RETENSI ENERGI PADA IKAN

dokumen-dokumen yang mirip
Tingkat Penggunaan Limbah Laju Pertumbuhan %

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN KERAPU BEBEK (CROMILEPTES ALTIVELIS)

TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan Protein Pakan

Tingkat Kelangsungan Hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

PEMANFAATAN TEPUNG ECENG GONDOK TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN BAKU DALAM PEMBUATAN PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ikan gurami ( Osphronemus gouramy L.) merupakan ikan air tawar yang

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

BAB I. PENDAHULUAN. Protein adalah jenis asupan makan yang penting bagi kelangsungan

3.KUALITAS TELUR IKAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PENGGUNAAN PAKAN DENGAN KADAR PROTEIN BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILEM (Osteochilus hasseltii)

PEMBERIAN SENYAWA TAURINE PADA PAKAN ALAMI DAN PAKAN KOMERSIL TERHADAP TINGKAT PERTUMBUHAN JUVENILE IKAN GURAMI (Osprhonemus gouramy)

BAB IV HASIL. Pertumbuhan. Perlakuan A (0%) B (5%) C (10%) D (15%) E (20%) gurame. Pertambahan

MANFAAT PENAMBAHAN PUTIH TELUR AYAM KAMPUNG PADA PELET TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KADAR PROTEIN IKAN MAS (Cyprinus carpio Linne) Trianik Widyaningrum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Puyuh mengkonsumsi ransum guna memenuhi kebutuhan zat-zat untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Balakang

Gambar 5. Grafik Pertambahan Bobot Rata-rata Benih Lele Dumbo pada Setiap Periode Pengamatan

I. PENDAHULUAN. berupa potensi hayati maupun non hayati. Sumberdaya kelautan tersebut dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Larva Rajungan. Jenis Stadia dan Lama Waktu Perkembangan Larva

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Kebutuhan Nutrien Ikan Lele

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN SILASE KERING AMPAS TAHU UNTUK PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIBERI PAKAN BUATAN BERBASIS KIAMBANG

PENGARUH SUBTITUSI PARSIAL TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG TULANG TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN LELE SANGKURIANG (Clarias gariepinus.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ikan merupakan salah satu sumber gizi penting untuk proses kelangsungan

II. BAHAN DAN METODE

Teknologi Produksi Bahan Baku Pakan. Program Alih Jenjang D4 Bidang Akuakultur SITH, ITB VEDCA - SEAMOLEC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI SUBSTITUSI TEPUNG Azolla TERFERMENTASI PADA PAKAN IKAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS IKAN NILA GIFT

I. PENDAHULUAN. Maggot merupakan larva lalat black soldier atau serangga bunga, memiliki

HASIL DAN PEMBAHASAN

Enlargement of Selais (Ompok hypopthalmus) With fish meal Containing Thyroxine (T 4 ) Hormone

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy) (Khaeruman dan Amri, 2003).

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ikan patin siam merupakan salah satu komoditas ikan yang dikenal sebagai

PEMANFAATAN TEPUNG AZOLLA SEBAGAI PENYUSUN PAKAN IKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN DAYA CERNA IKAN NILA GIFT (OREOCHIOMIS SP)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

PENGARUH SUMBER ASAM LEMAK PAKAN BERBEDA TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN IKAN BOTIA Botia macracanthus Bleeker

Afriansyah Nugraha*, Yuli Andriani**, Yuniar Mulyani**

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Pertumbuhan ikan patin (Pangasius hypophtalmus) dengan pakan yang kombinasi

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang 70% alamnya merupakan perairan

PENENTUAN PEMBERIAN PAKAN DAN UKURAN BENIH SAAT TEBAR PADA PEMBESARAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus) DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan karena

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Spirulina sp.

BAB I PENDAHULUAN. berjalannya waktu. Hal ini merupakan pertanda baik khususnya untuk

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurusan Teknologi Perikanan, Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo

PENDAHULUAN. telurnya karena produksi telur burung puyuh dapat mencapai

PEMANFAATAN LARUTAN NUTRIEN YANG DIBAWA OLEH SERAT JAGUNG DALAM BUDIDAYA IKAN MAS Cyprinus carpio L. DI KERAMBA JARING APUNG

PEMANFAATAN TANAMAN AZOLLA SEBAGAI PAKAN TAMBAHAN (EKTRA FEEDING) Oleh : Ir. Indah Retnowati

