LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN II TAHUN 2016

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN III TAHUN 2016

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN I TAHUN 2016

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA (IKK)

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN IV TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014

Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

DAK BIDANG KEDAULATAN PANGAN SUB BIDANG PERTANIAN TAHUN 2017

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

KEMENTERIAN PERTANIAN

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Dalam Mendukung KEMANDIRIAN PANGAN DAERAH

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

ARAH KEBIJAKAN PERKARANTINAAN TAHUN ANGGARAN 2018

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

MEWUJUDKAN KEDAULATAN PANGAN NASIONAL

RENCANA AKSI DINAS PERTANIAN DAN PANGAN KAB. BLITAR TH 2018

KEBIJAKAN PENGANGGARAN SEKTOR PERTANIAN

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

Inovasi Pertanian 2015

MENDORONG KEDAULATAN PANGAN MELALUI PEMANFAATAN SUMBERDAYA UNGGUL LOKAL. OLEH : GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Dr.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

Ketahanan Pangan dan Pertanian. disampaikan pada : Workshop Hari Gizi Nasional (HGN) ke-55

FOKUS KEBIJAKAN DAN PROGRAM BADAN PPSDMP TA 2017

FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Da ar Informasi Publik Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian 2014

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian Republik Indonesia

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

LAPORAN KINERJA (LKJ)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

Kementerian Pertanian KATA PENGANTAR

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

PEMANTAUAN PERKEMBANGAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2014

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SULAWESI TENGGARA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

SEPTEMBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

No.1903, 2014 KEMENTAN. Hubungan Kerja. Pertanian Produksi Pangan. Mekanisme. Pencabutan.

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

KATA PENGANTAR. LAKIP- Direktorat Tanaman Semusim 2013

PEMANTAUAN DAN EVALUASI PRODUKSI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN II 2016

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PASCAPANEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

1. Penjabaran Nawacita di dalam program dan kegiatan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

RANCANGAN AWAL RKP 2016 DAN PAGU INDIKATIF DEPUTI BIDANG PENDANAAN PEMBANGUNAN Jakarta, 15 April 2015

REVITALISASI PERTANIAN

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

OKTOBER 2014 PUSAT PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

PERLINDUNGAN VARIETAS TANAMAN DAN PERIZINAN PERTANIAN

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

PEMANTAUAN DAN EVALUASI TANAMAN SEREALIA TRIWULAN I 2016

Transkripsi:

LAPORAN CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TRIWULAN II TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2015

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah memberi rahmat dan karunia-nya sehingga penyusunan Laporan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan II Tahun 2015 dapat diselesaikan dengan baik. Tujuan dari pembuatan buku ini adalah untuk memenuhi kewajiban laporan triwulanan. Kementerian Pertanian pada periode 2014-2019 mempunyai sasaran strategis yang merupakan indikator kinerja Kementerian Pertanian adalah dengan (1) swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula, (2) peningkatan diversifikasi pangan, (3) peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor, (4) penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi, (5) peningkatan pendapatan keluarga petani dan (6) akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik. Pelaksanaan sasaran strategis pada Tahun Anggaran 2015 dituangkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2015. PK menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh instansi pemerintah/unit kerja dalam suatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Besar harapan kami Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan II Tahun 2015 ini dapat memberikan gambaran kinerja Kementerian Pertanian dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Demikian laporan ini disampaikan semoga dapat bermanfaat, terima kasih. Jakarta, Agustus 2015 Biro Perencanaan i

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Visi pembangunan pertanian mengacu pada visi Kabinet Kerja yaitu Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, dengan demikian visi dari Kementerian Pertanian adalah Terwujudnya Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan yang Menghasilkan Beragam Pangan Sehat dan Produk Bernilai Tambah Tinggi Berbasis Sumberdaya Lokal untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani. Misi pembangunan pertanian dalam rangka mewujudkan visi di atas adalah dengan (1) mewujudkan ketahanan pangan dan gizi, (2) meningkatkan nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian, (3) mewujudkan kesejahteraan petani dan (4) mewujudkan Kementerian Pertanian yang transparan, akuntabel, profesional, dan berintegritas tinggi. Sebagai penjabaran dari visi misi tersebut, maka tujuan pembangunan pertanian yang ingin dicapai adalah (1) terwujudnya swasembada padi, jagung dan kedelai serta meningkatnya produksi daging dan gula, (2) terpenuhinya akses masyarakat terhadap pangan, (3) bergesernya budaya konsumsi pangan, (4) meningkatnya stabilitas produksi dalam rangka stabilisasi harga, (5) berkembangnya komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi, (6) mendorong majunya agrobioindustri, (7) meningkatnya kualitas dan pendapatan petani, dan (8) terwujudnya reformasi birokrasi Kementerian Pertanian. Sasaran strategis yang merupakan indikator kinerja Kementerian Pertanian dalam pencapaian tujuan tersebut di atas adalah dengan (1) swasembada padi, jagung, dan kedelai, serta peningkatan produksi daging dan gula, (2) peningkatan diversifikasi pangan, (3) peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor, (4) penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi, (5) peningkatan pendapatan keluarga petani, dan (6) akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik. 1

Pelaksanaan sasaran strategis pada Tahun Anggaran 2016 dituangkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2016 yang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian 2016 No. Sasaran Strategis 1 Swasembada padi, jagung, dan kedelai, serta peningkatan produksi daging dan gula 2 Peningkatan diversifikasi pangan 3 Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor 4 Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi, 5 Peningkatan pendapatan keluarga petani 6 Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik. Indikator Kinerja 1. Produksi Padi (Juta Ton GKG) 2. Produksi Jagung (Juta Ton Pipilan Kering) 3. Produksi Kedelai (Juta Ton) 4. Produksi Gula Tebu (Juta Ton Hablur) 5. Produksi Daging Sapi dan Kerbau (Juta Ton Daging) 1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 2. Konsumsi Kalori 1. Produksi cabai besar 2. Produksi Cabai rawit 3. Produksi bawang merah 4. Produksi Karet 5. Produksi Kopi 6. Produksi Kakao Produksi Kelapa sawit PDB pertanian sempit/jumlah tenaga kerja pertanian 76,20juta ton 21,35juta ton 1,50 juta ton 2,80 juta ton 0,589 juta ton 86,2 2.040 Kkal/Kap/Hari 1.209 ribu ton 890 ribu ton 1.291 ribu ton 3.438 ribu ton 738 ribu ton 831 ribu ton 30.845 ribu ton CPO Rp 8,6 juta Nilai Reformasi Birokrasi 73 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk: 1. Mengetahui perkembangan pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capain Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan II Tahun 2016. 2

2. Mengetahui kendala dan masalah yang terjadi atas pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan II Tahun 2016. 3. Mendapatkan masukan untuk umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan Pembangunan Pertanian ke depan. 1.3. Ruang Lingkup Laporan Ruang lingkup penulisan laporan ini adalah perkembangan pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Kementerian Pertanian Triwulan IITahun 2016. 3

