KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SLOPENG SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN SUMENEP MIRA HAWANIAR

dokumen-dokumen yang mirip
Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

Kriteria Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata di Kabupaten Sumenep

Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PESISIR TALANG SIRING DI KABUPATEN PAMEKASAN

Oleh : Faris Zakaria Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Rimadewi Supriharjo, MIP

Konsep Pengembangan Kawasan Desa Wisata di Desa Bandungan Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Revitalisasi Desa Bungaya sebagai Desa Wisata Budaya di Kabupaten Karangasem

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA DI NAGARI KOTO HILALANG, KECAMATAN KUBUNG, KABUPATEN SOLOK

Besarnya dampak positif yang dihasilkan dari industri pariwisata telah mendorong setiap daerah bahkan negara di dunia, untuk menjadikannya sebagai

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

7 ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA PESISIR YANG BERKELANJUTAN DI KAWASAN PESISIR BARAT KABUPATEN SERANG, PROVINSI BANTEN

STUDI SEGMENTASI PASAR DAN PENILAIAN ATRAKSI SEBAGAI MASUKAN BAGI PENINGKATAN ATRAKSI TAMAN WISATA BUDAYA JAWA TENGAH PURI MAEROKOCO TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin

Kabupaten Sumba Barat Daya. Fasilitas & rambu lalulintas pada jalan menuju tempat wisata masih belum ada

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Jawa Tengah, Cilacap


I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

Pengembangan Kawasan Wisata Budaya Kabupaten Sumenep

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Perbandingan Temuan dengan Proposisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. dan ekosistemnya ini dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya

Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

IDENTIFIKASI PENGARUH GENANGAN ROB TERHADAP AKTIVITAS MASYARAKAT DI KELURAHAN TANJUNG MAS SEMARANG TUGAS AKHIR

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print C-45

MAILISA ISVANANDA, 2015 POTENSI PARIWISATA DI KABUPATEN MUSI BANYUASIN SUMATERA SELATAN

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Hotel Wisata Etnik di Palangka Raya

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang positif bagi

PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

Arahan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Nepa Berdasarkan Preferensi Pengunjung Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 6.1 Kesimpulan. sebagai berikut: Pertama, di Kawasan Candi Cetho masih terdapat berbagai

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, pariwisata telah dianggaap sebagai salah satu sektor ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DEFINISI- DEFINISI A-1

FAKTOR PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BAHARI DI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

JOKO PRAYITNO. Kementerian Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. 1. Proses pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata di

BAB I PENDAHULUAN. ribu kunjungan atau naik 11,95% dibandingkan jumlah kunjungan wisman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Pemangku Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Ruang Komunal Kelurahan Kemlayan sebagai Kampung Wisata di. Surakarta dengan Pendekatan Arsitektur Kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REVITALISASI DESA BUNGAYA SEBAGAI POTENSI DESA WISATA BUDAYA DI KECAMATAN KARANGASEM

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh Di Wilayah Kecamatan Semampir Kota Surabaya Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rencana Strategis Daerah Kab. TTU hal. 97

BAB III METODOLOGI. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang di dukung dengan

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Bertolak dari kajian dan hasil analisis pada Bab sebelumnya maka dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Ratu Selly Permata, 2015

PENENTUAN KRITERIA ZONASI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI WATU ULO DI KECAMATAN AMBULU, KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA Oleh : Dr. Ir. Sriyadi., MP (8 Januari 2016)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul. Kebudayaan daerah merupakan aset yang cukup penting bagi pengembangan

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT

Transkripsi:

KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SLOPENG SEBAGAI DESA WISATA DI KABUPATEN SUMENEP MIRA HAWANIAR 3609100043

Latar Belakang Memiliki potensi pariwisata yang cukup banyak dan beragam Selama ini pengembangan pariwisata terkendala kondisi sosial budaya masyarakat Oleh Disparbud Jawa Timur dilirik untuk dikembangkan menjadi desa wisata Desa wisata adalah suatu bentuk integrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. (Nuryanti,. 1993). KRITERIA PENGEMBANGAN DESA SLOPENG SEBAGAI DESA WISATA

