BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil inventarisasi naskah didapatkan bahwa naskah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia memiliki beragam suku dan tentu saja bahasa daerah

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Parwa merupakan kesusastraan Jawa Kuna yang berbentuk prosa liris.

Nilai Pendidikan Moral dalam Serat Pamorring Kawula Gusti dan Relevansinya dalam Kehidupan Sekarang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media bahasa (Pradopo, 2010: 121). Bahasa merupakan media

TINJAUAN FILOLOGI DAN AJARAN MORAL DALAM SÊRAT DRIYABRATA

HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ANTARA NOVEL NEGERI LIMA MENARA KARYA A. FUADI DAN LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA

Analisis Semiotik Serat Babad Banyuurip Pupuh Maskumambang Karya Ki Amat Takjin

Analisis Semiotik dalam Suluk Pakeliran Lakon Retno Sentiko Oleh Ki Seno Nugroho

BAB I PENDAHULUAN. Puisi menurut Kamus Besar Besar Bahasa Indonesia terdapat dua macam

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Allah Memberkati Yusuf Si Budak

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH SMP/MTs MATA PELAJARAN BAHASA DAERAH KURIKULUM 2006 TAHUN PELAJARAN 2017/2018 KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak hanya berupa arca atau prasasti, tetapi juga dapat berasal dari naskahnaskah

Allah Memberkati Yusuf Si Budak

Allah Memberkati Yusuf Si Budak

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Allah Memberkati Yusuf Si Budak

Allah Memberkati Yusuf Si Budak

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Jawa telah mengenal budaya bersusastra melalui tulisan yang

ANALISIS SEMIOTIK TEKSKIDUNG RUMEKSA ING WENGI

HUBUNGAN INTERTEKSTUAL PERISTIWA DALAM (TEKS) SENDRATARI MATAH ATI KARYA ATILAH SOERYADJAYA DAN BABAD KGPAA MANGKUNAGARA I (PANGERAN SAMBERNYAWA)

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Parwa merupakan prosa yang diadaptasi dari bagian epos-epos dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang berlakon dengan unsur-unsur utama dialog, tembang, dan dagelan.

Selamat Mengerjakan. Usia : Jenis Kelamin : Masa Kerja :... Tahun

Yeremia, Laki-laki yang Menangis

23/03/2010 Drs. Sumiyadi, M.Hum./Jurdiksatrasia, FPBS,UPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II DESKRIPSI TOKOH

2. Bacalah lambang bilangan berikut!

BAB I PENDAHULUAN. sistem konvensi sastra tertentu yang cukup ketat. Geguritan dibentuk oleh pupuh

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

banyak orang yang meneliti gaya bahasa puisi kontemporer. Gaya bahasa yang dideskripsikan melalui penelitian Gaya Bahasa dalam

memahami perasaan orang lain. Kita bisa merasakan penderitaan orang lain karena kita memiliki empati. Empati inilah yang membuat orang tergerak untuk

dia tak pernah melepas cadar yang menutupi wajah cantiknya.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah mengalami perkembangan selama lebih dari bertahun-tahun. Peran

BAB I PENDAHULUAN. dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belum pernah dilakukan kegiatan transliterasi teks atas naskah Wawacan Rawi

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan bahasa ringkas, pilihan kata yang konotatif, banyak penafsiran, dan

Suatu hari, datanglah Sunan Kalijaga ke kediaman Ki Ageng Pandanaran dengan mengenakan pakaian compang-camping layaknya seorang tukang rumput.

TRILOGI NOVEL MARITO

ASAL MULA DESA TALAKBROTO

IDENTITAS RESPONDEN. Umur :.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap kumpulan puisi Aku Ini Binatang Jalang karya

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1 Angket Try Out Kematangan Emosi dan Perilaku Altruisme

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena sastra berisikan ide para pengarang yang. lebih memaknai arti dari sebuah karya sastra tersebut.

Motivasi Agar Istiqomah

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Pangeran yang Menjadi Gembala

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN. hasil penelitian sebelumnya. Kajian pustaka bersifat mutakhir yang memuat teori,

SMA/MA IPS kelas 10 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 11. KETERAMPILAN BERSASTRALatihan Soal 11.2

1. Siapa berjalan pada jalannya sampai.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Tinjauan Studi Terdahulu. tahun Skripsi tersebut menggunakan semiotik Michael Riffatterre sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilisankan atau diceritakan kepada orang lain, kemudian berangsur-angsur

29. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SD

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM NOVEL NAK, MAAFKAN IBU TAK MAMPU MENYEKOLAHKANMU KARYA WIWID PRASETYO

NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Untuk ayah.. Kisah Sedih.

Moga-moga, tetapi seelok eloknya kaki ibu itu diobati juga, supaya sembuh benar benar. Biar saya kenakan..

