BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang terjadi pada zaman kerajaan masa lampau, yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesenian pada dasarnya adalah salah satu cara seseorang memasyarakat.

BAB I PENGANTAR Latar Belakang Masalah. kekayaan budaya yang amat sangat melimpah. Budaya warisan leluhur merupakan

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berlakon dengan unsur-unsur utama dialog, tembang, dan dagelan.

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ketoprak atau dalam bahasa Jawa sering disebut kethoprak adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era an banyak bermunculan novel-novel yang berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan dihadapan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keberagaman sering kali lupa terhadap nilai-nilai kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat kental kehidupannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisipreposisi

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dunia seni saat ini semakin banyak jumlah dan beragam bentuknya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (Trisman, 2003:12). Karya sastra terdiri atas puisi, prosa, dan drama.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tanda ini disebut semiotik. Oleh karena itu, analisis semiotik itu tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. unsur tari-tarian dan lagu merupakan tari tradisi dan lagu daerah setempat, musik

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

PATHISARI. Wosing tembung : Kethoprak, Analisis Struktural, Amanat, Paraga, Watak, saha Alur. xvii

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dan seseorang, antarmanusia, dan

INFERIORITAS PEREMPUAN DALAM NASKAH KETOPRAK PEDHUT JATISRANA KARYA BONDAN NUSANTARA

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menggambarkan kehidupan baik kehidupan dari diri pengarang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semua peristiwa itu aktivitas menyimak terjadi. Dalam mengikuti pendidikan. peristiwa ini keterampilan menyimak mutlak diperlukan.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

Judul : Struktur sastra dan aspek sosial novel toenggoel karya Eer Asura Nama : Umri Nur aini

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil ciptaan dan kreativitas pengarang yang menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

MODUL PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

NILAI-NILAI EDUKASI DALAM NOVEL AKAR KARYA DEWI LESTARI: TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA SKRIPSI

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN. imajinasi yang tinggi, yang terbukti dari karya-karyanya yang menarik dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sosial, adat istiadat. Indonesia memiliki beragam kebudayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil pekerjaan kreatif manusia. Karya sastra

SENI KETOPRAK DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. drama dapat digolongkan menjadi dua, yaitu part text, artinya yang ditulis dalam teks

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

I. PENDAHULUAN. baik itu masalah pribadi maupun masalah umum. Masalah pribadi adalah masalah

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB III METODE PENELITIAN A.

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

Seorang pembaca teks drama tanpa menyaksikan pementasan drama tersebut, maka mau tidak mau sang pembaca harus membayangkan peristiwa yang terjadi di

PADEPOKAN DAN GEDUNG PERTUNJUKAN WAYANG ORANG DI SURAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR NEO VERNAKULER

PENDAHULUAN. Dari masa ke masa banyak pujangga yang menghasilkan karya sastra. dengan berbagai bentuk dan gaya penulisan sebagai pengukuh segi

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN. Suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian-penelitian yang telah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. beberapa penulis dalam meneliti atau mengkaji karya sastra. Beberapa diantaranya adalah

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. agenda kemanusiaan yang harus segera diselesaikan. Kata diskriminasi

DAFTAR ISI ABSTRAK... UCAPAN TERIMA KASIH.. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL..

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Citra wanita dalam novel perempuan jogja karya achmad munif: analisis berdasarkan pendekatan feminisme. Oleh : Rusmiati K

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan nyata maupun di luar alam nyata. Sastra merupakan salah satu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanggaan dari suatu Bangsa. Setiap Negara atau daerah pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

FEMINISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEMBANG ALANG- ALANG KARYA MARGARETH WIDHY PRATIWI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketoprak adalah teater yang amat populer di Jawa Tengah khususnya Yogyakarta ini dan berusia cukup tua. Sekurang-kurangnya embrio teater ini sudah muncul, meskipun baru tahun 1909 mencapai bentuk awalnya, dan akhirnya tahun 1920-an telah menjadi teater ketoprak yang sesungguhnya. Mula-mula hanya merupakan permainan orang-orang desa menabuh lesung secara berirama di waktu bulan purnama (gejog). Selanjutnya ditambah tembang dan nyanyian. Jadi bukan merupakan tontonan. Kebiasaan rakyat desa ini dilihat oleh Wreksodiningrat dan dikembangkan dengan menambah alat-alat musik seperti kendhang, terbang, suling, kecrek dan ontowecono, dan dibawa ke Solo dari Klaten. Tahun 1909 dipentaskan untuk pertama kali di depan penonton. Dengan cepat berkembang dari tahun 1924 (Jakob Sumardjo, 1997:60). Pedhut Jatisrana merupakan sebuah judul naskah drama ketoprak karya Bondan Nusantara. Naskah sebanyak 18 halaman ini memuat permasalahan yang sangat kompleks, mulai dari konflik intrapersonal, interpersonal, intragroup, ataupun intergroup. Ketoprak Pedhut Jatisrana peneliti ketahui pertama kali pada acara Festival Ketoprak Pelajar yang diadakan di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada tanggal 2 bulan Desember tahun 2012. 1

