METABOLIT SEKUNDER FRAKSI NON AKTIF A. salina EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Melochia umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia

dokumen-dokumen yang mirip
UJI BIOAKTIVITAS FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK KLOROFORM Melochia umbellata (Houtt) Stapf Var. Visenia

Uji Toksisitas Kulit Akar Melochia umbellata (Houtt) Stapf. var. degrabrata dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

METABOLIT SEKUNDER FRAKSI AKTIF A. salina EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Melochia umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia

METABOLIT SEKUNDER FRAKSI NON AKTIF Artemia salina Leach EKSTRAK KLOROFORM KAYU BATANG Melochia umbellata (Houtt) Stapf var.

Skrining Bioaktivitas Beberapa Bagian Jaringan Tumbuhan Paliasa (Melochia umbellata (Hout) Stapf var. Degrabrata K)

KARAKTERISASI SENYAWA DARI EKSTRAK KLOROFORM DAUN Melochia umbellata (Houtt.) Stapf var. Degrabrata K. DAN UJI AKTIVITAS ANTIHIPERGLIKEMIK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

ABSTRAK. Kata kunci: Larvasida, Aedes aegypti, Melochia umbellata (Houtt.) Stapf Var. degrabrata K, LC50, Alkaloid ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

SENYAWA TURUNAN STEROL ANTIJAMUR DARI KAYU AKAR MELOCHIA UMBELLATA (HOUTT) STAPF VARITAS DEGRABRATA K.

PROFIL KIMIA TUMBUHAN PERSEA AMERICANA MILL. INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

3 Percobaan dan Hasil

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Melochia umbellata YANG AKTIF TERHADAP LARVA UDANG Artemia Salina Leach

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

Bab III Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

3 Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Isolation Method of Bioactive Compounds in Paliasa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL

TOKSISITAS SENYAWA FLAVONOID DARI EKSTRAK ETANOL DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora Linn.) SEBAGAI SKRINING AWAL ANTIKANKER SKRIPSI

BAB 3 METODE PENELITIAN

SENYAWA GERANIL-1, 3 -DIOKSO-PARA-KRESOL DARI EKSTRAK ETIL ASETAT (EtOAc) KULIT AKAR PALIASA (Kleinhovia hospita Linn.)

Mesomeri Jurnal Jurnal Riset Sains dan Kimia Terapan

Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Kloroform Kulit Batang Sukun (Artocarpus altilis)

IDENTIFIKASI DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DARI DAUN TANAMAN SIRSAK (Annona muricata L)

Isolasi Senyawa Metabolit Sekunder Fraksi Metilen Klorida Ekstrak Kayu Batang Paliasa (Kleinhovia hospita L.)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tanaman binahong (A. cordifolia) yang diperoleh dari Desa Toima Kecamatan

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Garcinia rigida

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

Eksplorasi Metabolit Sekunder dari Spons di Wilayah Sulawesi Selatan dan Uji Bioaktivitasnya terhadap Artemia salina

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

Isolasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Kulit Buah Mangrove Pidada (Sonneratia caseolaris)

ISOLASI DAN UJI TOKSISITAS SENYAWA ALKALOID DARI KULIT BATANG TUMBUHAN Polyalthia rumphii (B) Merr. (ANNONACEAE)

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI METANOL BATANG TANAMAN ANDONG (Cordyline fruticosa) DAN AKTIVITAS SITOTOKSIKNYA TERHADAP SEL HeLa

SENYAWA GOLONGAN STEROID DARI EKSTRAK n-heksana KULIT BATANG KAYU BITTI (Vitex cofassus) DAN UJI TOKSISITAS TERHADAP Artemia

POTENSI SITOTOKSIK EKSTRAK AIR DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK DARI FRAKSI ETIL ASETAT PADA KULIT BATANG TUMBUHAN CERIA (Baccaurea hookeri)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

KARAKTERISASI SENYAWA FENOLIK PADA KULIT BATANG JABON (Anthocephalus cadamba (ROXB.) MIQ

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Skrining Alkaloid dari Tumbuhan Alstonia scholaris

Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Metanol Daun Ketepeng Cina (Cassia alata Linn)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA TOKSIK DARI DAGING BUAH PARE (Momordica charantia L.) I G. A. Gede Bawa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

SENYAWA 4-HIDROKSI SINAMAMIDA DARI EKSTRAK ETIL ASETAT (EtOAc) KULIT AKAR PALIASA (Kleinhovia hospita Linn)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

Uji Toksisitas Ekstrak methanol Beberapa Bagian Jaringan Tumbuhan Bayur (Pterospermum subpeltatum C.B. Rob) Jl. Dg. Tata Parang Tambung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

SENYAWA TURUNAN OLEANAN DARI KULIT BATANG Melochia umbellata (Houtt) Stapf var. DEGRABRATA K DAN BIOAKTIVITASNYA

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

Musyarrifah, Asriani Ilyas, dan Maswati Baharuddin Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pelaksanaan Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Kloroform Daun Tumbuhan Iler (Coleus scutellarioides, Linn, Benth)

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KURKUMIN DAN BISAKURON DARI EKSTRAK RIMPANG TEMU GLENYEH (Curcuma soloensis. Val)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

2 METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Tahapan Penelitian Determinasi Tanaman Preparasi Sampel dan Ekstraksi

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DARI EKSTRAK n-heksan BATANG BENALU TANAMAN JERUK (Dendrophtoe pentandra (L.)Miq.)

ISOLASI SENYAWA AKTIF EKSTRAK ETANOL BIJI ALPUKAT (Persea americana) DAN UJI TOKSISITAS TERHADAP Artemia salina Leach

Lampiran 1. Surat Keterangan Identifikasi Spons

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

2018 UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ISOLASI SENYAWA GOLONGAN TRITERPENOID DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK N-HEKSANA BATANG PRANAJIWA

ISOLASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETIL ASETAT DAUN Nerium oleander

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

SENYAWA DI-(2-ETILHEKSIL)FTALAT DALAM FRAKSI METILEN KLORIDA EKSTRAK JARINGAN KAYU BATANG TUMBUHAN (Kleinhovia hospita L.) Imran 1) ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Pembuatan Pereaksi Pendeteksi. Sebanyak 10 gram NaOH dilarutkan dengan aquades dalam gelas beker

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FENOL DARI EKSTRAK METANOL BIJI PEPAYA (Carica Papaya Linn)

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

Jurnal Kimia Indonesia

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

ISOLASI METABOLIT SEKUNDER DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK METANOL DAUN TANAMAN Cerbera odollam Gaertn. (APOCYNACEAE)

Transkripsi:

METABOLIT SEKUNDER FRAKSI NON AKTIF A. salina EKSTRAK n-heksan KULIT BATANG Melochia umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia Nur Aqlia 1*, Nunuk Hariani Soekamto, Firdaus Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10, Tamalanrea Makasssar, Indonesia 90245 Email*: gtj.aqlia@gmail.com ABSTRAK Penelitian tentang isolasi, identifikasi, dan elusidasi struktur senyawa metabolit sekunder dari fraksi non aktif A. salina ekstrak n-heksan kulit batang M. umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia telah dilakukan. Teknik isolasi dengan cara maserasi, evaporasi, fraksinasi menggunakan kromatografi, dan pemurnian. Penentuan fraksi non aktif didasarkan pada metode brine shrimp lethality test (BSLT) menggunakan larva udang Artemia salina, penentuan golongan senyawa yang diperoleh menggunakan uji fitokimia dan elusidasi strukturnya dilakukan melalui analisis data spektroskopi FT-IR, 1 H-NMR, 13 C-NMR, NMR 2D (HSQC dan HMBC). Pada Penelitian ini diperoleh 3 fraksi non aktif yaitu fraksi A, B, dan E dengan nilai LC 50 berturut-turut sebesar 2.955.209 µg/ml, 4.847,01 µg/ml dan 22.271 µg/ml dan berhasil diisolasi dua senyawa golongan alkaloid yang merupakan pseudoalkaloid. Kata kunci : Pseudoalkaloid, Artemia salina, Melochia umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia, LC 50, BSLT. ABSTRACT The research about isolation, identification, and elucidation structure of secondary metabolite compounds from the non-active fraction of extract n-hexane of stem bark of Melochia umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia has been done. Isolation techniques were done by maceration, evaporation, fractionation by chromatography, and purification. The determination of the non-active fraction was based on the method of brine shrimp lethality test (BSLT) using Artemia salina larvae, determination of the group compounds obtained by phytochemical test and elucidation structure of compound based on analysis of spectroscopic data of FT-IR, 1 H-NMR, 13 C-NMR, NMR 2D (HSQC and HMBC). This research obtained 3 non active fraction is fraction A, B, and E with LC 50 value of 2,955,209 μg/ml, 4,847,01 μg/ml and 22,271 μg/ml respectively and have isolated two alkaloid group compounds is a pseudoalkaloid. Keyword : Pseudoalkaloid, Artemia salina, Melochia umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia, LC 50, BSLT.