II. CAPAIAN KINERJA Pemantauan dilakukan secara berkala tiap triwulanan berdasarkan Perjanjian Kinerja (PK) Kementerian Pertanian Tahun 2016 yang telah ditandatangani oleh Menteri Pertanian pada bulan Januari. Capaian Indikator Kinerja Utama / Indikator Kinerja Sasaran Strategis Menteri Pertanian pada Triwulan II dapat terlihat dalam Tabel dibawah ini: Tabel 1. Pemantauan PK Kementerian Pertanian 2016 Triwulan II No 1 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET Swasembada padi, jagung, dan kedeli serta peningkatan produksi daging dan gula REALISASI BULAN JAN FEB MAR KEMAJUAN PELAKSANAAN*) (%) KETERANGAN **) 1. Produksi Padi (Juta Ton 76,20 2,19 5,05 13,68 27,44 Angka prakiraan 2. Produksi Jagung (Juta Ton 21,35 0,64 2,64 4,90 38,29 Angka prakiraan Pipilan Kering) 3. Produksi Kedelai (Juta Ton) 1,50 0,02 0,09 0,15 17,52 Angka prakiraan 2 3 Peningkatan diversifikasi pangan 4. Produksi Gula Tebu (Juta Ton Hablur) 5. Produksi Daging Sapi dan Kerbau (Juta Ton Daging) 1. Skor Pola Pangan Harapan (PPH) 2. Konsumsi Kalori (Kkal/kap/Hari) Peningkatan komoditas 1. Produksi cabe besar (ribu bernilai tambah, berdaya ton) saing dalam memenuhi 2. Produksi Cabe rawit (ribu pasar ekspor dan ton) substitusi impor 3. Produksi Bawang Merah (ribu ton) 4. Produksi Karet (ribu ton karet kering) 4 Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi 5 Peningkatan pendapatan keluarga petani 5. Produksi Kopi ( ribu ton kopi berasan) 6. Produksi Kakao (ribu ton biji kering) Produksi Kelapa sawit (ribu ton CPO) PDB Pertanian Sempit/Tenaga kerja pertanian (juta rupiah) 2,8-0,012069 0,039873 10,31 0,589 0,5556 94,33 Angka sementara Th 2015 86,2 - Skor PPH keluar di awal tahun 2017 2.040 - Angka konsumsi kalori keluar di awal tahun 2017 1.209 81 182 297 46,32 890 52 108 180 38,20 1.291 128 253 330 55,07 3.438 3.108 90,40 Angka Sementara Tahun 2015 738 664,46 90,04 Angka Sementara Tahun 2015 831 661,24 79,57 Angka Sementara Tahun 2015 30.845 31,28 101,41 Angka Sementara Tahun 2015 8,6 4

Pemantauan capaian indikator kinerja Kementerian Pertanian di triwulan II ini dapat terlihat di Tabel I. Untuk sasaran strategis I yaitu swasembada padi, jagung, dan kedelai serta peningkatan produksi daging dan gula yang dapat diketahui capaian ber bulan adalah produksi padi, jagung, kedelai, dan gula tebu. Sedangkan untuk produksi daging sapi, capaian produksi tahun 2016 baru diperoleh pada akhir tahun 2016 sehingga capaian di Triwulan I ini masih menggunakan capaian berdasarkan Angka Sementara Tahun 2015. Dapat dilihat bahwa produksi jagung mencapai hasil yang lebih baik dibanding produksi komoditas utama lainnya yaitu 38,29% di triwulan I ini. Capaian sasaran strategis 2 yaitu peningkatan diversifikasi pangan dengan indikator skor PPH dan konsumsi kalori baru diperoleh pada akhir tahun. Sasaran strategis 3 yaitu Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor, memiliki 5 indikator yaitu produksi cabe besar, caberawit, bawang merah, karet kopi, dan kakao. Untuk capaian komoditas hortikultura yaitu cabe dan bawang merah dapat diperoleh data nya tiap bulan dengan capaian produksi rata-rata 46%. Sedangkan komoditas perkebunan yaitu karet, kopi, dan kakao, akan diperoleh data capaian produksinya di akhir tahun 2016. Capaian di Triwulan I ini masih menggunakan Angka Sementara Tahun 2015. Untuk sasaran strategis 4 (empat) yaitu Penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi memiliki 1 (satu) indikator produksi kelapa sawit, capaian tahun 2016 baru akan diperoleh datanya di akhir tahun sehingga capaian di Triwulan I ini masih menggunakan Angka Sementara Tahun 2015 sebesar 31.280 ribu ton CPO. Sasaran strategis yang kelima yaitu peningkatan pendapatan keluarga petani juga baru diperoleh data capaian pada akhir tahun 2016. Meskipun sebagian besar data capaian indikator sasaran strategis Kementerian Pertanian belum diperoleh di Triwulan I ini tetapi kegiatan pendukung (rencana aksi) tercapainya sasaran strategis tersebut telah dilaksanakan mulai Triwulan I ini. Perkembangan pelaksanaan rencana aksi tersebut akan dibahas pada sub bab berikut ini. 5

2.1. Sasaran Strategis 1: Meningkatnya produksi padi, jagung, kedelai, daging, dan gula 1. Produksi Padi produksi padi pada PK Kementerian Pertanian 2016 sebesar 76,20 juta ton GKG. Beberapa kegiatanyang mendukung dalam produksi padi antara lain: a. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tabel 2. Pemantauan Pendukung Tercapainya Indikator Kinerja Produksi Padi di Ditjen Tanaman Pangan No I Fisik II Pagu Anggaran (Rp) I II Program Ditjen Tanaman Pangan 1 Penerapan Budidaya Padi (Ha) 4.602.300 0 296.858 2.362.643.865.000 0 203.922.058.981 2 Benih: a. Perbanyakan Benih Sumber (Ha) 242 56,0 80 3.683.837.000 3.139.031.735**) 5.615.689.188**) b. Penguatan Desa Mandiri Benih (Unit) 995 0 120 20.448.352.000 6.165.178.128 43.380.000 ***) c. Pengembangan Desa Mandiri Benih (Unit) 138 0 1 28.980.000.000 4.723.740.000 3 Pengendalian OPT dan DPI: a. PP-PHT (Ha) 13.900 2.450 6.600 24.387.100.000 430.400.000 5673357000 b. PP-DPI (Ha) 320 0 190 1.473.950.000 0 213240000 c. Gerakan Pengendalian OPT Reguler+TNI (Kali) 589 50 143 16.925.000.000 568.040.000 2764262000 Sarana Pasca Panen Padi (Unit) 4 *) 13.668 0 2.529 1.569.307.003.000 0 385.197.992.707 5. Sarana Pengangkut Pertanian 700 18 32.200.000.000 525.600.000 Keterangan: *) Alokasi fisik dan pagu anggaran bantuan sarana pascapanen padi mengalami revisi **) anggaran total untuk perbanyakan benih sumber padi dan palawija ***) anggaran total untuk kegiatan penguatan dan pengembangan desa man Beberapa kegiatan pendukung untuk produksi padi dari Ditjen Tanaman Pangan tahun 2016 sampai dengan triwulan II yang telah terealisasi yaitu: penerapan budidaya padi seluas 296.858 ha (6,45%) dari target 4.602.300 ha, perbanyakan benih sumber seluas 56 ha (23,14%) dari target 242 ha, penguatan desa mandiri benih 120 ha unit (12,06%) dari target 995 unit, pengembangan desa mandiri benih 1 unit (0,72%) dari target 138 unit, Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT) 6.600 ha (47,48%) dari target 13.900 ha, dan Pemantapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI) 190 ha (59,38%) dari target 320 ha, gerakan pengendalian OPT reguler dan TNI DPI sebanyak 143 kali (24,28%) dari target 589 kali, dan bantuan sarana pascapanen padi 2.460 unit (18,50%) dari target 13.668 unit. 6

