuaian terhadap fasilitas yang sudah ada sebelumnya untuk mengakomodasi mesin baru tersebut. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya proyek ini diharapkan dapat selesai dalam waktu 150 hari. Dengan target waktu yang singkat maka diperlukan metode tertentu agar pelaksanaan proyek tidak meleset dari target. Departement engineering diharapkan mampu melakukan 44
45 perencanaan, penjadwalan, dan pengawasan yang matang dan baik, sehingga proyek dapat dilaksanakan dengan waktu yang efektif. Proyek ini ditentukan oleh manajemen akan dimulai pada 20 Februari 2014 s/d 20 Juli 2014 sehingga akan berlangsung selama 150 hari termasuk hari libur. 4.1.2 Perencanaan Pelaksanaan Proyek Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi internal di PT. Sayap Mas Utama, departement engineering belum menggunakan standar / metode khusus dalam merencanakan waktu yang dibutuhkan. Selama ini departement engineering dalam menentukan waktu yang dibutuhkan hanya berdasarkan pada pengalaman dan membuat jadwal kegiatan sederhana dengan gantt chart saja. Padahal dengan adanya standar-standar tersebut dapat digunakan agar proyek yang dihasilkan sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Hal ini dapat terlihat dari urutan pengerjaan kegiatan proyek, dimana dari sekian banyak kegiatan, perusahaan masih melakukan secara acak acakan kegiatan mana saja yang didahulukan proses pengerjaannya. Proyek harus diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang telah ditentukan. Berkaitan dengan masalah proyek ini maka keberhasilan pelaksanaan sebuah proyek tepat pada waktunya merupakan tujuan yang penting baik bagi perusahaan dalam hal ini PT. Sayap Mas Utama sebagai pemilik proyek. Dan juga departement engineering sebagai pelaksana pekerjaan proyek di. Sayap Mas Utama tentu mengharapkan agar pelaksanaan proyek dapat berjalan lancar sehingga kualitas departement engineering pun meningkat di mata management. Berikut adalah daftar uraian & urutan kegiatankegiatan yang akan dilaksanakan pada proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta.
46 Tabel 4.1 Daftar kegiatan proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta N O JENIS PEKERJAAN KODE KEGIATAN KEGIATAN SEBELUMNYA WAKTU (t) 1 Survey lokasi proyek A - 5 2 Planning & desain B A 15 3 order material C B 14 4 persiapan pekerjaan & mob D C 3 demob 5 Pembongkaran mesin existing E D 8 6 Pembongkaran platform mesin F E 8 existing 7 Pembongkaran silo packaging G F 16 existing 8 Fabrikasi silo baru H D 24 9 Fabrikasi flatform mesin baru I F 15 10 Fabrikasi flatform atas silo baru J G 17 11 Fabrikasi conveyor powder K E 30 12 Erection silo baru L H 12 13 Erection flatform mesin baru M H 10 14 Pemasangan mika silo N M 12 15 Erection Platform atas silo baru O L 14 16 Instal conveyor powder P O 13 17 Finishing pengecatan Q P 12 18 Instalasi mesin autopack baru R Q 14 19 Comisioning S R 5 20 Project evaluation T S 2 Sumber : Data Perusahaan (2014)
47 4.2 Pengolahan Data 1.2.1 Tahapan Dalam Analisis Dengan Metode CPM (Critical Path Method) Untuk menyelesaikan permasalahan ketidakefesiensian waktu dalam proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta, maka departement engineering perlu membuat suatu perencanaan dan penjadwalan dengan sistematika ilmiah dengan langkah menggambarkan sebuah jaringan untuk mencari lintasan kritis. Lintasan kritis terebut memberikan informasi mengenai jumlah waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek. Dalam membuat suatu perencanaan dan penjadwalan dengan menggunakan network planning, terdapat tahapan-tahapan dalam menyusun network planning dengan metode CPM (critical path method). Adapun sistematika lengkap dalam penyusunan network planning atau jaringan kerja menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005:509) : 1. Menginventarisasi kegiatan-kegiatan. 