Disusun Oleh NIKEN HARTATI SIAM NUGROHO D SKRIPSI. Disusun guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat-Syarat

Sikap Kepahlawanan dan

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI MATERI PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI SMAN 2 SUKOHARJO

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud si Anak Gembala

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

Menghormati Orang Lain

BAB II KAJIAN TEORI. A. Pengertian Filologi. kebudayaan suatu bangsa melalui teks-teks tertulis di dalam naskah-naskah klasik

BAB I PENDAHULUAN. permainan tradisional antara lain Ndolalak, Jathilan, Srandul, Reog, Nini

Berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, saya dipertemukan dengan

KEPUASAN PERNIKAHAN PADA SUAMI DITINJAU DARI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Disusun oleh: Maharani Sukarno Putri

Anak Laki-Laki Kesayangan Menjadi Budak

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi tulis yang berkembang di masyarakat Jawa dapat diketahui melalui

WATU GATENG DAN WATU GILANG KOTAGEDE. Theresiana Ani Larasati

BAB IV KESIMPULAN. Peristiwa yang terjalin dalam novel Nagabonar Jadi 2 terbentuk menjadi

Pangeran yang Menjadi Gembala

Pemuka rumah Tuhan mengunjungi Yesus

Selamat Tinggal Firaun!

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan salah satu media yang digunakan seseorang untuk

PESAN MORAL DALAM CERITA RAKYAT RARA JONGGRANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah bentuk karya seni yang diungkapkan oleh pikiran

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) LOMBA TEMBANG MACAPAT UNTUK SISWA SD SE - PROPINSI DIY BALAI PELESTARIAN SEJARAH DAN NILAI TRADISIONAL YOGYAKARTA

SKALA MINAT MEMBACA. A. Aspek Kesadaran Aspek yang mengungkap seberapa jauh subyek menyadari, mengetahui dan memahami manfaat membaca buku.

LEGENDA JAKA TINGKIR VERSI PATILASAN GEDONG PUSOKO KARATON PAJANG DAN FUNGSINYA BAGI MASYARAKAT: TINJAUAN RESEPSI SASTRA

للسنة االولى مصلح فتح الرمحن.

MENGAMPUNI ORANG LAIN

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL PEER GROUP DAN KONTROL DIRI DENGAN KEPATUHAN TERHADAP NORMA SOSIAL SKRIPSI OLEH: SRI PUJI ASTUTI

63 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. kesusastraan Bali adalah salah satu bagian dari karya sastra yang terdapat di

: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Sub tema 1 : Perkembangbiakan dan Daur Hidup Hewan

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Pangeran yang Menjadi Gembala


TOKOH, PENOKOHAN CERITA DONGENG PUTRI CINDERELLA DENGAN BAWANG MERAH BAWANG PUTIH DAN PERBANDINGANNYA (SUATU TINJAUAN STRUKTURAL DAN DIDAKTIS) OLEH

ASAL KETURUNAN RAJA-RAJA MELAYU : Suntingan Teks dan Analisis Hipogram

ABSTRAK GEGURITAN MASAN RODI ANALISIS STRUKTUR DAN NILAI

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita membaca berbagai macam karya sastra Jawa, maka di antaranya ada

Surat Paulus yang pertama kepada jemaat Tesalonika

AKU SUKA MEMBACA. Karya Puput Happy. Setiap hari aku membaca Agar kelak menjadi orang berilmu Berbudi pekerti luhur dan mulia Hingga masuk surga

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Berdasarkan hasil inventarisasi naskah didapatkan bahwa naskah Kempalan Dongeng yang memuat teks Kyai Prelambang dengan bertuliskakan aksara Jawa tidak ditemukan di tempat lain selain di perpustakaan Puro Pakualaman. Naskah tersebut benomor kodek St. 35, tersimpan rapi dan masih lengkap halamannya, namun jilidan naskah sudah rusak dan terdapat beberapa lubang dimakan ngengat dan lubang bekas terbakar. Naskah terdiri atas 282 halaman memuat kumpulan enam dongeng yang ditulis dengan aksara Jawa dan menggunakan bahasa Jawa berbentuk dalam tembang macapat. Tembang dalam teks sesuai dengan kaidah susunan guru gatra, guru lagu, dan guru wilangan. Suntingan teks menghasilkan beberapa aparat kritik, namun tidak mempengaruhi susunan tembang. Kemudian dari tembang macapat diterjemahkan dan dirubah menjadi sebuah prosa. Melalui analisis semiotika Riffaterre dengan empat langkah dalam memaknai sebuah karya sastra yakni pembacaan heuristik, pembacaan hermeneutik, pencarian matriks, model, dan varian, serta pencarian hipogram, ditemukan bahwa teks Kyai Prelambang memuat banyak pengajaran. Dimulai dari pembacaan heuristik dan hermeneutik teks yang menceritakan seorang ayah yang mempunyai dua putra dengan sifat yang berbeda. Kisah dua anak itu dimulai ketika mereka disuruh ayahnya merantau ke kota, kemudian mencari nafkah dan pasangan, kemudian mendapat pertolongan Tuhan, dan melakukan perbuatan baik hingga mendapatkan balasan atau imbalan dan membuat bangga ayahnya. 143