bantuan sarana pascapanen padi mengalami revisi, sehingga meningkat menjadi 13.668 unit dari pagu awal 9.636 unit. b. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Tabel 3. Pemantauan Pendukung Tercapainya Indikator Kinerja Produksi Padi di Badan Litbang Pertanian Fisik Anggaran (Rp) No Program Badan Litbang I II Pagu I II 1 Penelitian dan Pengembangan a. Perakitan Varietas Unggul Padi gogo, ampibi, hibrida, inbrida potensi hasil tinggi dan fungsional b. Perakitan Teknologi dan Inovasi Peningkatan Produksi Padi c.penyediaan Benih Sumber d. Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan e. Teknologi Mekanisasi Pertanian Tanaman Padi 6 varietas 7 teknologi - 3 - - 4.813.600.000 810.925.000 - - - - 3.330.000.000 368.547.000 1.098 22 129 - - 19.265.673.000 1.564.225.391 15 Provinsi 4 teknologi - - - - 9.655.000.000 208.680.000-2 1.530.000.000 97.886.200 1.936.428.000 1.370.423.000 9.549.744.120 2.094.997.000 721.022.400 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta dalam mendukung swasembada padi dengan kegiatan pendukungnya antara lain penciptaan varietas unggul padi.gogo, ampibi, hibrida, dan inbrida potensi hasil tinggi dan fungsional, perakitan teknologi dan inovasi peningkatan produksi padi, penyediaan benih sumber padi (BS, FS dan SS), Sekolah Lapang Kedaulatan Pangan, dan dan teknologi mekanisasi pertanian tanaman padi yang semuanya sampai dengan triwulan I belum ada realisasi namun untuk progresnya sudah terlihat. Pada kegiatan teknologi mekanisasi pertanian tanaman padi kegiatannya sudah sampai pada tahapan pabrikasi untuk mesin panen tipe mini untuk lahan rawa. penciptaan varietas unggul padi Telah dilepas 3 VUB padi melalui SK Menteri Pertanian 2016 yaitu padi varietas Inpari 42, Inpari 43, dan Inpari 44, dan saat ini sedang disiapkan proposal 3 calon VUB padi untuk diusulkan dilepas sebagai VUB. 7

produksi benih sumber padi 130 ton, Kemajuan pelaksanaan kegiatan sampai saat ini telah dihasilkan 9,14 ton benih sumber padi, sedangkan lainnya masih pada tahapan prosesing dan tanam pada MT II. Pada kegiatan teknologi mekanisasi pertanian tanaman padi ada 4 teknologi yaitu : 1. Prototipe Mesin untuk Penyiapan Lahan Rawa Pasang Surut, 2. Prototipe Mesin Tanam Padi Jajar Legowo Tipe Mini untuk Lahan Sempit dan Berbukit, 3. Prototipe Mesin Panen Padi Tipe Mini Combine Harvester untuk Lahan Pasang Surut, dan 4. Mesin Penggilingan Padi Keliling (Mobile). Sampai dengan Triwulan I realisasi keuangan sebesar (6,34%) dan realisasi fisik (0 teknologi). Meskipun secara fisik kegiatan belum terealisasi, namun telah dilakukan tahap persiapan kegiatan berupa proposal, Ropp, Program Manual, pembuatan parameter disain) dan dimulainya tahap pelaksanaan kegiatan yaitu persiapan pabrikasi awal. Sedangkan sampai dengan Triwulan II realisasi keuangan (47,13%) dan realisasi fisik (2 teknologi). Dari 4 teknologi mekanisasi pertanian mendukung tanaman padi telah selesai dipabrikasi 2 teknologi yaitu : teknologi mesin untuk penyiapan lahan rawa pasang surut dan teknologi penggilingan padi mobile. Ke 2 (dua) teknologi tersebut telah dilakukan uji fungsi dan uji lapang. Permasalahannya ke 2 (dua) teknologi tersebut masih perlu penyempurnaan lebih lanjut dengan modifikasi, uji lapang dan uji adaptasi/lokasi. Sedangkan 2 (dua) teknologi lainnya masih dalam proses pabrikasi. c. Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 8

Tabel 4. Pemantauan Pendukung Tercapainya Indikator Kinerja Produksi Padi di Ditjen PSP No Fisik I II I II Program Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian 1 Rehabilitasi jaringan irigasi - (Ha) 469.532-9.343 726.804.800.000 557.540.280.000 2 Pengembangan irigasi perpipaan/irigasi 2.000-1 135.280.000.000-87.448.000.000 3 perpompaan Pengembangan (unit) Embung/ Dam Parit/ Long Storage *) (unit) 2.500-203.000.000.000-127.300.000.000 4 Pengembangan Irigasi 100.000-21 240.000.000.000 - Rawa (Ha) 169.682.835.000 5 Perluasan sawah (Ha) 132.129 24.294 90.680 2.142.707.240.000 797.080.531.472 914.129.676.591 6 b. Terbangunnya UPPO (unit) 650 179.934.465.000 26.372.500.000 7 Bantuan Alsintan (unit) Pra panen a. Traktor Roda 2 49.040 5.454 22.014 1.340.519.150.000 270.675.234.000 883.578.892.750 b. Traktor Roda 4 Tanaman 2.280 Pangan 330 1.476 927.960.000.000 393.510.755 375.135.911.000 c. Pompa Air 20.000 1.500 5.732 489.855.305.000 56.798.451 94.533.925.910 d. Rice Transplanter 8.000 1.034 4.657 619.068.000.000 222.328.036 220.884.357.150 8 Asuransi Pertanian (Ha) 1.000.000 154.769.950.000 172.020.960 Pagu Anggaran (Rp) Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Ditjen PSP turut serta dalam mendukung swasembada padi melalui kegiatan pendukungnya antara lain rehabilitasi JIT, pengembangan irigasi perpipaan, pengembangan embung, pengembangan irigasi rawa, perluasan sawah. pembangunan UPPO, bantuan alsintan, dan asuransi pertanian. pendukung masing-masing sudah memiliki realisasi pada triwulan II, yakni rehabilitasi JIT sebesar 9.343 Ha dari target 469.532 Ha (1,99%); pengembangan irigasi perpipaan sebesar 1 unit dari target 2.000 unit (0,05%); pengembangan embung sebesar 21 unit dari target 2.500 unit (0,84%); perluasan sawah sebesar 92.645 Ha dari target 200.600 Ha (46,18%); traktor roda dua sebanyak 22.014 unit dari target 50.000 unit (44,03%); traktor roda empat sebanyak 1.476 unit dari target 3.000 unit (49,2%); pompa air sebanyak 5.732 unit dari target 20.000 unit (28,66%); rice transplanter sebanyak 4.657 unit dari target 8.000 unit (58,21%). rehabilitasi jaringan irigasi tersier, pengembangan irigasi perpipaan, dan pengembangan embung terbilang rendah dikarenakan keterbatasan petugas pelaksana kegiatan di propinsi maupun kota/kabupaten sehingga dilakukan pengawalan dari pusat yang meiliki kompetensi dalam kegiatan tersebut agar mempercepat pelaksanaan fisik di lapangan. 9

Sedangkan untuk kegiatan pengembangan irigasi rawa, terbangunnya UPPO, serta asuransi pertanian belum memiliki realisasi secara fisik namun menunjukkan adanya progress dalam mendukung keberlangsungan ketiga kegiatan tersebut. asuransi pertanian mengalami kendala dalam masih minimnya petani memahami program asuransi pertanian sehingga petani belum memanfaatkannya ditambah pula dengan terbatasnya sumber daya manusia baik provinsi, kota/kabupaten, maupun Jasindo yang menangani pelaksanaan program asuransi pertanian. Oleh karena itu, melakukan sosialisasi ke propinsi prioritas lokasi asuransi pertanian untuk pendataan calon peserta program selain meningkatkan sosialisasi melalui media cetak, elektronik dan sosialisasi secara langsung melalui pertemuan di provinsi sampai tingkat desa dengan menambah petugas pelaksana sehingga mendukung pencapaian tujuan kegiatan. Untuk kegiatan pembangunan UPPO mengalami hambatan dalam pelaksanaan kegiatan fisik di lapangan karena keterlambatan dalam proses administrasi dan penggantian cpcl dimana cpcl yang diajukan masing-masing daerah melalui e-proposal tidak lolos dalam verifikasi sehingga diperlukan identifikasi cpcl yang matang. Selain itu, dilakukan monitoring dan supervisi ke daerah guna memberikan pemahaman yang lebih jelas dalam proses administrasi pelaksanaan UPPO yang mengalami perubahan bentuk penganggaran maupun pelaksanaannya. 2. Produksi Jagung produksi jagung berdasarkan pada PK Kementerian Pertanian 2016 sebesar 21,35 juta ton. Beberapa kegiatan di Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yang mendukung dalam produksi jagung antara lain: 10

a. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tabel 5. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Jagung Ditjen Tanaman Pangan No Program Ditjen Tanaman Pangan I Fisik II 1 Penerapan Budidaya Jagung (Ha) 1.500.000 0 216.350 1.020.000.000.000 0 154.255.556.000 2 Benih: 1.033.195.000 3.139.031.735**) 5.615.689.188**) a. Perbanyakan Benih Sumber (Ha) 63 9 11 3.139.031.735**) 5.615.689.188**) 3 Pengendalian OPT dan DPI: Pagu Anggaran (Rp) I II a. PP-PHT (Ha) 465 30 105 1.112.900.000 0 70.905.000 b. Gerakan Pengendalian OPT Reguler (Kali) 109 0 12 2.725.000.000 0 146.361.000 4 Sarana Pascapanen Jagung (Unit) *) 6.435 0 1.902 249.416.870.000 25.260.627.000 68.199.120.775 Keterangan: *) Alokasi fisik dan pagu anggaran bantuan sarana pascapanen jagung mengalami revisi **) anggaran total untuk perbanyakan benih sumber padi dan palawija pendukung untuk produksi jagung dari Ditjen Tanaman Pangan sampai dengan triwulan II yang telah terealisasi antara lain: penerapan budidaya jagung seluas 216.350 ha (14,42%) dari target 1,50 juta ha, perbanyakan benih sumber seluas 11 ha (17,46%) dari target 63 ha dan PPHT 105 ha (22,58%) dari target 465 ha, gerakan pengendalian OPT reguler 12 kali (11,01%) dari target 109 kali, dan bantuan sarana pascapanen jagung 1.902 unit (29,56%) dari target 6.435 unit. bantuan sarana pascapanen jagung mengalami revisi, sehingga meningkat menjadi 6.435 unit dari pagu awal 6.426 unit. 11

b. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Tabel 6. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Jagung Badan Litbang Pertanian. No Program Penelitian dan pengembangan teknologi Perakitan Varietas Unggul 1 Jagung lahan sub optimal dan optimal (varietas) I Fisik II Anggaran (Rp) Pagu I II 5 - - 2.010.051.000 383.116.000 844225000 2 Perakitan Teknologi dan Inovasi Peningkatan Produksi Jagung (teknologi) 7 - - 517.400.000 72.213.000 392701000 3 Penyediaan Benih Sumber (Ton) 93-19 3.200.093.000 121.279.000 370000000 4 Teknologi Mekanisasi Pertanian (teknologi) Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta dalam mendukung swasembada jagung dengan kegiataan pendukungnya antara lain penciptaan varietas unggul jagung lahan sub optimal dan optimal, perakitan teknologi dan inovasi peningkatan produksi jagung, penyediaan benih sumber jagung (BS, FS dan SS) dan teknologi mekanisasi pertanian tanaman jagung yang semuanya sampai dengan triwulan I belum ada realisasi namun untuk progresnya sudah terlihat. penciptaan varietas unggul jagung sedang dipersiapkan proposal usulan pelepasan 2 VUB jagung, sebagian lainnya sedang dalam tahap Uji Multi lokasi. teknologi tanaman jagung masih dalam tahapan penelitian. Penyediaan benih sumber saat ini telah dihasilkan 8,8 ton BS dan FS 10,4 ton, lainnya dalam tahap prosesing dan tanam. Pada kegiatan teknologi mekanisasi pertanian tanaman jagung, yaitu 1 teknologi Prototipe Mesin Panen Jagung Tipe Kombinasi (Corn Combine Harvester). Sampai dengan Triwulan I, realisasi keuangan sebesar (6,59%) dan realisasi fisik (0 teknologi). Meskipun secara fisik kegiatan belum terealisasi, namun telah dilakukan tahap persiapan kegiatan berupa Proposal, Ropp, Program Manual, pembuatan parameter disain) dan dimulainya tahap pelaksanaan kegiatan yaitu persiapan pabrikasi awal. 1 0 1 520.000.000 34265550 376025150 12

Sedangkan sampai dengan Triwulan II, realisasi keuangan (72,31%) dan realisasi fisik (1 teknologi). Prototipe mesin panen jagung tipe kombinasi (Corn Combine Harvester) telah selesai dipabrikasi dan telah dilakukan baik uji fungsi maupun uji lapang, permasalahannya mesin tersebut masih perlu penyempurnaan lebih lanjut dengan modifikasi dan uji adaptasi/lokasi. Mesin pemanen ini dapat digunakan untuk memanen, merontok, membersihkan dan sekaligus memasukkan hasil panen kedalam karung dalam satu operasi. 3. Produksi Kedelai produksi kedelai berdasarkan pada PK Kementerian Pertanian 2015 sebesar 1,50 juta ton. Beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yang mendukung tercapainya produksi kedelai antara lain: a. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tabel 7. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Kedelai Ditjen Tanaman Pangan Fisik Anggaran (Rp.) No. Pagu I II I II Program Ditjen Tanaman Pangan 1 Penerapan budidaya kedelai (Ha) 700.000 22.262 27.170 951.274.500.000 11.267.621.820 206.742.597.286 2 Perbanyakan benih sumber (Ha) 215 17 48 3.815.475.000 3.139.031.735*) 5.615.689.188*) 3 Pengendalian OPT dan DPI: a. Pemantapan penerapan PHT (Ha) 210 10 60 592.200.000 0 33.681.000 b. Gerakan pengendalian OPT reguler (Kali) 55 2 4 1.375.000.000 25.000.000 122.660.000 4 Sarana pascapanen kedelai (Unit) 6.500 0 901 187.188.000.000 0 38.563.667.043 Keterangan: *) anggaran total untuk perbanyakan benih sumber padi dan palawija pendukung untuk produksi kedelai dari Ditjen Tanaman Pangan adalah kegiatan penerapan budidaya kedelai dengan target 700.000 ha sampai dengan triwulan II sudah terealisasi sebesar 27.170 ha (3,88%), perbanyakan benih sumber dengan target 215 ha terealisasi 48 Ha (22,33%), PPHT dengan target 210 ha terealisasi 60 ha (28,57%), gerakan pengendalian OPT reguler dengan target 55 kali 13

terealisasi 4 kali (7,27%), dan bantuan sarana pascapanen kedelai berupa power thresher multiguna dari target 6.500 unit terealisasi 901 unit (13,86%). b. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Tabel 8. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Kedelai Badan Litbang Pertanian No Program Penelitian dan pengembangan te 1 a. Perakitan Varietas Unggul Kedelai toleran pecah polong dan biji besar serta lahan pasang surut dan penggerek polong (varietas) b. Perakitan Teknologi dan Inovasi Peningkatan Produksi Kedelai (teknologi) c. Penyediaan Benih Sumber 2 2 Fisik I II - - Pagu 810.000.000 - - 315.000.000 604,5 - - 12.054.110.000 Anggaran (Rp) I II Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta dalam mendukung swasembada kedelai dengan kegiatan pendukungnya antara lain penciptaan varietas unggul kedelai, perakitan teknologi dan inovasi tanaman kedelai, dan penyediaan benih sumber kedelai (BS, FS dan SS) yang semuanya sampai dengan triwulan I belum ada realisasi namun untuk progresnya sudah terlihat. penciptaan varietas unggul kedelai, saat ini sedang disiapkan proposal usulan pelepasan 3 calon VUB kedelai. penyediaan benih sumber kedelai telah dihasilkan benih sumber kedelai BS 5 ton, FS 9 ton, dan NS 2 ton, yang lain dalam tahapan prosesing dan tanam. 14

