Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

dokumen-dokumen yang mirip
P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

DAMPAK KRISIS EKONOMI GLOBAL TERHADAP KONDISI PERBANKAN DAN SEKTOR RIIL DI WILAYAH KERJA KBI KUPANG

Kajian Ekonomi Regional Banten

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Kondisi Perekonomian Indonesia

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

Dari sisi permintaan (demmand side), perekonomian Kalimantan Selatan didorong permintaan domestik terutama konsumsi rumah tangga.

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

Proyeksi Perekonomian Sulsel 2009 Menghadapi Krisis Keuangan Global

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO ACEH

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Ringsek KER Zona Sumbagteng Tw.I-2009 Ekonomi Zona Sumbagteng Melambat Seiring Dengan Melambatnya Permintaan Domestik

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH TRIWULAN I TAHUN 2014

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN BULAN SEPTEMBER 2001

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012

Kajian Ekonomi & Keuangan Regional Triwulan III 2014

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2011 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

PERTUMBUHAN EKONOMI PAPUA BARAT TRIWULAN II-2013

4. Outlook Perekonomian

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

No.11/02/63/Th XVII. 5 Februari 2014

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2014

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 20

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Perkembangan Industri

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Proyeksi pertumbuhan

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

Perekonomian Suatu Negara

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2012 DAN TAHUN 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN III-2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

ii Triwulan I 2012

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

TINJAUAN KEBIJAKAN MONETER

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

Kata Pengantar. Manado, 31 Oktober 2008 BANK INDONESIA MANADO. Jeffrey Kairupan Pemimpin

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

3. Analisis Eksternal

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN II- 2013

KAJIAN EKONOMI REGIONAL KAJIAN EKONOMI TRIWULAN III

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN SELATAN TRIWULAN I- 2013

Transkripsi:

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi lebih cepat sehingga membawa laju perekonomian tahun 2009 tumbuh positif di level 0,56%. Nilai tambah yang dihasilkan dari aktivitas Ekspor mengalami kenaikan tajam setelah setahun terakhir tumbuh negatif. Bersamaan dengan itu, komponen investasi dan konsumsi masyarakat tumbuh lebih baik merespon naiknya daya beli domestik dan global di akhir tahun. Secara umum, pemulihan di sektor traded berlangsung lebih cepat sebagaimana diperkirakan sebelumnya. Sektor Pertanian dan Industri Pengolahan tumbuh cukup baik di akhir tahun. Sementara sektor Pertambangan di tahun 2009 mencatat level penurunan yang lebih kecil dibanding tahun 2008. Adapun penguatan sektor-sektor non-traded didorong oleh aktivitas Perdagangan, Hotel dan Restoran, Infrastruktur, serta Perbankan daerah. Tabel Pertumbuhan Ekonomi Sektoral dan Penggunaan KOMPONEN PENGGUNAAN year on year 2008 2009 year over year Tw IV Tw III* Tw IV** 2008 2009** 1. Konsumsi Rumah Tangga 17.45% 19.43% 22.99% 19.03% 18.22% 2. Konsumsi Lembaga Grafik Swasta Struktur 13.91% Perekonomian 24.18% 21.79% 13.41% 23.56% 3. Konsumsi Pemerintah 13.01% 21.20% 15.49% 13.26% 13.95% 4. Pembentukan Modal Tetap Bruto Kepulauan 25.72% Riau 13.48% 19.60% 29.38% 15.14% 5. Ekspor Barang dan Jasa 1.39% 6.46% 3.33% 6.18% 3.59% 6. Impor Barang dan Jasa 19.57% 3.69% 7.72% 2.94% 7.59% SEKTOR EKONOMI 1. Pertanian 0.72% 0.79% 4.98% 3.80% 1.32% 2. Pertambangan & Penggalian 3.09% 0.81% 0.44% 2.71% 0.49% 3. Industri Pengolahan 1.78% 2.04% 0.25% 4.56% 1.98% 4. Listrik, Gas & Air Bersih 1.65% 2.45% 4.50% 7.94% 2.08% 5. Bangunan 24.03% 14.59% 10.68% 34.26% 13.36% 6. Perdagangan, Hotel & Restoran 2.21% 0.73% 5.00% 7.77% 1.11% 7. Pengangkutan & Komunikasi 9.64% 7.84% 7.28% 14.44% 6.57% 8. Keuangan, Persewaan & Jasa P'an 7.10% 4.56% 5.88% 9.71% 5.50% 9. Jasa Jasa 10.36% 8.66% 7.71% 15.59% 8.44% PDRB (termasuk migas) 3.05% 0.54% 2.47% 6.65% 0.56% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Grafik Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau, Singapura dan Amerika Serikat (y-o-y) Tabel Pertumbuhan Ekonomi Sektoral dan Penggunaan (yoy) Sumber : BPS Kepulauan Riau; MTI Singapore & BEA US Dept. of Commerce (diolah) *) angka sementara Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.III-2009 1