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

I. PENDAHULUAN. di alam yang berguna sebagai sumber pakan yang penting dalam usaha

SUBSTITUSI TEPUNG BUNGKIL KEDELAI DENGAN TEPUNG BUNGKIL KOPRA DALAM PAKAN IKAN BERONANG, Siganus guttatus

HASIL DAN PEMBAHASAN

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

BAB II KETERAMPILAN PSIKOMOTOR KELOMPOK SISWA SMA KELAS XI MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging

Transkripsi:

RETENSI ENERGI PADA IKAN Oleh : Nama : Devi Olivia Muliawati NIM : B1J009088 Rombongan : II Kelompok : 5 Asisten : Yudi Novianto LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN I KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2010

HASIL DAN PEMBAHASAN Berat basah ikan awal Berat kering ikan awal Berat basah ikan akhir Berat kering ikan awal Energi bom pakan Energi bom ikan awal Energi bom ikan akhir Jumlah energi ikan awal Jumlah energi ikan akhir : 8,5 gram : 1,94 gram : 16,9 gram : 3,85 gram A. Hasil : 2.408,7 kal/gr : 4.622,1 kal/gr : 4.648,8 kal/gr = bobot kering x energi ikan awal = 1,94 x 4.622,1 = 8.966,874 = bobot kering x energi ikan akhir = 3,85 x 4.648,8 = 17.897,88 Jumlah pakan yang dikonsumsi = pertambahan bobot x FCR = 8,4 x 1,6 = 13,44 gram Energi pakan yang dikonsumsi = Jumlah pakan yang dikonsumsi x Energi bom pakan = 13,44 gram x 2.408,7 kal/gr = 32.372,928 kal Retensi energi = jumlah energi tubuh akhir jumlah energi tubuh awal 100% jumlah energi pakan yang dikonsumsi = 17.897,88 8.966,874 100% 32.372,928 = 0,2758 100% = 27,58 %

B. Pembahasan Retensi energi adalah pakan yang dikonsumsi ikan dapat dikonsumsi dalam tubuh. Retensi energi menunjukkan nilai energi dari asupan pakan yang masuk ke dalam tubuh (Halver, 1989). Untuk menghitung besarnya retensi energi mula-mula dicari terlebih dahulu energi total. Total energi dapat ditentukan dengan bom kalorimeter (Swenson, 1975). Total energi dipengaruhi oleh kualitas pakan yang berhubungan dengan kandungan protein dalam pakan tersebut. Retensi energi menunjukkan besarnya kontribusi energi pakan yang dikonsumsi terhadap pertambahan energi tubuh ikan. Menurut Yuwono (2001), kebutuhan protein ikan Nilem untuk pertumbuhan optimalnya adalah 25 35%. Berdasarkan pustaka tersebut maka pakan yang mengandung 30% protein sudah dapat memenuhi kebutuhan ikan Nilem dalam pertumbuhan optimalnya. Pemberian protein dalam jumlah yang besar atau sedikit dapat menghambat pertumbuhan ikan. Menurut Catdown (1981), tingginya kadar protein pakan mengakibatkan energi yang diperoleh dari pakan dan sumber lainnya tidak mampu menunjang kebutuhan, karena energi ikan banyak dipakai untuk deaminasi protein sehingga pertumbuhan ikan terhambat dan apabila kadar protein terlalu rendah maka energi yang diperoleh dari protein mungkin hanya cukup untuk aktivitas. Kandungan makanan yang dibutuhkan oleh ikan sebagai sumber energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Kebutuhan zat gizi ini berturut-turut adalah protein, lemak, dan karbohidrat (Marnani, 2003). Menurut Alfred (1989), kebutuhan gizi ikan mas (Cyprinus carpio) antara lain: protein, lemak, karbohidrat, mieral, vitamin, dan faktor pertumbuhan lainnya. Zonneveld et al. (1991) menambahkan bahwa energi yang dibutuhkan oleh ikan disimpan dalam bentuk kimia yang dinamakan nutrien makro dalam makanan yaitu: protein, lemak, dan karbohidrat. Kebutuhan protein untuk ikan berbeda-beda menurut spesiesnya dan pada umumnya berkisar antara 20 sampai 60% (Djajasewaka, 1990). Sahwan (1999) menambahkan bahwa kebutuhan protein ikan nila pada segala ukuran berkisar antara 20-25%, dimana besar pakan yang diberikan kurang lebih sebesar 3% dari berat total ikan. Giri et al. (1999) melaporkan bahwa untuk dapat tumbuh maksimal, juvenile ikan kerapu tikus (Cromileptis altives) membutuhkan protein sebanyak 54,2%. Ikan nila merah yang diberi pakan dengan kandungan protein 26% dengan jumlah 2-3% berat tubuh ikan dapat mencapai 150 gram selama 84 hari dari berat awal 70 gram (Yunus dan Subamia, 1992). Handayani (2000) melaporkan bahwa ikan nila gift yang

