PATHISARI. Wosing tembung : Kethoprak, Analisis Struktural, Amanat, Paraga, Watak, saha Alur. xvii

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PATHISARI. Wosing tembung : Kethoprak, Analisis Struktural, Amanat, Paraga, Watak, saha Alur. xvii"

Transkripsi

1 PATHISARI Panaliten punika ngandharaken amanat lakon kethoprak Pedhut Jatisrana anggitanipun Bondan Nusantara. Kethoprak punika minangka salah satunggaling wujud drama ing Indonesia ingkang dipun golongaken salebeting teater tradisional. Analisis struktural lakon kethoprak Pedhut Jatisrana mligi badhe ngandharaken paraga, watak saha lelampahing cariyos kangge nemtokaken amanat. Kawiwitan kanthi analisis struktural tumrap paraga, saha analisis watak paraga. Saklajengipun analisis lelampahing cariyos kangge mangertosi tumindakipun para paraga utawi tokoh. Paraga satunggal ingkang anggadhahi watak tartamtu saged ngasilaken tindakan. Tindakan-tindakan paraga ngasilaken kadadosan. Kadadeankadadean ngasilaken prastawa. Saking prastawa kasebat lajeng pinanggih ingkang kasebat lelampahing cariyos utawi alur. Amanat ingkang wonten ing lakon kethoprak Pedhut Jatisrana inggih punika ngandaraken pangurmatan bab lelampahan ing wekdal kepengker saha saged nampi ing takdir. Wonten ing alur eksposisi, penganggit ngandharaken amanat inggih punika jejer saben kaluarga. Wonten ing alur komplikasi, penganggit ngandharaken amanat supados saged nyuwun saha maringi pangapunten kanthi tulus. Wonten ing alur klimaks, panganggit ngandharaken supados emut dhumateng Gusti ingkang nyipta langit saha bumi. Wonten ing alur resolusi, penganggit ngandharaken supados saged nampi ing liyan. Lakon kethoprak Pedhut Jatisrana anggitaning Bondan Nusantara punika saged ndadosaken amanat utawi pepeling babagan gesang sosial saha kukum ing masyarakat. Wosing tembung : Kethoprak, Analisis Struktural, Amanat, Paraga, Watak, saha Alur. xvii

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kethoprak adalah salah satu bentuk perkembangan Drama di Indonesia yang tergolong pada teater tradisional. Kethoprak adalah sebuah bentuk teater tradisional yang berlakon dengan unsur-unsur utama dialog, tembang dan dagelan. Pertunjukannya diiringi dengan gamelan. Gerak pemain cenderung realis, walaupun dalam perkembangannya ada sedikit unsur tari. Cerita yang dibawakan biasanya berupa babad, legenda, sejarah, dan cerita-cerita asing yang berasal dari Arab dan Cina. Dialog antar pemain dibawakan dalam bahasa Jawa baru (Wibisana, 2010). Sehubungan dengan bentuk seni pertunjukan teater tradisional, maka kethoprak tergolong dalam genre Drama. Drama merupakan bagian dari karya sastra. Karya sastra terbagi dalam beberapa genre yang meliputi puisi, prosa, dan drama. Secara etimologis, kata Drama berasal dari Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi (Waluyo, 2001: 2). Drama adalah tiruan kehidupan manusia yang ditampilkan di atas pentas. Ketika berbicara tentang drama, sesungguhnya terdapat dua wilayah pembicaraan, yakni drama naskah atau drama pentas. Drama naskah merupakan salah satu jenis karya sastra yang berbentuk dialog dan memiliki kemungkinan untuk dipentaskan. Drama pentas merupakan lukisan kehidupan manusia yang digambarkan dengan peniruan tingkah laku. Sebelum dipentaskan, drama terlebih dahulu dituliskan dalam bentuk naskah sehingga pembicaraan mengenai drama sesungguhnya tidak 1

