BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya (Hamalik, 2004:79). Pendidikan masa sekarang diselenggarakan di sekolah yang sering disebut dengan istilah pendidikan formal. Menurut Barr dan Tagg (dalam Huda, 2013:9), sekolah sering kali didefinisikan sebagai institusi yang ada untuk menyajikan pengajaran. Namun kini sekolah mulai dipahami sebagai institusi untuk menghasilkan pembelajaran. Tujuan sekolah bukanlah semata-mata mentranfer pengetahuan, tetapi menciptakan lingkungan dan pengalaman yang kreatif agar dapat membawa siswa menemukan dan mengkontruksi pengetahuan bagi dirinya sendiri. Setelah siswa dapat mengkontruksi pengetahuanya sendiri maka siswa dapat menemukan serta memecahkan masalah. Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama seorang guru, pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditunjukkan untuk membelajarkan siswa. Tugas guru tidak hanya membuat siswa mengerti tentang materi yang diajarkan, meningkatkan hasil belajar, tetapi guru juga harus memperhatikan proses kegiatan belajar mengajar. Menurut Morin (Aulia, kompas edisi Senin 25 November 2013) tugas guru yang paling fundamental yaitu menyiapkan siswa agar siap menghadapi realitas kehidupan. Guru yang tidak kritis dan kreatif akan lebih memilih mengajar di depan kelas, hanya menyampaikan informasi tanpa memberi kesempatan diskusi dengan siswa atau antarsiswa. Siswa hanya diminta menghafal materi ajar yang telah dipelajari, kemudian diujikan. Guru tidak menekankan pada pemahaman konsep tetapi hanya penghafalan konsep. Pembelajaran belum menekankan pada proses mengolah informasi, menggali informasi lebih dalam dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Serta guru belum melatih siswa untuk berfikir kritis dalam menyelesaikan sebuah masalah. 1
2 Berdasarkan data nilai ulangan harian IPA yang dilakukan guru pada awal semester genap tahun 2013/2014 menunjukkan hasil belajar IPA pada siswa di SDN 1 Ngropoh masih dibawah KKM yang ditentukan. Rata-rata nilai ulangan harian IPA yakni 60,67 sedangkan KKM yang ditentukan yaitu 67. Dari 18 siswa SDN 1 Ngropoh hanya 8 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Sedangkan 10 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM yang ditentukan. Persentase siswa yang mendapatkan nilai di atas 67 yaitu 44%, sedangkan persentase siswa yang mendapat nilai di bawah 67 yaitu 56%. Dari presentasi itu menunjukkan bahwa siswa yang tidak tuntas lebih banyak dibandingkan siswa yang tuntas. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada 28 Januari 2014 saat pembelajaran IPA di kelas 5 SDN 1 Ngropoh, kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru. Cara mengajar yang dilakukan masih konvensional menggunakan motode ceramah. Pembelajaran menggunakan motode ceramah tidak menutup kemungkinan pembelajaran itu berhasil, namun motode ceramah lebih berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Guru masih terpaku pada buku teks saja, sehingga pengetahuan atau materi yang didapat siswa dalam bentuk penghafalan konsep bukan pemahaman konsep. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru, setelah itu siswa mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam buku pegangan siswa. Guru belum melatih siswa untuk menggali informasi dan berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah IPA. Cara mengajar seperti itu akan menyebabkan siswa pasif sehingga menimbulkan kejenuhan dalam belajar. Siswa yang jenuh dalam belajar akan membuat siswa mencari kesibukannya sendiri sehingga kerja sama antarsiswa tidak terjalin dengan baik. Kerja sama yang tidak terjalin dapat mengakibatkan rasa individual yang tinggi, serta kurangnya ketrampilan sosial dalam mengemukakan pendapat atau ide yang dimiliki. Partisipasi aktif siswa yang kurang dalam pembelajaran akan berdampak pada rendahnya hasil belajar. Maka dari itu, guru harus dapat memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajaran siswa telah memiliki berbagai konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari. Pemahaman akan pengetahuan yang dibawa
3 siswa dalam pembelajaran akan sangat berdaya guna membantu siswa meraih pengetahuan yang mereka miliki. Guru juga harus menyadari bahwa dalam pembelajaran membutuhkan keterlibatan siswa secara langsung. Guru juga harus meningkatkan partisipasi aktif dan kerja sama antarsiswa. Dengan adanya kerja sama antarsiswa dalam pembelajaran akan meningkatkan ketrampilan sosial siswa dalam mengungkapkan ide atau pendapatnya sehingga hasil belajar IPA akan meningkat. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA dan kerja sama siswa, perlu dikembangkan suatu pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan sikap ingin tahu dalam menggali berbagai pengetahuan baru, bertukar pendapat, bekerjasama dengan teman, mengingat kembali konsep yang telah dipelajari. Salah satu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kerja sama dan hasil belajar IPA dengan menggunakan model Group Investigation. Karena pada dasarnya pembelajaran menggunakan model Group Investigation dapat melatih siswa berfikir kritis, menumbuhkan kerja sama antarsiswa, melatih siswa dalam menyelesaikan sebuah masalah serta melatih siswa mengungkapkan ide-ide atau gagasan sehingga akan terjadi pertukaran ide dan gagasan antarsiswa. Kerja sama antarsiswa dalam penyelesaian sebuah masalah akan dapat meningkatkan hasil belajar IPA. Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan penelitian PTK sebagai upaya peningkatan kerja sama dan hasil belajar IPA melalui model Group Investigation pada siswa kelas 5 SDN 1 Ngropoh Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung semester II tahun 2013/2014. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang ada dan telah dikemukakan maka dapat diidentifikasi permasalahanya sebagai berikut: a. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang kreatif hanya menyampaikan informasi tanpa memberikan kesempatan untuk diskusi. b. Guru lebih mementingkan pada penghafalan konsep bukan pemahaman konsep.
4 c. Hasil belajar siswa cenderung masih rendah. d. Kurangnya partisipasi aktif dan kerja sama siswa dalam pembelajaran. e. Pembelajaran belum menekankan pada proses mengolah informasi, menggali informasi dan mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. f. Guru belum melatih siswa untuk berfikir kritis dalam menyelesaikan sebuah masalah. 1.3 Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan agar peneliti lebih terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu: a. Penerapan model Group Investigation pada pembelajaran IPA siswa kelas 5 SDN 1 Ngropoh Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung semester II tahun 2013/2014. b. Peningkatan kerja sama dan hasil belajar IPA pada siswa kelas 5 SDN 1 Ngropoh Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung semester II tahun 2013/2014. c. Penelitian ini berfokus pada mata pelajaran IPA kelas 5 semester II pokok bahasan sifat-sifat cahaya sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA, yaitu: Standar Kompetensi: 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model. Kompetensi Dasar: 6.1. Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 6.2. Membuat suatu karya/model, misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya.
5 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: a. Bagaimana penerapan model Group Investigation dalam meningkatkan kerja sama dan hasil belajar IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya secara signifikan pada siswa kelas 5 SDN 1 Ngropoh Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung semester II tahun 2013/2014? b. Apakah penerapan model Group Investigation dapat meningkatkan kerja sama dan hasil belajar IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya secara signifikan pada siswa kelas 5 SDN 1 Ngropoh Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung semester II tahun 2013/2014? 1.5 Tujuan penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu: a. Menerapkan model Group Investigation untuk meningkatkan kerja sama dan hasil belajar IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya secara signifikan pada siswa kelas 5 SDN 1 Ngropoh Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung semester II tahun 2013/2014. b. Meningkatkan kerja sama dan hasil belajar IPA pokok bahasan sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model Group Investigation secara signifikan pada siswa kelas 5 SDN 1 Ngropoh Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung semester II tahun 2013/2014. 1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1.6.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini yaitu memberikan gambaran mengenai pembelajaran IPA dengan menggunakan model Group Investigation untuk meningkatkan kerja sama dan hasil belajar IPA. Sebagai referensi oleh peneliti
6 lain tentang model Group Investigation dalam meningkatkan kerja sama dan hasil belajar IPA. 1.6.2 Manfaat Praktis Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini, yaitu: a. Bagi Siswa Meningkatkan ketrampilan sosial dan kerja sama antarsiswa, berani mengungkapkan ide atau pendapatnya di dalam kelas sehingga akan meningkatkan ketrampilan berfikir kritis dalam menyelesaikan sebuah masalah. b. Bagi Guru Sebagai pedoman dan bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan terutama mata pelajaran IPA. c. Bagi Kepala Sekolah Memberikan sumbangan kepada pihak sekolah sebagai instansi pendidikan agar mengembangkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif salah satu contohnya adalah pembelajaran menggunakan model Group Investigation dalam rangka meningkatkan kerja sama dan hasil belajar IPA.