BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Fenomena maraknya kriminalitas di era globalisasi. semakin merisaukan segala pihak.

Bab I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dunia, jumlah. kriminalitas yang disertai kekerasan juga ikut

BAB I PENDAHULUAN. merupakan peralihan transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara


BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia melalui Kementerian Hukum dan HAM memberikan. sosialisasi HKI secara sistemik dan continue;

DAFTAR ISI Error! Bookmark not defined. Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan mengorganisasi informasi

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 52 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengertian yang berbeda. Dimana secara yuridis-formal, kejahatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERITA NEGARA. No.859, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Pelayanan. Komunikasi Masyarakat. Rencana Aksi Nasional. HAM. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Manusia dengan segala aspek kehidupannya itu melaksanakan aktivitas dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berfungsi secara efektif sebagai salah satu alat penyebar informasi kepada

CURRICULUM VITAE. B." PENDIDIKAN No. Universitas Fakultas Strata Tahun. Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Hukum (Hukum Pidana)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI PERANAN POLISI DALAM MENANGANI KASUS PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DI BAWAH UMUR DI POLRES WONOGIRI PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

Evaluasi Kinerja Pemerintah Daerah (Bidang Politik, Hukum, Dan Keamanan)

Harus ada perombakan sistem hukum secara total termasuk pelaksana-pelaksana hukumnya. Sistemnya harus diganti dengan sistem Islam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. ini, yakni: pertama, memberikan layanan civil (Civil Service); kedua,

BAB I PENDAHULUAN. pokok Polri adalah memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, memberikan

BAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYADAPAN PADA PUSAT PEMANTAUAN

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

LAPORAN PENGUKURAN KINERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bertentangan dengan hukum dan undang-undang. Tingkat krminalitas di Indonesia

Oleh : Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

USULAN PROGRAM DAN KEGIATAN BIRO HUKUM TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

2011, No b. bahwa Tindak Pidana Korupsi adalah suatu tindak pidana yang pemberantasannya perlu dilakukan secara luar biasa, namun dalam pelaksan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KEADAAN KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI DIY PADA AGUSTUS 2012 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 3,97 PERSEN

Terlampir. Terlampir

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Oleh Lily I. Rilantono (Ketua Umum YKAI)

PERJANJIAN KINERJA POLDA NTB TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat mudah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.


- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA PELAKU TATO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) DITRESKRIMSUS POLDA KEPRI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tamba

NOTA KESEPAKATAN BERSAMA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat modern dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah sering

Polda DIY juga memaparkan dampar-dampak dari trafficking. Hal ini agar

PETUNJUK TEKNIS ANTARA. NOMOR : PAS-07.HM TAHUN 2414 NOMOR : J U KNlSlO 1 llt,l201 4 BARESKRIM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu

BAB V PENUTUP. tekanan kelompok dan ketidakharmonisan keluarga.

2 Wewenang, Pelanggaran dan Tindak Pidana Korupsi Lingkup Kementerian Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggar

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan sebagai fenomena sosial yang terjadi di muka bumi ini mungkin

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat dengan sangat

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harapan-harapan dari orang tua dan negara ini berada. Dapat dikatakan

BAB III PENUTUP. Berdasarkan dari uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka

Berdasarkan pernyataan Visi yang diinginkan sebagai tersebut diatas selanjutnya misi Polres Sleman adalah sebagai berikut:

Revisi ke 06 Tanggal : 14 Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor

Kementerian PPNBappenas

Penanganan Politik Uang oleh Bawaslu Melalui Sentra Gakkumdu

KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG. (Jurnal Ilmiah) Oleh SEPTIAN ALAM

BAB III PENUTUP. 1. Kendala Polda DIY dalam penanganan tindak pidana penipuan : pidana penipuan melalui internet dan minimnya perangkat hukum.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh dan dampak kemanusiaan yang luar biasa. Hal ini juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan genersi penerus bangsa di masa yang akan datang,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kriminalitas merupakan segala macam bentuk tindakan dan perbuatan merugikan secara ekonomis dan psikologis yang melanggar hukum yang berlaku dalam negara Indonesia serta norma-norma sosial dan agama. Dapat diartikan bahwa, tindak kriminalitas adalah segala sesuatu perbuatan yang melanggar hukum dan melanggar norma-norma sosial, sehingga masyarakat menentangnya. (Kartono, 1999) Setiap 91 detik terjadi satu kejahatan di Indonesia sepanjang tahun 2012. Hal ini disampaikan Wakil Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Inspektur Jenderal Polisi Saud Usman dalam acara refleksi akhir tahun penegakan hukum dan hak asasi manusia di Kantor Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Rabu (26/12/2012). Menurut Saud, jumlah kejahatan di tahun 2012, tepatnya hingga November 2012, mencapai 316.500 kasus. Risiko penduduk yang mengalami kejahatan sekitar 136 orang tahun ini. Adapun 316.500 kasus kejahatan itu, menurut Saud, terdiri dari 304.835 kasus konvensional, 7.171 kasus transnasional, 3.844 kasus kekayaan negara, dan 650 kasus implikasi kontinjensi. (Kompas, 2012) Kasus kejahatan konvensional belakangan ini yang marak terjadi adalah kasus penganiyayaan salah satu berita penganaiyayaan yang cukup fenomenal adalah kasus Lapas Cebongan di Daerah Istimewa Yogyakarta dimana seseorang yang sudah berada didalam tahanan dan dijaga oleh pihak berwenang dalam hal ini polisi masih dapat dianaiyaya bahkan dibunuh secara sadis dan yang lebih ironinya lagi pelakunya adalah dari kalangan aparat keamanan sendiri, hal ini tentunya sangat bertentangan dengan undang-undang. Selain itu pula belakangan ini marak terjadi kekerasan dijalanan yang dilakukan oleh anggota geng motor 1

yang terkenal salah satunya juga terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta dimana pelakunya adalah dari 2

