BAB IV HASIL PENELITIAN. komplek Batu Raden Ciwastra Bandung. Sekolah sepak bola UNI didirikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. jam yang dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada hari latihan dan hari tidak

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan kuesioner dan metode food recall yang dianalisis

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pada mahasiswa jurusan pendidikan keolahragaan.

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kabupaten Sukoharjo yaitu di SMA Negeri 1 Polokarto. SMA Negeri 1

METODOLOGI. n = (Z /2) 2 X σ 2. n = X n = 54 siswa

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

LEMBAR PERSETUJUAN...

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

BAB I PENDAHULUAN. dan kekuatan. Penelitian yang dilakukan oleh Badan Tim Nasional PSSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi Analisis bivariate

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tindakan penelitian. Untuk lebih mudah membedakannya, maka data hasil tes

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar Hubungan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Analisis Data Pengaruh Latihan Power Tungkai. Terhadap Kemampuan Menyundul Bola

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan bela diri asli Indonesia yang sudah diakui dunia.

BAB IV HASIL PENELITIAN. pola asuh orang tua, motivasi belajar dan prestasi belajar IPS. 1. Pola asuh orang tua

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

METODE PENELITIAN. Yayasan Yasmina Bogor (Purposive) N= 65. Kabupaten Bogor (N = 54) Populasi sumber (N=50) Contoh penelitian (n= 30)

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB IV DATA HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

Jurnal Siliwangi Vol.3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tahan aerobik yang baik diperlukan tingkat VO 2 max yang tinggi. Banyak faktor

BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSIS DATA. 1. Gaya Hidup (X1) yang berasal dari data responden

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebagai mana pada tabel I, dalam lampiran. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel X 1 adalah skor data

DAFTAR ISI. hlm HALAMAN JUDUL...

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian Cara Pengambilan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil penelitian dengan urutan penyajian sebagai berikut : deskripsi data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lembaga pendidikan adalah suatu tempat pendidikan anak-anak untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran angket adalah melakukan perhitungan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan aktivitas untuk meningkatkan stamina tubuh yang

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dipilih lokasi di Kecamatan Susukan, Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN / Selanjutnya, sekolah ini beralamat di desa

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

5. ANALISIS HASIL PENELITIAN

93 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 tanggal 18 20

KUESIONER TES DASS 42 tidak pernah kadang-kadang lumayan sering. sering sekali. tanda silang (X) satu minggu

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB IV HASIL PENELITIAN

DATA RIWAYAT HIDUP. : Sri Ramadani Tempat/Tanggal Lahir : Tanjung Pura, 12 April 1990

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 13 September 2011 hingga tanggal 28 September Pemerolehan data disiplin belajar dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai gambaran umum

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan menguraikan data-data yang berhasil

BAB 5 HASIL. Hasil perhitungan perkembangan tumor disajikan pada tabel sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Analitik dengan metode Cross Sectional yaitu suatu penelitian untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi.

METODE PENELITIAN. Kelas Populasi (N) Contoh (n) Kelas Kelas Total 81 40

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PEMBERIAN PISANG (MUSA PARADISIACA) TERHADAP KELELAHAN OTOT (AEROB DAN ANAEROB) PADA ATLET SEPAK TAKRAW

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian mengenai hubungan antara jarak kehamilan dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat

Kesinambungan Energi dan Aktifitas Olahraga. (Nurkadri)

4. HASIL DAN ANALISA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. permainan bola voli selanjutnya dianalisis menggunakan uji statistik deskriptif dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada anak-anak di SDN Barengan,

Oleh SHOFI IKRAMINA

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

III. METODE PENELITIAN. cross-sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar PKn siswa kelas VIII SMP Negeri se- Kecamatan Playen tahun ajaran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di sekolah sepak bola UNI Bandung yang terletak di komplek Batu Raden Ciwastra Bandung. Sekolah sepak bola UNI didirikan oleh Teddy Kessler pada tahun 1903 dan baru diresmikan pada bulan Juni 1950, termasuk sekolah sepak bola tertua di Indonesia. Sekolah sepak bola UNI sudah memiliki program tahunan sebagai acuan untuk latihan dan pencapaian prestasi. Latihan dilakukan setiap hari pada pukul 15.00 17.30 WIB kecuali hari Minggu pada pukul 06.00 12.00 WIB. Fasilitas yang ada di sekolah sepak bola UNI yaitu : 2 lapangan utama yang digunakan untuk latihan, 1 kamar mandi, 3 ruang ganti baju dan 3 ruangan pelatih. Atlet yang berlatih di sekolah sepak bola UNI terdiri dari berbagai usia mulai dari 8 tahun hingga usia 17 tahun. Setiap jenjang usia memiliki pelatih khusus dan jenis latihan yang berbeda. Usia 8-10 tahun ditujukan untuk perkenalan terhadap permainan sepak bola dan membangun dasar-dasar bermain bola, usia 10-12 tahun adalah kelas pembentukan dan mulai uji coba pertandingan sedangkan usia 13-17 tahun adalah kelas khusus yang 59