3 terlepas dari wilayah sastra (Waluyo, 2001: 2). Drama sebagai salah satu bentuk karya sastra memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat obyektif menunjukkan makna berdasarkan karya itu sendiri. Ekpresif menunjukkan keberadaan penulis dalam karya sastra. Mimesis menunjukkan hubungan karya sastra dengan kenyataan. Pragmatik menunjukkan pemaknaan sebuah karya sastra oleh pembaca (Teeuw, 1984: 50). Pembaca merupakan faktor yang hakiki dan menentukan dalam sastra. Pembacalah yang menilai, menikmati, menafsirkan, dan memahami karya sastra, serta menentukan nasibnya dan peranannya dari segi sejarah dan estetik. Penilaian terhadap suatu karya sastra dapat berubah berdasarkan faktor ruang dan waktu tertentu. Perubahan tersebut dikarenakan pandangan masyarakat yang berubah dari masa ke masa atau secara ringkas dapat dikatakan bahwa penilaian karya sastra bersifat relatif. Interpretasi tergantung pada kondisi yang mempengaruhi pembaca, seperti budaya (Teeuw, 1984: 193). Naskah kethoprak diperoleh dari koleksi Perpustakaan Taman Budaya Yogyakarta. Perpustakaan Taman Budaya Yogyakarta memperoleh naskah kethoprak koleksinya dari setiap komunitas teater yang memiliki kegiatan di Taman Budaya Yogyakarta. Naskah kethoprak Pedhut Jatisrana, dalam kamus Baoesastro Djawa, pedhut artinya adalah uap seperti mega atau kabut, kelam. Kemudian Jatisrara adalah nama salah satu daerah di Wonogiri. Naskah ini menarik untuk diteliti karena salah satu pementasan dengan naskah ini pernah menjadi Juara pertama Lomba Kethoprak Se Jawa-Bali pada tahun Diketahui melalui tulisan yang tertera pada sampul naskah. 2

4 Dasar cerita dari teks drama adalah kegiatan-kegiatan antarmanusia yang digali dari kegiatan pada kehidupan sehari-hari. Penuangan tiruan kehidupan itu diberi warna oleh pengarangnya. Dunia yang digambarkan bukan dunia primer, tetapi dunia sekunder. Aktualisasi terhadap peristiwa imajiner itu adalah hak pengarang. Naskah kethoprak Pedhut Jatisrana membahas tentang kehidupan sehari-hari dengan ciri kedaerahan. Naskah berisi tentang kehidupan sosial, ekonomi, hukum dalam masyarakat, dan hubungan manusia dengan Tuhannya. Fakta sosial merupakan suatu struktur mengenai fakta-fakta kemanusiaan. Semua unsur yang mendukung aktivitas fakta kemanusiaan mengarah pada tercapainya tujuan. Fakta sosial di dalamnya biasanya meliputi permasalahan sosial, status sosial, hukum dalam masyarakat dan sebagainya. Karya sastra memiliki fungsi sosial atau manfaat yang tidak bersifat pribadi. Karya sastra menyajikan sebuah kehidupan. Kehidupan itu sendiri sebagian besar dari kehidupan nyata atau kenyataan sosial. Dari tanggapan pengarang terhadap dunia sekelilingnya (realitas sosial) yang diwujudkan dalam bentuk karya sastra, maka kiranya dapat dikatakan bahwa karya sastra merupakan pembayangan atau pencerminan realitas sosial (Sangidu, 2004 : 43). Tokoh-tokoh pada cerita Pedhut Jatisrana merupakan gambaran dari orang-orang desa. Orang-orang desa itu terdiri atas warga, pejabat dan penjahat. Cerita Pedhut Jatisrana mengutamakan tentang persoalan keluarga. Masalahmasalah yang diangkat oleh naskah kethoprak Pedhut Jatisrana dekat dengan kehidupan rakyat, mengangkat masalah secara kompleks. Sebagai karya sastra jawa, naskah kethoprak Pedhut Jatisrana memiliki struktur menarik untuk 3

5 diungkap melalui analisis struktural. Selain itu, amanat tentang kehidupan seharihari yang ingin disampaikan pengarang juga menarik untuk dibahas, karena secara sadar atau tidak, pengarang menyampaikan amanat dalam karyanya tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Naskah kethoprak Pedhut Jatisrana merupakan karya sastra bersifat realis. Drama realis memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat. Objek penelitian ini menarik untuk dilakukan penelitian karena mengangkat masalah tentang kehidupan keluarga yang menjadi persoalan utama pada cerita. Dari pembacaan naskah ini muncul pertanyaan bagaimana tokoh, penokohan dan alur cerita pada naskah kethoprak Pedhut Jatisrana sehingga mampu menunjukkan amanat dari pengarang? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian analisis struktural pada naskah kethoprak Pedhut Jatisrana bertujuan untuk mengungkap amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya tersebut. Untuk mengetahui amanat, harus ditemukan analisis tokoh, penokohan dan alur. Penelitian bertujuan untuk memaparkan secermat mungkin tokoh, penokohan, alur, sehingga ditemukannya amanat dari setiap peristiwa pada tahapan alur. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat pada penelitian ini adalah membantu pembaca atau penonton untuk memahami tokoh, karakter para tokoh, dan alur cerita sehingga dapat memahami secara keseluruhan cerita Pedhut Jatisrana. Kemudian pembaca atau penonton mengetahui amanat yang ingin disampaikan pengarang. Sebagai proses 4

