Gambar 1 Kunjungan Wisatawan Mancanegara Bulanan ke Indonesia Tahun (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, 2013)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maupun kelompok di dalam wilayah sendiri atau negara lain dengan

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perkonomian yang dewasa ini berkembang sangat pesat, terlebih

BAB I PENDAHULUAN. internet kita bisa melakukan bisnis secara online, mencari berbagai informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan beberapa tahun terakhir masih

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan tersebut sudah mulai terlihat di Bali. namun disebabkan juga oleh faktor pendatang dari luar Pulau Bali.

BAB I PENDAHULUAN. bagi penyedia layanan. Tekanan tersebut merupakan dampak dari perubahan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan standar yang telah ditetapkan perusahan dan standar yang telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

prasarana, sumberdaya manusia, kefarmasian, dan peralatan. (2)

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan medis. Keberadaan sebuah rumah sakit harus mampu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. tajam dari waktu ke waktu. Berdasarkan Indonesian Policy Health yang

BAB I PENDAHULUAN. dan lain-lain oleh masing-masing destinasi pariwisata. melayani para wisatawan dan pengungjung lainnya 1

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Wedding Chapel di Kuta Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

Bagaimana Hubungan antara Rumah Sakit dengan Dinas Kesehatan di Era JKN?

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret

BAB I PENDAHULUAN. cepat, dikarenakan oleh kunjungan wisatawan yang semakin meningkat untuk datang

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

MENJALIN KEMITRAAN DENGAN ASURANSI ASING UNTUK MENINGKATKAN MANAJEMEN MUTU KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

Statistik tabel Pariwisata Yogyakarta dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang unik dibandingkan dengan propinsi lain di mana pilar-pilar

Harapan dan Kekhawatiran RS Publik swasta. Daniel Budi Wibowo. Kongres XII PERSI Jakarta, 7 November 2012

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Perusahaan

BAB V KESIMPULAN. mengalami degradasi. Bali, sebagai daerah yang dibom dan mengandalakan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sakit dalam bahasa inggris disebut hospital. Kata hospital berasal dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. budaya, suku serta memiliki adat istiadat yang unik di masing masing

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan salah satu hak dasar manusia. Hal ini tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. orientasi tidak lagi pada produk yang dihasilkan, tetapi beralih ke orientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin. meningkat baik dari jumlah wisatawan maupun pembelanjaannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang bertaraf internasional. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. rutinitasnya masing-masing. Baik yang sudah bekerja atau yang masih

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan guna untuk mencapai hasil yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menuju kearah penguasaan pasar secara luas, Baik itu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan juga bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. pari dan wisata. Pari berarti banyak,berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

Tabel 1. Jumlah Kunjungan Poliklinik di RS BaliMed Tahun 2012


BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pariwisata terus dikembangkan dan menjadi program pembangunan nasional Sumber : World Tourism Organization (2015)

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. wisata budaya. Dari berbagai potensi wisata yang dimiliki Jawa Tengah salah

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. lagi bersifat lokal, tetapi menjadi global. Contohnya pada era ini masyarakat lebih

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dan pemerintah daerah. Dalam Undang-Undang No 10 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebagai destinasi wisata nasional dalam Masterplan Kementerian

KONSEP PEMASARAN KAWASAN WISATA TEMATIK

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini industri pariwisata Indonesia mengalami perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit masa kini menghadapi berbagai tantangan berat, termasuk menghadapi era globalisasi di mana perubahan berlangsung

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis saat ini mencatat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan bagi negara melalui pendapatan devisa negara. Semakin banyak

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan di berbagai sektor salah satunya adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. dilihat perkembangan jumlah wisatawan ke Bali dapat dilihat dari data berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata adalah keseluruhan kegiatan pemerintah, pengusaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus

BAB I PENDAHULUAN. sementara, tidak bekerja yang sifatnya menghasilkan upah, dilakukan perorangan