dipersiapkan untuk pertandingan. Berikut beberapa data prestasi yang diperoleh oleh sekolah sepak bola UNI tahun 2013 dan 2014 : TABEL 8. DATA PRESTASI SEKOLAH SEPAK BOLA UNI BANDUNG TAHUN 2013-2014 Nama Kegiatan Tanggal Prestasi Liga Nusantara 12 tahun Agustus 2013 Juara 1 Festival Sepak Celsea 12 tahun Desember 2013 Juara 1 Liga Top Skor 13 tahun April Juni 2013 Juara 1 Liga Top Skor Apacinti 15 tahun April Juni 2013 Juara 1 Top skor : Tedi Hasanudin, M. Reza Japan Hawk 13 November 2013 Juara 2 Japan Hawk 14 November 2013 Juara 2 Japan Hawk 16 November 2013 Juara 2 Kompetisi Persib Junior Usia 2013-2014 Juara 1 17 Tahun Liga Arsenal Fruty Usia 15 Tahun Januari Maret 2014 Juara 1 60

2. Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia Beradasarkan data yang diperoleh pada saat penelitian diketahui bahwa sampel berjumlah 68 orang. Sebanyak 16 orang atau 23,2% dari jumlah sampel berusia 13 tahun, sebanyak 38,2% dari jumlah sampel atau 26 orang berusia 14 tahun, sebanyak 11,6% dari jumlah sampel atau 8 orang berusia 15 tahun dan sebanyak 26,1% dari jumlah sampel atau 18 orang berusia 16 tahun. TABEL 9. JUMLAH SAMPEL BERDASARKAN USIA USIA FREKUENSI PERSENTASI 13 tahun 16 orang 23,2% 14 tahun 26 orang 38,2% 15 tahun 8 orang 11,6% 16 tahun 18 orang 26,1% TOTAL 68 orang 100% B. Analisis Univariat 1. Asupan Karbohidrat Asupan karbohidrat diperoleh dengan cara recall 1 x 24 jam sebanyak 2 kali, kemudian hasilnya diolah dengan nutrisurvey. Sehingga didapat hasil sebagai berikut : 61

TABEL 10. SEBARAN NILAI ASUPAN KARBOHIDRAT PADA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA UNI BANDUNG TAHUN 2015 Asupan Karbohidrat Karbohidrat (gr) Rata-rata 248,15 Standar Deviasi 44,85 Median 242,67 Modus 269,3 Minimum 169,5 Maximum 369,05 Rata-rata asupan karbohidrat sampel adalah 248,15 gram, asupan karbohidrat sampel terendah adalah 169,5 gram sedangkan asupan karbohidrat tertinggi adalah 369,05 gram dengan nilai median 242,67 gram dan nilai yang paling banyak muncul adalah 269,3 gram. 2. Asupan Lemak Asupan lemak diperoleh dengan cara recall 1 x 24 jam sebanyak 2 kali, kemudian hasilnya diolah dengan nutrisurvey. Sehingga didapat hasil sebagai berikut : 62

TABEL 11. SEBARAN NILAI ASUPAN LEMAK PADA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA UNI BANDUNG TAHUN 2015 Asupan Lemak Lemak (gr) Rata-rata 62,67 Standar Deviasi 14,13 Median 61,03 Modus 50,7 Minimum 39,2 Maximum 100,4 Rata-rata asupan lemak sampel adalah 62,67 gram, asupan lemak sampel terendah adalah 39,2 gram sedangkan asupan lemak tertinggi adalah 100,4 gram dengan nilai median 61,03 gram dan nilai yang paling banyak muncul adalah 50,7 gram. 3. Asupan Protein Asupan protein diperoleh dengan cara recall 1 x 24 jam sebanyak 2 kali, kemudian hasilnya diolah dengan nutrisurvey. Sehingga didapat hasil sebagai berikut : 63

