BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Kecamatan Senduro pada tahun 2014, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Senduro sudah berjalan sesuai dengan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM Mandiri Perdesaan. a. Dalam tahap perencanaan semua kegiatan perencanaan baik dari lingkup terkecil yaitu dusun hingga lingkup kecamatan sudah dijalankan sesuai dengan petunjuk teknis. Urutan perencanaan meliputi Musyawarah Antar Desa Sosialiasi; Musyawarah Desa Sosialiasi; Musyawarah Dusun Penggalian Gagasan; Musyawarah Desa Perencanaan; Musyawarah Antar Desa Priotitas Usulan; Musyawarah Antar Desa Penetapan Usulan dan Musyawarah Desa Penetapan Usulan. b. Dalam tahap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setelah Musdes Penetapan Usulan. Sebelum melaksanakan pembangunan TPK merekrut tanaga kerja yang bekerja selama proses pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Kemudian kegiatan pelaksanaan dilakukan bertahap sebanyak 3 tahap yang terdiri dari tahap pelaksanaan 40 persen, tahapa pelaksanaan 80 persen dan tahap pelaksanaan 100 persen. c. Dalam kegiatan pemeliharaan hasil kegiatan, setiap desa melaksanakan sistem pemeliharaan secara mandiri sesuai kesepakatan antara pemerintah desa dengan masyarakat. Meskipun sudah terdapat tim pemelihara, setiap masyarakat wajib ikut serta dalam proses pemeliharaan. Pendanaan kegiatan pemeliharaan diserahkan kepada masing-masing desa penerima manfaat baik melalui swadaya masyarakat maupun menggunakan anggaran dana desa. 102
2. Partisipasi masyarakat pada setiap proses PNPM Mandiri Perdesaan ialah sebagai berikut: a. Pada proses perencanaan masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam menyampaikan usulan dan mengikuti setiap tahapan proses perencanaan, mulai dari perencanaan di tingkat dusun, perencanaan di tingkat desa dan perencanaan di tingkat kecamatan. Sedangkan untuk Desa Kandangtepus sebagian masyarakat tidak mengikuti kegiatan perencanaan di desa dikarenakan faktor kesibukan dan juga kurangnya sosialiasi dari pemerintah desa ke masyarakat. b. Pada proses pelaksanaan, masyarakat berperan aktif dalam bentuk swadaya tenaga (kerja bhakti), swadaya konsumsi untuk para pekerja dan pekerja yang secara langsung terjun dalam proses pelaksanaan kegiatan. c. Pada proses pemeliharaan, partisipasi masyarakat secara langsung masih kurang karena kegiatan pemeliharan dibebankan pada Tim Pemelihara Kegiatan yang ditunjuk oleh pemerintah desa dan masyarakat desa. 3. Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Senduro memberikan berbagai dampak posistif bagi masyarakat, meliputi peningkatan usaha, peningkatan penghasilan, peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan. 4. Kendala yang muncul ketika pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Senduro ialah kendala pemotongan anggran APBN untuk kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan sebesar 11,8 persen dan keterlambatan pencairan dana yang berdampak pada berhentinya kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan selama satu bulan dan berhentinya beberapa pekerja. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Kecamatan Senduro pada tahun 2014, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 103
5. Pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Senduro sudah berjalan sesuai dengan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM Mandiri Perdesaan. d. Dalam tahap perencanaan semua kegiatan perencanaan baik darilingkup terkecil yaitu dusun hingga lingkup kecamatan sudah dijalankan sesuai dengan petunjuk teknis. Urutan perencanaan meliputi Musyawarah Antar Desa Sosialiasi; Musyawarah Desa Sosialiasi; Musyawarah Dusun Penggalian Gagasan; Musyawarah Desa Perencanaan; Musyawarah Antar Desa Priotitas Usulan; Musyawarah Antar Desa Penetapan Usulan dan Musyawarah Desa Penetapan Usulan. e. Dalam tahap pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setelah Musdes Penetapan Usulan. Sebelum melaksanakan pembangunan TPK merekrut tanaga kerja yang bekerja selama proses pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan. Kemudian kegiatan pelaksanaan dilakukan bertahap sebanyak 3 tahap yang terdiri dari tahap pelaksanaan 