PENDAHULUAN Pemanfaatan obat tradisional dari tumbuh-tumbuhan menjadi salah satu solusi penanganan berbagai macam penyakit. Pencarian dan eksploitasi tumbuhan di Indonesia yang dapat dijadikan sebagai sumber obat telah banyak dilakukan termasuk pencarian tumbuhan yang memiliki bioaktivitas sebagai antivirus, antiinflamasi, hepatitis, antioksidan, dan antikanker. Salah satu tumbuhan yang memiliki berbagai bioaktivitas dan sangat potensial sebagai sumber obat adalah tumbuhan yang berasal dari famili Malvaceae. Famili Malvaceae adalah famili tumbuhan terbesar yang banyak ditemukan di daerah tropis (Naggar, 2004) yang terdiri atas 243 genus dan 4300 spesies tumbuhan (Kiesson, dkk., 2010). Salah satu tumbuhan dari famili Malvaceae yang sangat dikenal di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan sebagai tumbuhan obat dengan berbagai khasiatnya adalah tumbuhan paliasa. Berdasarkan penelusuran etnobotani, tumbuhan paliasa memiliki beberapa khasiat yaitu mampu mengobati penyakit liver, hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, dan hepatitis (Raflizar, dkk., 2006). Tumbuhan paliasa terbagi atas dua jenis spesies yaitu Kleinhovia hospita Linn dan Melochia umbellata. Adapun spesies Melochia umbellata terbagi atas dua varietas yaitu Melochia umbellata (Houtt) Stapf var. Degrabrata K. dan Melochia umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia (Nuvita, 2006). Pada tumbuhan paliasa spesies Kleinhovia hospita Linn dan M. umbellata telah ditemukan beberapa senyawa metabolit sekunder. Penelitian yang dilakukan oleh Stepanus (2011) memperlihatkan adanya senyawa 3-asetoksi-12-oleanen-28-oat yang berhasil diisolasi dari fraksi non aktif A. salina ekstrak n-heksan kulit akar Kleinhovia hospita Linn yang toksik terhadap A. salina. Terdapat pula senyawa -sitosterol, seskuiterpen, dan calkon (golongan flavonoid) pada fraksi non aktif A. salina ekstrak n-heksan daun Klenhovia hospita Linn (Hendra, 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Tayeb, dkk., (2008) pada ekstrak n-heksana dari daun paliasa M. umbellata (Houtt) Stapf var. Degrabrata K. bersifat toksik terhadap larva A. salina dan fraksi metanol dari daun M. umbellata (Houtt) Stapf var. Degrabrata K. bersifat antiproliferasi terhadap sel Hela. Pada ekstrak etil asetat daun M. umbellata diperoleh senyawa alkaloid yang bersifat toksik terhadap larva A. salina (Rahim, 2011) dan bersifat sitotoksik terhadap sel telur bulu babi dengan nilai IC 50 sebesar 0,779 μg/ml (Irnayanti, 2007). Senyawa waltherione C dari ekstrak kloroform kayu batang M. umbellata yang bersifat toksik terhadap A. salina dengan nilai LC 50 sebesar 0,29 µg/ml dan sitotoksik terhadap sel murin leukemia P-388 dengan nilai IC 50 sebesar 0,26 µg/ml (Erwin, 2014). Senyawa waltherione A dan C juga ditemukan oleh Jadulco, dkk., (2014) yang memperlihatkan bioaktivitas sebagai antivirus HIV pada konsentrasi 0,84 M dan 56,2 M. Hasil uji bioaktivitas pada ekstrak metanol kulit akar, kayu akar, kulit batang, kayu batang, dan daun masing-masing memiliki nilai LC 50 sebesar 66,22 µg/ml, 37,34 µg/ml, 30,37 µg/ml, 1,80 µg/ml, dan 84,26 µg/ml. Data ini menunjukkan bahwa pada ekstrak kulit batang dan kayu batang merupakan jaringan yang paling aktif (Erwin, dkk., 2009). Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa telah banyak ditemukan senyawa yang terkandung dalam tumbuhan paliasa pada spesies Kleinhovia hospita Linn dan M. umbellata (Houtt) Stapf var. Degrabrata K. namun, penelitian terkait pencarian senyawa bahan alam pada spesies M. umbellata belum sepenuhnya selesai karena penelitian pada varietas Visenia masih sangat kurang. Oleh sebab itu, akan dilakukan penelitian mengenai metabolit sekunder fraksi non aktif A. salina ekstrak n-heksan kulit batang M. umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia.

