BAB IV EFEKTIVITAS KERJA SAMA KOPERASI SYARIAH BEN IMAN DENGAN YAYASAN YATIM MANDIRI DALAM PROGRAM BUNDA YATIM SEJAHTERA

dokumen-dokumen yang mirip
penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian Indonesia, maka akan diikuti

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu akhir-akhir ini banyak bermunculan lembaga keuangan

BAB III BENTUK KERJA SAMA KOPERASI SYARIAH BEN IMAN DENGAN YAYASAN YATIM MANDIRI DALAM PROGRAM BUNDA YATIM SEJAHTERA

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Efektifitas kinerja manajemen pada dasarnya dinilai dari efektifitas sumber

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Efektifitas Pelayanan Izin Mendirikan Bangunan di Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Kota Kabupaten Pulau Morotai. Abstraksi

KONFLIK & MENGELOLA KONFLIK DALAM ORGANISASI

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI

BAB V SASARAN DAN EFEKTIVITAS ORGANISASI. Bab V. Sasaran dan efektivitas Organisasi 1

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Koperasi Pegawai BPKP Provinsi Sumatera Utara

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA

EFEKTIVITAS PEMBINAAN ADMINISTRASI DESA DALAM MENINGKATKAN KINERJA (Suatu Studi Di Kecamatan Amurang Timur Kabupaten Minahasa Selatan)

NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1997 TENTANG KEMITRAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Investasi memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong

BAB I PENDAHULUAN. tetapi jika dilihat kondisi UMKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa UMKM kurang

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memiliki peran, dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki lembaga keuangan yang kuat dan modern. Dimana

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa masing-masing memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan suatu isu yang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR... TAHUN...

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

BAB V KASIMPULAN DAN REKOMENDASI. diuraikan, selanjutnya pada bagian ini peneliti mencoba menyimpulkan secara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya pemberdayaan ekonomi rakyat adalah koperasi. Hal ini dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyentuh kalangan bawah (grass rooth). Semula harapan ini hanya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 7 Tahun : 2013

BAB I PENDAHULUAN. domestik bruto (PBD) serta banyak menyerap tenaga kerja. Peran usaha

Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Melalui Pembentukan Koperasi Jasa Berbasis Syariah di Pondok Pesantren Riyadlul Ulum Wadda'wah Kota Tasikmalaya

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhnya perekonomian nasional. Menurut Undang-Undang Nomor 25

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia Bandung, Bandung, 2013, hlm. 23

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 10 TAHUN 2010 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN KOPERASI, USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Kepercayaan dan Komitmen Karyawan Secara Simultan Terhadap Prestasi Kerja Karyawan KJKS Ben Iman Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas manajemen di perusahaan. Tujuan pengendalian intern adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. koperasi merupakan badan hukum berbasis pada kepentingan ekonomi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Visi, Misi, dan Jumlah Siswa Tahun unggul, kompetitif, beriman, dan berakhlak mulia.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. perekonomian negara. Upaya Pemerintah terhadap pengembangan UMKM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN INSENTIF DAN PEMBERIAN KEMUDAHAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN KENDAL

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KOPERASI. Usaha Mikro. Kecil. Menengah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93)

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh: Ny. Neti Budiwati Ukanda -Dosen pada Prodi Pend. Ekonomi & Koperasi UPI -Ketua Umum Koperasi Wanita Mekar Endah Kab. Bandung

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENANAMAN MODAL DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENCIPTAKAN PERUBAHAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG

PELAKSANAAN PEMBUKAAN TABUNGAN FAEDAH PADA PT. BANK BRI SYARIAH CABANG PEMBANTU RUNGKUT SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

MENGELOLA KONFLIK ORGANISASI MATERI 12

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB V. Kesimpulan dan Saran

PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI WADAH KOPERASI UNTUK MENCAPAI KETAHANAN PANGAN. Menteri Pertanian RI Pada : Jakarta Food Security Summit (JFSS)

BAB II GAMBARAN UMUM PUSAT LAYANAN USAHA TERPADU DIY

BAB I PENDAHULUAN. suatu peran yang paling penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut

BAB. X. JARINGAN USAHA KOPERASI. OLEH : Lilis Solehati Y, SE.M.Si

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kemampuannya. Hal ini dilakukan agar mereka dapat

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Berdasarkan data tahun 2017 pada Dinas Koperasi dan hingga triwulan III tahun 2017 jumlah UMKM Binaan terus

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN EKONOMI PETANI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KONAWE SELATAN NOMOR: 3 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS-BMT Ummat

I. PENDAHULUAN Dalam pasal 33 ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa perekonomian

BAB V PENUTUP. kepala desa sebagai pemerintahan terkecil yang menjalankan dan tolak ukur. penerapan seluruh sistem dalam pemerintahan.