4. Produksi Gula Tebu produksi gula tebu sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kementerian Pertanian 2,80 juta ton hablur. Untuk mencapai target tersebut diperlukan kontribusi dari beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yaitu: a. Direktorat Jenderal Perkebunan Sampai dengan triwulan II tahun 2016 sesuai dengan data dari Direktorat Jenderal Perkebunan, produksi gula mencapai 333 ribu ton hablur, hal ini masih sangat jauh dari target yaitu sebesar 2.97 juta ton hablur atau baru terealisasi sebesar 11,21%. Tabel 9. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Produksi Tebu Ditjen Perkebunan No Tahun 2016 Program Rata-rata 10.03 Pertumbuhan Produksi Tanaman Tebu (%) 1 Bongkar Ratoon (hektar) 2 Rawat Ratoon (hektar) 3 Perluasan (hektar) 4 Pembangunan KBD (hektar) 5 Bantuan Peralatan Grab Loader (unit) 6 Bantuan Peralatan Pompa Air (unit) I (%) Fisik II (%) (%) (%) Pagu 742 3 7 9.458.275.000 I II 30419 3 12 172.854.436.500 1.629.217.137 2.509.485.125 5624 3 7 71.480.215.000 989.250.000 2.687.230.000 1929 3 7 54.687.941.000 Anggaran (Rp) 5 15 50 4.750.000.000 279.186.085 2.787.860.850 132 17 50 3.300.000.000 1.115.604.625 2.157.539.400 7 Bantuan Peralatan Fertilizer Applicator (unit) 8 Bantuan Peralatan Truck (unit) 9 Pengendalian OPT tebu (unit) 10 Fasilitasi pengolahan gula tebu (unit) 84 15 35 8.820.000.000 2.602.025.000 2.802.025.000 5 3 7 5.200.000.000 42.605.400 2424 7 15 4.698.125.000 10 3 45 3.794.950.000 1.063.354.000 Berdasarkan tabel diatas, kegiatan Ditjen Perkebunan sebagai upaya peningkatan produksi gula antara lain bongkar dan rawat ratoon, perluasan areal tebu, pembangunan Kebun Benih Datar, Bantuan peralatan, pengendalian OPT, dan 15

fasilitasi pengolahan gula tebu. Dari semua kegiatan tersebut, yang progressnya sudah terlihat adalah bantuan peralatan yang berupa grab loader, pompa air, fertilizer application, dan truck (36%). fasilitasi pengolahan gula tebu juga progressnya telah mencapai 45%. Untuk kegiatan yang lain sudah berjalan tapi progress pelaksanaan masih dibawah 10%. b. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Badan Litbang Pertanian berkontribusi dalam meningkatakan produksi tebu melalui kegiatan seperti dalam tabel berikut ini: Tabel 10. Pemantauan Kegitan Pendukung Indikator Kinerja Produksi Tebu di Badan Litbang Pertanian No Program Badan Litbang I II Pagu I II Perakitan Varietas Unggul Tebu dengan 1 Rendemen dan Produktivitas Tinggi di Lahan Kering (varietas) Perakitan Teknologi dan Inovasi 2 Peningkatan Produksi Tebu (teknologi) 1 0 0 516.500.000 53.000.000 183.210.250 1 0 0 849.903.000 83.938.900 389.777.850 3 Benih Sumber Tebu (budset) 3.000.000 - - 424.000.000 68.179.200 265.048.471 Teknologi mekanisasi pertanian 4 tanaman tebu (Teknologi) 2 0 0 725.000.000 31.055.900 354.436.950 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta dalam mendukung peningkatan produksi gula dengan kegiataan pendukungnya antara lain perakitanvarietas unggul tebu dengan rendemen dan produktivitas tinggi di lahan kering sebanyak 1 varietas, perakitan teknologi dan inovasi peningkayan produksi tebu 1 teknologi, dan pengadaan benih sumber tebu sebanyak 3.000.000 budset. Pada kegiatan teknologi mekanisasi pertanian tanaman tebu, ada 2 (dua) teknologi yaitu : Prototipe mesin panen tebu di lahan kering dan Prototipe core sampler untuk Pabrik Gula. 16

Sampai dengan Triwulan I, realisasi keuangan sebesar (4,28%) dan realisasi fisik (0 teknologi). Meskipun secara fisik kegiatan belum terealisasi, namun telah dilakukan tahap persiapan kegiatan berupa Proposal, Ropp, Program Manual, pembuatan parameter disain) dan dimulainya tahap pelaksanaan kegiatan yaitu persiapan pabrikasi awal. Sedangkan sampai dengan Triwulan II, realisasi keuangan (48,89%) dan realisasi fisik (0 teknologi ). Ke 2 (dua) teknologi tersebut masih dalam proses pabrikasi. 5. Produksi Daging Sapi dan Kerbau produksi daging sapi dan kerbau sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kementerian Pertanian 0,589 juta ton daging. Untuk mencapai target tersebut diperlukan kontribusi dari beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yaitu: a. Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan Dalam peningkatan produksi daging sapi dan kerbau, Ditjen PKH berkontribusi dalam meningkatakan produksi tebu melalui Program Pemenuhan Pangan Asal Ternak dan Agribisnis Peternakan Rakyat dengan kegiatan seperti dalam tabel berikut ini: 17