METODOLOGI Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk kulit batang tumbuhan M. umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia, beberapa pelarut organik seperti metanol teknis, n-heksan teknis, kloroform p.a, etil asetat teknis, aseton teknis, reagen Liebermann-Buchard, Dragendorff, Wagner, besi (III) klorida, H 2 SO 4 10%, plat KLT (Merk Kieselgel 60 F254 0,25 mm), silika gel 60 (Merk, no. katalog 7733), silika gel 60 (Merk, no. katalog 7734), silika gel 60 (Merk, no. katalog 7730), NaCl laut (Sigma, no. katalog S-9883), DMSO (Merck, no. katalog 802912), dan telur udang A. salina Leach. Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, blender, corong, corong pisah, corong Buchner, rotary evaporator, timbangan digital, perangkat destilasi Vigreux, kromatografi kolom gravitasi (KKG), kromatografi kolom vakum (KKV), kromatografi kolom tekan (KKT), mikropipet, mikroplate, tabung eppendorf, penyaring kristal, wadah penetesan, alat kromatografi lapis tipis (KLT) (chambers, pipa kapiler, pensil, cutter, dan mistar), dan lampu UV, mikroskop. Sementara untuk analisis spektrometri digunakan spektrometer IR (FTIR 8501 Shimadzu), JEOL JMN A 5000 yang bekerja pada 500,0 MHz ( 1 H-NMR) dan 125,65 MHz ( 13 C-NMR), HSQC, dan HMBC. Prosedur Kerja A. Pengumpulan Bahan Tumbuhan Kulit batang tumbuhan M. umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia diperoleh dari desa Baring kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Spesimen tumbuhan diidentifikasi oleh Keragaman Flora Indonesia Kerukunan Keluarga Sereale (KKS) Makassar. B. Isolasi Sampel kulit batang M. umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia sebanyak 5 kg dimaserasi dengan n-heksan selama 1 x 24 jam sebanyak 5 kali dan disaring. Maserat yang diperoleh kemudian dianalisis KLT dan dipekatkan. Selanjutnya, ekstrak n-heksan diuji fitokimia serta difraksinasi melalui KKV menggunakan eluen n-heksan, EtOAc : n-heksan (perbandingan eluen: 0,25 EtOAc : 9,75 n-heksan memberikan R f = 0,3), aseton dan metanol dengan peningkatan kepolaran. Hasil fraksinasi dimonitor kembali melalui analisis dengan KLT. Pada Proses KKV diperoleh 21 fraksi (fraksi 1-21) dan dilakukan penggabungan fraksi berdasarkan profil KLTnya, sehingga diperoleh 5 fraksi gabungan (fraksi A-E). Kemudian dilakukan uji BSLT pada 5 fraksi gabungan yang diperoleh. Fraksi yang bersifat non aktif (Fraksi A, B, dan E) terhadap larva A. salina kemudian difraksinasi lebih lanjut. Selanjutnya dilakukan proses KKT pada fraksi B dengan perbandingan eluen n-heksan, EtOAc : heksan (1: 9) dan aseton. Pada proses KKT dihasilkan 11 fraksi (fraksi B 1 -B 11 ). Kemudian dilakukan proses KKT pada fraksi B 5 dengan perbandingan eluen n-heksan, EtOAc : n-heksan (5 : 9,5) dan aseton sehingga diperoleh 21 fraksi (F1-F21). Lalu dilakukan proses kristalisasi dan rekristalisasi menggunakan sistem 2 pelarut yaitu n-heksan dan metanol pada fraksi F 10 dan F 11 sehingga diperoleh senyawa isolat 1 dan senyawa isolat 2 serta dilakukan uji fitokimia dan diidentifikasi strukturnya. C. Uji Fitokimia Senyawa isolat 1, senyawa isolat 2, dan ekstrak n-heksan dari kulit batang M. umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia dilakukan uji fitokimia (uji steroid, terpenoid, alkaloid, dan flavonoid). Uji steroid dan terpenoid dilakukan dengan menggunakan