Transkripsi:

BAB IV EFEKTIVITAS KERJA SAMA KOPERASI SYARIAH BEN IMAN DENGAN YAYASAN YATIM MANDIRI DALAM PROGRAM BUNDA YATIM SEJAHTERA A. Efektivitas Kerja sama Koperasi Syariah BEN IMAN Dengan Yayasan Yatim Mandiri Dalam Program Bunda Yatim Sejahtera Seorang praktisi ahli serta penulis di bidang ilmu manajemen dan perilaku keorganisasian menyatakan, yang diartikan dengan efektivitas adalah pencapaian sasaran yang telah disepakati secara bersama serta tingkat pencapaian sasaran itu menunjukkan tingkat efektivitas. Pendekatan tujuan menunjukkan bahwa organisasi itu diciptakan untuk mencapai tujuan tertentu, di mana hal ini dapat dicapai dengan bekerja secara rasional dan berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 1 Pandangan dari segi efektivitas organisasi adalah terdiri atas efektivitas individu dan kelompok. Pada tingkat yang paling dasar dalam suatu organisasi terletak pada efektivitas individu. Pandangan ini menekankan pada kinerja individu-individu yang ada di dalam organisasi. Sedangkan pandangan efektivitas kelompok, penekanannya adalah pada kinerja yang dapat diberikan kelompok pekerja sebab di samping bekerja sendiri, pada 1 Manahan P. Tampubolon, Perilaku Keorganisasian (Organization Behavior) Perspektif Organisasi Bisnis, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2008), 175. 83

84 kenyataannya individu biasanya bekerja bersama-sama dalam kelompok. Dengan demikian, yang dimaksud dengan efektivitas kelompok adalah kontribusi dari semua anggotanya. Efektivitas organisasi adalah lebih banyak dari jumlah efektivitas individu dan kelompok lewat pengaruh sinergritas (kerja sama). Dengan kerja sama, organisasi akan mampu mendapatkan kinerja yang lebih baik dan tinggi tingkatannya daripada kinerja tiap-tiap bagiannya. 2 Gambar 4.1 Tiga Pandangan Mengenai Efektivitas Organisasi Hubungan kerja sama yang dilakukan oleh Koperasi Syariah BEN IMAN dengan Yayasan Yatim Mandiri dalam program bunda yatim sejahtera merupakan bentuk hubungan kerja sama dibidang sosial yaitu memberikan pemberdayaan usaha kepada bunda yatim dan memberikan bantuan dana beasiswa untuk pendidikan anak yatim. Tujuan utama dibentuknya program bunda yatim sejahtera adalah untuk mengembangkan usaha bunda menjadi 2 Ibid.,174.

85 lebih baik dan optimal, memandirikan usaha dan untuk mesejahterakan kehidupan bunda yatim dan anak yatim. Keberhasilan atau efektivitas dari kerja sama usaha yang dilakukan oleh Koperasi Syariah BEN IMAN dengan Yayasan Yatim Mandiri ini banyak dipertanyakan oleh pihak yang bermitra. Apakah kerja sama atau kemitraan yang dilakukan dalam program bunda yatim sejahtera tersebut sudah dirasakan manfaatnya oleh Koperasi Syariah BEN IMAN, Yayasan Yatim Mandiri atau kepada bunda yatim? Dan apakah kerja sama dalam program bunda yatim sejahtera tersebut dapat mendorong kemandirian bunda yatim untuk mengembangkan usahanya?. Dua pertanyaan tersebut menjadi tugas penting bagi pihak koperasi dan yayasan dalam memajukan perekonomian bunda yatim. Penilaian efektivitas kelembagaan maupun efektivitas sebuah program dapat diukur dari dua sisi, yaitu dampak pada penerima bantuan dan dampak bagi pemberi bantuan. Bagi penerima bantuan tentu saja dampak yang dilihat adalah sesuai dengan tujuan pengadaan program tersebut, sedangkan bagi lembaga pemberi bantuan dapat dilihat dari keberhasilan kerja lembaga. 3 Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui efektivitas kerja sama Koperasi Syariah BEN IMAN dengan Yayasan Yatim Mandiri dalam 3 Ida Susi Dewanti, Pemberdayaan Usaha Kecil dan Mikro, Kendala dan Alternatif Solusinya,5.