No Tabel 11. Pemantauan Pendukung Capaian Indikator Kinerja Produksi Daging Sapi dan Kerbau di Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Program Produksi Daging Sapi/Kerbau Fisik Anggaran (Rp) Tahun 2016 I II Pagu I II 588.560 1 Peningkatan Kualitas Bibit Unggul Sapi Potong dan kerbau (ekor) 2 Penigkatan Kulitas Semen Beku Sapi (BLU) (dosis) 3 Peningkatan Produksi Embrio Ternak (embrio) 4 Pengadaan Indukan Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau (ekor) 5 Pengembangan Padang Penggembalaan (pastura) di UPT (ha) 6 Pengambangan Kebun HPT di UPT (ha) 7 Penguatan Sumber Bibit/Benih HPT di UPTD (ha) 8 Pengembangan Unit Usaha HPT (ha) 9 Pengembangan dan pemeliharaan Padang Penggembalaan (ha) 10 Pengutan manajemen Sentra Peternakan Rakyat (SPR) (unit) 11 Penguatan Pembibitan Sapi Asli/Lokal di Pulau Terpilih (paket) 12 Penguatan Pembibitan Sapi Potong dan kerbau di Kabupaten Terpilih (paket) 13 Sinkronisasi Berahi di UPT (ekor) 14 Pengadaan Indukan dan atau Pejantan sapi potong impor atau ek simpor (ekor) 15 Pengembangan Budidaya Sapi Potong dan Kerbau (kelompok) 16 Pengujian Mutu Pakan dan Sertifikasi Pakan (sampel) 4.083 1.058 2.116 22.701.217.000 1.591.355.312 3.838.775.795 350.000 117.205 234.410 9.438.875.000 661.665.138 1.596.113.763 800 303 607 2.790.801.000 195.635.150 471.924.449 11.380 - - 291.725.416.000 - - 563 106 211 8.517.538.000 597.079.414 1.440.315.676 468 124 248 21.469.747.000 1.505.029.265 3.630.534.218 1.168 78 156 6.355.858.000 445.545.646 1.074.775.588 33 4 9 1.329.870.000 93.223.887 224.881.017 5.255 770 1.541 32.064.659.000 2.247.732.596 5.422.133.837 51 4 8 15.941.405.000 1.117.492.491 2.695.691.596 2 - - 594.400.000 41.667.440 100.513.040 42 2 4 86.115.450.000 603.943.045 1.456.872.595 65.200 2.557 5.115 10.616.224.000 744.197.302 1.795.203.478 13.520 - - 326.894.521.000 - - 937 7 15 216.793.175.000 3.013.706.617 6.027.413.235 4.500 1.249 2.498 3.148.106.000 220.682.231 532.344.725 17 Pelayanan Penguji 2.800 482 963 2.505.300.000 175.621.530 432.646.230 Laboratorium Pakan Daerah (sampel) 18 Pengujian Keamanan 2.430 970 1.941 720.978.000 50.540.558 121.917.380 Pakan/Bahan Pakan (sampel) 19 Pengawasan Mutu dan 1.386 186 372 1.248.761.000 87.538.146 211.165.485 Keamanan Pakan/bahan Pakan (sampel) 20 Pengutan Pakan Induk Sapi 1.071 157 313 14.878.190.000 1.042.961.119 2.515.901.929 Potong (ton) 21 Pengembangan Pakan 7.750 1.853 3.706 39.375.809.000 2.760.244.211 6.658.449.302 Konsentrat di UPT (ton) 22 Distribusi Semen Beku 569.160 72.451 144.901 22.954.277.000 1.609.094.818 3.881.568.241 (dosis) 23 Pengadaan N2 Cair (liter) 539.543 57.089 114.178 10.326.223.000 723.868.232 1.746.164.309 24 Pengembangan Integrasi 434 - - 23.618.683.000 1.655.669.678 3.993.919.295 Ternak Sawit (kelompok) 25 Pengembangan Integrasi 49 8 16 1.647.000.000 115.454.700 278.507.700 Ternak - Tanaman Pangan (kelompok) 26 Penanaman dan 3.706.000 417.366 834.732 8.242.380.000 577.790.838 1.393.786.458 Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas (stek) 27 Pengembangan Unit Usaha Bahan Pakan (UBP), UPP, dan LP (kelompok) 58 16 32 10.337.617.000 724.666.952 1.748.091.035 28 Pengembangan Padang Penggembalaan (Pastura) di UPT (kelompok) 251 17 33 7.604.700.000 533.089.470 1.285.954.770 18

Dalam rangka peningkatan produksi daging sapi dan kerbau, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan melaksanakan berbagai kegiatan yang mendukung pencapaian target tersebut. Diantaranya peningkatan kualitas bibit unggul sapi potong dan kerbau, peningkatan kualitas semen beku, peningkatan produksi embrio ternak, pengadaan indukan sapi dan kerbau. Dalam hal peningkatan kualitas produksi pakan, Ditjen PKH mengembangkan dan memelihara padang penggembalaan, kebun HPT, unit usaha HPT di UPT, pengujian Mutu Pakan dan Sertifikasi Pakan, pelayanan Penguji Laboratorium Pakan Daerah, pengujian Keamanan Pakan/Bahan Pakan, Pengembangan Pakan Konsentrat di UPT. Selain itu untuk pembibitan, Ditjen PKH melaksanakan kegiatan penguatan SPR (Sentra Peternakan Rakyat), penguatan pembibitan sapi asli/lokal di pulau terpilih, penguatan pembibitan sapi potong dan kerbau di kabupaten terpilih, Sinkronisasi Berahi di UPT, Pengadaan Indukan dan atau Pejantan sapi potong impor atau ek simpor. Pengembangan integrasi ternak dengan sawit dan tanaman pangan juga dilaksanakan pada tahun ini dalam upaya peningkatan produksi daging sapi dan kerbau. Sampai dengan triwulan II, hampir seluruh kegiatan telah terlaksana. Bahkan untuk kegiatan Peningkatan Kualitas Bibit Unggul Sapi Potong dan kerbau, Penigkatan Kulitas Semen Beku Sapi, Peningkatan Produksi Embrio Ternak, Pengambangan Kebun HPT di UPT, Pengujian Keamanan Pakan/Bahan Pakan sudah terlaksana diatas 50%. yang sampai triwulan II ini sama sekali belum terlaksana secara fisik adalah pengadaan indukan sapi potong, sapi perah, dan kerbau dengan target 11.380 ekor dan anggaran 291 miliar rupiah. Pengadaan indukan ini melalui mekanisme impor dan lelang (tender). Hal inilah yang menjadi kendala dikarenakan belum ada perusahaan importir yang mendaftar. b. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Badan Litbang Pertanian berkontribusi dalam meningkatakan produksi tebu melalui kegiatan seperti dalam tabel berikut ini: 19

Tabel 12. Pemantauan Pendukung Capaian Indikator Kinerja Produksi Daging Sapi dan Kerbau di Badan Litbang Pertanian No Program Penelitian dan Pengembangan teknologi Perakitan Galur Unggul Sapi PO Agrinak 1. dan F1 Silangan Sapi PO dan Bali (galur) 2 3 Perakitan Teknologi Peternakan dan Veteriner Komoditas Strategis (teknologi) Bibit Unggul Ternak sapi dan kerbau (ekor) Fisik I II Pagu Anggaran (Rp) I II 2 25% 4.304.300.000 1.213.048.700 2.425.794.650 30 20% 6.156.166.000 709.693.800 2.474.779.070 100 25% 53 300.000.000 14.452.300 157.333.300 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta dalam mendukung peningkatan produksi daging sapi dan kerbau dengan kegiataan pendukungnya antara lain Perakitan Galur Unggul Sapi PO Agrinak dan F1 Silangan Sapi PO dan Bali sebanyak 2 galur, Perakitan 30 Teknologi Peternakan dan Veteriner Komoditas Strategis, dan pengadaan Bibit Unggul Ternak sapi dan kerbau sebanyak 100 ekor. Capaian fisik pelaksanaan kegiatan inovasi teknologi peternakan dan teknologi veteriner sampai dengan triwulan II pada umumnya pelaksanaan kegiatan dalam tahap persiapan dan baru sebagian kecil yang sudah memasuki awal pelaksanaan. Pada Bibit Unggul Ternak Sapi dan Kerbau 100 Ekor sudah terealisasi 53 ekor sapi peranakankan (PO). Pada Triwulan II masih dalam tahap pelaksanaan di lapangan. Secara keseluruhan pada triwulan II ini masih dalam tahap pelaksanaan dilapangan. c. Direktorat Jenderal Prasarana Dan Sarana Pertanian Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian berkontribusi dalam meningkatakan produksi daging sapi dan kerbau melalui kegiatan asuransi ternak sapi. 20

Tabel 13. Pemantauan Capaian Indikator Kinerja Peningkatan Produksi Daging dan Kerbau Ditjen di Ditjen PSP Fisik Anggaran (Rp) Pagu I II I II Program Ditjen PSP Asuransi Ternak sapi 120.000 19.200.000.000 Asuransi ternak sapi memberikan jaminan penggantian kepada pemilik jika ternak sapi mengalami risiko kematian karena penyakit, kecelakaan dan melahirkan maupun risiko kehilangan atau lainnya sebagaimana diatur di dalam polis. Asuransi ini memberikan perlindungan terhadap atas risiko kerugian baik bagi peternak maupun perbankan. Adanya produk asuransi ini juga diharapkan dapat mendorong pendalaman industri asuransi dan perbankan secara umum dan menjadi momentum pengembangan asuransi sektor pertanian di Indonesia. Pada akhirnya, peluncuran produk ini diharapkan akan meningkatkan posisi tawar peternak dalam rangka mengakses sumber kredit/pembiayaan, dan di sisi perbankan akan meningkatkan penyaluran kredit ke sektor pertanian karena sebagian risiko kegagalan telah diproteksi oleh asuransi. Selain kegiatan-kegiatan spesifik teknis sebagaimana telah dijelaskan di atas, Kementerian Pertanian juga melaksanakan program dan kegiatan dukungan kepada lima komoditas pangan pokok tersebut, di mana implementasi kegiatannya juga mendukung tercapainya sasaran strategis dan indikator kinerja sasaran strategis Kementerian Pertanian, yaitu: (1) Program Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Pencapaian produksi komoditas pertanian strategis nasional, didukung oleh fasilitasi kegiatan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan pertanian. Kinerja yang telah dicapai melalui pelaksanaan ProgramPeningkatan Penyuluhan, Pendidikan dan Pelatihan 21