pereaksi Lieberman-Burchard, uji alkaloid menggunakan pereaksi Dragendorff, Wegner, dan Meyer, serta uji flavonoid digunakan bubuk magnesium dan amil alkohol. D. Identifikasi Isolat senyawa 1 dan isolat senyawa 2 diuji kemurniannya melalui analisis KLT dengan menggunakan tiga macam sistem eluen dan KLT 2 dimensi. Penentuan golongan isolat tunggal dilakukan melalui uji fitokimia. Elusidasi struktur isolat melalui analisis data spektroskopi IR, 1 H-NMR dan 13 C-NMR, HSQC, dan HMBC. E. Uji Toksisitas Fraksi yang diperoleh dari hasil Kromatografi Kolom Vakum (KKV) diuji toksisitasnya terhadap Artemia salina L. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Maserasi dan Uji Fitokimia Ekstrak Evaporasi maserat n-heksan yang diperoleh dari kulit batang M.umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia menghasilkan padatan berwarna kuning kehitaman dengan bobot 4,51 gram. Hasil uji fitokimia maserat tersebut diperlihatkan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak n-heksan Tumbuhan M. umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia No Uji Pereaksi 1 Steroid 2 Terpenoid Lieberman- Burchard Lieberman- Burchard Hasil uji ++++ ++ Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa ekstrak n-heksan mengandung senyawa golongan steroid, terpenoid, dan alkaloid. Pada uji alkaloid dengan menggunakan pereaksi Dragendorff memperlihatkan hasil uji negatif sedangkan pengujian alkaloid dengan pereaksi Wegner dan Meyer memperlihatkan hasil uji positif. Hal ini menunjukkan bahwa kandungan alkaloid di dalam ekstrak n-heksan relatif rendah. B. Uji Toksisitas Fraksi Penentuan fraksi aktif dan tidak aktif didasarkan pada uji BSLT dengan nilai toksisitas (LC 50 ) masing-masing fraksi utama ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 2. Nilai Toksisitas (LC 50 ) Fraksi Gabungan Ekstrak n-heksan Fraksi Nilai Toksisitas (LC 50 ) (µg/ml) A >1000 B >1000 C 725,68 D 109,58 E >1000 Berdasarkan klasifikasi Mayer, dkk., (1982) yang menyatakan bahwa fraksi dengan nilai LC 50 <1000 µg/ml bersifat toksik yang digolongkan sebagai fraksi aktif dan fraksi dengan nilai LC 50 >1000 µg/ml bersifat tidak toksik digolongkan sebagai fraksi tidak aktif dan data pada Tabel 2 diketahui bahwa terdapat 2 fraksi aktif yaitu fraksi C dan D serta 3 fraksi non aktif yaitu fraksi A, B, dan E. 3 Alkaloid 4 Flavonoid Dragendorff - Wegner ++ Meyer + Mg + amil alkohol - C. Analisis Data Spektroskopi a. Spektroskopi FT-IR, NMR Senyawa I Spektrum FT-IR ʋ maks (cm -1 ): 3614,60 dan 3558,87 (N-H), 1273,02 (C-N), 3000 (C-H sp 2 ), 1650 (C=C olefin), 1681,93 (C=O terkonjugasi), 2933,73 dan 2662,36 (CH-sp 3 ), 1462,04 (CH 2 ) dan 1377,17 (CH 3 ).