2. Menyusun hubungan antar kegiatan. 3. Menyusun network diagram yang menghubungkan semua kegiatan. 4. Menetapkan waktu untuk setiap kegiatan dan menyusunnya kedalam network diagram. 5. Mengidentifikasi jalur kritis (critical path) pada network diagram. 4.2.1.1 Menginventarisasi Kegiatan-Kegiatan Proyek Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dan pengidentifikasian lingkup proyek, menguraikan dan memecahkannya menjadi kegiatan-kegiatan atau kelompok kegiatan yang merupakan komponen proyek. Penyusunan ini dilakukan
48 berdasarkan pengalaman dan atau data dalam proyek di masa lalu. Adapun rincian dari kegiatan-kegiatannya. Tabel 4.2 Kode kegiatan proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta NO JENIS PEKERJAAN KODE KEGIATAN 1 Survey lokasi proyek A 2 Planning & desain B 3 order material C 4 persiapan pekerjaan & mob demob D 5 Pembongkaran mesin existing E 6 Pembongkaran platform mesin existing F 7 Pembongkaran silo packaging existing G 8 Fabrikasi silo baru H 9 Fabrikasi flatform mesin baru I 10 Fabrikasi flatform atas silo baru J 11 Fabrikasi conveyor powder K 12 Erection silo baru L 13 Erection flatform mesin baru M 14 Pemasangan mika silo N 15 Erection Platform atas silo baru O 16 Instal conveyor powder P 17 Finishing pengecatan Q 18 Instalasi mesin autopack baru R 19 Comisioning S 20 Project evaluation T Sumber : Data Perusahaan (2014)
49 4.2.1.2 Menyusun Hubungan Antar Kegiatan Proyek Pada langkah kedua ini adalah menyusun kembali kegiatan menjadi mata rantai, urutan sesuai dengan logika ketergantungan dalam network planning, mata rantai urutan kegiatan yang sesuai dengan logika ketergantungan merupakan dasar pembangunan network planning, sehingga diketahui urutan kegiatan dari awal di mulainya proyek sampai dengan selesainya proyek secara keseluruhan. Dalam network planning ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi dari hubungan antar kegiatan yang disusun menjadi mata rantai, urutan kegiatan yang sesuai dengan ketergantungan masing masing kegiatan yaitu : 1. Susunan kegiatan dapat dikerjakan secara bersama dengan kegiatan lainnya. 2. Susunan kegiatan hanya dapat dikerjakan apabila kegiatan sebelumnya sudah selesai dikerjakan. 3. Susunan kegiatan dapat dikerjakan secara tersendiri tanpa harus menunggu kegiatan sebelumnya (dummy). Urutan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan logika ketergantungan pada dalam proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta, seperti terlihat pada tabel 4.3 di bawah ini :
50 Tabel 4.3 Ketergantungan kegiatan proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta No Jenis Pekerjaan Kode Kegiatan Kegiatan Sebelumnya Titik Start Titik Akhir 1 Survey lokasi proyek A - 0 1 2 Planning & desain B A 1 2 3 order material C B 2 3 4 persiapan pekerjaan & mob D C demob 3 4 5 Pembongkaran mesin E D existing 4 5 6 Pembongkaran platform F E mesin existing 5 6 7 Pembongkaran silo G E packaging existing 5 7 8 Fabrikasi silo baru H D 4 8 9 Fabrikasi flatform mesin I F baru 6 8 10 Fabrikasi flatform atas silo J G baru 7 8 11 Fabrikasi conveyor powder K D 4 10 12 Erection silo baru L H,I,J 8 9 Erection flatform mesin 13 M L baru 8 10 14 Pemasangan mika silo N L 9 10 Erection Platform atas silo 15 O N baru 9 11 16 Instal conveyor powder P M,N,K 10 11 17 Finishing pengecatan Q O,P 11 12 Instalasi mesin autopack 18 R Q baru 12 13 19 Comisioning S R 13 14 20 Project evaluation T S 14 15 Sumber : Hasil Penelitian (2014)