Pertanian, selama tahun 2016 secara ringkas kegiatan fasilitasi ini disajikan padatabel berikut: Tabel 13. Pemantauan Pendukung Capaian Indikator Kinerja Peningkatan Produksi lima Komoditas Pangan Strategis di BPPSDMP No Sasaran Program 1 Meningkatnya kemandirian kelembagaan petani Indikator Kinerja 1. Jumlah kelembagaan petani yang meningkat kapasitasnya (UNIT) : a. Penumbuhan Kelembagaan Ekonomi Petani (KELOMPOK) b. Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani (KELOMPOK) c. Pengawalan dan Pendampingan Lokasi Sentra (WKPP): 1) Kursus Tani Desa (4 KALI) 80.000 332 2) Rembug Tani Desa (3 KALI) 60.000-3) Kunjungan Penyuluh (6 KALI) 120.000 - Fisik Anggaran (Rp) Pagu II I I II 21.220 28 5 10 83.072.000.000 84.810.000 157.430.000 940-94 359 280-8 90 20.000 28 5.366 #### 2 3 Meningkatnya kapasitas aparatur pertanian dan non aparatur Meningkatnya kompetensi aparatur pertanian dan non aparatur pertanian 2. Jumlah BP3K yang meningkat kapasitasnya (UNIT) : a. Temu Teknis Penyuluhan Tk. 2.000 - Kecamatan (KALI) b. Rembug Tani (1 KALI) 2.000 - c. Kursus Tani (4 KALI) 8.000 - d. Farmer Field Day (FFD) (1 KALI) 2.000 - e. Latihan, Kunjungan dan Monev (6 KALI) Jumlah SDM lulusan pendidikan tinggi dan pendidikan menengah pertanian yang memenuhi standar kompetensi kerja (ORANG) : a. Jumlah SDM lulusan pendidikan tinggi yang memenuhi standar b. kompetensi Jumlah SDM kerja lulusan pendidikan menengah pertanian yang memenuhi standar kompetensi kerja Jumlah aparatur dan non aparatur pertanian yang meningkat kompetensi kerjanya (ORANG) : a. Jumlah aparatur pertanian yang meningkat kompetensi kerjanya (ORANG) : 1) Jumlah ketenagaan pelatihan pertanian yang difasilitasi dan dikembangkan (ORANG) 2) Jumlah aparatur pertanian yang ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan pertanian (ORANG) : - Diklat Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian 2.000-810 963 100.000.000.000-43.826.000.000 12.000 5.100 - - 345 154.912.000.000 11.995.961.050 51.016.000.000 600 - - - 4.500 - - 345 25.513 8.599 9.819 #### 105.849.000.000 31.332.934.358 64.432.000.000 18.005 7.034 5.934 #### 1.590 287 17.545 6.747 1.136 360 - Diklat Teknis bagi aparatur 16.409 6.387 b. Jumlah non aparatur pertanian yang meningkat kompetensi kerjanya (ORANG) 7.508 1.565 3.885 #### Sampai dengan triwulan II beberapa kegiatan sudah terealisasi dan di lapang tidak ada permasalahan yang terjadi, diharapkan sampai dengan triwulan dapat terealisasi 100% untuk semua kegiatan. 22

(2) Program Peningkatan Kualitas Perkarantinaan Pertanian dan Pengawasan Keamanan Hayati Untuk mendukung pencapaian swasembada dan swasembada pangan berkelanjutan diperlukan upaya pencegahan masuk dan menyebarnya Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK)/ Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia. Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian dari tahun ke tahun senantiasa meningkatkan kualitas kinerjanya untuk mengawasi lalulintas media pembawa HPHK/OPTK. Tabel 14. Capaian Indikator Kinerja Badan Karantina Pertanian Tahun 2016 No Program Persentase media pembawa yang memenuhi sistem Jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina impor di tempat pemasukan yang telah ditetapkan (%) Tahun 2016 1 Layanan Sertifikasi Karantina Impor 100.000 Sertifikat Program Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui sertifikasi karantina antar area dt tempat pemasukan yang telah ditetapkan (%) I Fisik II Pagu Anggaran (Rp) I II 122% 132% 130% 11.781.325.059 2.687.860.735 5.375.721.471 ###### 1 Layanan Sertifikasi Karantina Domestik Masuk Program Persentase media pembawa yang memenuhi sistem jaminan kesehatan melalui Sertifikasi karantina antar area dr tempat pengeluaran yang telah ditetapkan (%) 1 Layanan Sertifikasi Karantina Domestik Keluar Program Persentase Jumlah sertifikat ekspor yang ditolak oleh negara tujuan melalui tempat pengeluaran yang ditetapkan (%) 250.000 Sertifikat 500.000 Sertifikat 125.42% 127.69% 126.9 4% 124.89% 118.59% 128.2 2% 29.453.312.647 6.719.651.838 13.439.303.676 ###### 58.906.625.294 13.439.303.676 26.878.607.353 ###### 1 Layanan Sertifikasi Karatina Ekspor 150.000 Sertifikat Program Penurunan Persentase Kasus pelanggaran perkarantinaan dibanding tahun sebelumnya (%) 101.80% 102.33% 100.0 3% 7.573.161.000 1.788.349.106 3.576.698.212 ###### 1 Kebijakan Pengawasan dan Penindakan 7 Dokumen 20,54% 56% ##### 3.741.898.000 955.306.559 2.034.095.753 ###### Sumber Data: Badan Karantina Pertanian, 2015 Permasalahan dan kendala secara umum yang menghambat kinerja Badan Karantina Pertanian, antara lain : - Dalam rangka melaksanakan tindakan karantina hewan antar area, sampai dengan saat ini masih terdapat ketidaksesuaian antara peraturan perundangan dibidang karantina hewan dengan peraturan 23