Rumusan Masalah : Tujuan : Untuk meningkatkan pemanfaatan potensi pariwisata yang ada, Desa Slopeng mulai dilirik untuk dikembangkan menjadi desa wisata oleh Disbudpar Provinsi Jawa Timur. Desa wisata merupakan salah satu pariwisata yang dikembangkan dengan memanfaatkan potensi lokal yang dimiliki desa itu sendiri.. Potensi pariwisata yang ada Desa Slopeng ini kurang dimanfaatkan secara optimal bahkan ada beberapa yang sudah sangat jarang dilakukan. Selain itu pengembangan pariwisata di desa Slopeng ini terkendala kondisi sosial budaya masyarakat setempat yang kurang bisa menerima kebudayaan atau tata cara kehidupan yang berbeda dengan kebudayaan mereka. Maka pertanyaan penelitian dari penelitian ini adalah : Faktor-faktor apa saja yang menjadi faktor pengembangan kawasan desa wisata di Desa Slopeng? Menyusun kriteria pengembangan kawasan desa wisata di Desa Slopeng, Kabupaten Sumenep Sasaran : 1. Identifikasi karakteristik desa wisata di Desa Slopeng 2. Menentukan faktor-faktor pengembangan desa wisata di Desa Slopeng. 3. Menyusun kriteria pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata.

Ruang lingkup wilayah

Indikator & Variabel Penelitian Indikator Variabel Definisi Operasional Budaya khas setempat Jenis atraksi seni khas setempat Karakteristik dan potensi seni khas di kawasan penelitian seperti tari-tarian, pertunjukan musik, dan lain-lain Jenis tradisi unik dan asli khas setempat Karakteristik dan potensi tradisi khas di kawasan penelitian seperti acara petik laut,ruwatan, dan lain-lain Lokasi objek wisata yang sudah ada Jarak dengan lokasi objek wisata terdekat yang sudah ada Lingkup daerah pengembangan pariwisata yang sudah ada Kegiatan sehari-hari masyarakat setempat Jenis kegiatan sehari-hari masyarakat setempat yang unik dan berciri khas setempat Sistem adat setempat Sistem adat yang masih berlaku di kehidupan masyarakat setempat Jarak dan waktu menuju objek wisata yang sudah ada dalam hal ini yang dimaksud adalah objek wisata Pantai Slopeng Lokasi desa masuk dalam lingkup daerah pengembangan pariwisata atau setidaknya berada dalam koridor dan rute paket perjalanan wisata yang sudah dijual Karakteristik dan potensi kegiatan sehari-hari masyarakat baik itu kegiatan ekonomi seperti melaut, bertani, membuat perahu, kegiatan peribadatan seperti pengajian serta kegiatan sosial yang bersifat unik dan khas setempat Sistem adat yang dimaksud adalah sistem yang masih berlaku dan berpengaruh terhadap pengembangan desa wisata terkait dengan masalah kondisi sosial budaya yang kurang menerima seperti persepsi negatif terhadap hotel, tempat hiburan malam, dan cara berpakaianwisatawan yang berkunjung.

Partisipasi Masyarakat lokal Partisipasi masyarakat setempat Tingkat peran serta masyarakat setempat dalam pengembangan desanya sebagai desa wisata Partisipasi kelompok pariwisata setempat Tingkat peran serta kelompok pariwisata setempat dalam mendukung pengembangan desa setempat sebagai desa wisata sarana dan prasarana dasar Ketersediaan sarana dan prasarana dasar yang mendukung pengembangan desa wisata Ketersediaan dan kemampuan pelayanan sarana dan prasarana dasar antara lain pelayanan listrik, air bersih, fasilitas peribadatan dan fasilitas keehatan serta sarana transportasi terkait pengembangan desa sebagai desa wisata. Ketersediaan fasilitas pendukung desa wisata Ketersediaan fasilitas penginapan dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat Ketersediaan toko souvenir dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat Jumlah dan sebaran potensi fasilitas penginapan yang dapat disediakan masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat Jumlah dan sebaran potensi toko souvenir yang dapat disediakan masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat Ketersediaan fasilitas rumah makan dari masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat Jumlah dan sebaran potensi fasilitas rumah makan yang dapat disediakan masyarakat setempat dan berciri khas desa setempat Kelembagaan Ketersediaan pengelola desa wisata Ketersediaan pengelola dan SDM yang berpotensi untuk dijadikan pengelola desa wisata