86 program bunda yatim sejahtera yaitu sudah berhasilkah kerja sama yang dilakukan koperasi dengan yayasan untuk memberikan pemberdayaan usaha kepada bunda yatim dalam program tersebut, seperti mampu memberikan pelayanan yang baik, tanggap terhadap kepentingan bunda yatim dan dapat membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi bunda yatim dalam mengembangkan usahanya serta menjadikan bunda yatim menjadi pengusaha yang mandiri tidak ketergantungan dengan bantuan orang lain. Penelitian ini memfokuskan pada bagaimana pelaksanaan program bunda yatim sejahtera dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan program bunda yatim sejahtera. Untuk mengukur tingkat efektivitas kerja sama Koperasi Syariah BEN IMAN dengan Yayasan Yatim Mandiri dalam program bunda yatim sejahtera, maka peneliti menggunakan pendekatan yang dikemukakan oleh Hari Lubis dan Martani Huseini yaitu ada tiga pendekatan yang bisa digunakan untuk mengukur efektivitas program yaitu: 4 Gambar 4.2 Pendekatan efektivitas organisasi menurut teori Lubis dan Martani dalam bukunya pengantar teori organisasi, suatu pendekatan makro 4 Martini dan Lubis, Teori Organisasi, 56.

87 1. Pendekatan sumber (resource approach) yakni mengukur efektivitas dari input. Pendekatan mengutamakan adanya keberhasilan organisasi untuk memperoleh sumber daya, baik fisik maupun non fisik yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai keterbukaan sistem suatu lembaga terhadap lingkungannya, karena lembaga mempunyai hubungan yang merata dengan lingkungannya dimana dari lingkungan diperoleh sumbersumber yang merupakan input lembaga tersebut dan output yang dihasilkan juga dilemparkannya pada lingkungannya. Sementara itu sumber-sumber yang terdapat pada lingkungan seringkali bersifat langka dan bernilai tinggi. 2. Pendekatan proses (process approach) adalah untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi. Pendekatan proses menganggap

88 efektifitas sebagai efisiensi dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal berjalan dengan lancar dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara terkoordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-sumber yang dimiliki oleh lembaga, yang menggambarkan tingkat efesiensi serta kesehatan lembaga. 3. Pendekatan sasaran (goals approach) dimana pusat perhatian pada output, mengukur keberhasilan organisasi untuk mencapai hasil (output) yang sesuai dengan rencana. Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. Sasaran yang penting diperhatikan dalam pengukuran efektivitas dengan pendekatan ini adalah sasaran yang realistis untuk memberikan hasil maksimal berdasarkan sasaran resmi Official Goal. Dalam hal ini peneliti menggunakan pendekatan proses (process approach) untuk mengukur efektivitas kerja sama dalam program bunda yatim sejahtera. Mengingat penelitian ini menjelaskan tentang hubungan kerja sama dua lembaga dalam melaksanakan program bunda yatim sejahtera yaitu program yang memberikan bantuan pemberdayaan usaha maka untuk efektivitasnya lebih di fokuskan pada pendekatan proses (process approach), yaitu melihat dari pelaksanaan program bunda yatim sejahtera melalui