6 metodologi strukturalisme, penelitian ini memperkaya hasil penelitian sastra pada karya sastra jawa dengan objek naskah kethoprak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perkembangan kasustraan Jawa, khususnya kethoprak. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian difokuskan pada karya sastra tertulis, pembahasan analisis struktural pada naskah kethoprak Pedhut Jatisrana. Penelitian difokuskan pada analisis tokoh, analisis penokohan atau karakter tokoh, alur cerita dan amanat yang terkandung pada cerita. 1.6 Tinjauan Pustaka Dalam skripsinya Susanto pada tahun 2005, yang berjudul Analisis Struktural Lѐ vi-strauss Naskah Drama Rol Karya Bambang Widoyo Sp. Susanto menemukan akar permasalahan dalam perlindungan kesenian tradisional di Jawa atau mengungkapkan sistem pemberian bantuan kepada kelompokkelompok pekerja seni yang selama ini tidak mampu berjalan dengan baik. Sehingga dapat ditemukan upaya penyelesaian permasalahan tersebut. Susanto menggunakan teori Lѐ vi-strauss untuk menemukan struktur dalam dan struktur luar cerita pada Naskah Drama Rol. Penelitian berbeda teori dan judul objek dengan penelitian sekarang. Selain itu, analisis struktural Lѐ vi-strauss juga pernah digunakan oleh Tatang Abdulah pada tesisnya pada tahun 2005 yang berjudul Analisis Struktural Lѐ vi-strauss terhadap Tiga Lakon Karya Arthur S Nalan (Kajian Transformasi Tokoh dalam Lakon Rajah Air, Kawin Bedil, dan Sobrat). Tesis Tatang Abdulah 5

7 mengamati terjadinya transformasi tokoh cerita dalam judul naskah lakon yang berbeda. Penelitian berbeda teori dan objek dengan penelitian sekarang. Analisis struktur dan amanat pernah digunakan untuk skripsinya Febriana Wahyuningsih pada tahun Febriana Wahyuningsih menganalisis cerbung Lѐ bu ing mangsa kѐ tiga. Febriana Wahyuningsih menemukan amanat yang terkandung pada cerbung tersebut. Amanat yang terkandung adalah, pengendalian diri, ikhtiar, bertindak hati-hati, dan tanggung jawab. Penelitian berbeda objek dengan penelitian sekarang. Analisis struktur dan amanat juga pernah digunakan untuk skripsinya Ardi Radiyanto pada tahun Ardi Radiyanto menganalisis cerbung karya Mg. Widhy Pratiwi yang berjudul Warisan. Penelitian menemukan amanat yang terkandung pada cerbung Warisan. Amanatnya adalah tentang kematian, kasih Tuhan, menghargai waktu, kebebasan hak, persatuan, dan kesatuan. Penelitian yang dilakukan Ardi Radiyanto ini berbeda objek penelitian dengan penelitian yang sekarang. Dalam skripsi Ari Prabowo yang berjudul Peran dan Fungsi Tokoh Damarwulan dalam Serat Damarwulan dan Naskah Lakon Kethoprak Damarwulan ngenger pada tahun 2010, menemukan perbandingan antara serat Damarwulan dan naskah lakon kethoprak Damarwulan. Penelitian ini berbeda teori dan judul objek penelitian. Beberapa tinjauan pustaka di atas menunjukkan keaslian penelitian berjudul Analisis Struktural Naskah Kethoprak Pedhut Jatisrana Karya Bondan Nusantara dan penelitian dengan judul tersebut belum pernah dilakukan. 6

8 1.7 Landasan Teori Setiap penelitian ilmiah memerlukan kerangka teori, meskipun kerangka teori tersebut tidak selalu dieksplisitkan dan diuraikan secara panjang lebar (Teeuw, 1984:7). Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori struktural. Teori struktural adalah teori yang memandang karya sastra sebagai sebuah struktur. Pengertian struktur itu mengimplisitkan adanya unsur-unsur pembentuk struktur. Unsur-unsur ini saling berkaitan dengan erat. Setiap unsur hanya bermakna dalam kaitannya dengan unsur-unsur lain dan keseluruhan (Pradopo, 1997:208). Sebuah karya sastra, fiksi atau puisi, menurut kaum strukturalisme adalah sebuah totalitas yang dibangun secara koherensif oleh berbagai unsur pembangunnya. Di satu pihak, struktur karya sastra dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan indah. Di pihak lain, struktur karya sastra juga membahas pada pengertian hubungan antarunsur (intrinsik) yang bersifat timbal-balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, yang secara bersama membentuk satu kesatuan utuh (Nurgiyantoro, 1995:36). Analisis struktural karya sastra fiksi, dapat dilakukan dengan mengidentifikasi, mengkaji dan mendeskripsikan fungsi dan hubungan antarunsur intrinsik fiksi yang bersangkutan (Nurgiyantoro, 1995:37). Setelah menganalisis tokoh, penokohan dan alur, dilakukan analisis hubungan antara ketiganya, sehingga secara bersama membentuk suatu tujuan dari pengarang. 7