Asesmen Inflasi Laju inflasi Kota Batam sampai dengan triwulan IV 2009 jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini selain dipicu oleh penurunan harga komoditas primer dan kelancaran supply barang kebutuhan pokok juga dipengaruhi oleh faktor tingginya indeks harga pada periode yang sama tahun 2008. Sampai dengan triwulan IV 2009, laju inflasi tahun kalender (yoy) Kota Batam sebesar 1,88%, sedangkan di tahun 2008 tercatat sebesar 8,39% (yoy). Laju inflasi tahunan kota Batam tetap berada dibawah inflasi nasional yang tercatat sebesar 2,78%. Grafik Perkembangan Laju Inflasi Tahunan Kota Batam & Nasional Sumber : BPS, diolah Perkembangan harga di Kota Batam selama triwulan IV 2009 diidentifikasi mengalami penurunan harga (deflasi) sebesar 0,09% setelah pada triwulan sebelumnya mengalami kenaikan harga (inflasi) sebesar 1,75% (qtq). Deflasi yang terjadi selama triwulan laporan terutama dipengaruhi oleh penurunan Nopember dan Desember. Sedangkan pada bulan Oktober mengalami kenaikan harga yang diakibatkan pengaruh tingginya permintaan masyarakat pasca Hari Raya Idul Fitri. Pada bulan Oktober 2009 Kota Batam mengalami kenaikan harga sebesar 0,23% (mtm). Asesmen Perbankan Perkembangan perbankan di wilayah provinsi Kepulauan Riau selama triwulan IV 2009 mengalami peningkatan dibanding periode sebelumnya. Berbagai indikator perbankan menunjukkan kinerja positif selama tahun 2009. Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibanding dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) berdampak pada peningkatan fungsi intermediasi perbankan di Provinsi Kepulauan Riau. Penurunan BI Rate terlihat mulai direspon bersamaan dengan semakin membaiknya ekspektasi kalangan Perbankan terhadap kondisi ekonomi secara umum. Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.III-2009 2

GrafikPerkembangan Indikator Perbankan Sumber : Bank Indonesia Total asset perbankan di Provinsi Kepulauan Riau di triwulan IV 2009 tercatat sebesar Rp23,08 triliun atau naik sekitar Rp464,29 miliar (2,05%) dibanding posisi akhir triwulan III 2009 yang tercatat sebesar Rp22,62 miliar. Secara tahunan total asset perbankan mengalami kenaikan Rp2,27 triliun (10,91%) dibanding posisi Desember 2008 yang tercatat sebesar Rp20,82 triliun. Sementara itu, total DPK yang dihimpun oleh perbankan juga mengalami peningkatan sebesar Rp332 miliar (1,86%) dibandingkan triwulan sebelumnya dan meningkat sebesar Rp1,17 triliun (6,91%) dibandingkan posisi triwulan IV 2008, sehingga menjadi Rp18,17 triliun. Penyaluran kredit di Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan IV 2009 tercatat sebesar Rp12,86 triliun atau meningkat Rp636,69 miliar (5,21%) dibandingkan triwulan III 2009 yang tercatat sebesar Rp12,23 triliun. Sedangkan secara tahunan penyaluran kredit perbankan mengalami peningkatan sebesar Rp1,65 triliun (14,69%) dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Hasilnya, tingkat LDR perbankan di triwulan IV 2009 menjadi lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya, dari 68,56% menjadi 70,81%. Kondisi ini dapat dibaca sebagai salah satu bentuk optimisme perbankan terhadap prospek ekonomi Provinsi Kepulauan Riau ke depan. Asesmen Sistem Pembayaran Perkembangan aliran uang di Kantor Bank Indonesia Batam pada triwulan IV 2009 ditandai dengan kenaikan jumlah yang masuk ke Kantor Bank Indonesia Batam (inflow) yang disertai penurunan jumlah yang ditarik dari Kantor Bank Indonesia Batam (outflow). Aliran Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.III-2009 3

