JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. siswa yang tidak tergolong dalam berbagai kegiatan kelompoknya, tetapi siswa ini

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deni Ahmad Munawar, 2013 :

Naskah Publikasi Ilmiah. Oleh : KHOIROTUN NISA A

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dapat ditempatkan pada siswa kelas rendah (yaitu:siswa kelas I, II dan III) KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidik) dijelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENGGUNAAN MEDIA KEPING BERMUATAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Penelitian Tindakan kelas merupakan terjemahan dari Classroom

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik kelas rendah di Sekolah Dasar merupakan rentang usia yang

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SD KELAS AWAL

MASALAH-MASALAH PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS III SEKOLAH DASAR (STUDI KASUS DI SDN TANJUNGREJO 5 KOTA MALANG)

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: Rubiyani SDN 1 Sawahan Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

BAB IV PENERAPAN PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM MENGEMBANGKAN KREATIFITAS PESERTA DIDIK MI SALAFIYAH SENGON SUBAH BATANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS BAWAH DI SD NEGERI 1 SUMBEREJO WURYANTORO, WONOGIRI TAHUN 2012 / 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan watak siswa agar memiliki sikap dan kepribadian yang baik.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

DIDAKTIKA PGRI, 1, (2), 2015, 109

SKRIPSI. Oleh : DANNY EKO WICAKSONO NPM:

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun-tahun awal kehidupan anak. Sekitar 50% variabilitas kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peserta didik pada Sekolah Dasar yang duduk di kelas-kelas awal (kelas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sampai 12 atau 13 tahun. Menurut Piaget, mereka berada pada fase. operasional konkret. Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Masnur Muslich (2010: 1) Berdasarkan Permendiknas No. 22 tahun 2006 (BNSP, 2006: 5-7), KTSP

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika. Oleh: ESTI FITRIYANI A

Pendahuluan. Keywords: Thematic Learning Curriculum 2013

MENGAPA PERLU PEMBELAJARAN TEMATIK?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di. Sekolah Dasar yang dianggap sebagian siswa terasa sulit

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

Arnasari Medekawati Hadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP Bima

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dari pembelajaran. penting dalam membangun kompetensi peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran yang ideal merupakan pembelajaran yang mampu medorong

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tematik merupakan kegiatan pembelajaran dengan

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP MELALUI PENGAJUAN MASALAH MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang lebih baik. Berdasarkan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah, Peneliti sebagai instrument pertama, bersifat deskriptif, lebih

Diajukan oleh: DESI KUSUMA NURDINI A

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghubungkannya dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau lebih

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi Dikelas V SDN 10 Biau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE TEBAK KATA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN DAN KEAKTIFAN SISWA KELAS V TERHADAP MATA PELAJARAN IPA

ABSTRAK. Kata kunci: keterampilan proses saintifik, hasil belajar, model PBL

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda tergantung pada usia

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika di sekolah dasar mempunyai kedudukan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau lebih dikenal

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR REDAKSI... ii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Karakteristik Perkembangan anak usia kelas awal SD

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh: AGUSTIN DIAN HASTARIA NIM: A54B FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia indonesia yang memiliki kekuatan spiritual,

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGURANGAN BERSUSUN MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA SISWA TUNAGRAHITA. Sufiana

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurikulum 2013 (Kemendikbud, 2014: 2) merupakan Kurikulum penyempurnaan KTSP yang tertera pada Peraturan Menteri

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

NASKAH PUBLIKASI. Oleh : SRI MUJAYANTI A54A100126

MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK SD KELAS I-III. Sosialisasi KTSP

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

2 Kemampuan belajar peserta didik dapat berkembang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan kemampuan peserta didik dapat dilakukan

Fachry Erick Mohammad, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Pengembangan Desain Pembelajaran Tematik Terpadu Berbasis Kebutuhan Belajar Siswa Kelas 3 Sekolah Dasar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN TENTANG KEBEBASAN BERORGANISASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan dan disukai siswa. Namun, pada kenyataannya bahwa belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan classroom action

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

PENERAPAN MEDIA GAMBAR SERI DALAM PEMBELAJARAN BERCERITA DI KELAS IV SD INPRES 1 TANAMODINDI

Transkripsi:

JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016, Halaman 141 146 ISSN: 2442 4668 PEMBELAJARAN TEMATIK PADA PENJUMLAHAN BILANGAN KELAS I SEKOLAH DASAR Ari Indriani Program Studi Pendidikan Matematika IKIP PGRI Bojonegoro Email: ariindrianiemail@gmail.com Abstrak Masalah yang ingin diteliti adalah adalah bagaimana pembelajaran tematik pada penjumlahan bilangan kelas I Sekolah Dasar? Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran tematik pada penjumlahan bilangan kelas I Sekolah Dasar. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif, dengan subyek penelitian siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri 3 Kunduran Blora. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi dan metode dokumentasi. Teknik analisisnya adalah analisis data kualitatif model Miles dan Hubermen, yaitu tahap reduksi data, tahap penyajian data, dan tahap pengambilan keputusan/verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah pembelajaran tematik cocok digunakan untuk mengajarkan penjumlahan di kelas I Sekolah Dasar. Hal ini dikarenakan siswa kelas I Sekolah Dasar cara berpikirnya masih konkret operasional, di mana dalam proses pembelajaran harus mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Kata Kunci : pembelajaran tematik, penjumlahan bilangan PENDAHULUAN Perkembangan dan kemajuan di segala aspek kehidupan suatu bangsa dan negara tidak lepas dari perkembangan dan kemajuan dibidang pendidikan. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengarahkan seseorang dalam menuju kedewasaan dengan memberikan berbagi ilmu pengetahuan, melatih berbagai keterampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan wajar. Namun dalam kenyataannya pendidikan di Indonesia banyak mengalami kendala. Kendala tersebut antara lain: kurikulum yang kurang membawa perubahan pada diri siswa, mutu pendidikan yang kurang begitu bagus, dan distribusi guru yang kurang memadai, sarana dan prasarana yang masih terbatas dan juga lingkungan belajar di sekolah, keluarga, dan masyarakat yang belum mendukung. Siswa yang berada pada sekolah dasar kelas satu berada pada rentangan usia dini. Pada usia tersebut seluruh aspek perkembangan kecerdasan seperti IQ, EQ, dan SQ tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangan siswa kelas satu

142 Ari Indriani sekolah dasar masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik) serta mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Pemahaman mereka masih bergantung kepada objek-objek konkrit dan pengalaman yang dialami secara langsung. Pembelajaran yang dilakukan untuk kelas satu sekolah dasar adalah pendekatan tematik. Hal ini dikarenakan guru Sekolah Dasar kelas rendah (kelas I dan II) yang siswanya masih berperilaku dan berpikir kongkrit, pembelajaran sebaiknya dirancang secara terpadu dengan menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran. Dengan cara ini maka pembelajaran untuk siswa kelas satu sekolah dasar menjadi lebih bermakna, lebih utuh dan kontekstual dengan dunia anak-anak, terutama dalam penjumlahan bilangan. Tujuan pendidikan matematika yang ingin dicapai, seperti yang diamanatkan dalam kurikulum adalah pengelolaan pembelajaran matematika di sekolah dapat bermakna dan dapat membuat siswa mampu menerapkan pengetahuan matematikanya dalam kehidupan sehari-hari dan bidang lain. Kegiatan pembelajaran matematika juga diharapkan mampu membuat siswa berkembang daya nalarnya sehingga mampu berpikir kritis, logis, sistematis, dan pada akhirnya siswa diharapkan mampu bersikap obyektif, jujur dan disiplin. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran tematik pada penjumlahan bilangan kelas I Sekolah Dasar? Dengan demikian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran tematik pada penjumlahan bilangan kelas I Sekolah Dasar. Sesuai dengan tahapan siswa, kegiatan pembelajaran bagi siswa kelas awal Sekolah Dasar yaitu kelas I sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa. Tema sendiri adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Sedangkan pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Mengacu pada teori kognitif Piaget, pemikiran anak-anak usia sekolah dasar masuk dalam tahap pemikiran konkret-operasional (concrete operational thought), yaitu masa di mana aktivitas mental anak terfokus pada objek-objek yang nyata atau pada berbagai kejadian yang pernah dialaminya. Menurut Piaget, operasi adalah hubungan-hubungan logis diantara konsep-konsep atau skema-skema. Sedangkan operasi konkret adalah aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek dan peristiwa-peristiwa nyata atau konkret dapat diukur. Penelitian yang dilakukan oleh Sa dun Akbar dkk yang berjudul Pengembangan Model pembelajaran Tematik Untuk Kelas I dan Kelas II Sekolah Dasar mempunyai kesimpulan dapat menghasilkan model-model pembelajaran tematik yang layak dan valid dengan tingkat validitas yang bervariasi, dapat diterapkan dalam praktik pembelajaran seharihari di kelas dan efektif dapat mencapai tujuan pembelajaran yang ditargetkan. Sedangkan menurut Saleh Haji yang berjudul Dampak Penerapan Pendekatan Tematik Dalam Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar yang mempunyai kesimpulan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan

Pembelajaran Tematik pada Penjumlahan 143 pendekatan tematik dalam pembelajaran matematika dengan siswa yang diajar melalui pembelajaran konvensional. METODE Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 3 Kunduran Blora, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas I. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan kehadiran peneliti sangat penting karena peneliti sebagai instrument utama sekaligus sebagai pengumpul data sepenuhnya yang mengamati atau mengadakan penelitian langsung di Sekolah Dasar Negeri 3 Kunduran Blora. Data yang digunakan berupa hasil pengamatan atau observasi serta dokumentasi yangn diklasifikasikan sebagai data kualitatif. Sedangkan untuk pengecekan keabsahan data dilakukan melalui beberapa cara, yaitu: 1. Ketekunan pengamatan atau pengamatan penuh Kegiatan ini dilakukan pada saat pelaksanaan pengamatan di lapangan sehingga menemukan ciri-ciri dan unsur dalam situasi yang relevan dengan masalah yang diteliti. 2. Pemeriksaan sejawat Pemeriksaan sejawat berarti pemeriksaan yang dilakukan dengan rekan lainnya yang memiliki pengetahuan umum dalam hal ini adalah guru kelas I Sekolah Dasar Negeri 3 Kunduran Blora. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas I di Sekolah Dasar Negeri 3 Kunduran Blora. Adapun Sekolah Dasar Negeri 3 Kunduran Blora berada di jalan doplang Kecamatan Kunduran Kabupaten Blora, di mana mempunyai 6 ruang kelas, kantor, perpustakaan, kantin, koperasi sekolah, halaman sekolah, tempat parkir serta musholla. Sekolah Dasar Negeri 3 Kunduran Blora memiliki 11 tenaga pengajar yang terdiri dari kepala sekolah, guru kelas dan guru mata pelajaran. Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti di lingkungan sekolah antara lain: 1. Keadaan sekolah yang tertib dan bersih 2. Warga sekolah (siswa dan guru) mentaati aturan yang berlaku di sekolah 3. Guru datang tepat waktu Sedangkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dalam mengikuti proses pembelajaran adalah: 1. Siswa kelas I cenderung masih kurang aktif dalam proses pembelajaran dan ada beberapa siswa yang berbicara sendiri. 2. Siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran karena menganggap matematika adalah pembelajaran yang sulit 3. Penyampaian materi yang dilakukan oleh guru, kurang mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. 4. Untuk materi penjumlahan ada sebagian siswa yang masih mengalami kesulitan.

144 Ari Indriani Berdasarkan hasil obervasi tersebut, peneliti merencanakan suatu pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran tematik untuk materi penjumlahan. Pembelajaran tematik dengan menggunakan tema keluarga dengan mengaitkan pelajaran matematika dengan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Pengumpulan data selanjutnya yaitu dengan menggunakan dokumentasi. Dokumen yang diminta kepada guru kelas I adalah daftar nama dan nilai siswa kelas I, rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar mata pelajaran matematika. Sebelum melakukan pembelajaran, peneliti menyiapkan terlebih dahulu materi yang akan dijelaskan menggunakan pembelajaran tematik. Adapun materinya sebagai berikut: Keluarga Pak Budi tinggal di desa Sendang. Dalam keluarga tersebut terdiri dari Pak Budi, Ibu Ani dan seorang anak laki-laki yang bernama Bandi. Pak Budi bekerja sebagai pedagang, Ibu ani seorang ibu rumah tangga dan Bandi masih bersekolah di Sekolah Dasar kelas I. Berdasarkan ilustrasi tersebut dapat dilihat dari gambar berikut: 1. Pelajaran Matematika + + = 3 Banyaknya anggota keluarga Pak Budi adalah I + I + I = 3 orang. 2. Pelajaran IPS Keluarga Pak Budi terdiri dari: a. Ayah : Pak Budi b. Ibu : Ibu Ani c. Anak : Bandi Pekerjaan keluarga Pak Budi adalah: a. Pak Budi: pedagang b. Ibu Ani : ibu rumah tangga c. Bandi : Siswa Sekolah Dasar kelas II Keluarga Pak Budi bertempat tinggal di desa Sendang. Pelajaran matematika yang mengaitkan dengan pelajaran IPS dengan menggunakan pembelajaran tematik dapat berjalan dengan lancar, karena siswa merasa senang dan dapat mempraktekannya sendiri berdasarkan data yang ada di keluarga mereka sendiri-sendiri. Selain itu siswa juga cepat sekali dalam melakuakan perhitungan khususnya dalam penjumlahan. Peneliti juga terbantu dengan penggunaan pembelajaran tematik, di mana proses mepermudah penyampaian materi serta menyingkat waktu (II jam pelajaran dapat mengajarkan materi matematika dan IPS sekaligus). Kemudian soal latihan yang diberikan oleh peneliti juga mampu diselesaikan dengan baik oleh siswa serta nilai yang diperoleh juga di atas KKM (> 60). Siswa dalam mengerjakan soal latihan juga tidak ada yang saling mencontek.