51 4.2.1.3 Menyusun network diagram hubungan kegiatan Pada langkah ini, hubungan kegiatan yang telah disusun pada butir kedua, disusun menjadi mata rantai dengan urutan yang sesuai dengan ketergantungan antar kegiatan. Gambar 4.1 Network Diagram Hubungan Antar Kegiatan 4.2.1.4 Menetapkan waktu kegiatan network diagram Pada tahap ini adalah menentukan perkiraan kurun waktu bagi setiap kegiatan dan menggambarkannya dalam network diagram, seperti terlihat pada tabel di bawah ini : Gambar 4.4 Durasi Waktu kegiatan proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta No Jenis Pekerjaan Kode Titik Titik Waktu Kegiatan Start Akhir (hari)(t) 1 Survey lokasi A 0 1 5 2 Planning & desain B 1 2 15 3 order material C 2 3 14 persiapan pekerjaan & mob D 4 demob 3 4 3 Pembongkaran mesin E 5 existing 4 5 8 Pembongkaran platform F 6 mesin existing 5 6 8
52 No Jenis Pekerjaan Kode Kegiatan Titik Start Titik Akhir Waktu (hari)(t) Pembongkaran silo G 7 packaging existing 5 7 16 8 Fabrikasi silo baru H 4 8 24 Fabrikasi flatform mesin I 9 baru 6 8 15 Fabrikasi flatform atas silo J 10 baru 7 8 17 11 Fabrikasi conveyor powder K 4 10 30 12 Erection silo baru L 8 9 12 13 Erection flatform mesin baru M 8 10 10 14 Pemasangan mika silo N 9 10 12 Erection Platform atas silo O 15 baru 9 11 14 16 Instal conveyor powder P 10 11 13 17 Finishing pengecatan Q 11 12 12 18 Instalasi mesin baru R 12 13 14 19 Comisioning S 13 14 5 20 Project evaluation T 14 15 2 Sumber : Analisa Data Penelitian (2014) Setelah penyusunan perkiraan kurun waktu untuk masing-masing kegiatan selesai, maka tahap selanjutnya adalah menggambarkan jaringan yang dapat menghubungkan keseluruhan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hubungan tersebut digambarkan dalam sebuat network diagram. Gambar 4.2 Network diagram Durasi Waktu kegiatan proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta
53 4.2.1.5 Identifikasi jalur kritis pada network diagram Yang dimaksud jalur kritis pada langkah ini adalah jalur yang terdiri dari rangkaian kegiatan dalam lingkup kegiatan proyek, dan apabila terjadi keterlambatan pada kegiatan-kegiatan dijalur kritis maka akan mengakibatkan keterlambatan secara keseluruhan. Dalam langkah ini terlebih dahulu perlu dilakukan perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation). Dari kedua perhitungan tersebut dapat diidentifikasi jalur kritis yang dapat dihitung float/slack, yang merupakan kelonggaran waktu penyelesaian dari suatu kegiatan. a. Cara Penghitungan Maju (forward computation) Pada perhitungan maju, perhitungan bergerak mulai dari initial event menuju ke terminal event. Maksudnya ialah menghitung saat paling cepat terjadinya event dan saat paling cepat dimulainya serta diselesaikannya aktifitas-aktifitas (TE, ES, dan EF). Rumus: TE(j) = ES(i,j) = 0 EF(i,j) = ES(i,j)+ t(i,j) Dimana : ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas TE = Saat tercepat terjadinya event EF = Saat tercepat diselesaikannya aktivitas t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas
54 Tabel 4.5 Perhitungan maju proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta Perhitungan maju proyek(earliest) No Kode Kegiatan Waktu (hari) Mulai (ES) Selesai (EF) 1 A 5 0 5 2 B 15 5 20 3 C 14 20 34 4 D 3 34 37 5 E 8 37 45 6 F 8 45 53 7 G 16 45 61 8 H 24 37 61 9 I 15 53 68 10 J 17 61 78 11 K 30 37 67 12 L 12 78 90 13 M 10 78 88 14 N 12 90 102 15 O 14 90 104 16 P 13 102 115 17 Q 12 115 127 18 R 14 127 141 19 S 5 141 146 20 T 2 146 148 Sumber : Analisa Data Penelitian (2014)