diberi pakan dengan kandungan protein 31,93% mempunyai rasio efisiensi protein maksimum. Buwono (2000) menambahkan bahwa ikan nila gift membutuhkan arginin kurang dari 4% dari protein ransum, lisin 4,1% dari protein ransum, 3,2% dari protein ransum, dan 0,7% dari protein ransum. Kandungan yang lain yang harus ada dalam pakan supaya ikan dapat tumbuh dengan baik adalah lemak. Lemak memiliki kandungan energi yang paling tinggi dibandingkan protein dan karbohidrat. Lemak untuk ikan ditentukan oleh kandungan asam lemak, terutama asam lemak essensial. Asam lemak essensial mempunyai fungsi mempertahankan struktur sel dan pembentukan sterol yang merupakan hormon pertumbuhan (Marnani, 2003). Djajasewaka (1990) menyatakan bahwa lemak di tubuh ikan memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan, daya apung tubuh ikan dalam air, dan juga mempunyai fungsi sebagi pelarut beberapa vitamin. Menurut Goddrad (1996) asam lemak yang paling dibutuhkan oleh ikan adalah asam lineat dan linoleat. Kebutuhan lemak untuk ikan berbeda-beda, tergantung dari spesiesnya. Goddrad (1996) menyatakan bahwa ikan rainbow trout membutuhkan asam lemak essensial sebanyak 15 dari berat tubuhnya, ikan channel 1-2%, japanese eel 0,5%, tilapia 0,5%, turbot 0,5%, yellowtail 2%, dan red sea bream 0,5%. Giri et al. (1999) menyatakan bahwa juvenile ikan kerapu tikus membutuhkan lemak sebanyak 9-10% untuk dapat tumbuh maksimum. Kebutuhan asam lemak linoleat dan linolenat bagi benih ikan gurame sebesar 0,5% (Makoginta et al., 1994). Menurut Yuwono (2001), energi yang diperoleh dari pakan, sebagian digunakan untuk aktivitas metabolisme dan sebagian lagi hilang dalam bentuk feses dan sampah metabolik yang disekresi. Protein merupakan zat yang dibutuhkan ikan dan perlu dipenuhi untuk mencapai pertumbuhan optimal. Protein yang terdiri atas rantai-rantai asam amino juga digunakan untuk proses katabolisme sehingga dapat menghasilkan energi. Pentingnya protein untuk pertumbuhan telah ditunjukkan pada beberapa studi tentang nutrisi protein terutama asam amino esensial. Apabila ikan kekurangan asam amino esensial akan berpengaruh pada kisaran pertumbuhan karena struktur tubuh seperti otot dan tulang tidak dapat dibentuk. Rasio besarnya pertambahan energi tubuh terhadap jumlah energi pakan yang dikonsumsi akan mencerminkan tingkat efisiensi energi pakan atau retensi energi. Retensi energi dipengaruhi beberapa faktor, antara lain : a) Kualitas pakan