berasal dari gugus OH. Hal ini sesuai dengan analisis FT-IR yang memperlihatkan adanya pita serapan pada daerah 3614,60 cm -1 dan 3558,87 cm -1 mengindikasikan adanya serapan amina primer serta tidak adanya serapan khas melebar untuk gugus OH. Data lengkap senyawa I ditunjukkan pada Tabel 3. Gambar 1. Spektrum FT-IR senyawa I Data hasil analisis 13 C-NMR ditemukan adanya sinyal pada C (123,8; 172,0; 138,3; dan 129,5) ppm yang menunjukkan adanya 4 sinyal C olefin. Sinyal pada C 199,9 ppm menyatakan keberadaan karbonil sesuai dengan data IR yang menunjukkan adanya serapan pada bilangan gelombang 1681,93 cm -1. Selain itu ditemukan 6 sinyal gugus metil pada C (12,1; 17,5; 21,2; 25,5; 19,9 dan 19,1) ppm, 10 sinyal gugus metilen pada C (35,8; 28,3; 33,1; 21,1; 34,1; 39,7; 29,8; 32,1; 23,1; dan 21,3) ppm, 6 sinyal gugus metin pada C (56,0; 53,9; 56,1; 45,9; 40,6 dan 29,2) ppm serta ditemukan 2 sinyal C kuarterner pada C 38,7 ppm dan 42,5 ppm. Keberadaan sinyal-sinyal di atas mengindikasikan adanya kerangka steroid yang tersubstitusi oleh gugus alkil, gugus karbonil, dan gugus amina. Data hasil analisis 1 H-NMR diperoleh sinyal dari 6 gugus metil yaitu masing-masing pada H (0,70; 1,17) ppm multiplisitas (3H, s) dan pada H (0,83; 0,82; 0,80; 0,96) ppm multiplisitas (3H, m), 10 gugus metilen yaitu pada H (1,68; 1,26; 2,38; 2,34; 1,51) ppm dengan multiplisitas masing-masing (1H, m) dan H (1,44; 1,24; 1,00; 1,23; 1,40) ppm multiplisitas (2H, m), dan 6 gugus metin pada H (1,09; 1,02; 0,91; 2,04; 1,66) ppm multiplisitas (1H, m) dan H 0,92 ppm multiplisitas (1H, d, J = 6,5 Hz). Terdapat pula sinyal pada H 3,5 ppm yang mengindikasikan adanya gugus NH. Pada analisis H-NMR, gugus OH dan NH identik namun pada H 3,5 ppm yang ditunjukkan di atas kemungkinan merupakan geseran kimia proton yang berasal dari gugus NH, bukan Tabel 3. Data Spektroskopi H-NMR dan C-NMR Senyawa I Posisi C 1 2 H-NMR ppm (H, multiplisitas, konst.kopling) 1,68 (1H,m) 2,01 (1H, m) 1,26 (1H,m) 1,85 (1H, m) C-NMR HMBC (H C) 35,8-28,3-3 - 199,9-4 5,73 (1H, s) 123,8 C-6, C- 10 5-172,0-6 2,25 (1H, m) C-4, C- 33,1 2,38 (1H, m) 5 7 1,44 (2H, m) 21,1-8 1,09 (1H, m) 56,0 C-14 C-1, C- 9 7, C-10, 0,92 (1H, d, J 53,9 C-11, = 6,5 Hz) C-14, C-19 10-38,7-11 2,34 (1H, m) 2,41 (1H, m) 34,1-12 1,51 (1H, m) 2,03 (1H, m) 39,7 C-18 13-42,5-14 1,02 (1H, m) 56,1-15 1,24 (2H, m) 29,8-16 1,00 (2H, m) 32,1 17 0,91 (1H, m) 45,9 0,70 (3H, s) 18 12,1 19 1,17 (3H, s) 17,5 C-13, C-14, C-20 C-12, C-13, C-14 C-1, C- 5, C-9, C-10 20 2,04 (1H, m) 40,6 -

21 0,83 (3H, m) 21,2 C-22 22 1,23 (2H, m) 23,1-23 1,40 (2H, m) 21,3-24 - 138,3-25 - 129,5-26 1,66 (1H, m) 29,2-27 0,96 (3H, m) 25,5-28 0,82 (3H, m) 19,9 C-26 29 0,80 (3H, m) 19,1 C-23 Berdasarkan data spektrum FT-IR, 1 H-NMR, dan 13 C-NMR struktur senyawa yang berhasil diisolasi mengarah kepada struktur senyawa golongan pseudoalkaloid (steroid alkaloid). Kerangka dasar senyawa adalah steroid dengan dua ikatan rangkap yaitu pada C-4, C-5, C-24 dan C-25. Pada C-3 terdapat karbonil terkonjugasi dengan ikatan rangkap pada C-4 dan C-5. Kerangka steroid terikat pada C-20 yang merupakan unit alkana. Pada analisis NMR, ciri khas sinyal kerangka senyawa steroid dapat dilihat dari spektrum yang dihasilkan yaitu pada spektrum C-NMR terdapat sinyal karbon yang khas pada C 70-140 ppm dan pada daerah C-alifatik terlihat spektrum yang tumpang tindih pada daerah C 0-60 ppm. Oleh karena itu, senyawa I kemungkinan merupakan senyawa baru yang diperoleh dari famili Malvaceae, sehingga untuk menyakinkan keberadaan gugus nitrogen dalam struktur senyawa dibutuhkan tambahan data (HRMS). Data hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa senyawa I merupakan senyawa alkaloid. Dengan demikian, struktur kerangka dasar yang diperoleh seperti pada Gambar 2. Gambar 2. Kerangka Dasar Senyawa I b. Spektroskopi FT-IR, NMR Senyawa II Spektrum FT-IR ʋ maks (cm -1 ): 3419,79 (N-H), 1705,07 (C=O ester), 1269,16 dan 1161,15 (C-O ester), 3062,96 dan 3030,17 (C-H sp 2 ), 1595,13 (C=C aromatik), 1631,78 (C=C olefin), 748,38 (subsitusi orto), 2929,87 dan 2858,51 (CH-sp 3 ), 1458,18 (CH 2 ), dan 1382,96 (CH 3 ). Gambar 3. Spektrum FTIR Senyawa II Berdasarkan data IR dan hasil uji fitokimia maka dapat disimpulkan bahwa senyawa II merupakan senyawa alkaloid aromatik. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pada ekstrak n-heksan kulit batang M. umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia diperoleh 5 fraksi, dan 3 fraksi diantaranya bersifat non aktif terhadap larva A. salina yaitu fraksi A, B, dan E dengan nilai LC 50 masing-masing sebesar 2.955.209 µg/ml, 4.847,01 µg/ml dan 22.271 µg/ml. Pada fraksi B (non aktif A. salina) berhasil diisolasi II senyawa golongan alkaloid yaitu senyawa pseudoalkaloid dan alkaloid aromatik. Saran Pada penelitian ini berhasil diisolasi senyawa 1 dan senyawa II yang merupakan golongan senyawa alkaloid. Pada senyawa II struktur senyawa belum dapat tentukan dengan jelas. Hal ini disebabkan kurangnya bobot senyawa II yang diperoleh yaitu hanya sebesar 2 mg sehingga membatasi proses

