BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metode Penelitian Di dalam penelitian ini telah dilakukan observasi untuk mengetahui masalah ataupun keluhan yang dihadapi oleh customer maupun PT. Legreen itu sendiri. Berikut adalah tahapannya: Survei Survei dilakukan langsung di lokasi Perusahaan tersebut, yaitu PT. Legreen Indonesia. Dari survei ini didapat keterangan mengenai jumlah device yang terhubung ke jaringan, mulai dari perkiraan jumlah device client, komputer server, jumlah printer yang ada dan terkoneksi ke jaringan, topologi yang sedang yang digunakan, serta hardware yang dipakai PT. Le-green untuk melakukan koneksi internet dalam jaringan perusahaan. Wawancara Untuk melengkapi dan memperjelas informasi yang dibutuhkan, yaitu mengenai masalah dan keluhan yang dihadapi pihak perusahaan, telah dilakukan wawancara terhadap customer, staff dan Manager PT.Legreen. Hasil dari wawancara saat itu adalah bahwa pihak perusahaan memiliki masalah dengan koneksi internet yang sering mati dan tidak bisa terkoneksi dengan router serta belum adanya konfigurasi bandwidth management. Setelah mendapatkan hasil dari wawancara, dilakukan penelitian lebih jauh, yaitu menelusuri topologi LAN yang digunakan secara lebih spesifik, mulai dari hardware yang dipakai, hingga sistem pengalamatan jaringan perusahaan. 31
32 Struktur Perusahaan pada PT. Le-green Indonesia : Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan PT. Le-Green Indonesia 3.2. Gambaran Umum Perusahaan.Pada awal tahun 2006, para perintis Legreen melihat kebutuhan tempat hunian yang layak dan berstandard tinggi di lokasi-lokasi strategis di pusat kota kota besar di Indonesia terus meningkat. Maka pada bulan Juli tahun 2006, Legreen mulai mewujudkan satu projek Hunian / Residence dengan mendukung konsep Smart Living untuk menyediakan tempat Hunian yang layak dengan fokus kepada Kenyamanan, Kebersihan, Keamanan, Ketentraman, dan Keserasian.
33 Projek Hunian pertama mulai beroperasi pada tahun 2008 di lokasi strategis di pusat kota Jakarta, dengan nama GreenHome Tondano. Pada bulan Juli 2012, untuk lebih mendukung perkembangan bisnis dan Merek yang lebih menjamin, merek dan logo Legreen di-register pada tahun 2012. Dan merek GreenHome berubah menjadi Legreen Mendapatkan tingkat respon yang sangat baik dari penghuni, Legreen terus mengembangkan proyek-proyek Hunian dan office yang berkualitas di Jakarta dan kota kota lain di Indonesia. Legreen adalah brand Home I Hotel & suite I Office yang berkonsep budgeted. Kategori ini diadakan sebagai jawaban terhadap permintaan yang besar dari pasar segmen ini. Konsep budget cermat dan efisien dari segi biaya, tanpa mengurangi kualitas pada kelasnya. Sosok penampilan Legreen Home Hotel&suite Office jelas dan tegas, dipadu dengan gaya minimalis modern. Fasilitas yang kompak didesain sedemikian rupa sehingga operasional Legreen Home I Hotel&suite I Office lebih efisien, praktis dan cepat. Pewarnaan Legreen Home I Hotel&suite I Office menggunakan paduan warna yang enerjik dan mengekspresikan citra semangat muda, trendi dan segar di sepanjang masa. Gambar 3.2 Logo Perusahaan Legreen
34 3.2.1. Visi dan Misi Perusahaan Visi Menjadi jaringan hunian dan perkantoran pilihan utama di Indonesia. Misi Menciptakan nilai lebih bagi stake holder dengan tujuan memenuhi kebutuhan hunian dan perkantoran di pusat pusat kota dengan menyediakan tempat hunian dan perkantoran yang mempunyai standard tinggi, baik dari segi lokasi, bangunan, kamar, design interior, keamanan, kebersihan, fasilitas, dan services. 3.2.2. Daftar Alamat Cabang Perusahaan Le-Green Nama Lokasi Alamat Legreen Suite 2 Pejompongan Jalan PAM LAMA no 2B, Pejompongan Jakarta Pusat Legreen Suite Pejompongan Jalan Pejompongan Raya no 24. Pejompongan Jakarta Pusat Legreen Suite Tondano Jalan Danau Tondano no 18. Pejompongan Jakarta Pusat Legreen Suite Poso Jalan Danau Poso no 18. Legreen Suite Penjernihan Jalan Penjernihan II no 5. Pejompongan Jakarta pusat Legreen Suite Tebet Jalan Tebet timurdalam 2 no 24. Legreen Suite Setiabudi Jalan Setiabudi 6 no 29. Jakarta selatan