Responden Delphi No Pihak Kepakaran 1 3 Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kab. Sumenep Bidang Fisik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bappeda sebagai pembuat kebijakan pembangunan wilayah. Bappeda mampu memberikan pertimbangan dalam penentuan faktor-faktor yang paling berpengaruh dalam pengembangan kawasan desa wisata di Kabupaten Sumenep. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mampu memberikan pertimbangan dalam menentukan faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap pengembangan kawasan desa wisata di Kabupaten Sumenep. 4 Akademisi atau pakar terkait bidang pariwisata akademisi berperan dalam memberikan pertimbangan di dalam penentuan faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap pengembangan kawasan desa wisata di Kabupaten Sumenep. 5 Tokoh masyarakat di kawasan Tokoh masyarakat di kawasan ini terkait pemahamannya yang lebih mengenai kawasan untuk pengembangan desa wisata tersebut sehingga diharapkan hasil penelitian dapat memberikan dampak yang optimal bagi kawasan tesebut.

Desain Penelitian No. Sasaran 1 Identifikasi karakteristik desa wisata di Desa Slopeng 2 Menganalisa faktor pengembangan kawasan desa wisata di Desa Slopeng 3. Menentukan kriteria pengembangan kawasan desa wisata Variabel Jenis atraksi seni khas setempat Jenis tradisi unik khas setempat Jenis kegiatan sehari-hari masyarakat setempat yang unik dan berciri khas setempat Sistem adat yang masih berlaku di kehidupan masyarakat setempat Semua variabel penelitian Input sasaran ini adalah output sasaran 2 Teknik Pengambilan Data Studi literatur Fakta empiris Wawancara Penyebaran kuisioner Studi literatur Teknik Analisa Deskriptif Theoritical Deskriptif Theoritical, Analisa Delphi Deskriptif Theoritical Output Identifikasi karakteristik Desa Slopeng sebagai desa wisata Faktor pengembangan kawasan desa wisata di Desa Slopeng Kriteria pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata

Gambaran Umum Desa Slopeng memiliki 3 dusun antara lain Dusun Tajinan, Dusun Teggina dan Dusun Tanonggul. Luas wilayah Desa Slopeng adalah 2,45 Km 2. Sebagai pemenuhan fasilitas kesehatan penduduk Desa Slopeng terdapat 1 buah Poliklinik desa (Polindes). Selain itu karena seluruh penduduk Desa Slopeng ini beragama islam maka terdapat 4 buah masjid dan 10 musholla untuk memenuhi kebutuhan fasilitas peribadatan. Selain sarana dan prasarana yang telah disebutkan tersebut, untuk memenuhi kebutuhan listrik sebanyak 560 rumah tangga di Desa Slopeng menggunakan jaringan listrik yang bersumber dari PLN dan untuk kebutuhan air bersih sebanyak 621 rumah tangga menggunakan sumber air dari sumur sementara sisanya dari mata air lain. dan untuk kondisi jalan sudah cukup baik akan tetapi butuh perbaikan di beberapa titik serta angkutan umum yang tersedia hanya melayani 1 trayek dengan jumlah dan kualitas yang kurang memadai. Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga 2011 1959 637 800 2012 1973 640 805 Kepadatan Penduduk Tahun Tanah Sawah Tanah Kering 2011 21.28 Ha 223.91 Ha 2012 21.28 Ha 223.91 Ha