55 Gambar 4.3 Network diagram Perhitungan maju proyek modifikasi silo Powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta b. Cara Perhitungan Mundur (backward computation) Pada pehitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke initial event. Tujuannya ialah untuk menghitung saat paling terlambat terjadinya event dan saat paling lambat dimulainya dan diselesaikannya aktivitas-aktivitas (TL, LS, dan LF). Rumus : TL = LS(i,j) = LF(i) - t(i,j) LF(i,j) = TL dimana TL = TE Dimana : LS = Saat paling lambat dimulainya aktivitas LF = Saat paling lambat diselesaikannya aktivitas TL = Saat paling lambat terjadinya event t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas
56 Tabel 4.6 Perhitungan mundur proyek modifikasi silo Powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta Perhitungan mundur proyek (Latest) No Kode Kegiatan Waktu (hari) Mulai (LS) Selesai (LF) 1 A 5 0 5 2 B 15 5 20 3 C 14 20 34 4 D 3 34 37 5 E 8 37 45 6 F 8 55 63 7 G 16 45 61 8 H 24 54 78 9 I 15 63 78 10 J 17 61 78 11 K 30 72 102 12 L 12 78 90 13 M 10 92 102 14 N 12 90 102 15 O 14 101 115 16 P 13 102 115 17 Q 12 115 127 18 R 14 127 141 19 S 5 141 146 20 T 2 146 148 Sumber : Analisa Data Penelitian (2014)
57 Gambar 4.4 Network diagram Perhitungan mundur proyek modifikasi silo Powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta c. Perhitungan kelonggaran waktu (Total float / slack) Total Float adalah jumlah waktu dimana waktu penyelesaian suatu aktivitas dapat diundur tanpa mempengaruhi saat paling cepat dari penyelesaian proyek secara keseluruhan. Tahap ini adalah tahap menentukan kritis, yaitu lintasan pelaksanaan yang paling panjang, yang menentukan waktu penyelesaian proyek. Lintasan kritis pempunyai total float sama dengan nol oleh karena itu dalam menentukan lintasan kritis, maka terlebih dahulu menghitung total float dari setiap kegiatan proyek. Rumus : S = LF ES t Dimana : S = Total float LF = Saat paling lambat dimulainya aktivitas ES = Saat tercepat dimulainya aktivitas t = Waktu yang diperlukan untuk suatu aktivitas
58 Semua perhitungan yang telah dilakukan mulai dari perhitungan maju, perhitungan mundur, dan total float dapat dirangkum dalam suatu tabel. Tabel tersebut memuat seluruh informasi yang diperlukan untuk proyek. Tabel informasi tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.7 Tabel Informasi Network proyek modifikasi silo Powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta No Kod e Kegi atan Wakt u (hari) (t) Perhitungan Maju Mulai Selesai (ES) (EF) Perhitungan Mundur Mula Selesai i (LF) (LS) Slack Keterangan (Sifat Jalur) 1 A 5 0 5 0 5 0 Kritis 2 B 15 5 20 5 20 0 Kritis 3 C 14 20 34 20 34 0 Kritis 4 D 3 34 37 34 37 0 Kritis 5 E 8 37 45 37 45 0 Kritis 6 F 8 45 53 55 63 10-7 G 16 45 61 45 61 0 Kritis 8 H 24 37 61 54 78 17-9 I 15 53 68 63 78 10-10 J 17 61 78 61 78 0 Kritis 11 K 30 37 67 72 102 35-12 L 12 78 90 78 90 0 Kritis 13 M 10 78 88 92 102 14-14 N 12 90 102 90 102 0 Kritis 15 O 14 90 104 101 115 11-16 P 13 102 115 102 115 0 Kritis 17 Q 12 115 127 115 127 0 Kritis 18 R 14 127 141 127 141 0 Kritis 19 S 5 141 146 141 146 0 Kritis 20 T 2 146 148 146 148 0 Kritis Sumber : Analisa Data Penelitian (2014)