9 Untuk memahami apa yang ingin disampaikan pengarang, maka struktur drama yang akan dijelaskan di sini. Unsur-unsur seperti, tokoh, penokohan dan alur itu saling menjalin membentuk kesatuan dan saling terikat satu dengan yang lain. Ada yang menyebut alur sebagai unsur utama, tetapi ada juga yang menyebut penokohan sebagai unsur pembangun struktur utama. Memang kedua unsur tersebut saling membutuhkan. Kekuatan alur terletak dalam kekuatan penggambaran watak, sebaliknya kekuatan watak pelaku hidup dalam alur yang meyakinkan (Waluyo, 2001:8). Tokoh erat hubungannya dengan penokohan. Susunan tokoh adalah tokohtokoh yang berperan dalam drama. Dalam susunan tokoh, pengarang menggambarkan perwatakannya melalui beberapa cara, yaitu: melukiskan bentuk lahir, melukiskan melalui jalan pikiran, reaksi tokoh terhadap kejadian, menganalisis pada dialog langsung, melukiskan melalui keadaan sekitar, dan pandangan tokoh lain (Tarigan, 1984:133). Seperti bentuk karya sastra fiksi lainnya, suatu drama juga bergerak maju dari suatu perkenalan, perkenalan masalah, masalah bermunculan, puncak masalah dan menuju akhir suatu cerita, yaitu resolusi (Tarigan, 1984:75). Konflik atau masalah manusia biasanya terbangun oleh pertentangan antara tokohtokohnya. Dengan pertikaian itu terjadi pergerakan alur. Daya pikat suatu naskah drama ditentukan oleh kuatnya konflik (Waluyo, 2001:7). Bahasa adalah media sastra. Untuk dapat mengerti naskah drama, pembaca harus mempelajari kata-kata yang merupakan pembangun naskah tersebut. Pengarang memulai suatu karangannya dengan sebuah tujuan atau keinginan 8

10 untuk disampaikan yang akhirnya menjadi dampak untuk pembaca. Setiap karakter pada setiap tokoh tersebut sudah tersusun rapi dalam daftar keinginan yang ingin disampaikan pengarang pada karangannya. Tujuan yang memberi fondasi pada kata-kata adalah sesuatu yang dapat dimengerti jika dianalisis secara struktural. Oleh karena tujuannya, pengarang mempunyai arah untuk memilih mengkombinasikan kata-kata sedemikian rupa, untuk menciptakan karakterkarakter dalam situasi-situasi mereka, dan memberi struktur gaya tertentu (Sitorus, 2003:131). Amanat yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya harus dicari pembaca atau penonton. Seorang pengarang drama, secara sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam karyanya. Pembaca akan cukup teliti akan dapat menangkap apa yang tersirat dibalik yang tersurat. Amanat berhubungan dengan makna dari karya sastra. Amanat bersifat kias atau perbandingan, subyektif, dan umum (Waluyo, 2001:28). 1.8 Metode Penelitian Penelitian ini membahas salah satu naskah kethoprak karya Bondan Nusantara yang berjudul Pedhut Jatisrana. Sumber data utama yang digunakan adalah naskah berbahasa Jawa. Metode yang digunakan adalah metode analisis struktural. Pertama dilakukan pembacaan keseluruhan. Setelah pembacaan keseluruhan akan diperoleh pemahaman cerita pada naskah. Dari pemahaman cerita, diperoleh pengetahuan dan kesan tentang isi cerita. Kedua mengetahui unsur-unsur cerita yang meliputi tokoh-tokoh dalam cerita, mengetahui karakterkarakter tokoh dalam cerita, mengetahui alur cerita. Kemudian setelah itu, peneliti 9