Retensi energi dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi. Ikan yang diberi pakan yang berbeda-beda menunjukkan pertumbuhan yang berbeda pula. Pada umumnya ikan memerlukan protein sekitar 20 60% dari pakan yang diberikan dan kadar optimumnya adalah 30 36%. Bila kadar protein dalam makanan kurang dari 6% berat basah, ikan tidak dapat tumbuh dengan baik. b) Umur ikan Ikan muda relatif membutuhkan protein yang lebih banyak daripada ikan dewasa, sebab ikan muda harus banyak membutuhkan nutrisi untuk bergerak dan mengadakan pertumbuhan. c) Ukuran tubuh Proporsi energi yang didistribusikan pada berbagai komponen retensi energi berubah dengan meningkatnya ukuran tubuh. Menurunnya laju pertumbuhan ikan yang telah besar tidak disebabkan oleh perubahan retensi energi tetapi oleh beberapa faktor diantaranya menurunnya energi intake (Mujiman, 1985). Selain faktor internal, faktor eksternal seperti suhu juga berpengaruh terhadap retensi energi. Menurut Halver (1989), pada temperatur 30 40 0 C akan terjadi peningkatan metabolisme yang sangat cepat dan juga akan menghasilkan peningkatan retensi energi juga. Namun pada temperatur yang tinggi akan terjadi denaturasi protein. Menurut Susanto (1987), denaturasi protein terjadi pada suhu 45 0 C atau tepatnya pada suhu 60 0 C dimana semakin tinggi suhu maka fungsi biologis dari protein bisa hilang, sehingga grafik yang dihasilkan dari hubungan antara retensi energi dengan temperatur merupakan kurva parabola. Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan didapatkan hasil retensi energi dari ikan sebesar 27,58 %. Menurut Legler et al. (1997), nilai efisiensi pakan tertinggi diperoleh dari pakan dengan perlakuan nilai konversi 3,45 yang menghasilkan pertambahan relatif 72,55%. Menurut Yuwono (2001), anggaran energi yang tersimpan sebagai cadangan untuk proses pertumbuhan hanya sebagian kecil yaitu sekitar 9,5%, sedangkan sisanya habis untuk proses lain dalam tubuh, pakan yang diberikan tersebut akan mengalami proses digesti dan kemudian diabsorbsi dalam bentuk molekul-molekul kecil seperti glukosa (monosakarida), asam lemak dan asam amino. Perbedaan ikan herbivor dengan ikan karnivor menurut Yuwono (2001) ialah pada ikan herbivor pada umunya memiliki usus yang menggulung dan panjang. Contoh ikan herbivor adalah ikan koan (Ctenopharyngodon idella) dan ikan gurami

(Osphronemus gouramy). Sekitar 26% ikan teleostei adalah ikan herbivor. Ikan herbivor mengkonsumsi alga dan tumbuhan air. Ikan karnivor memangsa ikan yang berukuran lebih kecil dan umumnya adalah predator.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Besarnya nilai retensi energi ikan Nilem yang diberi pakan adalah 27,58 % 2. Bertambahnya energi tubuh terhadap jumlah energi pakan yang dikonsumsi mencerminkan tingkat energi pakan 3. Faktor yang mempengaruhi retensi energi adalah kualitas pakan, umur, ukuran tubuh, stress fisiologis, frekuensi pemberian pakan serta temperatur. DAFTAR REFERENSI

Alfred, B. 1989. Budidaya Air. Yayasan Obor, Jakarta. Buwono, I. D. 2000. Kebutuhan Asam Amino Essensial Dalam Ransum Ikan. Kanisius, Yogyakarta. Catdown, I. G. 1981. Eartwoon a New Source of Protein. W. B. Sounders Co., London. Djajasewaka, H. 1990. Pakan Ikan. CV. Yasaguna, Jakarta. Giri, N. A., Suwirya, K. Marzuqi, M. 1999. Kebutuhan Protein, Lemak, dan Vitamin C Untuk Yuwana Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis). 3 : 38-45 Goddrad, S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Campinan and Hall, Canada. Halver, J. A. 1989. Fish Nutrition. Academic Press, New York. Handayani, A. D. 2000. Efisiensi Pakan dan Pertumbuhan Ikan Nila Gift yang Diberi Pakan Buatan Dengan Proporsi Berbeda Bahan Hewani dan Nabati. Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Fakultas Biologi UNSOED, Purwokerto. Legler J dan Brush W. 1997. Ichtyology. John Willey and Sons, Canada. Makoginta, I. Suprayudi, Setiawati, M., dan Affandi, R. 1994. Kebutuhan Nutrisi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy Lac.) Untuk Pertumbuhan Dan Reproduksi. Laporan Penelitian. Fakultas Perikanan IPB, Bogor. Marnani, S. 2003. Budidaya Ikan. Program Sarjana Perikanan dan Kelautan UNSOED, Purwokerto. Mujiman, A. 1989. Makanan Ikan. PT. Penebar Swadaya, Bogor. Sahwan, F. 1999. Pakan Ikan dan udang. Formulasi, pembuatan, dan Analisis Ekonomi. Swadaya, Bogor. Susanto, H. 1987. Budidaya Ikan di Pekarangan. Swadaya, Jakarta. Swenson, M. J. 1975. Dukes Physiology of Domestic Animals 8 th Edition. Comstock Publishing Assosiate, Ithaca. Yuwono, E. 2001. Fisiologi Hewan I. Fakultas Biologi Unsoed, Purwokerto. Zonneveld, N., Huisman, E. A., Boon, J. H. 1991. Prinsip-Prinsip Budidaya Ikan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.