BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Industri pertanian seperti PT.GGP (Green Giant Pinaeple) Lampung. menggunakan nanas sebagai komoditas utama dalam produksi.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan menjadi energi melalui tahapan metabolisme, dimana semua proses

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan yang semakin tinggi serta adanya tekanan dari para ahli dan pecinta

BAB I PENDAHULUAN. teknologi aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. berupa karbohidrat, protein, lemak dan minyak (Sirait et al., 2008).

BAB I PENDAHULUAN. bersifat sebagai katalisator yaitu zat-zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi zat

I. PENDAHULUAN. zat kimia lain seperti etanol, aseton, dan asam-asam organik sehingga. memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi (Gunam et al., 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

BAB I PENDAHULUAN. Limbah cair tahu adalah air buangan dari proses produksi tahu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Isolasi dan Perbaikan. Kultur. Rancang Media. Rancang Media 3/3/2016. Nur Hidayat Materi Kuliah Mikrobiologi Industri

I. PENDAHULUAN. Enzim merupakan biokatalis yang banyak digunakan dalam industri, karena enzim

BAB I PENDAHULUAN. enzim bersifat tahan lingkungan yang mampu melakukan aktifitas pada

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

4 Hasil dan Pembahasan

ABSTRAK. Kata Kunci : Amilase, Zea mays L., Amonium sulfat, Fraksinasi, DNS.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bacillus sp merupakan bakteri berbentuk batang, tergolong bakteri gram positif,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber karbon dan sumber energi (Hardjo et al., 1994: 15).

1 ml enzim + 1 ml larutan pati 1% (dalam bufer) Diinkubasi (suhu optimum, 15 menit) + 2 ml DNS. Dididihkan 5 menit. Didinginkan 5 menit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

ISOLASI BAKTERI PENGHASIL EKSOENZIM. Wittri Djasmasari dan AriefFuad Akademi Kimia Analisis Bogor ABSTRACT

BAB I PENGANTAR. dapat menghemat energi dan aman untuk lingkungan. Enzim merupakan produk. maupun non pangan (Darwis dan Sukara, 1990).

Metode Pengukuran Spektrofotometri (Bergmeyer et al. 1974) Pembuatan Media Heterotrof Media Heterotrof Padat. Pengaruh ph, Suhu, Konsentrasi dan

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

III. BAHAN DAN METODE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu pengekspor buah nanas yang menempati posisi

PRODUKSI ENZIM AMILASE

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan-bahan organik yang dibuat menjadi pupuk cair memiliki

I. PENDAHULUAN. tanpa ikut berubah di akhir reaksi (Agustrina dan Handayani, 2006). Molekul

I. PENDAHULUAN. Lampung adalah produsen tapioka utama di Indonesia. Keberadaan industri

BAB I PENDAHULUAN. Etanol disebut juga etil alkohol dengan rumus kimia C2H5OH atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pemotongan hewan Pacar Keling, Surabaya. dengan waktu pengamatan setiap 4 jam

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM PERSIAPAN MEDIA DAN STERILISASI OLEH : : RITA ANGGREANI WIDIASTUTI NIM : D1C KELOMPOK : IV KELAS : TPG-A 2014

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

KINETIKA REAKSI ENZIMATIS

BAB I PENDAHULUAN. besar. Total penjualan protease di dunia mencapai 50-60%. Indonesia merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI

PETUNJUK PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR (TPP 1207) Disusun oleh : Dosen Pengampu

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. selulosa dan lignin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan. Oleh karena

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Prosedur Penelitian Isolasi dan Seleksi Bakteri Proteolitik Isolasi Bakteri Proteolitik

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

BAB I PENDAHULUAN. atas komponen hidrofilik dan hidrofobik serta memiliki kemampuan menurunkan

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

IV PEMBAHASAN. 4.1 Kandungan Protein Produk Limbah Udang Hasil Fermentasi Bacillus licheniformis Dilanjutkan oleh Saccharomyces cereviseae

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. tidak ramah lingkungan dalam bidang industri (Falch, 1991).

