Polyvinyl chloride (PVC) merupakan termasuk salah jenis plastik yang paling

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN DAMPAK PENGGUNAAN PLASTIK PVC TERHADAP LINGKUNGAN DAN ALTERNATIFNYA DI INDONESIA

4. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).

BOTOL PLASTIK. Gisca Agustia Citara Gusti Riri Arnold Constantine

PLASTIK SEBAGAI BAHAN KEMASAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN (oleh: Bambang S. Ariadi)

Gambar 1.1 Produksi plastik di dunia tahun 2012 dalam Million tones (PEMRG, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

BAB I PENDAHULUAN. industri, konsumsi akan barang-barang berbahan plastik semakin meningkat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. berubah; dan harganya yang sangat murah (InSWA). Keunggulan yang dimiliki

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2. TINJAUAN PUSTAKA. plastik = polimer + aditif

Gambar 7. Jenis-jenis serat alam.

BAB I PENDAHULUAN. berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Botol Plastik. Sustainable Design Monica Tjenardi Putri Anastasia Sonia Olivia Sylvia Bellani

PENCEMARAN TANAH LELY RIAWATI, ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. plastik, maka akan berkurang pula volume sampah yang ada di Tempat

BAB II LANDASAN TEORI

Gambar 1.1. Penggunaan plastik di dunia tahun 2007dalam Million tones

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMILIHAN KEMASAN DAN PERALATAN MAKAN BERBAHAN PLASTIK YANG AMAN BAGI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Populasi dunia meningkat dan dengan perkiraan terbaru akan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN .1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah pasar yang sangat besar dan potensial untuk kegiatan ekonomi dan bisnis.

I. PENDAHULUAN. memikirkan potensi industrinya. Pertumbuhan industri di Indonesia semakin

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ilmu Bahan. Bahan Polimer

BAB I PENDAHULUAN. yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan

Pertanyaan yang sering ditanyakan. Bagaimana cara menyusui yang yang baik dan benar agar produksi ASI bisa lancar dan banyak?

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. perekonomian. Industrialisasi adalah salah satu metode untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PLASTIK SEBAGAI KEMASAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

E-WASTE MANAGEMENT. Prepared by Hanna Lestari, M.Eng

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, dan sebagainya sedang merebak di seluruh dunia. Menurut Green

I. PENDAHULUAN. mengisi waktu luang, atau berolahraga ringan. Permainan biasanya. dilakukan sendiri atau bersama-sama (kelompok).

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang membangun, Indonesia sedang menggalakkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENELITIAN AWAL PENGGUNAAN POLYETHYLENE STRAP SEBAGAI BAHAN PEMBUAT GABION

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah kecil bagian bukan karet, seperti lemak, glikolipid, fosfolid, protein,

BAB XI POLIMER. C dan C mempunyai ikatan ganda : ikatan tunggal = : ikatan ganda

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

BAB I PENDAHULUAN. dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Berdasarkan data dari BPS, produksi

FAKTOR PENENTU KETERLANJUTAN PEMBANGUNAN : 1. FAKTOR BIOFISIK 2. FAKTOR SOSIAL BUDAYA

I. PENDAHULUAN. bebas antar negara-negara Asia Tenggara dan China. Hal ini membuka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Upaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

Jenis-jenis polimer. Berdasarkan jenis monomernya Polimer yang tersusun dari satu jenis monomer.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. baku menjadi produk baru yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Pertumbuhan industri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kepedulian serta kesadaran akan lingkungan saat ini telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang. dengan laju pertumbuhan sektor lainnya. Dengan menggunakan harga konstan 1973, dalam periode

I. PENDAHULUAN. bersama untuk meningkatkan kinerja perekonomian. nasional, sektor industri kimia tetap menjadi salah satu tumpuan dan

yang terbuat dari lembaran atau potongan potongan kecil kayu yang direkat bersama-sama (Maloney,1996). Mengacu pada pengertian ini, komposit serbuk

BAB I PENDAHULUAN. plastik relatif murah, praktis dan fleksibel. Plastik memiliki daya kelebihan

DIREKTORAT PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN BAHAN BERACUN BERBAHAYA

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian mutu industri produk berbasis makanan dan minuman perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RINGKASAN. Program Studi Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Indonesia Tesis, Juli 2008

BAB IV GAMBARAN UMUM Laju Pertumbuhan GDP per Kapita Negara High Income

Segitiga pada Plastik. 5 April 2013 Linda Windia Sundarti

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia berpengaruh pada pembangunan di sub-sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN. tidak diperlukan lagi. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Timur

