BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. nilai ekonomi Objek Wisata Budaya Dusun Sasak Sade dengan menggunakan pendekatan biaya perjalanan (Travel Cost Method) sebesar Rp834.592.953.000,00 (Delapan Ratus Tiga Puluh Empat Miliar Lima Ratus Sembilan Puluh Dua Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Tiga Ribu Rupiah); 2. faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan wisata ke Objek Wisata Budaya Dusun Sasak Sade adalah pendapatan pengunjung, biaya perjalanan dan preferensi pengunjung menjadikan Dusun Sasak Sade sebagai tujuan utama berwisata ke Pulau Lombok. 5.2 Implikasi Implikasi dari hasil penelitian tentang valuasi ekonomi Objek Wisata Budaya Dusun Sasak Sade adalah sebagai berikut. 1. Estimasi nilai ekonomi yang diperoleh dapat menjadi acuan atau dasar ilmiah bagi pemerintah Kabupaten Lombok Tengah di dalam mengelola Dusun Sasak Sade sebagai objek wisata secara lebih optimal. 2. Estimasi nilai ekonomi tersebut dapat pula dijadikan sebagai tambahan informasi di dalam pembuatan peta Zona Nilai Ekonomi Kawasan (ZNEK). 62
3. Informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan ke Objek Wisata Budaya Dusun Sasak Sade dapat menjadi dasar perencanaan pengelolaan pariwisata khususnya faktor mengenai tujuan utama para pengunjung datang berwisata ke Lombok, yaitu dengan meningkatkan kualitas objek wisata dan promosi. 5.3 Keterbatasan Penulis menyadari bahwa penelitian tentang valuasi ekonomi Objek Wisata Budaya Dusun Sasak Sade ini memiliki banyak keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain: 1. nilai ekonomi yang diperoleh merupakan estimasi nilai guna langsung (direct-use value) Dusun Sasak Sade sebagai objek wisata melalui pendekatan Travel Cost Method (TCM); 2. variabel penelitian hanya mengangkat beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah kunjungan wisata, yaitu jenis kelamin pengunjung, asal pengunjung (domestik atau mancanegara), usia pengunjung, tingkat pendidikan, pendapatan, total biaya perjalanan, persepsi pengunjung terhadap kualitas objek wisata, persepsi pengunjung terhadap promosi dan tujuan utama pengunjung berwisata ke Pulau Lombok; 3. jumlah sampel dan waktu penelitian dirasakan masih kurang; 4. kemungkinan terjadi bias dalam menghitung biaya perjalanan karena perjalanan wisata ke Dusun Sasak Sade adalah multi-trip. 63
5.4 Saran Dengan memperhatikan hasil penelitian dan keterbatasan-keterbatasan di atas, beberapa saran yang dapat diberikan bagi para stakeholder (pemerintah, masyarakat, pelaku wisata (agen dan biro perjalanan), dan peneliti-peneliti selanjutnya) adalah sebagai berikut. 1. Bagi pemerintah dan masyarakat suku Sasak Sade. a. Perlu mengupayakan adanya pengelolaan yang optimal dan terintegrasi terhadap objek wisata yang ada di Lombok khususnya Dusun Sasak Sade. Sebagai tujuan wisata, Dusun Sasak Sade seharusnya dikelola oleh masyarakat, pemerintah, dan swasta sehingga sumbangsih ekonomi dari kegiatan wisata budaya Dusun Sasak Sade tidak hanya dinikmati oleh segelintir orang Sade atau pelaku wisata semata. Bentuk pengelolaan yang optimal dan terintegrasi ini diantaranya adalah dengan membentuk Tempat Pungutan Retribusi (TPR) untuk parkir dan tiket masuk. b. Masyarakat Suku Sasak Sade selaku pengelola objek wisata dusun wisata harus menjaga dan meningkatkan kebersihan Dusun Sasak Sade. Kebersihan ini sangat penting dalam kegiatan pariwisata dan menjadi salah satu komponen sapta pesona wisata. Apalagi tipe wisata Dusun Sasak Sade adalah berkeliling mengamati dan menikmati kehidupan sosial-budaya masyarakat Sasak. Dengan kondisi kebersihan yang terjaga, akan memberi kesan yang baik dan mendalam bagi para pengunjung terhadap objek wisata sendiri dan image masyarakat Sasak. 64
c. Pemerintah dan masyarakat Dusun Sasak Sade harus meningkatkan kualitas objek wisata Dusun Sasak Sade. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menambah fasilitas-fasilitas pendukung kegiatan wisata desa, seperti penambahan jumlah dan letak toilet (tidak hanya di dekat pintu masuk, tetapi juga di dalam area kampung). Selain itu, perlu adanya semacam papan informasi tentang objek wisata Dusun Sasak Sade dan atraksi yang ada (bahkan juga mengenai tarif) sehingga pengunjung mudah memilih kegiatan dan atraksi yang akan dinikmati. Hal ini mengingat waktu kunjungan yang tersedia bagi pengunjung tertentu (misalnya yang melakukan multi-trip) atau utamanya pengunjung mancanegara yang cenderung menyukai kejelasan. d. Sebagai Desa Wisata, Selain menyediakan souvenir khas, Dusun Sasak Sade juga perlu menyediakan makanan khas suku Sasak. Diperlukan adanya penataan zona wisata yaitu pusat souvenir. Sebaiknya rumah adat-rumah adat warga setempat tidak dijadikan sebagai tempat berjualan souvenir. Selain karena souvenir yang ditawarkan adalah sejenis, hal tersebut menimbulkan kesan bagi para pengunjung bahwa Sade bukan objek wisata budaya tapi pusat souvenir. e. Meningkatkan promosi wisata Dusun Sasak Sade melalui media cetak dan elektronik baik promosi di skala nasional maupun mancanegara. Hal yang dapat dilakukan antara lain membuat dan menyediakan banner tentang objek wisata Dusun Sasak Sade di lokasi bandara dan atau pelabuhan-pelabuhan yang ada. 65
2. Bagi peneliti-peneliti berikutnya. a. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai valuasi ekonomi dengan pendekatan non-pasar lainnya sehingga estimasi nilai yang diperoleh adalah estimasi total nilai ekonomi kawasan wisata Dusun Sasak Sade. b. Menambah variabel penelitian, waktu dan ukuran sampel penelitian. 66