BAB I PENDAHULUAN. Oil sludge merupakan sedimen atau endapan pada dasar tangki

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pemanfaatan gulma tanaman pangan sebagai pakan ternak. peternakan. Gulma tanaman pangan mempunyai potensi untuk dapat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

I. PENDAHULUAN. Ikan Patin jenis Pangasius hypopthalmus merupakan ikan air tawar yang mempunyai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. aplikasi enzim menyebabkan penggunaan enzim dalam industri semakin luas.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB I PENDAHULUAN. Tanah mengandung fosfat (P) sebagai salah satu unsur hara makro yang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

BAKTERI TERMO-AMILOLITIK YANG BERASAL DARI SUMBER AIR PANAS PARIANGAN KABUPATEN TANAH DATAR E-JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beberapa tahun terakhir ini Indonesia mengalami penurunan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sektor industri menyebabkan peningkatan berbagai kasus

Bakteri. mikroorganisme dalam industri. Minggu 02: Contoh peran mikroorganisme 9/13/2016

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

Ekstraksi dan Pengujian Aktivitas Enzim Amilase (Hidrolisis Pati secara Enzimatis)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AKTIVITAS KUALITATIF ENZIM KITINOLITIK (INDEKS KITINOLITIK)

Lampiran 1 Prosedur uji aktivitas protease (Walter 1984, modifikasi)

IDENTIFIKASI BAKTERI PENGHASIL AMILASE YANG BERASAL DARI TANAH TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH DI KOTA PADANG ARTIKEL GUSNAYETTY NIM.

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... 1

Pertumbuhan Total Bakteri Anaerob

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa populasi mikroorganisme yang terdapat di dalam tanah memiliki

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

BAB I PENGANTAR. Lipase merupakan enzim yang berperan sebagai katalis dalam proses

PENGENALAN ENZIM DAN ENZIM INDUSTRIAL

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian. pedaging (Budiansyah, 2004 dalam Pratiwi, 2016).

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

II. TINJAUAN PUSTAKA. Enzim adalah produk protein sel hidup yang berperan sebagai biokatalisator

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ENZIM AMILASE DARI ISOLAT BAKTERI TERMOFILIK AMILOLITIK PASCA ERUPSI MERAPI PADA BERBAGAI VARIASI SUHU DAN ph SKRIPSI

1. Isolasi dan seleksi bakteri selulolitik menggunakan Media CMC (carboxymethyl cellulose) Pembuatan kurva tumbuh dan kurva aktivitas selulase.

I. PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan organisme yang tidak dapat bergerak bebas yang pertumbuhan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4 Isolat-isolat yang diisolasi dari lumpur aktif.

I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan utama di Indonesia yang sampai saat ini

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Kurva Kalibrasi Larutan Standar Bovine Serum Albumine (BSA) Absorbansi BSA pada berbagai konsentrasi untuk menentukan kurva standar protein yaitu:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai katalisator reaksi-reaksi kimia dalam sistem biologis. Enzim memiliki daya katalitik yang tinggi dan mampu meningkatkan kecepatan reaksi hingga satu juta lebih cepat dibandingkan reaksireaksi tanpa enzim. Molekul enzim juga memiliki tingkat spesifitas tertentu terhadap substrat dari reaksi yang dikatalisisnya. Enzim tidak hanya mampu mengkatalisis reaksi-reaksi dalam sistem biologis, tetapi juga mampu mengkatalisis reaksi-reaksi di luar sistem biologis asalkan diberikan pada kondisi yang sesuai. Kemampuan enzim mengkatalisis reaksi tergambar melalui aktivitasnya (Kusumadjaja & Dewi, 2005). Penggunaan enzim dalam bidang industri, baik industri pangan maupun non-pangan, semakin berkembang di Indonesia. Enzim untuk kebutuhan industri diekstraksi dari berbagai jenis sel mahluk hidup, tetapi pada saat ini enzim lebih banyak diekstraksi dari berbagai jenis mikroorganisme, sebab mikroorganisme menghasilkan enzim yang dapat dimanfaatkan manusia dalam jumlah dan jenis yang sangat bervariasi selain mikroorganismenya sendiri dapat dikulturkan untuk memperoleh enzim yang dihasilkannnya (Palmer, 1985) Salah satu enzim dengan penggunaan yang besar adalah enzim amilase. Enzim amilase adalah kelompok enzim yang memiliki kemampuan memutuskan ikatan glikosida yang terdapat pada senyawa polimer karbohidrat. Hasil molekul amilum ini akan menjadi monomer-monomer yang lebih sederhana, seperti maltosa, dekstrin dan terutama molekul glukosa sebagai unit terkecil (Dessy, 2008). Kebutuhan amilase didunia sangat tinggi, pada tahun 2004 penjualannya mencapai sekitar US $2 milyar. Enzim amilase dari mikroba umumnya dapat memenuhi permintaan industri karena memiliki berbagai kelebihan diantaranya