Pembelajaran Tematik pada Penjumlahan 145 Pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, diperoleh beberapa manfaat yaitu: 1. Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan. 2. Siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir. 3. Pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. 4. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat. Keuntungan pembelajaran tematik bagi guru antara lain adalah sebagai berikut: 1. Tersedia waktu lebih banyak untuk melakukan proses pembelajaran. Materi pelajaran tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran. 2. Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami. 3. Dapat ditunjukkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat dinding kelas. Guru dapat membantu siswa memperluas kesempatan belajar ke berbagai aspek kehidupan. 4. Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang. 5. Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaborasi. Keuntungan pembelajaran tematik bagi siswa antara lain adalah sebagai berikut: 1. Bisa lebih memfokuskan diri pada proses belajar, daripada hasil belajar. 2. Menghilangkan batas semu antar bagian-bagian kurikulum dan menyediakan pendekatan proses belajar yang integratif. 3. Menyediakan kurikulum yang berpusat pada siswa yang dikaitkan dengan minat, kebutuhan, dan kecerdasan mereka didorong untuk membuat keputusan sendiri dan bertanggung jawab pada keberhasilan belajar. 4. Merangsang penemuan dan penyelidikan mandiri di dalam dan di luar kelas. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori kognitif Piaget di mana siswa Sekolah Dasar tahap pemikiran konkret operasional yaitu siswa akan lebih cepat memahami materi yang dipelajari jika dalam proses pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Dan materi yang disampaikan guru akan mudah diingat oleh siswa. Hasilnya juga sesuai dengan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 yang menetapkan bahwa pendekatan dalm pembelajaran di Sekolah Dasar kelas rendah (I, II, dan III) adalah pembelajaran tematik.

146 Ari Indriani SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik cocok digunakan untuk mengajarkan penjumlahan di kelas I Sekolah Dasar. Hal ini dikarenakan siswa kelas I Sekolah Dasar cara berpikirnya masih konkret operasional, di mana dalam proses pembelajaran ahrus mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pembelajaran tematik guru juga memperhatikan aktivitas, kreatifitas, rasa senang serta interaksi siswa. Sedangkan harapan yang ingin penulis sampaikan adalah dengan menggunakan pembelajaran tematik nilai siswa mengalami peningkatan serta mempermudah guru dalam penyampaian materi. DAFTAR RUJUKAN Akbar, S., Sutama, I. W., Pujianto. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Tematik Untuk Kelas I dan Kelas II Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Volume 17 Nomor 1, Universitas Negeri Malang. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Haji, S. 2009. Dampak Penerapan Pendekatan Tematik Dalam Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Volume 10 Nomor 1, Universitas Bengkulu. Masdiana, Budiarsa, I. M., Lamba, H. A.,.2014. Penerapan Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Pada Lingkungan Siswa Kelas I SDN 018 Letawa Kecamatan Sarjo Kabupaten Mamuju Utara. Jurnal Kreatif Tadulako Online Volume 3 Nomor 2, Universitas Tadulako. Purwoto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja RoSekolah Dasarakarya. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta. Sukini. 2012. Pembelajaran Tematik Di sekolah Dasar Kelas Rendah Dan Pelaksanaannya. Jurnal Magistra Nomor 82 Tahun XXIV, Unwidha Klate