2 kalangan remaja yang menelan banyak korban bahkan sampai menyebabkan kematian. Tindak kejahatan yang dilaporkan ke polisi di Daerah Istimewa Yogyakarta selama 3 tahun terakhir cenderung fluktuatif, tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar 10,96%. Sedangkan dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 7,94%. Bila dilihat menurut kabupaten/kota tindak kejahatan yang dilaporkan pada tahun 2013 terbanyak di Kabupaten Sleman, yakni sebesar 2.002 kasus, disusul oleh Kota Yogyakarta (1.750 kasus) dan Kabupaten Bantul (617 kasus). Kondisi ini sedikit berbeda dangan tahun sebelumnya. Selama periode tahun 2012-2013 tercatat tiga kabupaten/kota dengan jumlah tindak kejahatan terbanyak masing-masing adalah Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Kulonprogo. (BPS Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013) GRAFIK PERSENTASE TINDAK KEJAHATAN YANG DAPAT DISELESAIKAN DI DIY TAHUN 2012-2013 Sumber: Polres/Polresta/Polda di D.I. Yogyakarta Gambar 1.1. Persentase Tindak Kejahatan yang Dapat Diselesaikan di D.I. Yogyakarta 2012 2013

3 Pihak kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta terus berupaya untuk memenuhi dan menciptakan rasa aman pada masyarakat. Terciptanya dan terpenuhinya rasa aman pada masyarakat akan membangun suasana yang kondusif bagi masyarakat untuk melakukan berbagai aktifitas termasuk aktifitas ekonomi. Kondisi ini pada skala makro akan menciptakan stabilitas nasional yang merupakan salah satu prasyarat bagi tercapainya pembangunan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Mewujudkan keamanan adalah tanggung jawab semua lapisan masyarakat yang didukung dengan sarana dan prasarana yang disediakan pemerintah yang disertai dengan kesadaran masyarakat untuk ikut menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif. (BPS Daerah Istimewa Yogyakarta, 2013) Salah satu sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Polda Daerah Istimewa Yogyakarta adalah website dimana tujuan adanya website tersebut untuk menyajikan informasi berita-berita yang berkaitan dengan kinerja kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta dan informasi lain yang berkaitan dengan keamanan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun didalam website Polda Daerah Istimewa Yogyakarta sendiri masih terdapat kekurangan, diantaranya adalah kurangnya data-data mengenai laporan kejahatan khususnya kejahatan konvensional yang belakangan ini marak terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta baik dari segi laporan yang diterima maupun laporan yang telah terselesaikan. Selama ini datadata tersebut hanya dimuat didalam laporan statistik politik dan keamanan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta. Seharusnya data-data tersebut dapat disajikan didalam website Polda Daerah Istimewa Yogyakarta dalam bentuk yang lebih interaktif dan mendetail agar masyarakat dapat memperoleh informasi yang berkaitan dengan kejahatan konvensional yang sering terjadi di Yogyakarta, selain itu pula dengan data tersebut dapat diukur kinerja kepolisian Polda Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum serta data tersebut dapat digunakan untuk melakukan perencanaan, evaluasi, dan monitoring situasi politik dan keamanan agar tetap kondusif.

4 Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk membuat sebuah website yang berisikan data-data statistik kejahatan konvensional yang ditampilkan dalam bentuk yang lebih interaktif dan mudah dipahami dan mendetail agar data-data yang saat ini tersedia di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta lebih bermanfaat baik bagi masyarakat sebagi pengguna informasi maupun dari pihak Polda Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai penyedia informasi sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan sebagai tolak ukur kinerja Polda Daerah Istimewa Yogyakarta. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah dapat dirumuskan permasalahan yaitu 1. Bagaimana bentuk website tentang informasi kriminal di Daerah Istimewa Yogyakarta 2. Bagaimana hasil analisis statistik informasi kriminal di dalam website tersebut 1.3 Tujuan Masalah Tujuan dari penelitian ini adalah menyajikan hasil analisis statistik tentang informasi kriminal di Daerah Istimewa Yogyakarta ke dalam website 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Data yang digunakan adalah data tentang kejahatan konvensional di Daerah Istimewa Yogyakarta dari bulan Januari-Oktober 2014 2. Website yang dibuat berdasarkan data tentang kejahatan konvensional di Daerah Istimewa Yogyakarta dari bulan Januari-Oktober 2014 3. Analisis statistik yang digunakan adalah uji T berpasangan 4. Ruang lingkup website yang digunakan adalah wilayah kerja Polda Daerah Istimewa Yogyakarta

5 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat menyajikan informasi berkaitan dengan kejahatan konvensional di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam bentuk yang lebih interaktif dan mudah dipahami serta menjadi tolak ukur kinerja dari Polda Daerah Istimewa Yogyakarta dalam menyelesaikan kasus yang ditangani. Selain itu pula dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak-pihak yang terkait dalam mengambil kebijakan. 1.6 Jenis dan Metode Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian aplikatif dimana penelitian ini menggunakan metode analisis statistik untuk menganalisis kasus kejahatan konvensional disajikan dalam bentuk website.