efektivitas biaya, hemat ruangan dan waktu yang dibutuhkan untuk produksi, kemudahan proses modifikasi serta optimalisasinya (Aiyer, 2005 dalam Fitriani, 2013). Amilase dihasilkan oleh berbagai jenis organisme hidup, mulai dari tumbuhan, hewan, manusia bahkan pada mikroorganisme seperti bakteri dan fungi. Kelompok enzim ini memiliki banyak variasi dalam aktivitasnya, sangat spesifik, tergantung pada sumber organismenya dan tempatnya bekerja (Dessy, 2008).Ada beberapa mikroba penghasil amilase. Bakteri merupakan salah satu kelompok mikroorganisme yang dapat menghasilkan enzim amilase. Salah satu sumber amilase yang banyak dieksplorasiadalah yang berasal dari mikroba. Enzim amilase dari bakteri mempunyai keunggulan dibanding enzim amilase dari tumbuhan, yaitu kestabilannya pada suhu yang tinggi, dan mudah untuk diproduksi dalam jumlah yang banyak (Siti Nur Jannah, 1995).Penggunaanmikroba ini banyak diusahakan karena memilikikeunggulan yaitu mudah ditumbuhkan, cepat tumbuhdan dapat dikendalikan produksinya sesuai keperluan(hayati, 2008). Genus bakteri penghasil amilase yangcukup dikenal luas adalah Bacillus, Clostridium,Lactobacillus, Bacteriodes, dan Micrococcus(Pelczar dan Chan, 1988). Beberapa spesies darigenus Bacillus, seperti Bacillus subtilis, Bacilluslicheniformis dan Bacillus stearothermophilusseringkali digunakan dalam memproduksi enzimamilase secara komersial untuk berbagai keperluan (Gusnayetty, 2014). Bakteri merupakan kelompok mikroorganisme dalam tanah yang paling dominan dan mungkin meliputi separuh dari biomassa mikroba dalam tanah. Bakteri terdapat dalam segala macam tipe tanah tetapi populasinya menurun dengan bertambahnya kedalaman tanah. Bakteri yang paling umum termasuk dalam genus Pseudomonas, Arthrobacter, Clostridium, Achromobacter, Bacillus, Micrococcus, Flavobacterium, Corynibacterium, Sarcina dan Mycobacterium (Rao, N.S, 1994).

Tika, T dkk (2004) Isolasi Bakteri Amilolitik Toleran Ph 9 Dari Tanah DiTaman Wisata Alam Situ Gunung-Sukabumi. Hasil penelitian ini diperoleh 3 isolat amilolitik toleran ph 9 yang berpotensi untuk menghasilkan enzim amilase ekstraseluler yang dapat digunakan dalam industri, misalnya detergen. Wittri, D dan Arief, F (2011) telah melakukan penelitian Isolasi Bakteri Penghasil Eksoenzim Dari Tanah. Bakteri diisolasi dari sekitar kampus Akademi Kimia Analisis Bogor pada 5 titik dan kedalaman ±20 cm. Dari penelitian diperoleh 4 isolat bakteri yang mampu menghasilkan enzim amilase dan isolat dengan indeks amilolitik tertinggi pada suhu 30 dan 50 diidentifikasi sebagai bakteri golongan Bacillus laterosporus. Limbah domestik merupakan salah satu habitat yang sesuai bagi bakteri, karena mengandung bahan organik sebagai sumber nutrisinya. Kemampuan bakteri dalam menghidrolisis suatu senyawa dapat diketahuidengan cara mengukur indeks hidrolisisnya (Nurhariyati, 2012 dalam Kartika, 2013). Nurhariyati, T dkk. (2012) telah melakukan penelitian Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Amilolitik, Proteolitik, dan Lipolitik dari Limbah Domestik. Perwitasari, Y. A (2014) telah melakukan penelitian Isolasi dan Uji Amilolitik Bakteri Penghasil Amilase dari Tanah Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Kota Padang. Dari penelitian ini diperoleh tiga isolat penghasil amilase dengan indeks amilolitik terbesar. Dari Gusnayetty (2014) dengan Identifikasi Bakteri Penghasil Amilase Yang Berasal Dari Tanah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kota Padang diketahui bahwa ketiga isolat tersebut tergolong kedalam bakteri dari genus Enterobacter dan genus Bacillus. Dari penelitian-penelitian tersebut peneliti ingin meneliti aktivitas enzim amilase dari isolat bakteri dari tanah tempat pembuangan akhir sampah di Medan. Diketahui bahwa tanah tempat pembuangan akhir sampah berpotensi mengandung isolat bakteri amilolitik. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terjun merupakan lokasi tempat penimbunansampah yang diperoleh dari seluruh masyarakat dikota Medan. Timbunan sampah umumnya terdiri darisampah organik dan sampah anorganik, namunsebahagian besar sampah yang diangkut