2016 STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA RUMAH MAKAN SAUNG POJOK DADAHA KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya terbatas pada pelayanannya saja (Kuncoro,2000).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pendorong utama perekonomian dunia pada abad ke-21, dan menjadi salah

Transkripsi:

12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan berbagai macam budaya dan etnik serta beberapa gugusan pulau. Oleh sebab itu, Indonesia menjadi daya tarik tersendiri sebagai salah satu negara tujuan wisatawan. Gambar 1 Kunjungan Wisatawan Mancanegara Bulanan ke Indonesia Tahun 2011-2012 (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, 2013) Berdasarkan gambar di atas menunjukan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari tahun 2011 2012 sebesar 394.731 orang atau 30 % pada tahun tersebut. Hal tersebut membuktikan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu negara tujuan dari wisatawan mancanegara. Hal tersebut tidak terlepas dari promosi masing-masing daerah atau provinsi di Indonesia untuk meningkatkan dan mengembangkan daya tarik dari objek wisatanya.

13 Para wisatawan mengenal Provinsi Bali karena adat istiadat dan budaya yang masih terjaga hingga sekarang. Berbagai promosi wisata yang telah dilakukan oleh pihak pemerintah dalam mengajak wisatawan luar negeri atau domestik untuk datang ke Provinsi Bali. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Provinsi Bali tahun 2013 setiap tahunnya terjadi peningkatan kunjungan wisatawan domestik ke Provinsi Bali hingga tahun 2012 terjadi peningkatan 30% dari tahun 2011 menjadi sebesar 6.063.558 orang. Sedangkan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara datang ke Provinsi Bali diketahui meningkat setiap tahunnya hingga tahun 2012 sebesar 2.892.019 orang. Hal tersebut membuktikan bahwa Provinsi Bali masih sangat diminati oleh para wisatawan yang akan berwisata alam dan budaya. Indonesia merupakan tujuan wisatawan internasional, namun belum menjadi tujuan wisata kesehatan. Menurut Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 2011, mengenai Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional, tahun 2010 hingga 2025 Indonesia akan dipersiapkan untuk mengembangkan pariwisata kesehatan internasional (medical tourism/wisata medis). PP tersebut sebagai upaya daya tarik wisata hasil buatan manusia yang merupakan kreasi astifisial dan di luar ranah wisata alam dan wisata budaya, untuk menarik devisa dan menahan pelarian modal ke luar negeri. Dalam perkembangan globalisasi kesehatan saat ini tidak menutup kemungkinan bahwa Provinsi Bali selain menjadi wisata alam dan budaya dapat menjadi sebagai wisata kesehatan (medical tourism). Hal tersebut tidak terlepas dari jumlah wisatawan yang datang dan telah mengenal Provinsi Bali secara internasional. Provinsi Bali merupakan salah satu dari empat daerah yaitu Manado, Makasar, dan Jakarta yang disiapkan sebagai target dalam pengembangan health tourism karena selain potensi pariwisata yang luar biasa juga disebabkan fasilitas kesehatan yang telah maju. Dampak dari adanya wisatawan yang datang ke Provinsi Bali salah satunya mengenai pelayanan kesehatan yang memadai. Para wisatawan tidak hanya berlibur namun ketika mereka sedang sakit atau ingin melakukan pemeriksaan kesehatan, akan segera mencari pelayanan kesehatan yang berkualitas. Dengan perkembangan teknologi dan globalisasi kesehatan