TABEL 12. SEBARAN NILAI ASUPAN PROTEIN PADA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA UNI BANDUNG TAHUN 2015 Asupan Protein Protein (gr) Rata-rata 59,77 Standar Deviasi 12,74 Median 60 Modus 60 Minimum 28,25 Maximum 92,20 Rata-rata asupan protein sampel adalah 59,77 gram, asupan protein sampel terendah adalah 28,25 gram sedangkan asupan protein tertinggi adalah 92,20 gram dengan nilai median 60 gram dan nilai yang paling banyak muncul adalah 60 gram. 4. Asupan Zat Besi Asupan zat besi diperoleh dengan cara recall 1 x 24 jam sebanyak 2 kali, kemudian hasilnya diolah dengan nutrisurvey. Sehingga didapat hasil sebagai berikut : 64

TABEL 13. SEBARAN NILAI ASUPAN ZAT BESI PADA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA UNI BANDUNG TAHUN 2015 Asupan Zat Besi Zat Besi (mg) Rata-rata 7,98 Standar Deviasi 3,43 Median 7,05 Modus 6,75 Minimum 2,9 Maximum 20,05 Rata-rata asupan zat besi sampel adalah 7,98 mg, asupan zat besi sampel terendah adalah 2,9 mg sedangkan asupan zat besi tertinggi adalah 20,05 mg dengan nilai median 7,05 mg dan nilai yang paling banyak muncul adalah 6,75 mg. 5. Kadar Hemoglobin Darah Kadar hemoglobin darah diperoleh dengan pengukuran darah atlet secara langsung menggunakan metode cyanmethaemoglobin yang diukur oleh 65

petugas laboratorium Poltekkes Gizi Bandung. Hasil diperoleh sebagai berikut : TABEL 14. SEBARAN NILAI KADAR HEMOGLOBIN DARAH PADA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA UNI BANDUNG TAHUN 2015 Hemoglobin Kadar Hemoglobin (gr/dl) Rata-rata 14,01 Standar Deviasi 1,48 Median 13,92 Modus 12,02 Minimum 11,08 Maximum 16,94 Rata-rata nilai kadar hemoglobin sampel adalah 14,01 gr/dl, kadar hemoglobin sampel terendah adalah 11,08 gr/dl sedangkan kadar hemoglobin tertinggi adalah 16,94 gr/dl dengan nilai median 13,92 gr/dl dan nilai yang paling banyak muncul adalah 12,02 gr/dl. Hasil pengukuran kadar hemoglobin dibandingkan dengan batas normal kadar hemoglobin untuk laki-laki yaitu 13 gr/dl dapat dilihat pada tabel 15 : 66

TABEL 15. DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN TINGKAT ANEMIA PADA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA UNI BANDUNG TAHUN 2015 Status Anemia n % Anemia 18 26.5 Tidak Anemia 50 73.5 Jumlah 68 100.0 Berdasarkan tabel diatas dari 68 sampel sebanyak 18 orang atau 26,5% dari jumlah sampel memiliki kadar hemoglobin di bawah normal dan sebanyak 50 orang atau 73,5% dari jumlah sampel memiliki kadar hemoglobin normal. 67

6. Daya Tahan Daya tahan diukur dengan menggunakan bleep test. Hasil diperoleh sebagai berikut : TABEL 16. SEBARAN NILAI DAYA TAHAN PADA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA UNI BANDUNG TAHUN 2015 Daya Tahan Daya Tahan (ml O 2 /Kg BB/menit) Rata-rata 46,48 Standar Deviasi 5,11 Median 46,40 Modus 42,10 Minimum 30 Maximum 58 Rata-rata nilai tes daya tahan sampel adalah 46,48 ml O 2 /kg BB/menit, nilai tes daya tahan sampel terendah adalah 30 ml O 2 /kg BB/menit sedangkan nilai tes daya tahan tertinggi adalah 58 ml O 2 /kg BB/menit dengan nilai median 46,40 ml O 2 /kg BB/menit dan nilai yang paling banyak muncul adalah 42,10 ml O 2 /kg BB/menit. Hasil pengukuran nilai 68