Potensi Wisata Desa Slopeng

Analisa

1. Identifikasi Karakteristik Desa Wisata di Desa Slopeng Karakteristik desa wisata adalah ciri-ciri khusus suatu wilayah pedesaan yang berupa keaslian baik dari segi sosial budaya, adat istiadat, keseharian, arsitektur tradisional, dan struktur tata ruang desa. Untuk mengidentifikasi karakteristik desa wisata di Desa Slopeng ini dianalisis menggunakan analisa deskriptif dengan menghubungkan teori yang ada dengan kondisi eksisting kawasan Desa Slopeng. Adapun variabel yang digunakan dalam tahapan identifikasi ini adalah: INDIKATOR VARIABEL 1. Budaya khas setempat 1. Jenis atraksi seni khas setempat 2. Jenis tradisi unik khas setempat 1. Kegiatan sehari-hari masyarakat 1. Jenis kegiatan sehari-hari masyarakat setempat yang unik dan bersifat pedesaan setempat yang unik dan berciri khas setempat 1. Sistem Adat setempat 1. Sistem adat yang masih berlaku di kehidupan masyarakat setempat Dari hasil analisa deskriptif yang dilakukan diketahui bahwa Desa Slopeng sebagai desa wisata memiliki karakteristik desa sebagai berikut : Karakteristik Fisik Desa Slopeng sebagai desa wisata memiliki karakteristik fisik sebagai desa pesisir serta terdapat pola permukiman yang mengelompok untuk tiap keluarga. Karakteristik Non Fisik Untuk karakteristik non fisik, Desa Slopeng sebagai desa wisata memiliki karakteristik masih tercipta nuansa kebersamaan antar masyarakat khususnya pada keluarga dengan gaya hidup yang masih mencerminkan gaya hidup masyarakat desa pesisir yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Madura dan nilai-nilai islami.

2. Analisa Faktor Pengembangan Desa Wisata di Desa Slopeng Pada analisis penentuan faktor pengembangan desa wisata di Desa Slopeng ini menggunakan analisa deskriptif yang kemudian hasil dari analisa deskriptif tersebut diperkuat lagi dengan analisa Delphi. Untuk menentukan faktor pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata ini menggunakan semua variabel untuk penelitian ini. Dari hasil analisa deskriptif diketahui faktor yang dapat disampaikan pada responden dan dilakukan analisa Delphi, antara lain adalah : Pemanfaatan Pantai Slopeng sebagai sajian dalam desa wisata Pemanfaatan lingkup pengembangan pariwisata yang sudah ada di sekitar Desa Slopeng Pementasan atraksi seni khas setempat secara rutin Pemanfaatan upacara rokat tase sebagai salah satu sajian desa wisata

Pemanfaatan seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif dalam kegiatan sehari-hari masyarakat Pemanfaatan sistem adat setempat menjadi kultur kawasan desa wisata Peningkatan partisipasi masyarakat setempat sejak perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan Desa Slopeng sebagai desa wisata pemanfaatan kelompok masyarakat setempat sebagai fasilitator pada pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana dasar terkait pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata Pemanfaatan tempat tinggal masyarakat yang berpola taneyan lanjheng sebagai fasilitas penginapan bagi wisatawan Peningkatan jumlah dan kualitas fasilitas pendukung pariwisata yang berciri khas dan dari masyarakat Desa Slopeng. Pembentukan pengelola Desa Slopeng sebagai desa wisata

Hasil Wawancara Penentuan Faktor FAKTOR 1 2 3 4 5 6 Pemanfaatan Pantai Slopeng sebagai sajian dalam desa wisata V V V V V V Pemanfaatan lingkup pengembangan pariwisata yang sudah ada di sekitar Desa Slopeng V V V V V V Pementasan atraksi seni khas setempat secara rutin V V V V V V Pemanfaatan upacara rokat tase sebagai salah satu sajian desa wisata V V V V V V Pemanfaatan seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif dalam V V V V V V kegiatan sehari-hari masyarakat Pemanfaatan sistem adat setempat menjadi kultur kawasan desa wisata V V V V V V Peningkatan partisipasi masyarakat setempat sejak perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan Desa Slopeng sebagai desa wisata V V V V V V pemanfaatan kelompok masyarakat setempat sebagai fasilitator pada pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata V V V V V V Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana dasar terkait pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata V V V V V V Pemanfaatan tempat tinggal masyarakat yang berpola taneyan lanjheng sebagai fasilitas penginapan bagi wisatawan V V V V V V Pembentukan pengelola Desa Slopeng sebagai desa wisata V V V V V V Peningkatan jumlah dan kualitas fasilitas pendukung pariwisata di Desa Slopeng dari masyarakat setempat dan berciri khas Desa V V V V V V Slopeng

Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan faktor pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata adalah sebagai berikut : Pemanfaatan Pantai Slopeng sebagai sajian dalam desa wisata Pemanfaatan lingkup pengembangan pariwisata yang sudah ada di sekitar Desa Slopeng Pementasan atraksi seni khas setempat secara rutin Pemanfaatan upacara rokat tase sebagai salah satu sajian desa wisata Pemanfaatan seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif dalam kegiatan sehari-hari masyarakat Pemanfaatan sistem adat setempat menjadi kultur kawasan desa wisata Peningkatan partisipasi masyarakat setempat sejak perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan Desa Slopeng sebagai desa wisata pemanfaatan kelompok masyarakat setempat sebagai fasilitator pada pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata Peningkatan pelayanan sarana dan prasarana dasar terkait pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata Pemanfaatan tempat tinggal masyarakat yang berpola taneyan lanjheng sebagai fasilitas penginapan bagi wisatawan Peningkatan jumlah dan kualitas fasilitas pendukung pariwisata yang berciri khas dan dari masyarakat Desa Slopeng. Pembentukan pengelola Desa Slopeng sebagai desa wisata

3. Menyusun Kriteria Pengembangan pada Pengembangan Desa Slopeng sebagai Desa Wisata Perumusan kriteria pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata didasarkan pada pembandingan antara faktor pengembangan hasil analisa dan kondisi eksisting di wilayah penelitian serta menjadikan kriteria pengembangan desa wisata di daerah lain sebagai bahan masukan. Selain itu perumusan kriteria ini didasarkan pada kebijakan terkait pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata. Dari hasil analisa deskriptif yang telah dilakukan berdasarkan faktor pengembangan selanjutnya kriteria pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata

Dari hasil analisa yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa kriteria pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata adalah : Tersedia atraksi wisata yang menghubungkan pengembangan desa wisata dengan objek wisata Pantai Slopeng Lokasi desa wisata di Desa Slopeng harus masuk dalam rute perjalanan wisata Kabupaten Sumeep sebagai salah satu tujuan utama Memiliki jadwal penampilan atraksi seni khas Desa Slopeng secara rutin. Memiliki jadwal tetap pelaksanaan upacara Rokat tase sebagai sajian desa wisata yang rutin dilakukan setahun sekali Tersedia fasilitas penginapan dari masyarakat setempat yang masih berpola tanean lanjheng sebagi ciri khas Desa Slopeng

Tersedia atraksi yang mengajak wisatawan berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari masyarakat setempat seperti melaut, mengolah hasil laut, dan lainnya Sistem adat setempat menjadi landasan dan ketentuan tidak tertulis untuk setiap kegiatan terkait pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata Masyarakat setempat memiliki peranan aktif dalam tiap tahapan pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata dan memperoleh pembagian pendapatan yang pantas dari kegiatan desa wisata Kelompok masyarakat setempat yang ada antara lain Pokdarwis, kelompok rukun perawas dan karang taruna harus berperan aktif sebagai fasilitator antara pemerintah dan masyarakat setempat Fasilitas pendukung yang dibangun harus sesuai tradisi setempat, dan masyarakat setempat terlibat dalam proses perencanaan hingga pengawasan Tersedia peningkatan sarana dan prasarana dasar yang memadai bagi masyarakat setempat dan wisatawan yang berkunjung di Desa Slopeng terkait pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata Harus ada pembentukan tenaga pengelola kawasan desa wisata dari masyarakat setempat

Kesimpulan : Kesimpulan & Saran Dari hasil analisa diketahui bahwa Desa Slopeng memiliki karakteristik fisik sebagai desa pesisir dan terdapat pola permukiman yang mengelompok untuk tiap keluarga serta karakteristik non fisik masih tercipta nuansa kebersamaan antar masyarakat khususnya pada keluarga dengan gaya hidup yang masih mencerminkan gaya hidup masyarakat desa pesisir yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Madura dan nilai-nilai islami. Dengan 12 faktor pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata dan 12 kriteria pengembangan desa Slopeng sebagai desa wisata. Saran : Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat diberikan adalah : Hasil penelitian ini yaitu, faktor pengembangan dan kriteria pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata dapat menjadi rujukan bagi instansi, baik pemerintah dalam mengembangkan Desa Slopeng sebagai desa wisata Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya sudah mulai menyusun konsep pengembangan Desa Slopeng sebagai desa wisata

Terima Kasih...