Teks Kyai Prêlambang terbagi atas empat pupuh yang masih saling berkaitan satu sama lain. Masing-masing pupuh, merupakan jalinan cerita yang berkesinambungan atau jika dalam alur. Secara keseluruhan, teks ini memberikan nilai-nilai berupa ajaran-ajaran, nasehat-nasehat tentang perbuatan baik dan buruk serta balasannya. Hal tersebut telah tampak pada judul teks ini. Kata Kyai merupakan seorang guru dalam agama Islam yang mengajarkan tentang bagaimana semestinya perbuatan manusia dan kemurahan hati Tuhan kepada hambanya. Kata Prelambang (perlambang) diartikan sebagai isyarat atau tandatanda tentang sesuatu yang gaib atau yang harus dihormati. Bertolak dari hal tersebut dapat dinilai bahwa teks ini muncul, juga sebagai bahan ajaran. Adapun perincian ajaran-ajaran tersebut disisipkan ke dalam pupuh-pupuh di dalam teks. Keempat pupuh yang terdapat pada teks Kyai Prêlambang dalam Naskah Kempalan Dongeng ini adalah, Pangkur, Durma, Megatruh, dan Asmaradana. Keempat pupuh tersebut masing-masing memiliki makna yang saling berhubungan dengan cerita di dalam teks. Pada pupuh pertama, Pangkur, memiliki sifat nafsu, keras, seperti kemarahan, perkelahian dan perang. Berhubungan dengan karakter pupuh, ketika Mas Bodho diperdaya-diusir, diamarahi, dipukul, difitnah oleh kakaknya, ia selalu pergi ke dalam gua dan berkeluh-kesah di dalam gua tersebut. Keluh-kesah yang dilontarkan oleh Mas Bodho dianggap sebagai doa, sehingga ia mendapat pertolongan Tuhan melalui malaikat Jibril. Pupuh Pangkur berisi ajaran-ajaran, tindakan yang buruk, dan pertolongan dari Tuhan kepada seorang hamba yang berdoa. 144

Pupuh dua, Durma, untuk melukiskan cerita-cerita keras (perkelahian, perang). Pupuh kedua masih berhubungan dengan pupuh yang pertama, namun, terdapat perubahan sikap dan perilaku oleh tokoh Bagus Wasis. Ia dan istrinya yang sewenang-wenang terhadap Bagus Bodho, akhirnya taubat karena terus dipukuli oleh tongkat sakti pemberian malaikat. Sebagai bentuk pertaubatannya, ia memberikan segala miliknya kepada adiknya, serta menerima permintaan adiknya untuk menyampaikan surat kepada raja, namun ia dipenjara. Hal itu merupakan bentuk hukuman (kekerasan) pada Bagus Wasis yang telah berbuat sewenang-wenang kepada adiknya. Pupuh tiga, Megatruh, melukiskan perasaan kecewa atau kesedihan yg mendalam, tergambar pada saat Mas Bodho yang sedih mendengar kakaknya di penjara oleh Raja. Ia berdiam diri selama tujuh hari sebagai rasa duka. Kesedihan Bagus Bodho atas kakaknya, mendapat pertolongan Gusti Allah sehingga dapat menolong kakaknya dengan mengikuti sayembara Raja. Kedua anak Ki Prelambang kemudian hidup bahagia karena bisa menolong Raja dan memenangkan sayembara. Pupuh empat, Asmaradana, untuk mengungkapkan rasa sedih, prihatin, atau rasa cinta. Pada pupuh ini, Ki Prelambang telah berhasil mendidik kedua anaknya menjadi orang yang dihormati dan ia merasa sangat bangga. Ketika ia berkunjung ke keraton, ia diterima dengan baik oleh kedua anaknya. Selain itu, Ki Prelambang, juga memberikan petuah atau nasehat kepada kedua anaknya yang telah sukses mendapat jabatan di keraton. Nama tokoh pada teks teks Kyai Prêlambang merupakan sebuah perumpamaan atau kiasan. Nama Bodho (bodoh), diartikan sebagai tidak mudah 145

