PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius) Arli 1, Yuneidi Basri 2, Mas Eriza 2 E-mail : aarnye@ymail.com 1 Mahasiswa Jurusan Budidaya FPIK Univ. Bung Hatta 2 Dosen Jurusan Budidaya FPIK Univ. Bung Hatta Abstract This study aims to determine the change of feed on the survival and growth of larval fish length dwarft gouramy ( Trichoghaster lalius ). The method used is an experimental method completely randomized design with 5 treatments and 3 replications. The fish samples used in this study is dwarft gouramy fish larvae 4 days old, used containers by size 40x20x20 aquarium filled with water as high as 10 cm of each container is filled as much as 30 larvae Sepat tail. Feed as the treatment is A ( eghuci 10 days followed infusoria 10 days ) treatment B ( infusoria 10 days followed Eguchi 10 days ) treatment C ( Eguchi 20 days ) treatment D infusoria 20 days ) to E ( treatment E mixture Eguchi 50 % infusoria 50 % during 20 days ). The results showed that the change of feed significantly different ( p > 0.05) on survival and growth is the best length. Is the best are A treatment with survival rate (average 95 % ) and growth in length (mean10.74 mm). Keywords : Trichogaster lalius, Substitution feed, survival, growth. PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya ikan tingginya tingkat kematian pada stadia larva merupakan salah satu kendala terbesar. Hal ini disebabkan oleh pada masa fase endogeneus feeding ke exogeneus feeding Pada saat ini dalam suatu usaha budidaya ikan intensif, petani ikan umumnya menggunakan pakan komersil, akan tetapi kegiatan budidaya tidak bisa lepas dari pakan alami yakni plankton. Dilihat dari kandungan gizi, pakan alami memiliki kandungan gizi cukup tinggi bila dibandingkan dengan pakan komersil. hampir semua hewan di perairan tawar memulai kehidupannya memakan plankton terutama pada tahap juvenil dan larva (Nontji, 1986 dalam Marjen, 2002). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Raezaki (2011) pemberian pakan komersil eguchi yang diberikan pada larva ikan bilih memberikan tingkat kelangsungan hidup yaitu 52,80 %, panjang mutlak 92,3 mm dan berat mutlak 12,2 mg. Berdasarkan hal tersebut penulis ingin melakukan penelitian tentang Pergantian Pakan Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Panjang Mutlak Larva Ikan Sepat Colisa (Trichoghaster lalius). Adapun tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pergantian pakan terhadap kelangsungan hidup dan
pertumbuhan panjang mutlak larva ikan sepat colisa (Trichoghaster lalius). MATERI DAN METODA Dalam percobaan ini digunakan larva ikan sepat colisa sebanyak 450 ekor yang berumur 4 hari diperoleh dari pemijahan secara alami dari 7 pasang induk di Laboratorium Terpadu Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta. Padang Pakan uji Pakan uji yang digunakan adalah pakan komersil dengan merek dagang eguchi dan pakan alami infusoria diperoleh dengan cara mengkultur. Metoda penelitian dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan 3 ulangan. Adapun perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Perlakuan A = eguchi 10 hari dilanjutkan infusoria 10 hari Perlakuan B = infusoria 10 hari dilanjutkan eguchi 10 hari Perlakuan C = eguchi selama 20 hari Perlakuan D = infusoria selama 20 hari Perlakuan E = campuran (eguchi 50 % dan infusoria 50%) selama 20 hari HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat Kelangsungan Hidup Hasil rata-rata tingkat kelangsungan hidup larva ikan sepat colisa dapat dilihat pada Tabel. Tabel. Rata-rata tingkat kelangsungan hidup (%) larva ikan sepat colisa selama 20 hari. Perlakuan (ekor) Kelangsungan hidup (%) A 95 a B 78,3 b C 76 b D 75 b E 85,7 a Ket angka superscript yang sama antar perlakuan menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05) Dari Tabel rata-rata persentase kelangsungan hidup larva ikan sepat tertinggi adalah perlakuan A yaitu sebesar 95%, diikuti dengan perlakuan E yaitu sebesar 85,7%, perlakuan B sebesar 78,3%, perlakuan C yaitu sebesar 76%, dan perlakuan D sebesar 75%. Tingginya kelangsungan hidup pada perlakuan A disebabkan larva yang baru habis masa kuning telur ukurannya relatif kecil, hanya mampu memanfaatkan pakan eguchi yang berbentuk tepung halus dan bersifat larut dalam air, dan mempunyai nilai gizi yang cukup tinggi yakni protein 42 % dan lemak 34% sehingga dimanfaatkan sebagai sumber energi untuk mendukung kehidupannya. Setelah 10 hari dengan pemberian pakan awal eguchi terhadap larva dilakukan pergantian pakan dengan
infusoria. Dengan ukuran larva sudah besar, alat pencernaan mulai berkembang sehingga mampu mencerna pakan alami infusoria. Disamping itu gizi pakan relatif tinggi yaitu 66,8%, lemak 17,2% abu 9,2%, sehingga mampu memberikan kelangsungan hidup tertinggi dari semua perlakuan. Hasil penelitian Raezaki (2012) pemberian pakan komersil eguchi dengan tingkat kelangsungan hidup yaitu 52,80 % panjang mutlak 92,3 mm dan berat mutlak 12,2 mg pada larva ikan bilih. Menurut Djangkaru (1995) menyatakan umur dan ukuran larva ikan juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan larva untuk mengkonsumsi jenis pakan alami yang diberikan. Tingkat kelangsungan hidup larva terendah terdapat pada perlakuan D pemberian pakan infusoria selama 20 hari. Hal ini diduga pada stadia larva pemberian infusoria belum dapat dimanfaatkan oleh larva, meski kandungan nilai gizi infusoria cukup tinggi, ini berkaitan dengan alat pencernaan larva masih berkembang, sehingga alat pencernaan tersebut belum berfungsi sebagaimana mestinya. Hasil penelitian Yustina (2003) kematian larva yang tinggi disebabkan larva sudah kehabisan cadangan makanan berupa kuning telur, sedangkan pakan alami yang terdapat di dalam media hidupnya belum mampu dimanfaatkan karena ukuran pakan relatif besar, sehimgga tidak sesuai dengan ukuran mulut larva. Pertumbuhan Panjang Mutlak Rata-rata pertumbuhan panjang larva ikan sepat colisa dapat dilihat pada Table. Tabel. Rata rata pertumbuhan panjang mutlak (mm) larva ikan sepat colisa yang diberi pakan eghuci dan infusoria. Pertumbuhan panjang Perlakuan mutlak (mm) A 10.74 a B 4.98 b C 6.54 b D 5.08 b E 7.01 c Ket : Ket angka superscript yang sama antar perlakuan menunjukkan tidak berbeda nyata (p>0,05) Dari hasil rata rata pertumbuhan panjang larva ikan sepat colisa selama penelitian, menunjukkan bahwa perlakuan A memperlihatkan pertumbuhan panjang mutlak tertinggi (10,74 mm), diikuti perlakuan E dengan rata-rata panjang mutlak (7,018 mm), dan perlakuan C dengan hasil rata-rata (6,543 mm). Pada perlakuan D didapat nilai rata-rata (5,08 mm). Nilai rata-rata terendah terdapat pada perlakuan B yaitu (4,98 mm). Gambaran pertumbuhan panjang mutlak larva ikan sepat colisa semua perlakuan setiap kali pengamatan disajikan pada gambar berikut ini.