11 menganalisis hubungan antara tokoh, penokohan dan alur. Setelah ditemukannya hubungan tokoh, penokohan dan alur, kemudian ketiga menguraikan amanat yang ingin disampaikan pengarang melalui peristiwa-peristiwa pada setiap alur. Pada akhirnya ditemukannya manfaat untuk pembaca dan terakhir peneliti menyusun hasil analisis sebagai sebuah hasil penelitian. 1.9 Sistematika Penyajian Hasil penelitian disusun dalam lima bab pembahasan. Sistematika penyajiannya adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I dijelaskan latar belakang yang berisi hal-hal menarik pada objek penelitian. Kemudian ditemukannya rumusan masalah yang berisi masalah pada objek penelitian. Dikarenakan adanya masalah, ditemukan tujuan penelitian berisi jawaban atas pertanyaan dari rumusan masalah. Setelah mendapatkan tujuan dari penelitian, maka penelitian memiliki manfaat yang dapat diperoleh ketika membaca karya ilmiah ini. Penelitian memiliki batasan-batasan penelitian yang akan dibahas pada rumusan masalah. Batasan-batasan ditentukan oleh peneliti. Penelitian menggunakan penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan teori atau objek penelitian ini untuk menjadi tinjauan pustaka. Objek penelitian yaitu, naskah drama atau naskah kethoprak dan teori struktural. Tinjauan pustaka menunjukkan keaslian penelitian ini karena belum pernah dilakukan penelitian serupa dengan penelitian ini. Untuk melakukan penelitian, peneliti membutuhkan landasan teori yang berisi teori yang digunakan sebagai dasar pemikiran, yaitu teori struktural. Kemudian setelah menetapkan teori yang digunakan, metode 10

12 penelitian berisi tahap-tahap yang digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Terakhir adalah sistematika penyajian yang berisi urutan penyajian hasil penelitian dari pembahasan bab pertama sampai dengan daftar pustaka. BAB II Rangkuman Cerita Pada bab kedua berisi rangkuman cerita naskah kethoprak Pedhut Jatisrana dalam bahasa Indonesia. BAB III Tokoh, Penokohan dan Alur Pada bab ketiga berisi analisis tokoh, penokohan dan alur. Tokoh dibedakan menjadi tokoh berkembang, tokoh pembantu, tokoh serba-bisa, dan tokoh statis. Kemudian setelah menganalisis tokoh-tokoh dan karakter masingmasing tokoh, dapat dipaparkan alur cerita yang berawal dari eksposisi, menuju komplikasi, sampai pada konflik dan akhirnya pada resolusi cerita. Setelah itu, menghubungkan antara tokoh dan karakternya dengan alur cerita. BAB IV Amanat Pada bab keempat berisi tentang amanat yang ingin disampaikan pengarang. Amanat dianalisis melalui peristiwa-peristiwa pada setiap alur. BAB V Kesimpulan Pada bab kelima berisi tentang kesimpulan dari penelitian ini. Kesimpulan menceritakan tentang apa yang telah dianalisis dari naskah kethoprak Pedhut Jatisrana. Kesimpulan berisi hasil dari analisis, yaitu tujuan untuk menemukan amanat yang ingin disampaikan pengarang. Daftar Pustaka Berisi pustaka-pustaka yang digunakan pada penelitian ini. 11

BAB I PENDAHULUAN. yang berlakon dengan unsur-unsur utama dialog, tembang, dan dagelan.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlakon dengan unsur-unsur utama dialog, tembang, dan dagelan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketoprak adalah salah satu bentuk perkembangan drama di Indonesia yang tergolong dalam teater tradisional. Ketoprak adalah sebuah bentuk teater tradisional yang berlakon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ketoprak atau dalam bahasa Jawa sering disebut kethoprak adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ketoprak atau dalam bahasa Jawa sering disebut kethoprak adalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kesenian ketoprak atau dalam bahasa Jawa sering disebut kethoprak adalah sebuah kesenian rakyat yang menceritakan tentang kisah-kisah kehidupan yang merupakan kisah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang terjadi pada zaman kerajaan masa lampau, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan yang terjadi pada zaman kerajaan masa lampau, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketoprak adalah sebuah kesenian rakyat yang menceritakan tentang kisahkisah kehidupan yang terjadi pada zaman kerajaan masa lampau, yang merupakan kisah legenda yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini, yakni penelitian yang dilakukan oleh Maimun Ladiku (2008) Meningkatkan kemampuan mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketoprak adalah teater yang amat populer di Jawa Tengah khususnya Yogyakarta ini dan berusia cukup tua. Sekurang-kurangnya embrio teater ini sudah muncul, meskipun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mempunyai berbagai suku bangsa dan warisan budaya yang sungguh kaya, hingga tahun 2014 terdapat 4.156 warisan budaya tak benda yang

Lebih terperinci

PATHISARI. Wosing Tembung : Cariyos panglipur wuyung, Struktural Naratif, owahipun lagéyani gesang. xviii