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri kimia yang membutuhkan adiponitril sebagai bahan baku di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari pembuangan kemasan plastik. Dengan keleluasaan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang penduduknya mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Kebutuhan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan lingkungan utama di dunia, terutama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang maupun masa depan. Banyak negara memperdebatkan masalah ini dan

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK TENTANG BAHAN KEMASAN PANGAN

1.Pemberdayaan usaha mikro,kecil dan menengah (UMKM),termasuk UMKM bidang pangan merupakan upaya strategis sekaligus merupakan barometer perekonomian

Transkripsi:

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hampir dapat dipastikan bahwa abad 21 merupakan abad polimer. Plastik, serat, elastomer, bahan perekat (adhesive), protein, sellulosa semuanya merupakan istilah umum dalam pembendaharaan kata modern. Semuanya merupakan bagian dari dunia polimer yang terus berkembang. Banyak contoh-contoh dari polimer sintesis yang sudah digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan yang sangat pesat akan penemuan-penemuan plastik membuat banyak sekali material yang terbuat dari bahan polimer menggantikan bahan lain (Steven, M.P: 2001). Polyvinyl chloride (PVC) merupakan termasuk salah jenis plastik yang paling banyak digunakan (versatile plastics). Penggunaan dan produksi massal PVC bermula pada akhir tahun 1960-an, dimana produksi industri yang pertama terjadi pada akhir tahun 1930-an. PVC telah lama menjadi salah satu material yang paling banyak dipakai. Permintaan dunia akan PVC hingga saat ini mencapai lebih dari 25 juta ton per tahun. Di Eropa sendiri total konsumsi PVC resin mencapai 5,8 juta ton per tahun di mana angka tersebut setara dengan 12% dari total penggunaan plastik. Produksi PVC di dunia saat ini lebih dari 30 juta ton per tahun, yang meningkat dari hanya 3 juta ton pada tahun 1965, kirakira seperlima produksi total plastik. Jadi PVC merupakan salah satu material sintesis yang paling penting. Produksi terbesar berlokasi di negara Amerika Serikat, Eropa Barat dan sisanya Asia (European Commision: 2000). Sebagai bahan bangunan PVC merupakan bahan yang murah, mudah diaplikasikan dan juga dipindahtempatkan. PVC menggantikan posisi bahan bangunan tradisional seperti kayu, beton dan juga dari tanah liat di hampir semua bagian. Walaupun nampak terlihat sebagai bahan bangunan yang ideal, namun PVC mempunyai bahaya lingkungan dan kesehatan manusia yang tinggi dimana para pembuat produk PVC ini tidak memberitahu bahaya tersebut terhadap para konsumen (Greenpeace: 2002). 1

Isu lingkungan tentang PVC dimulai pada sekitar akhir tahun 1960, dimana saat itu diketahui adanya potensial bahaya akan kandungan zat dalam PVC. Para ahli lingkungan mempertanyakan tentang keamanan dalam penggunaan PVC karena saat itu penggunaan PVC sudah sangat meluas di berbagai aplikasi kehidupan. PVC telah lama menjadi perdebatan dalam beberapa dekade terakhir. Beberapa pendapat ilmuwan tentang PVC dan akibat yang ditimbulkan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan telah dipublikasikan. PVC bukan merupakan bahan alami, sehingga tidak dapat terdegradasi secara alami (biodegradable). Biasanya para industri pembuat PVC mencoba untuk membuat unit daur ulang (recycle), tetapi karena produk PVC sangat banyak ragamnya dan mengandung banyak macam zat tambahan (additives) membuat PVC sangat sulit untuk dapat direcyle. Beberapa zat aditif yang ada di dalamnya merupakan bahan-bahan yang berbahaya seperti plasticizer yang memakai senyawa kimia dioctilphtalate, senyawa timbal dan cadmiun pada stabilizernya dan juga bahan penghambat nyala api (flame-retardant) (Greenpeace: 1992). Penggunaan zat aditif yang berbahaya dan beresiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dari produk PVC adalah stabilizer dan plasticizer. Zat aditif ini menjadi sorotan terhadap plastik jenis PVC. Jumlah yang sangat besar untuk formulasi berbeda dari PVC compound digunakan untuk pembuatan produkproduk plastik PVC. Dibandingkan dengan dengan jenis plastik lain, penggunaan stabilizer dan plasticizer di PVC lebih tinggi jumlahnya. Stabilizer yang dipakai adalah dari jenis timbal dan kadmium, yang akan terikat di PVC selama masa pemakaian. Untuk jenis plasticizer yang digunakan hampir sebagian besar adalah pthalate. Pada tahun 1997, 93% plasticizer yang dipakai di PVC adalah pthalate (European Commision: 2000). Semua pthalate yang dipakai dalam jumlah yang besar pada produk PVC ada di sekitar lingkungan. Resiko penggunaannya dalam mainan anak-anak juga berbahaya. Mereka dapat tertelan secara oral oleh anak kecil. Pembuatan, penggunaan dan pembuangan plastik ini dapat menimbulkan bahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Dari proses pembuatan sampai 2