14 membuat masyarakat untuk tidak hanya berobat di daerah mereka masing-masing namun mencari alternatif pilihan untuk berobat ke luar negeri ataupun di dalam negeri yang sering disebut dengan medical tourism. Medical tourism adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu individu untuk mendapatkan suatu pelayanan kesehatan atau perawatan medis ke luar negeri, biaya yang digunakan oleh wisatawan dalam kegiatan tersebut dikeluarkan secara langsung dari biaya wisatawan atau out of pocket. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi wisatawan melakukan kegiatan medical tourism yaitu akses mencapai pelayanan ke luar negeri, akses yang tidak memadai di rumah sakit (RS) yang terdapat di daerah wisatawan, serta waktu tunggu untuk perawatan medis tersebut (Crooks et al, 2012). Menurut Leahy (2008) medical tourism merupakan dampak atau implikasi terhadap perjalanan ke luar negeri untuk mencari pelayanan kesehatan bagi masyarakat asing. Persepsi dan tujuan dari wisatawan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan medical tourism berdasarkan beberapa faktor yaitu : adanya hubungan mengenai biaya, kualitas dari pelayanan kesehatan, jenis pengobatan yang terdapat di pelayanan kesehatan tersebut, ketersediaan dan dampak dari hasil pemasaran yang telah dilakukan oleh RS di luar negeri (Sarwar et al, 2012). Faktor lainnya yang mempengaruhi keputusan dari pasien atau wisatawan dalam berobat ke luar negeri dan memilih pelayanan kesehatan yaitu pengalaman dari pasien tersebut yang telah pernah melakukan kegiatan tersebut sebelumnya sehingga menimbulkan motivasi kembali(johnston et al, 2012). Provider atau travel agent sebagai penyedia jasa pelayanan medical tourism yang dapat bekerja sama dengan RS, pemerintah, dan institusi lainnya. Provinsi Bali sebagai tujuan pariwisata banyak terdapat agen pariwisata yang siap membantu wisatawan dalam melakukan perjalanan wisatanya di Provinsi Bali. Menurut Mohamad et al (2012), industri pariwisata dapat diuntungkan oleh pasien internasional karena berdampak spektrum yang luas meliputi perjalanan pariwisata, sektor komersial, hubungan pemerintah dan sektor akreditasi internasional.

15 Dalam pelaksanaan dan perkembangan medical tourism di Provinsi Bali diperlukan juga sebuah kebijakan dan regulasi dari pemerintah yaitu dinas terkait yang mengatur penerapan medical tourism sebagai bentuk jaminan terhadap pasien atau jasa penyedia layanan tersebut. Menurut Pocock dan Phua (2011), regulasi sebagai kontrol terhadap kualitas pelayanan yang diberikan dalam medical tourism sehingga bagi pengguna jasa pelayanan mendapat jaminan dan kesamaan dalam pelayanan yang berkualitas. Berikut adalah tabel jumlah RS di Provinsi Bali tahun 2013 dari RS pemerintah hingga RS swasta yang berdiri dan memberikan pelayanan kesehatan di Provinsi Bali. Tabel 1 Jumlah RS di Provinsi Bali Tahun 2013 Kategori Kepemilikan RS Umum RS Khusus Total RS Publik Pemerintah 13 2 15 Kemenkes 1 0 1 Pemda Propinsi 0 2 2 Pemda Kabupaten 7 0 7 Pemda Kota 2 0 2 Kementerian Lain 0 0 0 TNI 2 0 2 POLRI 1 0 1 Swasta Non Profit 17 5 22 RS Privat SWASTA 14 6 20 BUMN 0 0 0 TOTAL 57 15 72 (Sumber : Data RS Online, 2013) Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa RS privat swasta pada tahun 2013 yaitu dua puluh RS dibandingkan dengan publik sebanyak lima puluh dua RS dari total seluruh RS di Provinsi Bali sebesar 72 RS. Hal ini, menyebabkan persaingan antar RS swasta pada umumnya dalam memberikan layanan kesehatan dan menarik pasien cukup ketat dan kompetitif di Provinsi Bali. RS BaliMéd Denpasar sebagai salah satu RS swasta terlengkap di Provinsi Bali. Berdasarkan data dari unit sumber daya manusia RS BaliMéd Denpasar