59 a. Lintasan kritis (Critical Path) Lintasan kritis merupakan lintasan dengan jumlah waktu yang paling lama dibandingkan dengan semua lintasan lain yang mungkin. Jumlah waktu pada lintasan kritis sama dengan umur proyek. Oleh karena itu, cara lain yang juga dapat digunakan untuk mencari lintasan kritis ialah dengan cara menghitung panjang dari masing-masing lintasan yang ada. Lintasan yang memiliki waktu terpanjang merupakan lintasan kritisnya. Dari diagram jaringan kerja proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta, dapat diketahui lintasan kritisnya, yaitu: A-B-C-D-E-G-J-L-N-P-Q-R-S-T Gambar 4.5 Network diagram Penentuan Lintasan Kritis Proyek Aktivitas/kegiatan yang menjadi lintasan kritis adalah sebagai berikut: - A (0,1) = Survey lokasi - B (1,2) = Planning & desain - C (2,3) = Order material - D (3,4) = Persiapan pekerjaan & mob demob - E (4,5) = Pembongkaran mesin existing - G (5,7) = Pembongkaran silo packaging existing
60 - J (7,8) = Fabrikasi flatform atas silo baru - L (8,9) = Erection silo baru - N (9,10) = Pemasangan mika silo - P (10,11) = Instal conveyor powder - Q (11,12) = Finishing pengecatan - R (12,13) = Instalasi mesin baru - S (13,14) = Comisioning - T (14,15) = Project evaluation Semua aktivitas tersebut tidak dapat dilakukan penundaan atau keterlambatan pada saat proses pengerjaannya, karena jika hal tersebut dilakukan maka akan terjadi keterlambatan waktu pada keseluruhan penyelesaian proyek. Durasi waktu penyelesaian proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta. secara keseluruhan dengan menggunakan metode CPM (critical path method) adalah 148 hari. 1.2.2 Analisis Penjadwalan Dengan Metode PERT Dalam manajemen proyek, penentuan waktu penyelesaian kegiatan merupakan salah satu kegiatan awal yang sangat penting karena penentuan waktu tersebut akan menjadi dasar bagi penyusunan jadwal, anggaran, kebutuhan sumber daya manusia, dan sumber organisasi lainnya, serta dasar bagi proses pengendalian. Oleh karena itu, penentuan waktu yang tidak akurat akan dapat mengganggu proses manajemen selanjutnya. PERT bukan hanya berguna untuk proyek-proyek raksasa yang memerlukan waktu tahunan dan ribuan pekerja, tetapi juga digunakan untuk memperbaiki efisiensi pengerjaan proyek-proyek segala ukuran. Metode PERT digunakan dalam penelitian ini karena PERT memegang peranan
61 yang sangat penting bukan hanya dalam hal peningkatan akurasi penentuan waktu kegiatan, tetapi juga dalam hal pengkoordinasian dan pengendalian kegiatankegiatan. Digunakan asumsi bahwa waktu penyelesaian kegiatan bervariasi dan bergantung pada banyak faktor. Dalam Jay Heizer dan Barry Render (2008), PERT mengatasi masalah variasi waktu aktivitas saat melakukan penjadwalan proyek. Pada PERT, penekanan diarahkan kepada usaha mendapatkan kurun waktu yang paling baik (ke arah yang lebih akurat). PERT menggunakan unsur probability. Triple duration estimate, yaitu cara perkiraan waktu yang didasarkan atas tiga jenis durasi waktu, yaitu waktu optimis (a), waktu pesimis (b), dan waktu normal (m) (pendekatan PERT). Adapun langkah network planning dengan pendekatan PERT ditujukan untuk mengetahui berapa nilai probabilitas kegiatan proyek terutama pada jalur kritis selesai tepat waktu sesuai dengan jadwal yang diharapkan. Kemudian diasumsikan pendekatan dari durasi rata-rata yang disebut waktu yang diharapkan dengan rumus sebagai berikut : 1. Menentukan perkiraan suatu waktu aktifitas (expected time) Te a m b = Perkiraan waktu aktifitas = Waktu paling optimis = Waktu normal = Waktu paling pesimis
62 2. Menentukan deviasi standar dari kegiatan proyek Deviasi standar kegiatan : S a b = deviasi standar kegiatan = waktu optimis = waktu pesimis 3. Menentukan varians kegiatan dari kegiatan proyek Varians kegiatan : V(te) = varians kegiatan S A b = deviasi standar kegiatan = waktu optimis = waktu pesimis 4. Mengetahui probabilitas mencapai target jadwal Untuk mengetahui probabilitas mencapai target jadwal dapat dilakukan dengan menghubungkan antara waktu yang diharapkan (TE) dengan target T(d) yang dinyatakan dengan rumus :