PATHISARI. Wosing Tembung : Cariyos panglipur wuyung, Struktural Naratif, owahipun lagéyani gesang. xviii PATHISARI Ser! Ser! Plong! (SSP) inggih punika salah satunggalipun roman panglipur wuyung anggitanipun Suparto Brata. Panglipur wuyung saged dipuntegesi cariyos katresnan ingkang mengku suraos anglipur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang populer di antara bentuk-bentuk karya sastra yang lainnya seperti puisi, cerpen, drama, dan lain sebagainya. Sebutan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori, kajian pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori, kajian pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian Pustaka di dalam sebuah penelitian penting untuk dideskripsikan. Selain berfungsi untuk menyusun landasan atau kerangka teori,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 1.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka mempunyai peranan penting dalam melakukan penelitian karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

Lebih terperinci

PATHISARI Tembung kunci: novel, analisis struktural, tema, peranganing cariyos

PATHISARI Tembung kunci: novel, analisis struktural, tema, peranganing cariyos PATHISARI Panaliten punika minangka salah satunggaling wujud katresnan kula kalihan anggitan sastra. Salah satunggaling wujud anggitan sastra inggih punika novel. Novel kalebet wujud gancaran (prosa) ingkang

Lebih terperinci

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi

Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi Kemampuan Menulis Naskah Drama oleh Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Kabupaten Muaro Jambi Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan menulis naskah drama berdasarkan unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Drama Sebagai Karya Fiksi Sastra sebagai salah satu cabang seni bacaan, tidak hanya cukup dianalisis dari segi kebahasaan, tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut disusun telah diperhitungkan segi-segi pementasannya dan sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut disusun telah diperhitungkan segi-segi pementasannya dan sewaktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drama adalah salah satu genre karya sastra yang terdiri dari dua dimensi, yaitu dimensi sastra dan pementasan, Sastra berupa teks naskah sedangkan pementasan berhubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka berfungsi untuk mengetahui faktor-faktor original atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka berfungsi untuk mengetahui faktor-faktor original atau BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berfungsi untuk mengetahui faktor-faktor original atau keaslian suatu penelitian. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat serta perasaan kepada orang lain. Sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau

BAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Drama merupakan karya sastra yang dalam penulisan teksnya berisikan dialog-dialog dan isinya membentangkan sebuah alur. Seperti fiksi, drama berpusat pada satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. imajinasi antara pengarang dengan karya sastra. Salah satu bentuk karya sastra yang

BAB 1 PENDAHULUAN. imajinasi antara pengarang dengan karya sastra. Salah satu bentuk karya sastra yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia sastra banyak terlahir karya yang menarik untuk dipelajari maupun dikaji. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1989:3).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan bagian dari ilmu pengetahuan. Sastra banyak diminati masyarakat karena bersifat mendidik dan menghibur (sebagai bacaan). Selain

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. aspek-aspek kemasyarakatannya, baik yang berhubungan denga penciptanya, gambaran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. aspek-aspek kemasyarakatannya, baik yang berhubungan denga penciptanya, gambaran BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep A. Sosiologi Sastra Ratna (2004:339) mengatakan, Sosiologi sastra adalah analisis karya sastra dalam kaitannya dengan manusia. Jadi, sosiologi

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan aspek penting dalam penelitian. Konsep berfungsi untuk menghindari kegiatan penelitian dari subjektifitas peneliti serta mengendalikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan pedoman terhadap suatu penelitian sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah salah satu seni yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya dan kehidupan manusia subjeknya. Kata sastra dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Kedudukan Pembelajaran Mengidentifikasi Konflik Teks Drama dengan Menggunakan Metode Numbered Head Together dalam Kurikulum 2013 Mata Pelajaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental yang prima,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental yang prima, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Kemampuan Kemampuan menyimak manusia sangat terbatas. Manusia yang sudah terlatih baik dan sering melaksanakan tugas-tugas menyimak, disertai kondisi fisik dan mental

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Putra (1986), dalam penelitian beliau yang berjudul "Aspek Sastra Dalam Babad Dalem Suatu Tinjauan Intertekstualitas", menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya 1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Yang Relevan Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya Habiburrahman El Shirazy sesuai dengan tinjauan terhadap penelitian sebelumnya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan medium bahasa. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran membaca sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh pembaca untuk menemukan sesuatu pesan atau tujuan yang diinginkan pembaca guna menemukan informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori BAB II LANDASAN TEORI Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori pendukungnya antara lain; hakekat pendekatan struktural, pangertian novel, tema, amanat, tokoh dan penokohan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan

KATA PENGANTAR. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan KATA PENGANTAR Assalamu alaikum wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang maha esa. Karena dengan rahmatnya kita bisa membuat makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra pada dasarnya adalah seni bahasa. Perbedaan seni sastra dengan cabang seni-seni yang lain terletak pada mediumnya yaitu bahasa. Seni lukis menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan, 2000:69). Drama dapat BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Drama Kata drama berasal dari bahasa Greek, tegasnya dan kata kerja Dran yang berarti berbuat, to act atau to do (Morris dalam taringan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Naskah drama merupakan karangan yang berisi kisah. Bahkan kadang juga

BAB I PENDAHULUAN. Naskah drama merupakan karangan yang berisi kisah. Bahkan kadang juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah drama merupakan karangan yang berisi kisah. Bahkan kadang juga dilengkapi dengan penjelasan nama-nama tokoh, dialog yang diucapkan para tokoh, keadaan panggung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsurunsur

BAB I PENDAHULUAN. intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsurunsur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam novel terdapat unsur dari dalam yang membangun terciptanya novel, atau biasa disebut unsur intrinsik. Nurgiyantoro (2007:23) berpendapat bahwa unsur intrinsik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu genre sastra yang memiliki dua dimensi, yaitu dimensi drama

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu genre sastra yang memiliki dua dimensi, yaitu dimensi drama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra terbagi menjadi tiga genre, yaitu puisi, prosa dan drama. Salah satu genre karya sastra yang dijadikan objek penelitian ini adalah drama. Drama merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Drama hadir atas proses yang panjang dan tidak hanya terhenti sebagai seni pertunjukan, akan tetapi berlanjut dengan menunjukan fungsinya dalam kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

PATHISARI. Wosing tembung: cariyos sambung, analisis struktural, gegayutan perangan. xviii

PATHISARI. Wosing tembung: cariyos sambung, analisis struktural, gegayutan perangan. xviii PATHISARI Cariyos sambung inggih punika cariyos rekan ingkang boten wetah satunggal edisi nanging taksih wonten kalajenganipun. Cariyos sambung punika cariyos runtut kadosdene limrahipun kalawarti utawi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka mempunyai peranan penting dalam melakukan penelitian karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan berkomunikasi, karena untuk mencapai segala tujuanya, manusia memerlukan sebuah alat atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. cipta yang menggambarkan kejadian-kejadian yang berkembang di masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan karya sastra tidak dapat dilepaskan dari gejolak dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Karena itu, sastra merupakan gambaran kehidupan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang melakukan kajian terhadap novel Jatisaba karya Ramayda Akmal. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat

Lebih terperinci

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan.

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan. PATHISARI Skripsi punika asil saking panaliten filologi tumrap Sěrat Pangracutan ingkang kasimpěn ing Perpustakaan Pura Pakualaman Ngayogyakarta mawi kode koleksi 0125/PP/73. Skripsi punika awujud suntingan

Lebih terperinci

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES A.Pengertian Drama atau Bermain Peran Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan bentuk lain (prosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Hal ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan

BAB II LANDASAN TEORI. Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Yang Relevan Sebelumnya Peneliti mengambil penelitian dengan judul Resepsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Terhadap pentas drama Drakula intelek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Pada bab ini penulis akan memaparkan beberapa penelitian sebelumnya,konsep dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pertama-tama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini memuat tentang hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti yang lebih dulu yang ada kaitannya dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep. 1. Pengertian Novel. Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya sastra terdapat kenyataan yang dialami oleh masyarakat itu

Lebih terperinci

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA

ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA ANALISIS AMANAT DAN PENOKOHAN CERITA PENDEK PADA BUKU ANAK BERHATI SURGA KARYA MH. PUTRA SEBAGAI UPAYA PEMILIHAN BAHAN AJAR SASTRA DI SMA oleh INEU NURAENI Inneu.nuraeni@yahoo.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Teks Drama Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share.

Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Teks Drama Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share. Peningkatan Kemampuan Menganalisis Unsur Intrinsik Teks Drama Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share Isthifa Kemal 1 ABSTRAK Penelitian ini mengkaji masalah yaitu 1) bagaimana peningkatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Penelitian yang berhubungan dengan karya sastra drama pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang antara lain sebagai berikut. 1) Rahmi Samalu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian

Lebih terperinci

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom RAGAM TULISAN KREATIF C Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom HAKIKAT MENULIS Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa. Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sarana bagi seorang pengarang untuk menyampaikan suatu pemikiran atau gagasan berdasarkan problem-problem sosial yang terjadi di lingkungan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian ini melibatkan beberapa konsep, antara lain sebagai berikut: 2.1.1 Gambaran Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:435), gambaran