14 Rata-rata panjang larva (mm) 12 10 8 6 4 2 6,18 6,1 5,04 4,96 4,33 10,74 7,018 6,543 5,08 4,98 A B C D E 0 Pengamatan 0 10 20 Gambar. Histogram pertumbuhan panjang mutlak larva ikan sepat colisa untuk semua perlakuan. Ket : A = eguchi 10 hari infusoria 10 hari B = infusoria 10 hari eguchi 10 hari C = eguchi 20 hari D = infusoria 20 hari E = campuran (eguchi 50% dan infusoria 50%) 20 hari perlakuan A pemberian pakan eguchi lemak 17,2% abu 9,2%. sehingga pada awal penelitian pengamatan hari ke 10 memberikan pertumbuhan yang terbaik. Hal ini diduga awal umur larva sudah mulai memanfaatkan pakan dari luar setelah masa kuning telur habis yang sesuai dengan ukuran bukaan mulut dan daya serap larva tersebut, pemberian pakan eguchi cukup efektif karena berbentuk tepung halus dan bila dilarutkan di dalam air bersifat menyebar, disamping itu kandungan gizi yang cukup besar yaitu 42% protein dan lemak 34%. Pada pengamatan hari ke 20 rata- rata pertumbuhan panjang mutlak sebesar 10,74 ini disebabkan pemberian infusoria cukup efektif dimana daya cerna larva ikan sudah berkembang, nilai gizi yang terkandung cukup tinggi protein 66,8% memenuhi kebutuhan gizi untuk pertumbuhan larva. Perlakuan C pada fase awal penelitian memberikan pertumbuhan panjang mutlak yang cukup baik akan tetapi terjadi perlambatan pertumbuhan pada pengamatan hari ke 20 bila dibandingkan dengan perlakuan A, hal ini disebabkan pemberian pakan eguchi selama 20 hari kurang efektif karena ukuran dan umur ikan sangat berkaitan dengan jenis dan ukuran pakan yang diberikan. Sesuai dengan hasil penelitian Yuldi (2006) larva ikan bilih diberi pakan tepung eguchi selama 30 hari panjang mutlak sebesar 8,5 mm sedangkan pakan eghuci 10 hari di lanjutkan spirulina sp 20 hari menambah panjang mutlak sebesar 9,8
mm dan tepung spirulina 30 hari sebesar 8,5 mm pada larva ikan bilih. Sedangkan pada perlakuan B memberikan nilai rata-rata pertumbuhan panjang mutlak terendah yaitu 4,98 mm. Rendahnya pertumbuhan panjang mutlak pada perlakuan B. Hal ini diduga pada stadia larva pemberian infusoria belum dapat dimanfaatkan oleh larva, meski kandungan nilai gizi infusoria cukup tinggi, ini berkaitan dengan perkembangan alat pencernaan larva belum berfungsi secara optimal Hasil penelitian Yuldi (2006) pemberian tepung eghuci sampai hari ke 10 di lanjutkan spirulina sp menambah panjang mutlak sebesar 9,8 mm pada larva ikan bilih (Mystacoleucus Padangensis Blkr). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian pergantian pakan pada larva ikan sepat colisa dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Pergantian pakan berpengaruh nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan panjang larva ikan sepat colisa (P>0,05). 2. Perlakuan terbaik untuk kelangsungan hidup terdapat pada perlakuan A (95%) diikuti E (85,7%), B (78,3%), C (76%) D (75%). Sedangkan pada pertumbuhan panjang mutlak perlakuan terbaik terdapat pada Perlakuan A (10,74 mm) diikuti E (7,018), C (6,543 mm), D (5,08 mm), B (4,98 mm). DAFTAR PUSTAKA. Djajasewaka H,1985.Pakan Ikan.Cetakan ke -1. CV. Yasaguna.jakarta. Djajadiraja,1997, dalam Raezaki, R 2011. Pengaruh Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva Ikan Bilih (Miystacoleucus Padangensis Blkr). Skripsi fakultas perikanan UBH, padang,36 halm. Marjen, 2002. Komposisi dan Struktur Komunitas Zooplankton Di Danau Kerinci Skripsi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta. Padang. Raezaki, R.2001 (Pengaruh Pemberian Pakan Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Larva ikan Bilih Miystacoleucus Padangensis Blkr. Skripsi, fakultas perikanan UBH, padang 36 halm. Syandri H dalam suharyo, Y, 2003. Pemberian Pakan Spirulina Pada Jangka Waktu Yang Berbeda Terhadap Sintasan Larva Ikan Bilih Miystacoleucus Padangensis Blkr). Syandri, H 2000. Diktat Budidaya Organisme Pakan Alami. Jurusan Budidaya Perairan. Fakultas perikanan Univ Bung Hatta. Yustina, A (2003). (Daya Tetas dan Laju Pertumbuhan larva Ikan Hias Beta Spendens Di Habitat Buatan). jurnal biologi. PMIPA, FKIP, universitas riau. 5 (2) : 129-123. Yuldi. H 2006. (Pemberian Pakan Tepung Eguchi dan Tepung Spirulina Terhadap Pertumbuhan Panjang dan Sintasan Larva Ikan Bilih Miystacoleucus Padangensis Blkr). Skripsi fakultas Perikanan UBHpadang. Hal 16-20.