89 kegiatan internal. Pendekatan proses (internal process approach) menganggap efektivitas sebagai efesiensi dan kondisi kesehatan organisasi internal, yaitu kegiatan dan proses internal organisasi yang berjalan dengan lancar. Untuk mengetahui efektifitas program bunda yatim sejahtera, peneliti menggunakan indikator efektifitas menurut konsep teori Lubis dan Martani, yakni: a. Input, adalah bagian dari sumber-sumber yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan program bunda yatim sejahtera. Sub indikatornya adalah: 1) SDM (pekerja) yang professional dibidangnya Untuk keberhasilan pelaksanaan program bunda yatim sejahtera dibutuhkan pekerja (karyawan) yang berkompetensi tinggi, yaitu memiliki SDM yang professional dibidangnya, berpengetahuan yang baik, memiliki keterampilan yang baik, ulet dalam bekerja dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya serta dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungan kerja dan tim kerjanya. Sehingga pekerjaan yang dilakukan mendapatkan hasil yang baik dan maksimal. Hal tersebut berdampak pada kesuksesan dan keberhasilan dari program bunda yatim sejahtera. 2) Pemberian bantuan pemberdayaan usaha dan fasilitas atau alat penunjang kegiatan usaha.

90 Untuk dapat melaksanakan program bunda yatim sejahtera dengan baik, maka dibutuhkan berbagai sumbersumber yaitu berupa pemberian bantuan-bantuan untuk memberdayakan usaha bunda yatim dan dibutuhkan fasilitas atau sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan usaha bunda yatim. Adapun bentuk bantuan pemberdayaan usaha untuk bunda yatim adalah bantuan permodalan usaha, pelatihan usaha, pembinaan usaha dan pendampingan usaha. Selain itu dibutuhkan fasilitas-fasilitas untuk mengembangkan usaha bunda yatim atau sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan usaha bunda yatim, seperti memberikan bantuan pengadaan infrastruktur usaha (alat produksi, mesin produksi, dan teknologi lainnya untuk meningkatkan produktivitas usaha bunda yatim). b. Proses, adalah cara bagaimana agar tujuan dari pelaksanaan kegiatan program bunda yatim sejahtera dapat tercapai sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Adapaun sup indikatornya adalah: 1) Memberikan bantuan modal usaha

91 Yayasan Yatim Mandiri memberikan bantuan dana atau modal usaha kepada bunda yatim di Lamongan yang taraf ekonominya tergolong lemah. Bantuan dana atau modal diberikan secara langsung kepada bunda yatim tanpa adanya jaminan atau angsuran setiap bulannya. Sebelum memberikan bantuan modal usaha pihak yayasan melakukan tinjauan atau survei langsung ke lapangan untuk mengetahui kondisi usaha bunda yatim. 2) Meningkatkan SDM yang professional Selain memberikan bantuan permodalan usaha, koperasi Syariah BEN IMAN dengan Yayasan Yatim Mandiri berupaya untuk meningkatkan SDM bunda yatim melalui pelatihan usaha. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bunda yatim dalam menjalankan usaha, dapat berinovasi lebih kreatif baik dalam memproduksi, mengemas produk, memasarkan produk dan mampu bersaing dengan pesaing usaha yang lain. Karena sebagian besar bunda yatim memiliki keterbatasan dari segi pengetahuan dan keterampilan dan tingkat pendidikan bunda yatim hanya pendidikan formal saja. Maka dari itu dibutuhkan berbagai pelatihan untuk mengembangkan SDM agar bunda

92 yatim agar menjadi pengusaha yang berkualitas, berpotensi baik dan professional dibidang usaha. 3) Memberikan pemberdayan usaha Strategi Koperasi Syariah BEN IMAN dan Yayasan Yatim Mandiri dalam memberikan pemberdayaan usaha kepada bunda yatim adalah dengan cara memberikan pelatihan usaha baik berupa melakukan kegiatan praktek langsung membuat suatu produk, memberikan penyuluhan-penyuluhan, motivasi-motivasi dan memberikan pembelajaran mengenai cara mengembangkan dan mengelola usaha dengan baik. Selain itu lembaga juga memberikan pembinaan usaha kepada bunda yatim, yaitu berupa bimbingan dan konsultasi usaha. Tujuan dari pembinaan usaha adalah untuk membantu menyelesaikan masalah bunda yatim dalam mengembangkan usahanya. Tujuan pemberdayaan usaha ini adalah untuk mengembangkan dan memandirikan usaha bunda yatim agar tidak selalu bergantung dengan bantuan yang telah diberikan oleh Koperasi Syariah BEN IMAN dan Yayasan Yatim Mandiri.

93 c. Output, adalah tujuan akhir yang dicapai melalui program bunda yatim sejahtera. 1) Pemberian bantuan modal usaha Dari bantuan permodalan usaha yang sudah diberikan oleh Koperasi Syariah BEN IMAN dengan Yayasan Yatim Mandiri tersebut sebagian sudah dimanfaatkan oleh bunda yatim dengan baik untuk mengembangkan usahanya sebagai tambahan modal dan keperluan usahnya. sebagian juga ada bunda yatim yang belum mengambil dan tidak memanfaatkan bantuan permodalan tersebut dengan baik. Selain bantuan permodalan usaha pihak lembaga juga memberikan bantuan dana untuk beasiswa anak yatim. Akan tetapi sebagian dari anak yatim ada yang belum mendapatkan bantuan beasiswa karena belum diajukan atau didaftarkan oleh pihak lembaga. Berikut data tentang pemanfaatan bantuan permodalan usaha dan bantuan beasiswa pendidikan untuk anak yatim: Tabel 4.1 Data Pemanfaatan Bantuan Permodalan Usaha Bunda yatim Dan Bantuan Beasiswa Pendidikan Anak Yatim Dalam Program Bunda Yatim Sejahtera 5 5 Bunda Yatim dan Andik, Wawancara, Lamongan 23 Maret s/d 6 April 2014.

94 Sesuai data di atas dapat di ketahui dari 15 jumlah bunda yatim terdapat 9 bunda yatim yang sudah memanfaatkan bantuan permodalan dan sebanyak 6 bunda yatim yang belum memanfaatkan dan belum mengambil bantuan permodalan usaha yang diberikan oleh pelaksana program. Juga terdapat 10

95 anak yatim yang sudah menerima bantuan beasiswa pendidikan dan 5 anak yatim yang belum menerima bantuan beasiswa pendidikan. 2) Pemberian pemberdayaan usaha Untuk melakukan pemberdayaan usaha, pihak pelaksana program membentuk kegiatan perkumpulan untuk bunda yatim yang diadakan setiap akhir bulan di Koperasi Syariah BEN IMAN. Kegiatan dalam perkumpulan tersebut hanya kegiatan pengajian (mengaji ayat-ayat Al-Qur an) kemudian bunda yatim diberikan berbagai penyuluhanpenyuluhan dan motivasi saja. Setelah kegiatan perkumpulan tersebut selesai, Koperasi Syariah BEN IMAM membagikan uang saku kepada bunda yatim sebesar Rp. 50.000,00 untuk per orang nya. Dana yang dikeluarkan koperasi tersebut masuk pada dana zakat dan shodaqoh. 6 Dalam kegiatan perkumpulan tersebut pihak lembaga belum membentuk pelatihan usaha yaitu berupa kegiatan praktek langsung untuk membuat suatu produk. Hal tersebut dikarenakan belum maksimalnya kelompok usaha yang 6 Andik,Wawancara, Lamongan, 27 Desember 2013.

96 dibentuk oleh lembaga sehingga pelatihan usaha belum bisa di realisasikan. Dari jumlah 15 bunda yatim yang mengikuti program bunda yatim sejahtera tersebut, tidak semuanya aktif dalam mengikuti kegiatan perkumpulan yang dibentuk oleh lembaga. Berikut data bunda yatim yang aktif dan tidak aktif dalam mengikuti kegiatan program, data sebagai berikut: Tabel 4.2 Data Keaktifan Bunda Yatim Dalam Mengikuti Kegiatan Pemberdayaan Usaha

97 Dari jumlah 15 bunda yatim tersebut dapat diketahui terdapat 8 bunda yang aktif mengikuti kegiatan perkumpulan dan 7 bunda yatim yang tidak aktif mengikuti kegiatan perkumpulan. Alasan bunda yatim tidak mengikuti kegiatan program dikarenakan oleh kurangnya minat dan motivasi bunda yatim untuk mengikuti kegiatan, terbatasnya waktu dan terbenturnya bunda yatim dengan aktivitas social seperti pengajian, arisan dan menjaga toko yang menjadikan bunda yatim tidak bisa