Lebih terperinci

INFERIORITAS PEREMPUAN DALAM NASKAH KETOPRAK PEDHUT JATISRANA KARYA BONDAN NUSANTARA

INFERIORITAS PEREMPUAN DALAM NASKAH KETOPRAK PEDHUT JATISRANA KARYA BONDAN NUSANTARA INFERIORITAS PEREMPUAN DALAM NASKAH KETOPRAK PEDHUT JATISRANA KARYA BONDAN NUSANTARA (Sebuah Tinjauan Feminisme) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. mutakhir yang pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka berfungsi untuk mengetahui faktor-faktor keaslian suatu penelitian. Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran, atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sandiwara Radio Profesor. Dr. Herman J. Waluyo menyebutkan bahwa dalam Bahasa Indonesia terdapat istilah sandiwara. Sandiwara diambil dari bahasa jawa sandi dan warah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Drama Pendek a. Pengertian Drama Kata drama berasal dari kata Yunani draomai (Haryamawan, 1988, 1) yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara Naskah Drama Ken Arok Karya Saini KM dengan Novel Arok Dedes Karya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara Naskah Drama Ken Arok Karya Saini KM dengan Novel Arok Dedes Karya 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu Hubungan Intertekstual antara Naskah Drama Ken Arok Karya Saini KM dengan Novel Arok Dedes Karya Pramoedya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka menjelaskan gagasan, pemikiran atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisipreposisi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisipreposisi BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisipreposisi penelitian, maka harus memiliki konsep-konsep yang jelas.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Sejenis Penelitian lain yang membahas tentang Citra Perempuan adalah penelitian yang pertama dilakukan oleh Fitri Yuliastuti (2005) dalam penelitian yang berjudul

Lebih terperinci

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI

BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI BAHAN PELATIHAN PROSA FIKSI Ma mur Saadie SASTRA GENRE SASTRA nonimajinatif - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan harian Puisi imajinatif Prosa Fiksi Drama GENRE SASTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama 1 BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan utama yang akan diajarkan. Keempat aspek keterampilan tersebut ialah menyimak, berbicara,

Lebih terperinci

STRUKTUR TEKS SERAT PANITIBAYA

STRUKTUR TEKS SERAT PANITIBAYA STRUKTUR TEKS SERAT PANITIBAYA SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Oleh Galih Mardiyoga 2102406566 JURUSAN BAHASA DAN SASTRA JAWA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi seseorang yang berasal dari pengalaman, pemikiran, perasaan yang dituangkan dalam bentuk bahasa dan dilukiskan dalam bentuk

Lebih terperinci

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN

MENU UTAMA UNSUR PROSA FIKSI PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN ENCEP KUSUMAH MENU UTAMA PENGANTAR PROSA FIKSI MODERN UNSUR PROSA FIKSI CERPEN NOVELET NOVEL GENRE SASTRA SASTRA nonimajinatif Puisi - esai - kritik - biografi - otobiografi - sejarah - memoar - catatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tetapi penelitian yang di fokuskan pada plot masih jarang dilakukan. Adapun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tetapi penelitian yang di fokuskan pada plot masih jarang dilakukan. Adapun BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kajian Yang Relevan Penulusuran pustaka yang telah dilakukan, diketahui bahwa penelitian tentang perbandingan dalam novel sudah ada, antara lain tokoh, latar dalam novel. Tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drama merupakan kisah utama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini drama bukan hanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan seni yang bermediumkan bahasa dan dalam proses terciptanya melalui intensif, selektif, dan subjektif. Penciptaan suatu karya sastra bermula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fotografi merupakan teknik yang digunakan untuk mengabadikan momen penting dalam kehidupan sehari-hari. Karena melalui sebuah foto kenangan demi kenangan dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian ini memuat tentang hasil hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukan kajian pustaka. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan, yang dapat membangkitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan dengan bahasa, baik lisan maupun tulis, yang mengandung keindahan. Karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).

BAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari akar kata Cas atau sas dan tra. Cas dalam bentuk kata kerja yang diturunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sastra adalah pengungkapan masalah hidup, filsafat, dan ilmu jiwa yang dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk mengungkapkan diri,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang tokoh utama dalam novel tentu sudah banyak diteliti. Berikut ini peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian

Lebih terperinci

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK

MODUL BAHASA INDONESIA CERITA PENDEK YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan ide-ide, penggambaran hal-hal, atau benda-benda

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan ide-ide, penggambaran hal-hal, atau benda-benda BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan ide-ide, penggambaran hal-hal, atau benda-benda ataupun gejala sosial yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Marlo, 1985:46).

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Dalam bab ini peneliti akan memaparkan tentang peneliti penelitian sebelumnya, konsep dan landasan teori. Peneliti penelitian sebelumnya berisi tentang

Lebih terperinci