40 persen, tahapa pelaksanaan 80 persen dan tahap pelaksanaan 100 persen. f. dalam kegiatan pemeliharaan hasil kegiatan, setiap desa melaksanakan sistem pemeliharaan secara mandiri sesuai kesepakatan antara pemerintah desa dengan masyarakat. Meskipun sudah terdapat tim pemelihara, setiap masyarakat wajib ikut serta dalam proses pemeliharaan. Pendanaan kegiatan pemeliharaan diserahkan kepada masing-masing desa penerima manfaat baik melalui swadaya masyarakat maupun menggunakan anggaran dana desa. 6. Partisipasi masyarakat pada setiap proses PNPM Mandiri Perdesaan ialah sebagai berikut: d. Pada proses perencanaan, untuk Desa Bedayu, Desa Bedayutalang, DesaKandangan, Desa Burno dan Desa Sarikemuning masyarakat berpartisipasi secara aktif dalam menyampaikan usulan dan mengikuti setiap tahapan proses perencanaan, mulai dari perencanaan di tingkat dusun, perencanaan di tingkat desa dan perencanaan di tingkat kecamatan. Sedangkan untuk Desa Kandangtepus sebagian masyarakat tidak mengikuti 104
kegiatan perencanaan di desa dikarenakan faktor kesibukan dan juga kurangnya sosialiasi dari pemerintah desa ke masyarakat. e. Pada proses pelaksanaan, masyarakat berperan aktif dalam bentuk swadaya tenaga (kerja bhakti), swadaya konsumsi untuk para pekerja dan pekerja yang secara langsung terjun dalam proses pelaksanaan kegiatan. f. Pada proses pemeliharaan, partisipasi masyarakat secara langsung masih kurang karena kegiatan pemeliharan dibebankan pada Tim Pemelihara Kegiatan yang ditunjuk oleh pemerintah desa dan masyarakat desa. 7. Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Senduro memberikan berbagai dampak posistif bagi masyarakat, meliputi peningkatan usaha, peningkatan penghasilan, peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan. 8. Kendala yang muncul ketika pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Senduro ialah kendala pemotongan anggran APBN untuk kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan sebesar 11,8 persen dan keterlambatan pencairan dana yang berdampak pada berhentinya kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan selama satu bulan dan berhentinya beberapa pekerja. 5.2 Saran 1. Saran Penulisan Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki kekurangan terkait parameter yang digunakan untuk menjelaskan implementasi kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Senduro pada tahun 2014. Semakin banyak parameter yang digunakan unutk menjelaskan implementasi maka akan semakin baik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan parameter (i) partisipasi masyarakat dalam mendukung keberlangsungan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan; (ii) dampak positif kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan dan (iii) kendala beserta cara untuk mengatasi kendala ketika PNPM Mandir Perdesaan berlangsung. Banyak parameter yang bisa digunakan seperti 105
kelembagaan, mekanisme pendanaan, komunikasi dan lain sebagainya sehingga hasil yang didapatkan lebih baik. 2. Saran Untuk Pemerintah a. Pemerintah pusat seharusnya mensosialisasikan rencana pemotongan anggaran jauh sebelum pelaksanaan kegiatan agar para pelaku kegiatan di desa lebih siap dalam mencari solusi untuk menangani kendala tersebut. b. Pemerintah pusat seharusnya lebih tepat waktu dalam menyalurkan dana agar kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di desa-desa penerima manfaat dapat terlaksana dengan baik dan dapat terselesaikan sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan. c. UPK sebagai pengelola kegiatan di tingkat kecamatan seharusnya ikut memfasilitasi dalam meberikan solusi terbaik untuk menangani berbagai kendala selama kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan berlangsung. 3. Saran Untuk Masyarakat a. Masyarakat seharusnya memiliki rasa kepemilikan yang tinggi terhadap fasilitas yang sudah dibangun sehingga dalam proses pemeliharaan masayarakat juga berperan secara aktif demi terwujudnya manfaat hasil kegiatan yang berkelanjutan. b. Masyarakat harus berperan aktif dalam mengawal pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan untuk mneghindari bentuk kecurangan yang mungkin dilakukan oleh oknum pelaksana kegiatan di desa, 106