16 diketahui terdapat 22 jenis dokter spesialis dengan jumlah tenaga dokter spesialis sebanyak 96 orang. RS BaliMéd Denpasar dengan integritas tinggi yang ingin memberikan pelayanan terdepan. Pada RS BaliMéd Denpasar unit terbaru yang ada adalah unit kateterisasi jantung pada bulan Januari 2013 yang telah memberikan nilai tambah bagi RS BaliMéd Denpasar, agar dapat mengatasi perubahan dengan bertahan dan berkembang dalam mengembangkan produk pelayanan kesehatan, RS di Provinsi Bali yang memiliki unit tersebut hanya terdapat dua yaitu Rumah Sakit Pusat (RSP) Sanglah dan RS BaliMéd Denpasar. RS BaliMéd Denpasar belum melakukan medical tourism tetapi RS telah mendapat kunjungan dari pasien asing. Berikut gambar kunjungan rawat jalan pasien di RS BaliMéd Denpasar berdasarkan tahun 2013 sebagai berikut: 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 178 185 136 161 173 140 175 145 165 154 152 146 2013 Gambar 2 Kunjungan Rawat Jalan Pasien Asing di RS BaliMéd Denpasar Tahun 2013 (Rekam Medis RS BaliMéd Denpasar, 2014) Berdasarkan gambar di atas secara umum kunjungan rawat jalan pasien asing dari bulan Januari hingga Desember tahun 2013 mengalami penurunan dari 178 pasien mencapai 146 pasien yaitu sekitar 18%. Kunjungan rawat jalan pasien asing mendapatkan peningkatan tertinggi pada bulan Februari yaitu 185 pasien namun hal tersebut hanya bertahan dalam waktu sebulan karena pada bulan Maret

17 berikutnya mengalami penurunan terendah sekitar 26,5 % dari bulan sebelumnya di tahun 2013. Bulan berikutnya April hingga Mei mengalami peningkatan hingga 173 pasien, namun dari bulan September terus mengalami penurunan sebesar 3,8% tiap bulan hingga Desember. Jadi kunjungan rawat jalan pasien asing di RS BaliMéd Denpasar mengalami penurunan dengan jumlah total kunjungan yaitu 1910 pasien pada tahun 2013. Sedangkan untuk kunjungan rawat inap pasien asing di RS BaliMéd Denpasar dapat diketahui melalui gambar sebagai berikut: Gambar 3 Kunjungan Rawat Inap Pasien Asing di RS BaliMéd Denpasar Tahun 2013 ( Rekam Medis RS BaliMéd Denpasar, 2014) Berdasarkan gambar di atas diketahui kunjungan rawat inap mengalami peningkatan tertinggi di bulan Februari sebesar dua belas pasien sedangkan untuk yang mengalami kunjungan terendah di bulan Juli yaitu hanya empat pasien. Bulan Februari hingga Juli kunjungan rawat inap pasien asing mengalami penurununan walaupun sempat terjadinya kenaikan di bulan April hingga Mei sebesar satu pasien namun kembali turun.

18 Peningkatan kunjungan rawat inap pasien asing yang terlihat jelas pada bulan Januari sekitar 58% dari dua belas pasien di bulan Februari dan bulan Juli yang mengalami peningkatan sekitar 56% dari sembilan pasien di bulan Agustus. Jadi kunjungan pasien rawat inap di RS BaliMéd Denpasar mengalami penurunan dengan jumlah total kunjungan sebesar 87 pasien pada tahun 2013. Terdapat beberapa RS swasta lain yang akan dan telah melakukan penerapan medical tourism di Provinsi Bali yaitu RS Siloam, RS Bros, dan Bali International Medical Center (BIMC) Hospital. Oleh sebab itu dalam mengatasi perkembangan dan fenomena yang sedang berkembang, RS BaliMéd Denpasar harus dapat untuk bertahan dan berkembang dalam menghadapi persaingan global sperti saat ini, yang merupakan sebagai salah satu RS swasta terbesar di Provinsi Bali. Berdasarkan informasi pendahuluan dari pihak manajemen RS BaliMéd Denpasar, RS BaliMéd Denpasar sudah mengetahui fenomena medical tourism setelah mendapat sosialisasi dari Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, namun belum ada tindak lanjutnya karena minimnya informasi. Berdasarkan perkembangan hal tersebut diperlukan identifikasi potensi terhadap medical tourism sehingga dapat bersaing dengan RS swasta lainnya dalam upaya untuk menarik pasien datang untuk melakukan layanan kesehatan di RS BaliMéd Denpasar. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut masalah yang dirumuskan peneliti dalam upaya perkembangan sistem kesehatan dan persaingan serta adanya dampak globalisasi kesehatan, tidak menutup kemungkinan bahwa terjadinya medical tourism menimbulkan persaingan yang ketat antar RS dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan produk pelayanan unggul dalam menarik minat pasien datang berobat. Bagaimanakah potensi pengembangan medical tourism di RS BaliMéd Denpasar? Tujuan penelitian ini adalah: C. Tujuan Penelitian