35 Legreen Suite Ambon Jalan Sam Ratulangi no 93. Legreen Office Penjernihan Jalan Penjernihan II no 10. 3.1 Tabel Daftar Alamat Dan Perusahaan Le-Green 3.3. Analisis Masalah Perusahaan PT. Le-Green Indonesia memiliki 7 cabang hotel dan 1 cabang office di Jakarta dengan 1 cabang office dan hotel di Ambon. Perusahaan Le- Green Berpusat pada office yang didirikan di Jakarta, tepatnya di jln. Penjernihan II no. 10 yang berada di daerah Bendungan Hilir, Jakarta Pusat. Secara khusus, Le-Green Office Penjernihan memiliki satu jaringan tersendiri dan memerlukan sebuah jaringan internet yang baik dan efisien dalam menjalankan proses bisnis untuk perusahaan maupun untuk customer yang menyewa office. Oleh karena itu, jaringan internet diharapkan bisa terpasang secara baik, menyeluruh, dan seimbang, sehingga tidak ada lagi komputer ataupun device yang sulit atau tidak terhubung ke internet dan pembagian bandwidth yang merata antar komputer dan device lainnya agar tidak ada satupun client yang bisa memonopoli quota jaringan. 3.3.1. GambaranUmum Local Area Network PT. Le-Green Untuk terhubung ke internet, pihak perusahaan menggunakan Fastnet dan Telkom Speedy ISP dengan bandwidth 23 Mbps up to 30 Mbps untuk fastnet dan 3 Mbps up to 8 Mbps untuk speedy. Pihak perusahaan memiliki hardware berupa sebuah modem+router Cisco (dari ISP fastnet) dan Modem+AdslTplink (dari ISP Speedy) yang terletak diruangan server pada lantai 1. Dari modem-modem tersebut terhubung ke sebuah router TP-Link, router tersebut kemudian memiliki 5 port yang terkoneksi dengan 2 unit switch dan 1 Access Point. Dari 2 switch yang memiliki masing-masing sebanyak 8 port. Switch 1 tersebut dipecah lagi menjadi 4 unit Access Point menuju ke
36 lantai 1, lantai 2, Printer Server dan PBX. Switch 2 terkoneksi dengan dua unit DVR untuk system CCTV dan 3 access point. Secara visual, topologi LAN yang dimiliki Perusahaan Le-Green adalah sebagai berikut: 3.3 Gambar Topologi LAN PT. Le-Green Indonesia (cabang Office Penjernihan) Perusahaan PT. Le-Green memiliki 32 customer dari berbagai macam perusahaan dan kurang lebih terdapat 200 unit komputer milik customer dan PT. Le-Green, dengan satu komputer sebagai server untuk PT. Le-Green.Jaringan lokal di perusahaan tersebut menggunakan topologi tree dengan penjelasan, yaitu 2 buah switch terhubung dengan 8 access point.
37 Gambar 3.4 spesifikasi server Gambar diatas merupakan spesifikasi komputer server yang digunakan oleh PT. Legreen.
38 3.3.2. Internet Service Provider yang disewa (ISP) Bandwidth pada fastnet yang disewa pihak perusahaan memiliki bandwidth up to 30 Mbps dengan guaranteed bandwidth 23 Mbps sedangkan untuk telkom speedy perusahaan memiliki bandwidth up to 8 Mbps dengan guaranteed bandwidth sebesar 3 Mbps saja. Nominal tersebut memungkinkan 200 user memiliki kecepatan 115 Kbp/s untuk downstream jika guaranteed bandwidth fastnet yang sedang aktif. 3.5 Gambar bandwidth test pada PT. Legreen 3.3.3. IP Addressing Sistem pengalamatan jaringan di dalam jaringan perusahaan memakai sistem DHCP, yaitu IP address ditentukan otomatis atau IP address dinamis oleh router. Sistem ini berlaku di komputer client dan juga server. IP address juga dapat diatur secara manual agar penomoran IP Address beraturan sesuai dengan kehendak pihak perusahaan.