inflow sampai dengan triwulan IV 2009 tercatat sebesar Rp216,85 miliar, naik Rp103,22 miliar (90,84%) dibanding triwulan sebelumnya. Sementara itu outflow dari Kantor Bank Indonesia Batam turun sebesar Rp631,39 miliar (42,49%) menjadi Rp854,59 milyar. Kombinasi outflow yang lebih besar daripada inflow tersebut mengakibatkan net outflow di triwulan laporan tercatat sebesar Rp637,74 miliar. Nilai transaksi melalui sistem kliring lokal di wilayah Provinsi Kepulauan Riau pada triwulan IV 2009 tercatat sebesar Rp2,21 triliun dengan jumlah warkat sebanyak 110.917 lembar. Nilai total kliring tersebut menurun sebesar Rp465 miliar (17,37%) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp2,67 triliun. Namun jika dilihat dari jumlah warkat, transaksi kliring di Provinsi Kepulauan Riau tercatat mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan III 2009 yang tercatat sebanyak107.009 lembar. Grafik Perputaran Kliring Grafik Penolakan Cek/BG Kosong Sumber : Bank Indonesia Sementara itu, penolakan Cek/BG kosong di wilayah kerja KBI Batam pada triwulan IV 2009 tercatat sebesar Rp87,86 milyar dengan jumlah warkat sebanyak 2.917 lembar. Jumlah ini secara nominal meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp72,35 miliar dengan jumlah warkat 2.923 lembar. Asesmen Keuangan Daerah Dengan disahkannya APBD Kabupaten Kepulauan Anambas sebagai daerah pemekaran terbaru maka total APBD T.A. 2009 untuk seluruh kabupaten/kota di provinsi Kepulauan Riau mencapai Rp 6,97 triliun, atau meningkat sekitar 35% dari APBD tahun 2008 yang tercatat sebesar Rp 5,15 triliun. Sekitar 76% dari anggaran pengeluaran tersebut diperkirakan bersumber dari sisi penerimaan yang ditargetkan sebesar Rp 5,34 triliun, naik mencapai 27,7% dibanding tahun 2008. Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.III-2009 4

Tabel Perkembangan Total APBD Provinsi Kepulauan Riau Tahun Anggaran 2007 s.d. 2009 2007 2008 % % 2009* 2007-2008 2008-2009 PENDAPATAN 4,815,445 4,178,569-13.2% 5,336,421 27.7% BAGIAN PENDAPATAN ASLI DAERAH 598,897 952,217 59.0% 1,050,396 10.3% DANA PERIMBANGAN 3,969,281 2,903,001-26.9% 4,089,414 40.9% LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 247,267 323,351 30.8% 196,611-39.2% BELANJA 6,220,533 5,155,325-17.1% 6,973,402 35.3% BELANJA TIDAK LANGSUNG 1,687,938 1,959,360 16.1% 2,574,573 31.4% - Belanja subsidi 35,044 79,218 126.1% 123,996 56.5% - Belanja hibah 87,153 61,420-29.5% 157,308 156.1% - Belanja bantuan sosial 240,368 194,997-18.9% 240,188 23.2% BELANJA LANGSUNG 4,532,595 3,195,965-29.5% 4,398,829 37.6% - Belanja pegawai 616,802 400,679-35.0% 607,547 51.6% - Belanja barang dan jasa 1,477,486 1,330,753-9.9% 1,617,929 21.6% - Belanja modal 2,438,307 1,464,533-39.9% 2,173,353 48.4% SURPLUS/(DEFISIT) (1,405,088) (976,756) -30.5% (1,635,981) 67.5% Sumber : Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK), diolah *) termasuk Kabupaten Kepulauan Anambas Kenaikan target penerimaan antara lain dipengaruhi oleh penyesuaian harga komoditas internasional, sehingga dana perimbangan yang diterima atas pemanfaatan sumber daya alam yang ada di daerah relatif meningkat. Pos Dana Perimbangan ditargetkan sebesar Rp 4,09 triliun atau meningkat 40,9%, dari Rp 2,9 triliun di tahun 2008. Alokasi APBN tersebut diberikan dalam bentuk Dana Sektoral sekitar Rp 1,35 triliun, Dana Dekonsentrasi Rp 234,8 miliar, Dana Tugas Pembantuan sekitar Rp82,5 miliar, Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar Rp 1,56 triliun, serta Dana Alokasi Khusus (DAK) sekitar Rp 224,2 miliar. Meningkatnya APBD 2009 ini diharapkan mampu menjadi penopang pertumbuhan provinsi Kepulauan Riau di tengah kontraksi perekonomian yang terjadi dalam 2 kuartal terakhir. Asesmen Prospek Ekonomi dan Inflasi Pada tahun 2010, banyak kalangan meyakini bahwa pemulihan ekonomi global akan berlangsung lebih agresif, yang akan dipimpin oleh negara emerging market Asia terutama China. Indonesia termasuk negara yang mampu lolos dari krisis dengan mencatat pertumbuhan ekonomi terbaik setelah China dan India. Perekonomian domestik pada tahun 2009 diperkirakan tumbuh sebesar 4,0%-4,5%, lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,5%-4,0%. Dan pada 2010, pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksi mencapai 5,0%-5,5%. Adapun IMF (International Menetary Fund) dan Economist memprediksi lebih pesimis dengan tingkat pertumbuhan sebesar 4,5% dan 4,8%, namun secara agregat tetap berakselerasi dibanding laju pertumbuhan tahun 2009. Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.III-2009 5