19 1. Untuk mengetahui pemahaman RS BaliMéd Denpasar, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI), Pemerintah dan penyedia jasa layanan pariwisata (travel agent) terhadap medical tourism. 2. Untuk mengeksplorasi potensi pengembangan medical tourism di RS BaliMéd Denpasar. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi praktisi a. Memberikan bukti empiris pada pihak manajemen sebagai acuan dan pertimbangan dalam mengembangkan produk dan berkompetensi secara internasional melalui medical tourism. b. Memberikan informasi tentang fenomena medical tourism sebagai bentuk baru perubahan pelayanan kesehatan yang berkembang pada RS. 2. Bagi peneliti Membuktikan bahwa fenomena medical tourism dapat digunakan untuk pengembangan produk pelayanan kesehatan di RS BaliMéd Denpasar. E. Keaslian Penelitian Keaslian penelitian ini berdasarkan beberapa hasil penelitian lain yang berhubungan dengan peneliti. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Johnston et al (2011) mengenai perspektif industri pasien Kanada terhadap perkembangan medical tourism sebagai implikasi dari kesehatan masyarakat. Metode yang digunakan wawancara melalui telepon dengan fasilitator yang berjumlah dua belas klinisi berasal dari sepuluh perusahaan. Fokus dari pertanyaan adalah dimensi bisnis, perubahan informasi, pengambilan keputusan medical tourism, dan peraturan dari medical tourism. Analisis data yang dilakukan dengan analisis tematik. Hasil yang didapat adalah adanya variasi terhadap faktor kebutuhan berdasarkan fokus dari pertanyaan tersebut 2. Penelitian yang dilakukan oleh Heung et al (2011) mengenai pengembangan pariwisata medis di Hongkong yaitu penilaian terhadap hambatan. Metode

20 penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory karena penelitian tersebut belum sepenuhnya dieksplorasi. Hasil menunjukkan bahwa kebijakan dan peraturan, dukungan pemerintah, biaya, masalah kapasitas, dan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat sebagai hambatan utama pengembangan pariwisata tersebut. Beberapa strategi yang disarankan untuk mengatasi hambatan ini, seperti kebijakan kegiatan promosi baru, tindakan pemerintah untuk mendorong investasi di pasar wisata medis, dan usaha koperasi oleh sektor perhotelan dan lembaga medis untuk mengembangkan produk wisata medis. 3. Penelitian oleh Firman dan Wang (2013) mengenai perencanaan strategi untuk mengembangkan industri perjalanan medis di Indonesia. Metodelogi penelitian yang digunakan metode kualitatif mengumpulkan sumber data melalui analisis data sekunder termasuk makalah akademis, buku, website, dan laporan penelitian oleh lembaga penelitian dengan analisi data menggunakan analisis Strengths Weakness Opportunity Threat (SWOT). Hasil penelitian tersebut menunjukan adalah adanya tiga puluh rencana strategi untuk mengembangkan industri perjalanan medis di Indonesia yang dikategorikan oleh faktor-faktor produktif dan permintaan, industri terkait dan mendukung, strategi perusahaan, struktur, persaingan, dan pemerintah.