98 mengikuti kegiatan program, serta jarak antara rumah bunda yatim dengan tempat perkumpulan yang jauh, sehingga bunda yatim malas mengikuti kegiatan program. 7 B. Analisis Efektivitas Kerja sama Koperasi Syariah BEN IMAN Dengan Yayasan Yatim Mandiri Dalam Program Bunda Yatim Sejahtera Pengukuran efektivitas berdasarkan teori Lubis dan Martani lebih menekankan pada pendekatan proses (process approach) yaitu untuk melihat sejauh mana efektivitas pelaksanaan program dari semua kegiatan proses internal atau mekanisme organisasi. Pendekatan proses mengukur efektivitas dari proses kegiatan atau program. Pendekatan proses (internal process approach), mengaggap efektivitas sebagai efesiensi dan kondisi kesehatan organisasi internal, yaitu kegiatan dan proses internal organisasi yang berjalan dengan lancar. Jadi suatu kegiatan atau program dapat dinyatakan efektif apabila proses pada pelaksanaan kegiatan atau program tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar serta cara atau strategi yang digunakan untuk melaksanakan program sudah terkoordinasi sesuai dengan rencana dan tujuan yang dikehendaki. 7 Bunda yatim, Wawancara, Lamongan, 23 Maret 2014.

99 Proses pelaksanaan program bunda yatim sejahtera belum berjalan dengan baik dan belum sesuai dengan rencana dan tujuan yang diinginkan oleh Koperasi Syariah BEN IMAN dan Yayasan Yatim Mandiri. Sehingga kerja sama dalam program bunda yatim sejahtera tersebut dinyatakan belum efektif. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya: 1. Kurang tersedianya sumber daya (fasilitas, sarana dan prasarana) yang dibutuhkan dalam program bunda yatim sejahtera, seperti: a) Belum adanya bantuan pengadaan infrastruktur untuk menunjang kegiatan usaha bunda yatim. b) Kurangnya SDM yang memberikan pemberdayaan dan pelatihan usaha kepada bunda yatim. 2. Tidak adanya team khusus yang menangani dan yang bertanggung jawab secara penuh terhadap pelaksanaan program bunda yatim sejahtera, sehingga program tidak dapat berjalan dengan baik dan tidak maksimal. 3. Komunikasi antara pihak lembaga dengan bunda yatim kurang efektif dan tidak terjalin dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan kurang maksimalnya pihak lembaga dalam menyampaikan dan memberikan informasi terkait pelaksanaan, sehingga banyak bunda yatim yang tidak mengetahui berita atau informasi tentang pelaksanaan program bunda yatim sejahtera. Selain itu jarak antara lembaga dengan bunda

100 yatim sangat jauh sehingga untuk menyampaikan informasi nya sangat sulit dan selama ini pihak lembaga menyampaikan informasi atau berita tentang pelaksanaan program melalui pesan sms dan tidak semua pesan tersebut sampai ke bunda yatim. Cara lembaga menyampaikan informasi kepada bunda yatim tentang pelaksanaan program tersebut dinilai belum efektif. 4. Kegiatan pemberdayaan dan pelatihan usaha dalam program bunda yatim sejahtera belum berjalan dengan efektif. Selama ini kegiatan pemberdayaan usahanya hanya pemberian motivasi-motivasi, penyuluhan-penyuluhn dan pembelajaran cara menjalankan dan mengembangkan usaha. Tidak ada kegiatan pelatihan usaha berupa kegiatan praktek langsung membuat suatu produk berdasarkan kelompok usaha yang sudah dibentuk. 5. Pengawasan dalam pelaksanaan program bunda yatim sejahtera ini dinyatakan kurang efektif karena terdapat penyimpanganpenyimpangan yang dilakukan bunda yatim seperti penyalagunaan bantuan dana yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan dan pengembangan usaha akan tetapi digunakan untuk keperluan lainnya. Cara pengawasan yang dilakukan untuk mengontrol perkembangan bunda yatim juga masih belum optimal. Pihak lembaga hanya mengawasi pada pemanfaatan bantuan permodalan saja, pihak