Tabel Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia oleh Beberapa Lembaga Tabel Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara di Dunia Sumber : Berbagai Sumber year over year Latest Projections Projections 2009 2010 Bank Indonesia Sep 2009 4.0 5.0 Gov't of Indonesia Sep 2009 4.5 5.5 IIF Jul 2009 4.5 5.5 ADB Sep 2009 4.3 5.4 World Bank Sep 2009 4.3 5.4 Economist Oct 2009 4.2 4.5 IMF Oct 2009 4.0 4.8 Year over Year Latest Q4 over Q4 Projections Estimates Projections 2008 2009 2010 2008 2009 2010 World Output 3.0 1.1 3.1 0.1 0.8 3.2 United States 0.4 2.7 1.5 1.9 1.1 1.9 Euro Area 0.7 4.2 0.3 1.7 2.5 0.9 Japan 0.7 5.4 1.7 4.5 1.3 1.4 United Kingdom 0.7 4.4 0.9 1.8 2.5 1.3 Canada 0.4 2.5 2.1 1.0 1.5 3.0 China 9.0 8.5 9.0 6.9 10.1 9.2 India 7.3 5.4 6.4 4.8 5.1 7.0 ASEAN 5 *) 4.8 0.7 4.0 1.9 2.8 3.8 Singapore 1.1 1.7 4.3 4.2 2.5 Hongkong 2.4 3.6 3.5 2.6 Middle East 5.4 2.0 4.2 Sumber : IMF & berbagai sumber (Oktober 2009) *) Indonesia, Malaysia, Philipina, Thailand dan Vietnam Resiliensi perekonomian regional Kepulauan Riau merespon pemulihan ekonomi global relatif tinggi. Terutama terkait dengan ekspansi ekonomi yang dialami Singapura, Amerika, dan negara-negara Eropa di kuartal akhir 2009. Pengaruhnya pada kondisi regional semakin terlihat di triwulan IV-2009 dimana perekonomian diperkirakan tumbuh 2,47%. Titik balik (turning point) telah terjadi di triwulan III yang mencatat pertumbuhan sebesar 0,54% setelah pada triwulan sebelumnya masih mengalami kontraksi ekonomi sebesar 0,43%. Kenaikan order dari negara-negara mitra dagang utama tersebut diperkirakan semakin intens di tahun 2010. Sehingga hasilnya akan terlihat pada perbaikan kinerja ekspor luar negeri secara lebih nyata, sekaligus menjadi determinan utama pendorong pertumbuhan di sisi demand. Laju pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di triwulan I-2010 diperkirakan lebih berakselerasi di kisaran 4,2 ± 1% (year-on-year). Faktor utama pendorong pertumbuhan akan berasal dari penguatan ekspor menyusul pemulihan sektor industri manufaktur yang semakin intens. Sementara komponen konsumsi diestimasi relatif melambat di awal tahun, baik konsumsi rumah tangga, swasta nirlaba, maupun pemerintah. Perlambatan di satu sisi terkait dengan pola konsumsi yang cukup tinggi di akhir tahun. Sedangkan di sisi lain menyangkut penataan kebijakan yang menyangkut realisasi anggaran belanja pemerintah. Sementara tekanan inflasi di triwulan awal 2010 diprediksi meningkat memasuki musim barat yang menyebabkan gelombang laut tinggi. Dampaknya selain pada mengganggu distribusi bahan pokok dari luar Batam, juga mengakibatkan pasokan ikan menurun karena nelayan tidak melaut. Selain itu, faktor kelangkaan pasokan gula masih akan mewarnai angka perkiraan inflasi di triwulan mendatang. Sedangkan pengaruh eksternal diidentifikasi berasal dari kenaikan harga komoditas primer terutama minyak bumi Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.III-2009 6

dan emas. Stabilitas nilai tukar Rupiah menjadi faktor penahan laju inflasi ke level yang lebih tinggi. Grafik Proyeksi Harga Minyak Mentah WTI dan Natural Gas Grafik Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap US Dollar dan Singapore Dollar Sumber : www.marketvector.com Sumber : Kurs Tengah Bank Indonesia Secara umum, Inflasi pada tahun 2010 diperkirakan akan mengalami tekanan yang lebih besar dibandingkan dengan tahun 2009. Kenaikan harga komoditas utama seperti minyak bumi, kelapa sawit dan emas ikut mempengaruhi pergerakan harga yang terjadi di tahun 2010. Aktivitas ekonomi yang mulai pulih di tahun 2010 diperkirakan akan meningkatkan daya beli masyarakat yang berpengaruh pada pergerakan harga di level yang positif pada tahun 2010. Memperhatikan hal tersebut, inflasi Kota Batam sampai dengan akhir tahun 2010 diperkirakan sebesar 4%±1%. Ringkasan Eksekutif KER Provinsi Kepulauan Riau Tw.III-2009 7