VO 2 maksimal dibandingkan dengan standar nilai VO 2 maksimal sesuai umur. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini : TABEL 17. DISTRIBUSI FREKUENSI SAMPEL BERDASARKAN TINGKAT DAYA TAHAN UMUR 13-19 TAHUN PADA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA UNI BANDUNG TAHUN 2015 Tingkat Daya Tahan Frekuensi Persentasi Sangat buruk 1 orang 1,5 % Buruk 1 orang 1,5 % Cukup 28 orang 41,2 % Baik 24 orang 35,3 % Sangat baik 12 orang 17,6 % Sangat baik sekali 2 orang 2,9 % Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 1 orang atau 1,5 % dari jumlah sampel memiliki nilai VO 2 maksimal sangat buruk, 1 orang atau 1,5% dari jumlah sampel memiliki nilai VO 2 maksimal buruk, 28 orang atau 41,2% dari jumlah sampel memiliki nilai VO 2 maksimal cukup, 24 orang atau 35,3% memiliki nilai VO 2 maksimal baik, 12 orang atau 17,6% dari jumlah sampel memiliki nilai VO 2 maksimal sangat baik, dan 2 orang atau 2,9% dari jumlah sampel memiliki nilai VO 2 maksimal sangat baik sekali. 69

C. Analisis Bivariat 1. Keeratan Hubungan Antara Asupan Karbohidrat dan Daya Tahan TABEL 18. HASIL UJI REGRESI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT DAN DAYA TAHAN Model Koefisien t P r B SE Constant 38.950 3.123 12.471 0.000 0,297 Karbohidrat 0.031 0.012 2.53 0.014 Hasil uji korelasi diperoleh nilai r = 0,297 menunjukkan nilai positif dengan derajat hubungan yang rendah antara asupan karbohidrat dan daya tahan. berdasarkan uji signifikasinya diperoleh nilai p = 0.014 yang berarti asosiasi kedua variabel adalah signifikan (ada hubungan antara asupan karbohidrat dan daya tahan). Hubungan antara asupan karbohidrat dan daya tahan dapat dilihat pada grafik scatter plot berikut : 70

GAMBAR 1 GRAFIK SCATTER PLOT ASUPAN KARBOHIDRAT DAN DAYA TAHAN SAMPEL PADA ATLET SEKOLAH SEPAK BOLA UNI BANDUNG TAHUN 2015 Uji regresi menunjukkan nilai R square = 0,088 yang berarti kontribusi asupan karbohidrat terhadap daya tahan sebesar 8,8 % atau dengan kata lain 91,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji regresi linier antara asupan karbohidrat dan daya tahan didapat persamaan garis regresi yaitu : Daya tahan = 38,95 + 0,03 asupan karbohidrat Artinya setiap peningkatan asupan karbohidrat akan meningkatkan daya tahan sebesar 0,03 ml O 2 /kg BB/menit. 71

2. Keeratan Hubungan Antara Asupan Lemak dan Daya Tahan TABEL 19. HASIL UJI REGRESI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN LEMAK DAN DAYA TAHAN Model Koefisien t P r B SE Constant 40,929 2.542 16,101 0.000 0,276 Asupan lemak 0.092 0.040 2.336 0.023 Hasil uji korelasi diperoleh nilai r = 0.276 menunjukkan nilai positif dengan derajat hubungan yang rendah antara asupan lemak dan daya tahan. berdasarkan uji signifikasinya diperoleh nilai p = 0.023 yang berarti asosiasi kedua variabel adalah signifikan (ada hubungan antara asupan lemak dan daya tahan). Hubungan antara asupan lemak dan daya tahan dapat dilihat pada grafik scatter plot berikut : 72

GAMBAR 2 GRAFIK SCATTER PLOT ASUPAN LEMAK DAN DAYA TAHAN SAMPEL PADA ATLET SEPAK BOLA UNI BANDUNG TAHUN 2015 Uji regresi menunjukkan nilai R square = 0,076 yang berarti kontribusi asupan lemak terhadap daya tahan sebesar 7,6 % atau dengan kata lain 92,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji regresi linier antara asupan lemak dan daya tahan didapat persamaan garis regresi yaitu : Daya tahan = 40,93 + 0,09 asupan lemak Artinya setiap peningkatan asupan lemak akan meningkatkan daya tahan sebesar 0,09 ml O 2 /kg BB/menit. 73