39 3.4. Masalah yang Dihadapi Perusahaan Le-Green jelas membutuhkan koneksi internet yang bisa diakses tanpa masalah untuk menunjang kebutuhan Bisnis. Namun, ternyata ada beberapa masalah yang dikeluhkan pihak perusahaan mengenai koneksi internet tersebut. Berdasarkan survei lokasi dan wawancara yang telah dilakukan dalam menganalisis kekurangan dan masalah yang dihadapi oleh pihak perusahaan, ditemukan beberapa hal, yaitu: 1. IP Address cepat habis Ini dikarenakan banyaknya perangkat dan komputer yang terhubung ke Jaringan dan sementara subnet yang dimiliki hanya 1 sementara device yang terkoneksi kurang lebih ada 200 lebih. dan akan bertambah seiring dengan banyaknya customer yang akan menyewa office. 2. Modem router fastnet belum di upgrade Modem router yang diberikan oleh pihak fastnet belum di upgrade dari modem router v1 ke modem router cisco docsis v3. Sehingga bandwidth yang dimiliki tidak bisa melewati angka 15 Mbps, sementara pihak Legreen sudah menyewa untuk 30 Mbps 3. Tidak ada bandwidth management Tidak adanya bandwidth management yang berakibat tidak meratanya pemakaian bandwidth di antara komputer-komputer dan device tersebut. Pada dasarnya, aktivitas internet di komputer dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya bandwidth management, namun demi kepentingan efisiensi, sebaiknya diberlakukan sistem bandwidth management agar bandwidth server dan client dapat diatur benar-benar sesuai dengan kebutuhan, sehingga koneksi internet pun akan lebih cepat. 4. Koneksi Access Point tidak berfungsi Koneksi ke access point yang dahulu terhubung dari komputer atau device client saat ini menjadi tidak berfungsi dikarenakan spesifikasi Access Point yang digunakan kurang baik dalam hal spesifikasi, ini terlihat dari kapasitas Access point yang dipakai pada perusahaan yaitu TP-Link dengan kapasitas 150 Mbps sedangkan client yang ada per lantai kurang
40 lebih mencapai 20 orang dengan multiple device yang mereka punya menyebabkan access point yang ada menjadi overcapacity. 3.5. Usulan Solusi Untuk mengatasi masalah-masalah yang telah ditemukan, berikut beberapa usulan solusi yang bisa direalisasikan, antara lain: 1. Melakukan penambahan subnet di router mikrotik. 2. Menempatkan router Mikrotik untuk mengatasi permasalahan bandwidth yang kurang efisien dan menambah subnet yang ada agar IP address tidak cepat habis. Router Mikrotik memiliki fitur yang memperbolehkan admin mengatur secara manual angka limitasi download dan upload sesuai dengan yang dikehendaki. Berikut adalah garis besar fitur utama mikrotik yang akan dipakai pada usulan solusi kami untuk mengatasi permasalahan yang ada: Mikrotik sendiri memiliki beberapa fitur yang berguna untuk membantu menjaga keamanan data dan terutama menerapkan bandwidth management agar pembagian bandwidth dapat diatur sesuai porsi. Router Mikrotik sudah dilengkapi dengan Mikrotik RouterOS yang langsung dapat digunakan karena pemakaiannya sudah global dan tidak perlu melakukan instalasi terlebih dahulu. Fitur-Fitur Mikrotik RouterOS yang akan dipakai secara garis besar untuk koneksi jaringan internet pada Perusahaan Le-Green adalah sebagai berikut: IP POOL IP Pool adalah untuk membatasi range IP yang akan didistribusikan secara otomatis oleh sistem DHCP yang kita aktifkan IP Addresses Fungsi dari IP address pada intinya adalah membuat IP yang ingin kita gunakan yang akan terpakai nantinya.
41 NAT NAT atau dengan kata lain Network Address Translation merupakan suatu teknik yang memungkinkan komputer-komputer dengan IP address private atau lokal tetap dapat mengakses Internet (IP address public). NAT banyak digunakan pada kantor-kantor atau warung Internet yang alokasi IP address public-nya terbatas. DHCP Fitur dari Mikrotik RouterOS ini dapat difungsikan sebagai client atau server. Router tersebut dapat difungsikan sebagai server yang akan menyediakan IP Address untuk client atau sebagai client yang akan mendapatkan IP address dari DHCP server. Di dalam jaringan Perusahaan Le-Green, Router Mikrotik akan diatur menjadi server yang akan menyediakan IP address untuk client. Pemilihan fitur DHCP memungkinkan client interface ethernet dapat diberi IP Address, Subnet Mask, dan Default Gateway secara dinamis atau otomatis. Ini terutama memudahkan pengaturan di dalam kantor karena jumlah client terdapat kurang lebih 230 device. Mangle Mangle bisa dibilang fungsi utama router mikrotik dalam tahap pembuatan koneksi dual WAN karena mangle bisa mengatur target routing yang ada agar bisa menjadi koneksi WAN. Simple Queue Fitur ini dapat membantu masalah bandwidth management di jaringan Perusahaan Le-Green. Salah satu jenis bandwidth limiter atau queue adalah Simple Queue. Jenis queue ini adalah untuk melakukan pemisahan queue untuk traffic internet internasional dan trafik ke internet Indonesia. Di dalam jaringan perusahaan, fitur ini berguna untuk membatasi limit client dalam mengakses trafik nasional ataupun internasional dengan limitasi pada
42 kemampuan upload dan download data. Limitasi dapat diatur sesuka hati, sesuai dengan kebutuhan. 3. Mengganti modem router dari fastnet dengan modem router cisco docsis v3 dan mengganti access point yang kapasitasnya 150 Mbps menjadi 300 Mbps. Dengan perbaikan atau penggantian tersebut, diharapkan koneksi internet dan jaringan lokal akan lebih stabil dan tidak mudah terputus. 4. Membuat sistem Fault Tolerance pada router mikrotik, dengan ini diharapkan ISP dari speedy Telkom setidaknya bisa mem-backup jaringan utama pada perusahaan Le-Green. 5. Melakukan perancangan topologi yang lebih efisien dan baik, karena dengan topologi yang baik akan bisa membuat jaringan komputer yang ada menjadi optimal dan berjalan lebih efisien dari sebelumnya.
43 Berikut adalah gambar usulan topologi LAN yang baru: Gambar 3.6 usulan topologi
44