pembuangannya, PVC mengeluarkan senyawa yang beracun. Selama masa pembuatan PVC, dioksin dan polutan persisten lainnya yang dihasilkan sebagai produk samping (by-product) dilepaskan ke udara, air dan tanah, dimana senyawa ini menyebabkan bahaya kesehatan yang kronis dan akut. Selama masa penggunaan produk-produk PVC dapat mengeluarkan zat aditif yang beracun, seperti pthalate, timbal, kadmium dan bahan kimia lain. Pada saat PVC mencapai masa akhir penggunaannya di tempat pembuangan (landfill), dapat mengeluarkan lecheate yaitu aditif yang beracun atau dioksin dan logam berat pada saat produk PVC tersebut dibakar (Belliveau: 2004). Siklus hidup PVC menggambarkan pembentukan dan pelepasan organoklorin dan zat berbahaya lainnya ke lingkungan. Jika keseluruhan siklus hidup PVC ini dianalisis, maka akan semakin jelas terlihat bahwa plastik ini sebenarnya merupakan jenis plastik yang paling berbahaya dibandingkan dengan plastikplastik lainnya. PVC telah memberikan beban terhadap dunia akan polutan organik yang persisten dan senyawa pengganggu-endokrin (termasuk dioxin dan pthalate) yang sekarang berada dalam lingkungan dan tubuh manusia. Dapat dikatakan bahwa PVC merupakan salah satu material paling berbahaya terhadap lingkungan yang diproduksi atau dibuat oleh manusia (Thornton: 2004). Organisasi Internasional Greenpeace membuat suatu piramida plastik untuk membantu mereka yang akan memilih material, untuk menghindari pemakaian PVC. Panduan ini mengkhususkan pada karakteristik racun dari bahan potensial yang akan menggantikan PVC. Organisasi ini juga menyediakan peringkat kualitatif berdasarkan masalah kesehatan dan lingkungan yang disebabkan oleh PVC, produksi, zat aditif, emisi produk selama masa penggunaan, pembuangan dan tahap daur ulang atau recycle. Piramida plastik ini mengurutkan plastik berdasarkan sifat dan karakteristik bahayanya. PVC yang merupakan plastik yang paling berbahaya, berada pada urutan teratas piramida dan plastik biobased yaitu plastik dengan berbahan dasar bio dan dengan polusi paling kecil berada paling bawah piramida (Greenpeace: 2002). 3

Gambar 1. Tingkatan bahaya jenis plastik (greenpeace, 2002) Ket: PVC :Polyvinyl Chloride PU :Polyurethane PS :Polystyrene ABS :Acrylonitrile Butadiene Styrene PC :Polycarbonate PET :Polyethylene Terepthalate PE :Polyethylene PP :Polypropylene Pemerintah, perusahaan dan organisasi keilmuan di seluruh dunia telah mengenali dampak bahaya PVC tersebut. Sebenarnya penggunaan PVC di negara-negara Eropa telah dihilangkan untuk alasan lingkungan dan beberapa negara mempunyai program untuk mengurangi jumlah total penggunaan PVC. Eropa melarang penggunaan produk PVC hingga tahun 2020. Beberapa komunitas masyarakat internasional juga mempunyai kebijakan pelarangan PVC. Beberapa industri di Eropa telah mengumumkan untuk mengurangi konsumsi PVC dan mulai menggunakan atau menghasilkan alternatif material lain di berbagai sektor produknya termasuk bahan bangunan (Greenpeace: 1999). Namun sebenarnya masalah lingkungan dapat dihubungkan dengan semua jenis plastik sintetik atau buatan, baik mulai dari produksinya sampai masalah pembuangannya. Namun bagaimanapun juga PVC merupakan plastik yang 4