tahu atau tidak memiliki pengetahuan (pendidikan, pengalaman). Dalam kepolosan dan ketidaktahuan Bagus Bodho, terdapat kelebihan-kelebihan yang dimilikinya berupa keberuntungan dengan mendapatkan pertolongan Gusti Allah melalui malaikat sehingga dapat berbuat kebajikan pada sesama manusia. Sebagai balasannya akan mendapat kedudukan yang tinggi. Hal ini juga menunjukan bahwa dengan belajar, berusaha, dan berdoa, nasib yang buruk akan berubah menjadi baik. Sedangkan nama Wasis yang mempunyai arti pintar dan bisa, namun mempunyai sifat yang kurang baik, yaitu selalu mengambil hak adiknya yang bodoh dan mudah diperdaya. Karena perbuatannya itu dia mendapatkan balasan dari Tuhan. Hingga pada akhirnya dia bertaubat dan mengikuti apapun keinginan adiknya yang sebelunya selalu diperdaya. Karena kesadaraannya untuk berubah inilah, pada akhirnya ia juga mendapatkan kebahagiaan. Dengan demikian, jelas bahwa teks ini merupakan ajaran-ajaran-yang terdapat dalam agama Islam yang diberikan seorang Kyai kepada muridnya untuk mengamalkan segala kebaikan dan selalu berusaha. Teks ini juga mengajarkan bahwa manusia sebagai hamba Tuhan akan mendapatkan imbalan dari setiap perbuatannya. Setelah melakukan pembacaan hermeneutik kemudian pencarian matriks dalam teks Kyai Prêlambang. Hasilnya, matriksnya adalah pendidikan dan pengajaran. Matriks tersebut ditransformasikan menjadi model perumpamaan yang berisi kebaikan, keburukan, usaha, dan imbalan atau balasan. Model keburukan ditunjukkan saat Bagus Wasis bertindak sewenang-wenang terhadap Bagus Bodho, adiknya. Model kebaikan ditunjukkan saat Mas Bodho memberi 146

kakaknya berupa kantong, angsa, dan tongkat. Kemudian, ia membantu kakaknya keluar dari penjara dan membantu Raja Bahdani untuk menghilangkan Raja Jin yang menganggu di dalam mimpinya. Kebaikan juga ditunjukkan Gusti Allah melalui malaikat Jibril untuk menolong Mas Bodho pada saat tertimpa kesusahan. Model imbalan ditunjukkan pada saat Bagus Bodho dan kakaknya mendapat imbalan jabatan dari Raja juga seorang putri untuk Bagus Bodho. Selain itu, Ki Prelambang mendapatkan tanah dari kedua anaknya yang sudah berhasil sehingga dapat membangun rumah dan mesjid. Berdasarkan model, ditransformasikan lagi menjadi bentuk-bentuk varian. Varian merupakan aktualisasi dari matriks dan juga model. Varian dari teks Kyai Prêlambang adalah tindakan buruk, pertolongan Gusti Allah, balasan tindakan buruk, pertolongan manusia, usaha perlawanan, perbuatan baik, balasan perbuatan baik, dan bakti kepada orang tua. Langkah terakhir adalah mencari hipogram. Terdapat dua macam hipogram yaitu hipogram potensial dan hipogram aktual. Berdasar pencarian hipogram potensial, pertama teks Kyai Prelambang berhubungan dengan kondisi sosial abad 18. Kedua, berhubungan dengan Islam: kekuasaan dari Allah dan ajaran dari kyai. Ketiga, berhubungan dengan kekuasaan raja di Yogyakarta dan Belanda. Hipogram aktual yang pertama yaitu naskah sebelum teks Kyai Prelambang yang masih dalam satu naskah Kempalan Dongeng: Kisah Raden Mukjijat, Istrijat, dan Keramat. Kedua, Sastra Gending karya Sultan Agung. Hasil pembacaan dan pencarian diatas dapat dibuat menjadi sebuah bagan analisis dibawah ini. 147

Bagan analisis semiotika pada teks Kyai Prelambang TEKS KYAI PRELAMBANG Heuristik Hermeneutik Matriks Pendidikan Perumpamaan (kebaikan, keburukan, usaha, dan balasan) Model Tindakan buruk Pertolongan Gusti Allah Balasan tindakan buruk Pertolongan manusia Perbuatan baik Balasan perbuatan baik Usaha perlawanan Bakti kepada orang tua Varian Hipogram Aktual Potensial Naskah sebelum Kyai Prelambang yang masih dalam satu naskah Kempalan Dongeng: Kisah Raden Mukjijat, Istrijat, dan Keramat Sastra Gending karya Sultan Agung Berhubungan dengan kondisi sosial abad 18. Berhubungan dengan Islam: kekuasaan dari Allah dan ajaran dari kyai. Berhubungan dengan kekuasaan raja di Yogyakarta dan Belanda. 148

Keterangan tanda dalam bagan: (warna hitam) = Tahap pembacaan (warna hijau) = Tahap pencarian (warna merah) = Hasil/temuan (garis putus warna merah) = Hasil pembacaan hermeneutik 149