3. Keeratan Hubungan Antara Asupan Protein dan Daya Tahan TABEL 20. HASIL UJI REGRESI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN DAN DAYA TAHAN Model Koefisien t P r B SE Constant 38.818 2.607 14.890 0.000 0,356 Asupan protein 0.132 0.043 3.099 0.003 Hasil uji korelasi diperoleh nilai r = 0.356 menunjukkan nilai positif dengan derajat hubungan yang rendah antara asupan protein dan daya tahan. berdasarkan uji signifikasinya diperoleh nilai p = 0.003 yang berarti asosiasi kedua variabel adalah signifikan (ada hubungan antara asupan protein dan daya tahan). Hubungan antara asupan protein dan daya tahan dapat dilihat pada grafik scatter plot berikut : 74

GAMBAR 3 GRAFIK SCATTER PLOT ASUPAN PROTEIN DAN DAYA TAHAN SAMPEL PADA ATLET SEPAK BOLA UNI BANDUNG TAHUN 2015 Uji regresi menunjukkan nilai R square = 0,127 yang berarti kontribusi asupan protein terhadap daya tahan sebesar 12,7 % atau dengan kata lain 87,3% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji regresi linier antara asupan protein dan daya tahan didapat persamaan garis regresi yaitu : Daya tahan = 38,82 + 0,13 asupan protein Artinya setiap peningkatan asupan protein akan meningkatkan daya tahan sebesar 0,13 ml O 2 /kg BB/menit. 75

4. Keeratan Hubungan Antara Asupan Zat Besi dan Daya Tahan TABEL 21. HASIL UJI KORELASI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT BESI DAN DAYA TAHAN Asupan Zat Besi Pearson correlation 0.127 Sign (2-tailed) 0.300 N 68 Hasil uji korelasi diperoleh nilai r = 0.127 menunjukkan nilai positif dengan derajat hubungan yang sangat rendah antara asupan zat besi dan daya tahan. berdasarkan uji signifikasinya diperoleh nilai p = 0.300 yang berarti asosiasi kedua variabel adalah tidak signifikan (tidak ada hubungan antara asupan zat besi dan daya tahan). Hubungan antara asupan zat besi dan daya tahan dapat dilihat pada grafik scatter plot berikut : 76

GAMBAR 4 GRAFIK SCATTER PLOT ASUPAN ZAT BESI DAN DAYA TAHAN SAMPEL PADA ATLET SEPAK BOLA UNI BANDUNG TAHUN 2015 Uji regresi menunjukkan nilai R square = 0,016 yang berarti kontribusi asupan zat besi terhadap daya tahan sebesar 1,6 % atau dengan kata lain 98,4 % dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji regresi linier antara asupan zat besi dan daya tahan didapat persamaan garis regresi yaitu : Daya tahan = 45,32 + 0,18 asupan zat besi Artinya setiap peningkatan asupan zat besi akan meningkatkan daya tahan sebesar 0,18 ml O 2 /kg BB/menit. 77

5. Keeratan Hubungan Antara Kadar Hemoglobin Darah dan Daya Tahan TABEL 22. HASIL UJI KORELASI HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN DAN DAYA TAHAN Asupan Zat Besi Pearson correlation 0.094 Sign (2-tailed) 0.447 N 68 Hasil uji korelasi diperoleh nilai r = 0.094 menunjukkan nilai positif dengan derajat hubungan yang sangat rendah antara kadar hemoglobin dan daya tahan. berdasarkan uji signifikasinya diperoleh nilai p = 0.447 yang berarti asosiasi kedua variabel adalah tidak signifikan (tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin dan daya tahan). Hubungan antara kadar hemoglobin dan daya tahan dapat dilihat pada grafik scatter plot berikut : 78

GAMBAR 5 GRAFIK SCATTER PLOT KADAR HEMOGLOBIN DAN DAYA TAHAN SAMPEL PADA ATLET SEPAK BOLA UNI BANDUNG TAHUN 2015 Uji regresi menunjukkan nilai R square = 0,009 yang berarti kontribusi kadar hemoglobin terhadap daya tahan sebesar 0.9 % atau dengan kata lain 99,1% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil uji regresi linier antara kadar hemoglobin dan daya tahan didapat persamaan garis regresi yaitu : Daya tahan = 42.55 + 0,3 kadar hemoglobin Artinya setiap peningkatan kadar hemoglobin akan meningkatkan daya tahan sebesar 0,3 ml O 2 /kg BB/menit. 79