berupasampah organik. Kondisi tersebut sangatmemungkinkan terdapatnya keanekaragamanbakteriyang tinggi antara lain bakteri amilolitik karena substrat untukpertumbuhan bakteri pendegradasi patimelimpah di tanah tempat pembuangan sampah. 1.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana cara mengisolasi bakteri amilolitik dari tanah tempat pembuangan akhir sampah? 2. Bagaimana cara mengisolasi enzim amilase dari isolat bakteri amilolitik? 3. Berapa aktivitas enzim amilase hasil isolasi? 4. Berapa suhu, ph, dan waktu inkubasi optimum untuk enzim amilase memiliki aktivitas optimum? 1.3 Pembatasan Masalah 1. Lokasi pengambilan sampel tanah adalah Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Terjun Medan 2. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada tiga titik dengan kedalaman ±15 cm dari permukaan tanah 3. Aktivitas enzim amilase diuji dengan menggunakan metode DNS 4. Optimasi produksi enzim amilase dilakukan dengan variasi suhu, ph, dan waktu inkubasi 5. Pengujian aktivitas amilase dilakukan pada variasi suhu 25, 30, 35, 40, dan 45 6. Pengaruh ph terhadap aktivitas amilase diuji dengan larutan buffer fosfat pada variasi ph 6,5 ; 6,0 ; 7,0 ; 7,5 ; dan 8,0 7. Kondisi optimum produksi enzim amilase dilakukan dengan variasi waktu inkubasi 12, 24, 36, 48, dan 60 jam. 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, yaitu ;

1. Untuk mengetahui proses isolasi bakteri amilolitik dari tanah tempat pembuangan akhir sampah 2. Untuk mengetahui proses isolasi enzim amilase dari isolat bakteri amilolitik tanah tempat pembuangan akhir sampah 3. Untuk menentukan kondisi optimum ph, suhu, dan waktu inkubasi untuk produksi enzim amilase 4. Untuk menentukan aktivitas enzim amilase dari isolat bakteri amilolitik terpilih 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah memberikan informasi mengenai sumber-sumber yang berpotensi dalam menghasilkan mikroba-mikroba penghasil enzim amilase yang telah dianggap sebagai limbah. Dengan penelitian ini dapat menambah wawasan bahwa limbah juga dapat dimanfaatkan. Selain itu dapat mengetahui pada kondisi ph, suhu, dan konsentrasi substrat berapa enzim amilase memiliki aktivitas yang optimum. 1.6 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di : 1. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2. Laboratorium Biokimia/Kimia Bahan Makanan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 1.7 Metodologi Penelitian Bakteri diisolasi dari tanah yang diambil dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Terjun Medan (pada 3 titik pengambilan sampel pada kedalaman ± 15 cm) dengan cara pengenceran dan dicawankan dalam media Nutrien Agar. Setelah diinkubasi selama 1 24 jam diamati koloni yang tumbuh. Macam koloni yang berbeda diinokulasikan pada media NA miring. Isolat-isolat yang diperoleh diuji kemampuannya dalam menghasilkan enzim amilase secara kualitatif. Pengujian

dilakukan menggunakan media yang mengandung substrat pati 1% dan diamati zona transparan yang mengelilingi koloni bakteri. Isolat dengan indeks amilolitik tertinggi dipilih untuk dilakukan optimasi produksi enzim amilase. Kondisi optimum ditentukan dengan memvariasikan ph, suhu, dan waktu inkubasi. Isolat bakteri amilolitik ditumbuhkan dalam media cair steril lalu ekstrak kasar enzim amilase diuji aktivitasnya dengan menggunakan metode DNS.Satu unit enzim amilase didefenisikan sebagai jumlah enzim yang diperlukan untuk menghasilkan 1 μmol gula tereduksi (maltosa) per menit pada suhu 30.