2 Lakon Pedhut Jatisrana ini merupakan cerita ketoprak dengan latar belakang sejarah perjanjian Giyanti di era perjuangan Pangeran Sambernyawa. Peristiwa sejarah itu dituturkan oleh rakyat kecil melalui sosok Banendra yang waktu itu berprofesi sebagai abdi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara. Akan tetapi yang menjadi sorotan dari cerita Pedhut Jatisrana tersebut bukan peristiwa sejarahnya, namun sebuah keluarga rakyat kecil yang berada di wilayah Jatisrana. Cerita ini bukan termasuk istana sentris, sejarah hanya berupa latar, sedangkan pokok permasalahan timbul dalam keluarga itu sendiri. Ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara disajikan dalam kemasan satu kelir saja. Awal hingga akhir cerita setting atau latarnya tidak berubah. Ia memilih latar peristiwa menggunakan halaman rumah di sebuah desa tahun 1755 sebagai setingnya. Permasalahan yang menjadi sorotan dalam drama Pedhut Jatisrana adalah mengenai inferioritas seorang perempuan dalam menghadapi perjalanan cintanya di sebuah wilayah Jatisrana. Drama Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara pernah dipentaskan beberapa kali oleh kelompok seni, di antaranya sebagai berikut. 1. Festival Ketoprak Jawa Bali bulan April tahun 2006 di gedung Wayang Orang Sriwedari oleh Forum Komunikasi Ketoprak Bantul (FKKB). 2. Festival Ketoprak antar Kecamatan 2012 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) DIY pada tanggal 1-5 Juli 2012 di Gedung Societet oleh Kecamatan Wirobrajan.

3 3. Festival Ketoprak Pelajar pada tanggal 2 Desember 2012 di Teater Besar Institute Seni Indonesia (ISI) Surakarta oleh kelompok seni Gumregah. 4. Pertunjukan Ketoprak pada tanggal 7 Februari 2013 di Teater Arena Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) oleh kelompok seni Gumregah. Pria kelahiran Yogyakarta, 6 Oktober 1952 ini mempunyai wawasan tentang kehidupan yang sangat luas. Karya Bondan Nusantara tidak diragukan lagi, permasalahan yang dihadirkan tergolong kompleks dan update. Karya-karyanya digemari oleh masyarakat dan mampu bersaing dengan yang lain. Naskah ketoprak Pedhut Jatisrana apabila dilihat dari segi pengarang, Bondan Nusantara merupakan salah satu pengarang drama yang terkenal. Bondan di kotanya juga merupakan seorang figur pemain dan pembuat naskah ketoprak yang begitu disegani. Naskah naskahnya telah dimainkan di beberapa tempat dan disiarkan serta dimuat di beberapa media sosial di kota Yogyakarta. Beliau sampai sekarang juga masih produktif dan aktif menulis sekaligus menyutradarai terutama naskah drama ketoprak. Naskah yang ditulis Bondan Nusantara tidak hanya seputar ketoprak saja. Ia juga menulis naskah drama tari, drama anak-anak, drama kolosal, dan juga drama dalam bahasa Indonesia. Kemampuan dan pengalaman Bondan dalam dunia seni pertunjukan tidak diragukan lagi. Ia merupakan pengarang dan sutradara drama yang berprestasi. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, penelitian terhadap naskah drama pernah dilakukan. Penelitian sebelumnya yang pernah mengangkat feminisme perempuan Jawa antara lain :

4 1. Penelitian dari Udin Setiyo Utomo, jurusan Sastra Daerah UNS angkatan 2003 dengan judul Citra Wanita Jawa dan Aspek Moralitas Dalam Cerbung Cintrong Traju Papat Karya Suparto Broto (Sebuah Tinjauan Kritik Sastra Feminis). 2. Penelitian dari Wahyu Edy, jurusan Sastra Daerah UNS angkatan 2001 dengan judul Sikap Wanita Menghadapi Problema HIdup Dalam Cerbung Sisip Ing Dalan Sidhatan Karya: Harwimuka (Tinjauan Kritik Sastra). 3. Penelitian Puji Lestari, jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Univet angkatan 1993 dengan judul Sosok Wanita dalam Novel Ibu Karya Yunani (Tinjauan Struktural dan Sosiologi Sastra). Naskah ketoprak Pedhut Jatisrana menarik untuk dikaji karena (1) dari segi pengarang Bondan Nusantara merupakan seorang pengarang yang produktif dan benyak prestasi. (2) Naskah ketoprak Pedhut Jatisrana belum pernah diteliti secara akademik menggunakan teori sastra. Naskah ketoprak ini menarik untuk dijadikan objek penelitian ditinjau dari aspek feminis karena banyak menyoroti tentang kehidupan dan permasalahan yang dihadapi oleh seorang wanita. (3) dari segi unsurunsur struktur naskah ketoprak Pedhut Jatisrana terdapat suatu jalinan yang utuh diantara unsur-unsur intrinsiknya, isinya mudah dimengerti karena menampilkan cerita tentang kehidupan di tahun 1755 dengan background perjanjian Giyanti di era perjuangan Pangeran Sambernyawa. Judul penelitian ini adalah Inferioritas Perempuan dalam Naskah Ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara (Sebuah Tinjauan Feminisme). Judul itu kami rangkai sesuai dengan isi cerita yang dari Pedhut Jatisrana tersebut sesuai