elusidasi struktur lebih lanjut menggunakan 1 H-NMR dan 13 C-NMR. Oleh karena itu, disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menambah bobot sampel sebelum melakukan penelitian pada fraksi non aktif A.salina ekstrak n-heksan kulit batang M. umbellata (Houtt) Stapf var. Visenia. DAFTAR PUSTAKA Erwin, Alfian, N., Soekamto, N.H., Harlim, T., 2009, Skrining Bioaktivitas Beberapa Bagian Jaringan Tumbuhan Paliasa (Melochia umbellata (Hout) Stapf var. Degrabrata K), Indonesia Chimica Acta, 2(1). Erwin, Alfian, N., Soekamto, N.H., Altena, I., V., Syah, Y., M., 2014, Waltherione C and cleomiscosin from Melochia umbellata var. Degrabrata K. (Malvaceae), Biosynthetic and Chemotaxonomic Significance, 55: 358-361. Hendra, E., 2005, Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Fraksi n-heksan yang non Aktif terhadap Artemia salina Leach Ekstrak Daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn), Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar. Irnayanti, 2007, Fraksinasi Senyawa Aktif Anti-mitosis Ekstrak Daun Paliasa (Melochia umbellata (Houtt.) Stapf Var. Deglabrata), Skripsi tidak diterbitkan, Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar. Jadulco, C.J., Pond, C.D., Wagoner, R.M.V., Koch, M., Gideon, O.G., Matainaho, T.K., Piskaut, P., Barrows, L.R., 2014, 4-Quinolone Alkaloids from Melochia odorata, Journal Natural Product, 77(1): 183 187. Kiesson, K., Souza A., Meda, N.T.R., Coulibaly, A.Y., Kiendrebeogo, M., Lamien M.A., Lamidi, M., Millogo- Rasolodimby, J., dan Nacoulma, O.G., 2010, Polyphenol Contents, Antioxidant and Anti-Inflammatory Activities of Six Malvaceae Species Traditionally used to Treat Hepatitis B in Burkina Faso, European Journal of Scientific Research, 44(4): 570-580. Meyer, B.N., Ferrigny N.R., dan Putnam J.L. 1982, Brine Shrimp, A Covennient General Bioassay for ActPive Plant Constituent, Journal of Medical Plant Research, 45: 31-34. Naggar, S.M.E., 2004, Pollen Morphology of Egyptian Malvales: an Assessment of Taxonimic Value, Turkish Journal of Botany, 28: 227-240. Nuvita, T., 2006, Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Paliasa Terhadap Radikal Bebas Penyebab Penyakit Degeratif, Tesis tidak diterbitkan, Program Studi Biomedik/Farmakologi PPS UNHAS, Makassar. Raflizar, Adimunca, C., dan Tuminah, S., 2006, Dekok Daun Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) Sebagai Obat Radang Hati Akut, Cermin Dunia Kedokteran, 50(1): 10-14. Rahim, A., 2011, Uji Toksisitas Beberapa Senyawa Alkaloid Hasil Isolasi Dari Ekstrak Metanol Daun Melochia umbellata (Houtt) Stapf. var. Degrabrata Pada Larva Artemia salina Leach, Majalah Farmasi dan Farmakologi, 15(1): 35-39. Stepanus, J.B., 2011, Isolasi dan Identifikasi Metabolit Sekunder dari ekstrak n-heksan yang tidak Aktif Terhadap Artemia salina Kayu Akar Tumbuhan Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.) dan Uji Bioaktivitasnya, Skripsi tidak diterbitkan, Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Hasanuddin, Makassar. Tayeb, R., Rahim A., Alam, G., Wahyuono, S., dan Hartati, M.S., 2008, Fraksinasi Senyawa Antikanker Daun Paliasa Melochia umbellata (Houtt) Staff Var. Degrebrata K, Majalah Farmasi dan Farmakologi, 12(3): 45-52.