63 z = angka kemungkinan mencapai target T(d) = target jadwal TE S = jumlah waktu lintasan kritis = deviasi standar kegiatan Angka z merupakan angka probabilitas yang persentasenya dapat dicari dengan menggunakan tabel distribusi normal kumulatif z. Tabel ini dapat dilihat pada lampiran. Adapun penjadwalan waktu proyek pada proyek modifikasi silo powder di PT.Sayap Mas Utama mengunakan metode PERT, dapat dilihat dari tabel berikut : Tabel 4.8 PERT Triple Time Duration proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta No Jenis Pekerjaan Optimis tic time (a) Most Likely time (m) Pessimi stic time (b) Expec ted Time (Te) SD (s) Vari ance (V) 1 Survey lokasi 5 5 5 5 0 0,01 2 Planning & desain 13 15 17 15 0,67 0,44 3 order material 13 14 15 14 0,33 0,11 4 5 6 persiapan pekerjaan & mob demob Pembongkaran mesin existing Pembongkaran platform mesin existing 3 3 3 3 0 0,01 7 8 9 8 0,33 0,11 7 8 9 8 0,33 0,11
64 No 7 8 9 10 11 Jenis Pekerjaan Pembongkaran silo packaging existing Fabrikasi silo baru Fabrikasi flatform mesin baru Fabrikasi flatform atas silo baru Fabrikasi conveyor powder Optimis tic time (a) Most Likely time (m) Pessimi stic time (b) Expec ted Time (Te) SD (s) Vari ance (V) 15 16 17 16 0,33 0,11 21 24 27 24 1 1 13 15 17 15 0,67 0,44 15 17 19 5 0,67 0,44 28 30 32 30 0,67 0,44 12 Erection silo baru 10 12 14 12 0,67 0,44 13 14 15 16 17 18 Erection flatform mesin baru Pemasangan mika silo Erection Platform atas silo baru Instal conveyor powder Finishing pengecatan Instalasi mesin baru 9 10 11 10 0,33 0,11 11 12 13 12 0,33 0,11 12 14 16 14 0,67 0,44 12 13 14 13 0,33 0,11 10 12 14 12 0,67 0,44 13 14 15 14 0,33 0,11 19 Comisioning 4 5 6 5 0,33 0,11 20 Project evaluation 2 2 2 2 0 0,01 Sumber : Data Penelitian (2014) Kemudian dari tabel tersebut dapat dipisahkan dalam kegiatan yang merupakan jalur kritis. Dapat dilihat pada tabel 4.9 dibawah ini.
65 kode Tabel 4.9 PERT Triple Time Duration pada lintasan kritis proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta Jenis Pekerjaan Optimisti c time (a) Most Likely time (m) Pessimi stic time (b) Expecte d Time (Te) Stan dard Devi ation Vari ance A Survey lokasi 5 5 5 5 0 0,01 B Planning & desain 13 15 17 15 0,67 0,44 C order material 13 14 15 14 0,33 0,11 D persiapan pekerjaan & mob demob 3 3 3 3 0 0,01 E G J L N P Pembongkara n mesin existing Pembongkara n silo packaging existing Fabrikasi flatform atas silo baru Erection silo baru Pemasangan mika silo Instal conveyor powder 7 8 9 8 0,33 0,11 15 16 17 16 0,33 0,11 15 17 19 17 0,67 0,44 10 12 14 12 0,67 0,44 11 12 13 12 0,33 0,11 12 13 14 13 0,33 0,11 Q Finishing pengecatan 10 12 14 12 0,67 0,44 R Instalasi mesin baru 13 14 15 14 0,33 0,11 S Comisioning 4 5 6 5 0,33 0,11 T Project evaluation 2 2 2 2 0 0,01 Total Waktu Proyek yang diharapkan (TE) 148 Total of critical Activities (variance) 2,56 Square root of total deviation (s) 1,6 Sumber: Data Penelitian 2014
66 Pada pembahasan sebelumnya diketahui target waktu T(d) yang harus dicapai adalah selama 150 hari termasuk hari libur. Sedangkan waktu yang diharapkan (TE) dari jalur kritisnya diketahui 148 hari. Deviasi standar yang dipakai terdapat pada tabel adalah 1,6. Maka bisa dicari angka probabilitas kemungkinan mencapai target jadwal. Z = (150-148) / 1,6 = 1,25 Merujuk pada Kurva Distribusi Normal yang terdapat pada halaman lampiran, nilai Z atau peluang 1,25 berarti ada peluang 89,44% penyelesaian proyek dapat dicapai pada 148 hari. Dapat dilihat pada gambar grafik kurva dibawah ini. Gambar 4.6 Kurva Distribusi Normal proyek modifikasi silo powder plant di PT.Sayap Mas Utama Jakarta