101 lembaga tidak mengawasi perkembangan usaha bunda yatim. Selain itu pihak lembaga juga tidak mensurvey kegiatan usaha bunda yatim. 6. Pihak lembaga Koperasi Syariah BEN IMAN dengan Yayasan Yatim Mandiri tidak memiliki Standard Operation Procedures (SOP), yaitu tidak memiliki pedoman yang dijadikan panduan khusus untuk pelaksanaan program bunda yatim sejahtera. Hal tersebut mengakibatkan program bunda yatim sejahtera tidak dapat terlaksana dengan baik dan tidak efektif. C. Manfaat Kerja sama Dalam Program Bunda Yatim Sejahtera Kerja sama yang baik haruslah dapat memberikan manfaat dan keuntungan kepada masing-masing pihak yang bermitra. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu kerja sama dalam berusaha. Ada dua faktor utama yang dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan dari hubungan kerja sama yaitu tujuan yang ditetapkan bagi kemitraan tersebut dan perilaku atau sifat dan sikap dari para pihak yang turut serta dalam kemitraan tersebut. 8 Kerja sama Koperasi Syariah BEN IMAN dengan Yayasan Yatim Mandiri dalam program bunda yatim sejahtera ini memberikan dampak dan manfaat tersendiri terhadap kemajuan UMKM para bunda yatim. Bantuan permodalan usaha yang diberikan oleh koperasi dan yayasan dapat membantu 8 Hendrojogi, Koperasi Azas-azas, Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1997), 89.

102 bunda yatim untuk mengembangkan usahanya. Bantuan tersebut digunakan bunda yatim sebagai tambahan modal dan keperluan usaha. Disamping memberikan bantuan permodalan Koperasi Syariah BEN IMAN dengan Yayasan Yatim Mandiri juga memberikan pemberdayaan usaha, yang berdampak menambah wawasan, pengalaman dan pengetahuan bunda yatim, dapat meningkatkan keterampilan dan kreativitas bunda yatim dalam mengelolah suatu produk serta dapat meningkatkan perekonomian dan kemandirian bunda yatim dalam menjalankan usaha. Kerja sama ini juga memberikan dampak dan manfaat kepada Koperasi Syariah BEN IMAN dan Yayasan Yatim Mandiri. Dengan adanya kerja sama dalam program tersebut identitas atau nama lembaga Koperasi Syariah BEN IMAN menjadi lebih dikenal oleh masyarakat, bahwa koperasi dapat membantu dan melayani masyarakat Lamongan yang kurang memiliki modal untuk dapat mengembangkan usahanya dengan cara memberikan dana pinjaman usaha. Kerja sama tersebut merupakan salah satu bentuk promosi dan sosialisasi bagi Koperasi Syariah BEN IMAN kepada masyarakat umum khususnya untuk masyarakat kota Lamongan. Diharapkan masyarakat Lamongan dapat melakukan pembiayaan dan simpanan di koperasi. Selain itu juga dapat meningkatkan jumlah anggota pada tabungan mudharabah. Antara koperasi dengan bunda yatim mendapatkan keuntungan dri bagi hasil

103 tabungan mudharabah dengan perbandingan keuntungan 70% : 30%. Dengan melakukan kerja sama dapat menambah dan memperluas jaringan usaha karena semakin banyak hubungan kerja sama dengan lembaga lain maka semakin besar pula link atau jaringan Koperasi Syariah BEN IMAN untuk mengembangkan usahanya. Serta dapat meningkatkan kepercayaan kepada anggota dan calon anggota Koperasi Syariah BEN IMAN. 9 Adapun manfaat dari adanya kerja sama dalam program bunda yatim sejahtera terhadap Yayasan Yatim Mandiri adalah Yayasan Yatim Mandiri dapat membantu bunda yatim di Lamongan yang mengalami kesusahan dalam mengembangkan usahanya dengan memberikan bantuan seperti permodalan, pelatihan dan pemberdayaan usaha, serta beasiswa. Karena hal tersebut sudah merupakan tugas, peran dan tanggungjawab yayasan untuk membantu mesejahterakan kehidupan anak yatim dan bunda yatim dengan memberikan pemberdayaan usaha melalui program bunda yatim sejahtera. Kerja sama dengan Koperasi Syariah BEN IMAN, dapat membantu dan mempermudah Yayasan Yatim Mandiri dalam memberikan pemberdayaan dan pembinaan usaha kepada bunda yatim. dari kerja sama tersebut dapat menciptakan hubungan yang harmonis antar keduanya dan meningkatkan rasa kekeluargaan yang tinggi. Dapat mencegah persaingan usaha antara keduannya serta dapat memperluas jaringan usaha melalui bekerja sama dengan lembaga Koperasi Syariah BEN IMAN. 9 Andik Priyanto, Wawancara, Lamongan, 27 Desember 2013.