daerah. Ketidaksesuaian terjadi karena beberapa daerah mengatur ketentuan teknis yang tidak sesuai dengan kebijakan karantina hewan, sehingga hal ini menimbulkan ketidakpastian bagi petugas karantina dalam penegakkan peraturan di lapangan, sehingga identifikasi terhadap peraturanperaturan daerah yang tidak sinergi dengan peraturan perundangan karantina terus dan telah dilakukan harmonisasi - Belum optimalnya pengawasan karantina terhadap kegiatan impor, ekspor dan antar area mengingat keterbatasan sumber daya yang ada di Badan Karantina Pertanian terutama kuantitas dan kualitas SDM serta sarana dan prasarana tindakan karantina, sehingga peningkatan dan pengembangan SDM senantiasa terus dilakukan setiap tahunnya, melalui pendidikan formal,pengembangan kompetensi petugas karantina. Selain itu modernisasi sarana dan prasarana tindakan karantina juga terus dilakukan seperti perbaikaninfrastruktur laboratorium, instalasi karantina, serta pengembangan metode pemeriksaan maupun perlakukan terhadap media pembawa HPHK dan OPTK. - Dalam rangka peningkatan dukungan akselerasi ekspor terkait dengan sertifikasi ekspor masih dijumpai beberapa produk pertanian mendapatkan complain dinegara tujuan. Hal ini kemungkinan salah satunya mungkin karena pelaksanaan tindakan karantina khususnya perlakuan yang dilakukan oleh pihak ketiga tidak standar sehingga dimungkinkan masih ada ditemukan serangga hidup di Negara tujuan - Hambatan dalam rangka peningkatan kepatuhan terhadap pelanggaran UU No. 16 Tahun 1992 serta meningkatan kualitas pelayanan petugas karantina sering dihadapkan dengan beberapa hal berikut yaitu masih banyaknya pintu-pintu pemasukan illegal sehingga kemungkinan penyelundup memasukkan MP HPHK/OPTK tidak melalui pintu-pintu yang telah ditetapkan masih sangat terbuka; Kerbatasan jumlah PPNS, intelijen di lingkup Badan Karantina Pertanian Sehingga ke depan perlu dilakukan penguatan sumber daya secara bertahap baik dari aspek kebijakan, sumber daya manusia serta sarana dan prasarana terutama di pintu-pintu yang rawan dengan pemasukan illegal. 24

2.2. Sasaran Strategis 2: Peningkatan Diversifikasi Pangan Indikator kinerja untuk sasaran strategis peningkatan diversifikasi pangan ada dua yaitu skor pola pangan harapan dengan target 86,1 dan konsumsi kalori dengan target 2040 Kkalori/kapita/hari. Beberapa kegiatan pendukung tercapainya peningkatan diversifikasi pangan dapat terlihat dalam tabel dibawah ini: Tabel 15. Pemantauan Pendukung Capaian Sasaran Strategis Peningkatan Diversifikasi Pangan di Badan Ketahanan Pangan No Program Badan Ketahanan Pangan I Fisik II Anggaran (Rp) a. Pemberdayaan Pekarangan Pangan 4.894 # ### 107.565.056.000 (desa) 10.645.661.352 63.102.190.416 b. Pemantauan Penganekaragaman Pangan 35 5 10 11.094.607.000 2.115.981.943 (Lokasi) 1.385.973.500 c. Gerakan Diversifikasi 184.158.400 Pangan (Lokasi) 35 1 1 5.812.291.000 898.624.100 d. Rekomendasi Pengawasan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan (Rekomendasi) 86 - - 21.735.369.000 2.370.004.579 7.281.943.270 Pagu I II Badan Ketahanan Pangan (BKP) merupakan Eselon I di Kementerian Pertanian yang berkontribusi dalam mendukung sasaran strategis peningkatan diversifikasi pangan telah melakukan rapat koordinasi dan penyusunan panduan Pola Pangan Harapan (PPH) dimana data konsumsi (energi, PPH dan protein) tergantung pada data susenas tahun 2016 yang akan keluar di akhir tahun 2016 (triwulan ). Beberapa kegiatan pendukung antara lain pemberdayaan pekarangan pangan, pemantauan penganekaragaman pangan, gerakan diversifikasi pangan, dan rekomendasi pengawasan keamanan pangan dan mutu pangan. 2.3. Sasaran Strategis 3: Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor Sasaran stategis Peningkatan komoditas bernilai tambah, berdaya saing dalam memenuhi pasar ekpor dan substitusi impor memiliki beberapa indikator yaitu: 25

Produksi cabe besar (ribu ton), Produksi Cabe rawit (ribu ton), Produksi Bawang Merah (ribu ton), Produksi Karet (ribu ton karet kering), Produksi Kopi ( ribu ton kopi berasan), dan Produksi Kakao (ribu ton biji kering) dengan uraian sebagai berikut: 1. Indikator Produksi Cabe Besar dan Cabe Rawit produksi cabe besar dan cabe rawit sesuai dengan Perjanjian Kinerja Kementerian Pertanian 1.209 ribu ton cabe besar dan 890 ribu ton cabe rawit. Untuk mencapai target tersebut diperlukan kontribusi dari beberapa Eselon I Lingkup Kementerian Pertanian yaitu: a. Direktorat Jenderal Hortikultura Dalam peningkatan produksi cabe besar dan cabe rawit, Ditjen Hortikultura berkontribusi melalui kegiatan Pengembangan kawasan aneka cabai seperti dalam tabel berikut ini: Tabel 16. Pemantauan Pendukung Capaian Indikator Produksi Cabe Besar dan Cabe Rawit di Ditjen Hortikultura No Program Ditjen Hortikultura 1 Fisik I II Pagu (Rp) Anggaran (Rp) I II Pengembangan kawasan aneka cabai (Hektar) 13.105 340 2.488 44.924.044 2.100.086 Indikator produksi cabe besar dan cabe rawit termuat secara terpisah di Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ini. Pemisahan ini menimbulkan kesulitan dalam menentukan kegiatan pendukung karena untuk peningkatan produksi cabe, Ditjen Hortikultura melaksanakan kegiatan pengembangan kawasan aneka cabai (tidak terpisah cabe besar dan cabe rawit). Dalam pengembangan kawasan cabai ini, diberikan bantuan pupuk, benih, mulsa, dan alsintan yang berupa cultivator, dll bagi petani. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini mengalami penurunan target yang semula 15 ribu hektar menjadi sekitar 13 ribu hektar. Secara fisik sampai triwulan II telah terealisasi bantuan untuk kawasan seluas 2488 hektar. 26

b. Badan Litbang Pertanian Badan Litbang Pertanian berkontribusi dalam meningkatakan produksi cabe melalui kegiatan seperti dalam tabel berikut ini: Tabel 17. Pemantauan Pendukung Capaian Indikator Kinerja Produksi Cabe Besar dan Cabe Rawit di Badan Litbang Pertanian No Program Penelitian dan Pengembangan P I Fisik II Anggaran (Rp) Pagu (Rp) I II 1. 2 Perakitan varietas unggul cabai adaptif musim hujan (varietas) Perakitan teknologi dan inovasi peningkatan produksi cabai (teknologi) 1 23,38% 60,75% 398.950.000 174.464.500 232.883.000 1 24,25% 40,80% 398.950.000 136.051.428 212.067.000 3 Benih Sumber cabe merah (kg) 32 45,00% 77% 60.000.000 34.096.500 34.096.500 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa Badan Litbang Pertanian turut serta dalam mendukung peningkatan produksi cabe dengan kegiatan pendukungnya antara lain perakitan varietas unggul cabe adaptif musim hujan sebanyak 1 varietas dan telah terealisasi sampai triwulan I sebanyak 23 % karena masih dalam tahap persiapan; perakitan teknologi dan inovasi peningkatan produksi cabai sebanyak 1 teknologi dsn progres fisik sampai dengan triwulan I sebanyak 24,25 %; menghasilkan benih sumber cabe merah sebanyak 32 kg dan telah terealisasi sebanyak 45%. Sedangkan pada triwulan II/2016 capaian fisik varietas unggul cabai merah adaptif musim hujan sebesar 60,75% dengan capaian kegiatan dalam taraf pengamatan (pengumpulan data) di lapangan serta uji keunggulan dan kebenaran calon varieras unggul baru cabai merah; Capaian fisik perakitan teknologi dan inovasi peningkatan produksi cabai merah sebesar 48,38% dengan capaian kegiatan pada saat ini, yaitu taraf penanaman dan awal pengamatan pada kegiatan peningkatan produksi cabai pada musim hujan; untuk capaian fisik benih sumber cabai merah sebesar 77,00% dengan realisasi volume sebanyak 15,664 kg. Berdasarkan tabel di atas, pada kegiatan benih sumber cabai merah realisasi keuangan pada triwulan I dan II tidak mengalami 27