memberikan dampak lingkungan dan kesehatan yang paling besar di antara jenis plastik lain melalui siklus hidupnya (Joel Tickner: 1999). Di Indonesia konsumsi plastik masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya, yaitu sekitar 4,5 kg per kapita. Hal ini membuat industri plastik Indonesia merupakan pasar yang strategis. PT Dow Chemical Indonesia memprediksikan permintaan produk plastik di Indonesia pada tahun 2005 akan mengalami peningkatan antara 8-9%. Tingkat pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari tahun 2004 lalu yang hanya sebesar 6,8%. Naiknya permintaan produk plastik di Indonesia ini di antaranya dipengaruhi oleh membaiknya perekonomian dimana GDP diperkirakan tumbuh sebesar 5-5,2%. Permintaan produk plastik pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 2,530 juta ton naik dari tahun 2004 yang sebesar 2,315 juta ton (CIC Chemicals: 2005). Plastik jenis PVC merupakan pelopor plastik pertama di Indonesia. Industri bahan baku plastik PVC yang pertama berdiri di Indonesia yaitu PT Standard Toyo Polimer pada tahun 1976. Dari tahun 1999 hingga tahun 2004 produksi PVC di Indonesia terus meningkat. Produk plastik jenis PVC pada tahun 2004 menunjukan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sekitar 8%. Permintaan produk PVC pada periode tersebut sebesar 589 ribu ton. Tabel 1. Permintaan dan Utilitas Produk Plastik di Indonesia Tahun 2004 Jenis Produk Permintaan (ton) Kenaikan (%) Utilitas (%) PE 799000 4% 67-70% PP 818000 8% 84-87% PS 113000 14% 90-92% PVC 589000 8% 88-89% Sumber: Dow Chemical Indonesia, 2005 Dari Tabel 1 terlihat bahwa utilitas PVC mencapai sekitar 90%. Hal ini menunjukan bahwa walaupun terjadi peningkatan permintaan PVC, masih dapat dipenuhi karena kapasitas produksinya lebih besar dari tingkat permintaannya. Nilai selisih ini biasanya di ekspor ke luar negeri. Di Indonesia untuk pengaturan penggunaan plastik PVC belum ada. Beberapa produk yang terbuat dari PVC juga belum diatur penggunaanya. Dari informasi 5

yang diperoleh BPPT PUSPITEK Tangerang, salah satu penggunaan produk PVC yaitu pada mainan anak mulai mendapat perhatian khusus. Dalam hal ini akan ada pengaturan pelarangan penggunaan mainan anak dari PVC. Selain mainan anak ini produk dari PVC lainnya belum ada pengaturan penggunaannya. Di negara-negara Eropa pelarangan mainan anak dari plastik PVC sudah dilakukan. Sedangkan di Asia, 3 negara yaitu Jepang, India dan Philipina telah melarang penggunaan mainan anak dari plastik PVC. Khusus di Indonesia pihak BPPT Puspitek bekerja sama dengan BP POM akan mensosialisasikan bahaya penggunaan mainan anak ini pada bulan Agustus 2008. 1.2. Rumusan Masalah PVC merupakan jenis plastik yang berbahaya dibandingkan dengan plastik yang lainnya. Dari tingkatan plastik diketahui bahwa plastik PVC menempati urutan teratas sebagai kategori plastik yang paling berbahaya. Bahan-bahan berbahaya dan beracun dapat terlepas selama proses pembentukan PVC hingga pembuangan akhir. Zat aditif PVC yang berbahaya dipakai dalam proses pembuatan plastik dan PVC merupakan plastik dengan penggunaan zat aditif yang luas. Di Eropa sendiri sudah ada pelarangan penggunaan PVC pada tahun 2020 karena terkait dengan adanya pendapat bahwa PVC merupakan sumber utama dioksin dan pada beberapa produk yang lebih spesifik zat aditifnya berbahaya bagi manusia. Di Indonesia sampai saat ini belum ada peraturan yang melarang penggunaan PVC untuk berbagai aplikasinya. Dalam hal ini pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti adalah: 1. Pada produk-produk apa saja PVC di Indonesia digunakan? 2. Layakkah PVC digunakan dalam berbagai aplikasi di Indonesia jika lingkungan menjadi pertimbangan utama? 3. Apakah alternatif plastik pengganti PVC yang lebih baik? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui produk-produk PVC dan rata-rata pemakaiannya di Indonesia 2. Menilai kelayakan penggunaan PVC dari segi lingkungan 3. Mengkaji alternatif penggunaan plastik pengganti PVC 6

1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan alternatif pemakaian plastik selain PVC karena diketahui bahwa jenis plastik PVC berbahaya bagi lingkungan. Diharapkan penelitian ini bermanfaat dalam hal: 1. Memberikan masukan kepada para pengguna plastik PVC akan bahaya yang ditimbulkannya. 2. Memberikan masukan kepada pemerintah dalam pengaturan penggunaan plastik PVC. 3. Memberikan sumbangan kepada pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu lingkungan. 7