5 dengan pendekatan yang digunakan yaitu feminisme untuk mengetahui sisi keperempuanan tokoh Telasih. Tokoh Telasih pada naskah tersebut menunjukkan sisi inferioritasnya sebagai perempuan. B. Pembatasan Masalah Sebuah penelitian bertujuan untuk meneliti dan memecahkan suatu masalah dari sebuah objek yang menjadi kajian penelitian. Dalam penelitian agar mampu mengarah pada inti permasalahan, maka diperlukan adanya pembatasan masalah yang bertujuan untuk mengarahkan pada pokok persoalan dan tidak meluas dari apa yang seharusnya dibicarakan. Penelitian terhadap naskah ketoprak Pedhut Jatisrana terlebih dahulu akan dianalisis secara struktural menurut teori Soediro Satoto (1991:41) yang meliputi tema, amanat, alur, penokohan, latar, konflik dan cakapan yang terkandung dalam drama. Langkah berikutnya adalah dengan membahas inferioritas perempuan dalam naskah ketoprak Pedhut Jatisrana dengan pendekatan feminisme. Selain itu juga menggali makna dan nilai yang terkandung di dalamnya. C. Rumusan Masalah Biasanya topik dalam penelitian sangatlah luas, untuk itu perlu dipersempit sehingga lebih spesifik (Consuelo, 1993:7). Perumusan masalah bertujuan agar peneliti lebih terfokus dan tidak melebar jauh dari ruang lingkup yang dikaji. Berdasar latar belakang masalah tersebut, perumusan masalah adalah sebagai berikut.

6 1. Bagaimana struktur cerita dalam naskah ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara? 2. Bagaimana aspek-aspek inferioritas perempuan pada sosok Telasih yang tercermin dalam naskah ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara? 3. Bagaimanakah relevansi inferioritas perempuan pada naskah ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara dengan kondisi perempuan pada zaman sekarang? D. Tujuan Penelitian Penulis melakukan penelitian terhadap ketoprak dalam lakon Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara dengan tujuan sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan struktur cerita naskah ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara sebagai karya sastra. 2. Mendeskripsikan aspek-aspek inferioritas perempuan pada sosok Telasih yang tercermin dalam naskah ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara. 3. Mendeskripsikan relevansi inferioritas perempuan pada naskah ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara dengan kondisi perempuan pada zaman sekarang. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian yakni sesuatu yang bisa dirasakan dan dilaksanakan. Manfaat terdiri atas manfaat yang bersifat teoretis dan manfaat yang bersifat praktis

7 (Jauhari, 2008: 28). Hasil penelitian diharapkan mampu untuk memberikan manfaat baik manfaat teoretis maupun manfaat praktis yaitu. 1. Manfaat teoretis Secara teoretis hasil dari penelitian lakon Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara merupakan penerapan dan pengembangan teori-teori di bidang sastra, khususnya feminisme dan pengembangan teori pengkajian naskah ketoprak. Hasil penelitian ini diharapkan memperkaya wawasan kajian dalam teori feminisme, yang menguak tentang perempuan dengan berbagai permasalahan yang melingkupinya sehingga diharapkan berguna bagi pengembangan penelitian sastra. 2. Manfaat praktis Secara praktis, penelitian ini juga diharapkan dapat membantu pembaca dalam upaya memahami makna dan pesan yang terkandung dalam lakon Pedhut Jatisrana serta dapat menambah khasanah penelitian terhadap Sastra Jawa, khususnya penelitian naskah ketoprak. Selain itu, penelitian ini dapat dipakai sebagai modal penellitian selanjutnya. F. Sistematika Penelitian Untuk memperoleh gambaran secara keseluruhan dari penelitian ini, maka diperlukan sistematika penelitian. Secara garis besar penelitian terhadap naskah drama Pedhut Jatisrana akan dibahas dalam beberapa bab, berikut susunannya: BAB I: PENDAHULUAN meliputi Latar Belakang Masalah, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

8 BAB II: LANDASAN TEORI meliputi Pengertian Drama, Pendekatan Struktural, Pendekatan Feminisme, Teori Inferioritas. BAB III: METODE PENELITIAN meliputi Bentuk dan Jenis Penelitian, Sumber Data dan Data, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data, dan Validitas Data. BAB IV: PEMBAHASAN yang membahas strukturalisme drama yang meliputi tema, amanat, alur, penokohan, latar, konflik dan cakapan, inferioritas perempuan pada sosok Telasih, dan relevansi perempuan pada naskah ketoprak Pedhut Jatisrana karya Bondan Nusantara dengan kondisi perempuan pada jaman sekarang. BAB V: PENUTUP meliputi Kesimpulan dan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN