PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PROJECT BASED LEARNING PADA ANAK KELOMPOK B TK SIWI PENI XI LAWEYAN TAHUN AJARAN 2015/2016

dokumen-dokumen yang mirip
Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Peserta Didik Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

UPAYA MENINGKATKAN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK KASAR MELALUI PERMAINAN WOODBALL

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Metode Demonstrasi dengan Corrugated Paper Pada Anak Kelompok B RA Permata Hati Jebres Surakarta

PENDAHULUAN. Nur Wulan Rahmawati 1, Chumdari 2, Lies Lestari 2 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

Iud Puspita Wijianingsih 1, Ruli Hafidah 1 Yudianto Sujana

Andrefi Purjiningrum 1, Siti Wahyuningsih 2, Rukayah 2

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10 Melalui Model Pembelajaran Guided Discovery

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI KEGIATAN FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TK GENTUNGAN 01 MOJOGEDANG TAHUN 2015/2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL GUNA PENINGKATAN PENGENALAN POLA MATEMATIKA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARANG INDRIYA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI

UPAYA MENINGKATKAN MOTORIK HALUS MELALUI MEDIA PENGOLAHAN BAHAN BEKAS PADA ANAK KELOMPOK A TK MUTIARA SURAKARTA AJARAN 2013/2014.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK B3 TK AL-HUDA KERTEN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGENALAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI PERMAINAN TEBAK KATA PADA ANAK KELOMPOK B TK/RA CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN MELALUI BERMAIN KONSTRUKTIF PADA ANAK KELOMPOK A1 Reni Dewi Nur Isnaini 1, Yudianto Sujana 1, Djaelani 2

Upaya Meningkatkan Kemampuan Fisik Motorik Halus Melalui Media Realia pada Anak Kelompok A TK Tunas Bangsa Pati Tahun Ajaran 2015/2016

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Melalui Bermain Fungsional Pada Anak Kelompok A TK Negeri Pembina Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENERAPKAN PENGGUNAAN ENERGI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGOMUNIKASIKAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MAGNET MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LERANING) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI MELALUI PERMAINAN PUZZLE

Upaya Meningkatkan Kemampuan Interaksi Sosial melalui Metode Numbered Heads Together Kelompok A TK Aisyiyah 56 Baron Tahun Ajaran 2014/2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENERAPAN METODE BAMBOO DANCING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

UPAYA PENINGKATAN PENGENALAN LAMBANG BILANGAN MELALUI FINGER PAINTING PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/ 2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH


Farin Kusanggraeni Fardilla 1, Chumdari 2, Karsono


Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN PENGENALAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF KOTAK ALFABET PADA ANAK KELOMPOK B TK KEMALA BHAYANGKARI 55 TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KONSEP BILANGAN 1-20 MELALUI MEDIA KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK AISYIYAH 21 PREMULUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN BERPASANGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENINGKATAN KEMAMPUAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR


PENINGKATAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE CERITA DENGAN TEMA MURIDKU RANI PADA ANAK KELOMPOK B TK AL-ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENDAHULUAN. Tri Widiyaningsih 1, Matsuri 2, Joko Daryanto 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGOMUNIKASIKAN MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEREMAS KERTAS PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA BANGUN RUANG TRANSPARAN

Upaya Meningkatkan Perilaku Empati Anak Melalui Teknik Two Stay Two Stray pada Anak Kelompok B Tk Islam Bakti IX Kerten Tahun Pelajaran 2013/2014

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH M ELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

UPAYA PENINGKATAN KECERDASAN LINGUISTIK MELALUI PENGGUNAAN METODE KARYAWISATA PADA ANAK KELOMPOK A TKIT NUR HIDAYAH SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGURUTKAN POLA MELALUI MEDIA BAHAN ALAM PADA ANAK KELOMPOK A1 TK DESA WONOLOPO TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

Fitria Andriyani 1, Retno Winarni 2, Hadiyah 3 ¹Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

Program studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC


UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE

3

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

Transkripsi:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI PROJECT BASED LEARNING PADA ANAK KELOMPOK B TK SIWI PENI XI LAWEYAN TAHUN AJARAN 2015/2016 Indah Saptarini¹, Siti Wahyuningsih¹, Yudianto Sujana¹ ¹Program Studi PG-PAUD Universitas Sebelas Maret Email: Indah.Saptarini@student.uns.ac.id, wahyu.pgtk@yahoo.com, yudianto.sujana@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan motorik halus melalui Project Based Learning pada anak kelompok B TK Siwi Peni XI Laweyan Surakarta tahun ajaran 2015/2016. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat pertemuan, tiga kali treatment satu kali tes. Setiap pertemuan ada empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah anak kelompok B TK Siwi Peni XI Laweyan Surakarta tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 11 anak. Teknik pengumpulan yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan penugasan. Validitas data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Analisis data menggunakan model analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Simpulan penelitian ini adalah Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok B TK Siwi Peni XI Laweyan tahun ajaran 2015/2016. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya kemampuan motorik halus anak pada setiap siklusnya. Ketuntasan pratindakan sebesar 27%, siklus I sebesar 64% dan siklus II sebesar 82%. Kata kunci: kemampuan motorik halus, Project Based Learning ABSTRACT This research aims to improve fine motor skill through Project Based Learning on B group children at TK Siwi Peni XI Laweyan Surakarta on 2015/2016 academic year. Type of this research is classroom action research (CAR) that was done as many as two cycles. Each cycle consist of four meetings, 3 times for treatment while once for test. Each meeting, there was four steps planning, acting, observing and reflektion. Subject of this research is B group children at TK Siwi Peni XL Laweyan Surakarta on 2015/2016 academic year that there were 11 children. The conetting data used observation, interview, document, and task. The data validity used source triangulation and technique triangulation. The data analysis used interactif analysis model which consist of data collecting, data reduction, data serving and data conclusion drawing. Research conclusion was through Project Based Learning improve fine motor skill for B group children at TK Siwi Peni XL Laweyan on 2015/2016 academic year. It was proven by increasing the refined motorist competence children at each cycle. The result of pre-cycle was 27%, the first cycle was 64% and the second cycle was 82%. Keywords: fine motor skill, Project Based Learning. PENDAHULUAN Menurut Suyadi (2010: 67) perkembangan fisik-motorik adalah perkembangan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Perkembangan fisikmotorik terdiri dari dua jenis yaitu perkembangan motorik kasar dan perkembangan motorik halus. Menurut Mursid (2015) motorik kasar melatih gerakan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh pada anak, seperti merangkak, berlari, berjinjit, melompat bergantung, melempar dan menangkap, serta menjaga keseimbangan. Sedangkan, motorik halus pada anak berkaitan dengan kegiatan meletakkan, atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan.

Perkembangan motorik halus melibatkan otot-otot halus yang mengendalikan tangan dan kaki (Beaty 2013). Sedangkan (Santrock, 2007: 216) mengemukakan bahwa menggengggam mainan, mengancingkan baju, atau melakukan apa pun yang memerlukan keterampilan tangan menunjukkan keterampilan motorik halus. Berdasarkan studi yang dilakukan (Stoeger & Ziegler, 2010) menunjukkan bahwa keterampilan motorik halus memiliki nilai tambahan pada prestasi anak dibidang matematika selain kemampuan kognitif. Motorik halus sangat penting bagi anak usia dini karena berdampak besar untuk perkembangan selanjutnya. Anak merasa percaya diri dan membuat anak dapat berkreasi dengan semakin baiknya motorik halus anak. Pentingnya mtorik halus bagi anak usia dini diantaranya dapat mengembangkan kemandirian anak, mengembangkan keterampilan bersosialisasi, mengembangkan konsep diri dan berguna bagi keterampilan misalnya dalam memegang pensil. Hurlock (1978) bahwa penguasaan motorik halus penting bagi anak, karena seiring makin banyak keterampilan motorik yang dimiliki semakin baik pula penyesuaian sosial yang dapat dilakukan anak serta semakin baik prestasi di sekolah. Berdasarkan observasi di Taman Kanak-kanak Siwi Peni XI Laweyan keterampilan motorik halus anak khususnya kelompok B masih rendah. Berdasarkan wawancara dengan guru yang telah dilakukan di TK Siwi Peni XI ditemukan bahwa sebagian besar anak masih mengalami kesulitan dalam keterampilan motorik halus. Selain observasi dan wawancara guru, data lain yang memperkuat motorik halus anak masih kurang yaitu hasil pretest. Dari 11 anak ada 27% atau 3 anak mendapat nilai tuntas dan 73% atau 8 anak masih belum tuntas dalam kemampuan motorik halus. Motorik halus anak kelompok B TK Siwi Peni XI masih rendah. Disebabkan stimulasi yang diberikan guru pada proses pembelajaran motorik halus masih kurang optimal yakni hanya menggunakan lembar kerja anak, media yang digunakan kurang bervariasi dan model pembelajaran yang masih klasikal membuat pembelajaran kurang menarik. Sehingga perlu model pembelajaran yang menarik dan tepat untuk meningkatkan motorik halus anak. Model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak adalah Project Based Learning. Project Based Learning merupakan salah satu pembelajaran yang melibatkan anak secara langsung dengan lingkungan sekitarnya dalam sebuah proyek yang dilakukan secara kelompok. Moeslichatoen berpendapat metode proyek merupakan strategi pengajaran yang melibatkan anak dalam belajar memecahkan masalah dengan melakukan kerja sama dengan anak lain, masing-masing melakukan bagian pekerjaannya secara individual atau dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang menjadi milik bersama (2004: 141). Menurut Gaer (1998) bahwa pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa (Wena, 2011: 144). Berdasarkan kedua pendapat tersebut diharapkan Project Based Learning mampu memberikan pengalaman yang lebih menarik bagi anak dan tidak membosankan karena pembelajaran didasarkan pada aktivitas sehari-hari anak. Berdasarkan latar belakang, maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Peningkatan Kemampuan Motorik Halus melalui Project Based Learning pada Anak Kelompok B TK Siwi Peni XI Laweyan Tahun Ajaran 2015/2016. Project Based Learning merupakan strategi pengajaran yang melibatkan anak dalam belajar memecahkan masalah dengan melakukan kerja sama dengan anak lain, masing-masing

melakukan bagian pekerjaannya secara individual atau dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang menjadi milik bersama (Moeslichatoen, 2004:141). Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Thomas (2000) Project-based learning (PBL) is a model that organizes learning around projects. Teori diatas maksudnya adalah pelajaran berbasis proyek (PBL) merupakan model yang menyelenggarakan pembelajaran berbasis proyek. METODE Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan selama dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan dan satu kali penilaian dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek dari penelitian ini yaitu anak-anak kelompok B TK Siwi Peni XI Laweyan, Surakarta. Semuanya berjumlah 11 anak yang terdiri dari 4 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Data dalam penelitian ada dua jenis data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber, sumber yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian ini adalah: informasi dari narasumber yaitu guru kelas, hasil pengamatan berlangsungnya aktivitas pembelajaran, dokumentasi dan arsip berupa rencana kegiatan harian (RKH), foto kegiatan pembelajaran, lembar observasi guru, dan lembar observasi anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi, dan penugasan. Validitas data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif menurut Milles dan Huberman (Sugiyono, 2014), yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari tiga kali pertemuan dan satu kali penilaian. Setiap pertemuan meliputi empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. HASIL DAN PEMBAHASAN Tindakan dilaksanakan setelah dilakukan observasi dan pretest kemampuan motorik halus pada anak kelompok B. Langkah awal dalam penelitian ini yaitu peneliti melakukan observasi dan pemberian tugas. Observasi yang dilakukan terkait dengan aktivitas anak dan kegiatan guru dalam mengajar. Pada pemberian tugas anak diminta mengerjakan tiga jenis kegiatan yaitu mewarnai, menggunting dan menempel. Tabel 1 Hasil Ketuntasan Kemampuan Motorik Halus Pra Siklus Nilai Nilai tengah Frekuensi Frekuensi kumulatif F1X1 Tepi kelas Keterangan 33-45 39 3 3 117 32,5-45,5 Tidak tuntas 46-58 52 5 8 260 45,5-58,5 Tidak tuntas 59-72 65,5 0 8 0 58,5-72,5 Tidak tuntas 73-85 79 3 11 237 72,5-85,5 Tuntas Jumlah 11 614

Mean = 55,82 Median = 46,7 Modus = 46,6 Persentase Ketuntasa = 3 : 11 x 100% = 27% Persentase Tidak Tuntas = 8 : 11 X 100% = 73% Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari semua anak adalah 55,82. Selain nilai rata-rata, peneliti juga mencari nilai tengah dan nilai yang sering muncul pada data penilaian anak. Nilai tengah dari data yang dimasukkan pada pra siklus menunjukkan angka 46,7 dan nilai anak yang sering muncul pada data penilaian pra siklus adalah 46,6. Setelah dianalisis, hasil ketuntasan kemampuan motorik halus pra siklus, yaitu: 3 anak dari 11 anak atau sekitar 27% mendapat hasil tuntas, 8 anak dari 11 anak atau sekitar 73% mendapat hasil tidak tuntas. Setelah menerapkan Project Based Learning pada siklus I menunjukkan peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Hasil Observasi Siklus I Pertemuan IV Nilai Nilai tengah Frekuensi Frekuensi kumulatif F1X1 Tepi kelas Keterangan 50 57 53,5 1 1 53,5 49,5 57,5 Tidak tuntas 58 65 61,5 2 3 123 57,5 65,5 Tidak tuntas 66 73 69,5 1 4 69,5 65,5 73,5 Tidak tuntas 74 81 77,5 5 9 387,5 73,5 81,5 Tuntas 82 89 85,5 2 11 171 81,5 89,5 Tuntas Jumlah 11 804,5 Mean = 73,14 Median = 74,3 Modus = 74,8 Persentase Ketuntasa = 7 : 11 x 100% = 64% Persentase Tidak Tuntas = 4 : 11 X 100% = 36% Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa rata-rata dari seluruh nilai anak pada siklus I pertemuan IV adalah 73,14. Sedangkan nilai tengah dari seluruh nilai anak adalah 74,3 dan nilai yang sering muncul pada tes kemampuan motorik halus siklus I pertemuan IV adalah 74,8. Berdasarkan analisis, dari 11 anak terdapat 7 anak yang tuntas dan 4 anak yang tidak tuntas. Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa rata-rata yang didapatkan anak kelompok B meningkat menjadi 73,14. Peningkatan tersebut tidak lepas dari peran guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Peningkatan pada siklus I masih kurang maksimal, dikarenakan belum mencapai indikator ketuntasan penelitian yaitu 75% atau sekitar 8 anak dari 11 anak. karena hasil tes individu anak pada siklus I belum mencapai keberhasilan atau ketuntasan, maka peneliti merencanaan siklus II. Siklus II direncanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran siklus I dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Hasil ketuntasan dalam siklus II mengalami peningkatan dan sudah melebihi target yang telah ditetapkan peneliti. Hasil ketuntasan pada siklus II dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Hasil Observasi Siklus II Pertemuan IV

Nilai Nilai Frekuensi Frekuensi F1X1 Tepi kelas Keterangan tengah kumulatif 67 74 70,5 2 2 141 66,5-74,5 Tidak tuntas 75 82 78,5 4 6 314 74,5 82,5 Tuntas 83 90 86,5 2 8 173 82,5 91,5 Tuntas 91 98 94,5 2 10 189 91,5 98,5 Tuntas 99-106 102,5 1 11 102,5 98,5 106,5 Tuntas Jumlah 11 919,5 Mean = 83,59 Median = 77,5 Modus = 77 Persentase Ketuntasa = 9 : 11 x 100% = 82% Persentase Tidak Tuntas = 2 : 11 X 100% = 18% Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari seluruh anak pada siklus II pertemuan IV adalah 83,59. Sedangkan nilai tengah dari seluruh nilai adalah 77 dan nilai yang sering muncul pada tes kemampuan motorik halus siklus II pertemuan IV adalah 77. Rata-rata hasil tes individu yang tuntas/mampu dalam kegiatan motorik halus adalah 9 anak dari 11 anak atau sekitar 82%. Sedangkan anak yang belum tuntas sekitar 2 anak dari 11 anak atau 18%. Peningkatan kemampun motorik halus anak dari hasil pra tindakan sampai siklus II dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4 Perbandingan Persentase Ketuntasan Kemampuan Motorik halus Antarsiklus No Kriteria Pra Siklus Siklus I Siklus II Ketuntasan f Persentase f Persentase f Persentase 1 Tuntas 3 27% 7 64% 9 82% 2 Tidak Tuntas 8 73% 4 36% 2 18% Jumlah 11 100% 11 100% 11 100% Berdasarkan tabel 4 ketuntasan kemampuan motorik halus antarsiklus dapat disajikan dalam gambar 1 berikut: 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 82% 73% 64% 36% 27% 18% Pra Siklus Siklus I Siklus II Tuntas Tidak Tuntas Gambar 1 Perbandingan Persentase Kemampuan Motorik Halus Antarsiklus

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa hasil rata-rata ketuntasan kemampuan motorik halus pada pra siklus adalah 3 anak dari 11 anak atau sekitar 27%, pada siklus I meningkat menjadi 64% atau sekitar 7 anak dari 11 anak namun peningkatan tersebut belum mencapai target penelitian yaitu 75%. Maka dari itu, peneliti melanjutkan penelitian kembali melalui siklus II. Pada siklus II, ketuntasan anak dalam kemampuan mewarnai, menggunting dan menempel mengalami peningkatan yaitu sebesar 82% atau sekitar 9 anak dari 11 anak. Peningkatan pada siklus II sudah melebihi target penelitian yaitu 75%. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kegiatan project based learning dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Fridyastuti & Syaichudin, 2009) yang menyatakan bahwa hasil pengamatan metode proyek berpengaruh signifikan terhadap kemampuan motorik halus pada anak kelompok A di TK PSM II Takeran Magetan dan penelitian yang dilakukan oleh (Mulayati, Zulkifli, & Risma, 2012) yang berjudul Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Metode Proyek Usia 5-6 Tahun Di PAUD Tunas Mekar Kecamatan Senapelan kota Pekanbaru dengan hasil penelitian dapat meningkatkan motorik halus anak usia 5-6 tahun di PAUD Tunas Mekar Kecamatan Senapelan kota Pekanbaru. Kegiatan Project Based Learning selain bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan motorik halus, juga mampu meningkatkan kerja sama antar anggota kelompok dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah seperti pendapat yang diungkapkan oleh Hosnan, (2014) yaitu Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah; Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBL yang bersifat kelompok. Selain itu metode proyek mampu meningkatkan sikap saling berbagi, kreativitas dan belajar bertanggung jawab atas tugas yang diberikannya baik individu maupun tugas kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Rachmawati & Kurniati, (2011) yaitu metode proyek ditinjau dari pengembangan pribadi, sosial, intelektual maupun pengembangan kreativitas, di antaranya: Belajar bertanggung jawab terhadap pekerjaan masing-masing; Memberi peluang kepada setiap anak baik individu maupun kelompok untuk mengembangkan kemampuan yang telah dimilikinya, keterampilan yang sudah dikuasainya yang pada akhirnya dapat mewujudkan daya kreativitasnya secara optimal. Kekurangan dari kegitan Project Based Learning yaitu kondisi kelas yang kurang kondusif dan alokasi waktu dalam pelaksanaan kegiatan Project Based Learning yang kadang membutuhkan waktu lebih lama. Hal ini sejalan dengan pendapatnya Bahri, (2014) yang menyatakan bahwa Project Based Learning memiliki beberapa kekurangan diantaranya: kondisi kelas agak sulit dikontrol dan mudah menjadi ribut saat pelaksanaan proyek karena adanya kebebasan pada siswa sehingga memberi peluang untuk ribut. Selain itu, walaupun sudah mengatur alokasi waktu yang cukup masih saja memerlukan waktu yang lebih banyak untuk mencapai hasil yang maksimal. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa kegiatan Project Based Learning dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak kelompok B TK Siwi Peni XI Laweyan Surakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Terbukti dari datadata yang menunjukkan adanya peningkatan dari presentasi kemampuan motorik halus anak pada setiap siklus, yaitu ketuntasan pada pra siklus sebanyak 27% atau 3 anak dari 11 anak.

kemudian pada siklus I prosentase ketuntasan anak meningkat menjadi 64% atau 7 anak dari 11 anak. pada siklus II ketuntasan anak meningkat lagi menjadi 82% atau 9 anak yang tuntas dari 11 anak. Hasil pada siklus II sudah melebihi target penelitian yaitu 75%. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam kemampuan motorik halus, kemampuan bekerja sama, mengembangkan kreativitas, sikap saling berbagi, serta belajar bertanggung jawab atas tugas yang diberikan. Berdasarkan simpulan di atas, maka peneliti memberikan sedikit saran yang diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan mutu pendidikan. Adapun saran-saran yang peneliti sampaikan sebagai berikut: (1) Memberikan pengetahuan kepada guru tentang kegiatan yang lebih bervariasi dan inovatif. (2) Guru diharapkan mampu melaksanakan kegiatan Project Based Learning dengan tepat waktu. (3) Diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan derajat dalam penelitian yang berhubungan dengan kemampuan motorik halus. (4) Peneliti lain diharapkan bisa melengkapi kekurangan dalam penelitian ini, dengan membuat kegiatan proyek yang berbeda dengan alokasi waktu yang tepat sehingga ketika mengerjakan tidak melebihi waktu yang telah ditentukan. DAFTAR PUSTAKA Bahri, S. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning Disertai Media Flipcharts dan Media Video Ditinjau Dari Kemampuan. Beaty, J. J. (2013). Observasi Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana. Fridyastuti, R., & Syaichudin, M. (2009). Pengaruh Metode Proyek Terhadap Kemampuan Motorik Halus Pada Anak Kelompok A Di TK PSM II Takeran Magetan, 1 6. Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik Dan kontekstual Dalam Pembelajara Adab 21. Bogor: Ghalia Indonesia. Hurlock, E.. (1978). Perkembangan Anak Jilid I. Solo: Erlangga. Moeslichatoen. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT Rineka Cipta. Mulayati, S., Zulkifli, & Risma, D. (2012). Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Metode Proyek Usia 5-6 Tahun Di PAUD Tunas Mekar Kecamatan Senapelan Kota Pekanbaru, (April), 9 10. Mursid. (2015). Belajar dan Pembelajaran PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rachmawati, Y., & Kurniati, E. (2011). Strategi Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana. Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Stoeger, H., & Ziegler, A. (2010). How Fine Motor Skills Influence the Assessment of High Abilities and Underachievement in Math. Journal for the Education of the Gifted, 34(2), 195 219. Retrieved from http://www.psycho.ewf.unierlangen.de/mitarbeiter/ziegler/publikationen/publikation22.pdf

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suyadi. (2010). Psikologi Belajar PAUD. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani. Thomas, J. W. (2000). A Review of Research on Project-Based Learning. Learning, 94903, 46. http://doi.org/10.1007/s11528-009-0302-x Wena, M. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.