Fishermen's Perceptions About Business Fishing in The Kepenghuluan Parit Aman Bangko Subdistrict Rokan Hilir District Riau province ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

Persepsi Nelayan Tentang Profesi Nelayan Di Desa Sungai Selodang Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak Provinsi Riau. Oleh

ABSTRACT. Keyword: Perception, Tanjung Rambutan Village, Ex quarry land (Quarri)

ABSTRACT. Keyword : contribution, coal, income

1 SIKAP NELYAN TERHADAP TENAGA PENYULUH PERIKANAN LAPANGAN (Kasus Pada Nelayan Di Desa Sejangat Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau


MOTIVATION LEVEL FISHERMEN DUANO TO FISHING ENTERPRISE TANJUNG PASIR VILLAGE OF RIAU PROVINCE. Abstract I. PENDAHULUAN

Elsa Christyn Gultom¹, Ridar Hendri², Kusai ² ABSTRACT

ANALYZE THE INCOME AND WALFARE FISHERMAN SOCIETY AT PINANG SEBATANG TIMUR VILLAGE TUALANG DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE

Farmers Group Dynamics Dumbo Catfish (Clarias Geriepenus) In The Hangtuah Village Of Perhentian District Kampar Regency Riau Province ABSTRACT

By: ABSTRACT. Kata Kunci : Attitude, Government assistance, Aquaculture.

WIFE CONTRIBUTION TO FISHERMAN HOUSEHOLD INCOME IN MERANTI BUNTING VILLAGE MERBAU DISTRICT MERANTI ISLAND REGENCY RIAU PROVINCE

STUDI KOMPARATIF USAHA ALAT TANGKAP BUBU KARANG

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

THE BUSINESIS ANALYSIS OF GILL NET, IN TENGGAYUN VILLAGE, BUKIT BATU SUB-DISTRICT, BENGKALIS DISTRICT OF RIAU PROVINCE

ANALISIS KELEMBAGAAN PEMASARAN DAN MARGIN TATANIAGA HASIL PERIKANAN TANGKAP DIDESA BULUH CINA KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU By

The Factories Effects Toward Social Economic Condition of Fishermen Community at Medang Kampai District of Dumai City of Riau Province ABSTRACT

SIKAP NELAYAN TERHADAP PROGRAM UNGGULAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN DELI SERDANG

Public Perceptions About Use of Siak River Fishermen In Tanjung Rhu District Fifty Pekanbaru Riau Province

STUDI KOMPARATIF USAHA PENANGKAPAN ANTARA ALAT TANGKAP AMBAI DAN PENEGERIH DI DESA MESKOM KECAMATAN BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

Role and Contribution Of Fisheries Sector for Economy at Rokan Hilir Regency Riau Province ABSTRACT

THE CONDITION OF MAIN FACILITY IN THE VILLAGE OF FISH MARKETING PAKNINGASAL BUKITBATU DISTRICT OF BENGKALIS REGENCY IN RIAU PROVINCE

III. METODE PENELITIAN. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja), karena Desa

Oleh. Fathur Rahman 1), Ridar Hendri 2) dan Hamdi Hamid 2) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau

By Syapril Syahputra 1) Kusai 2) and Mohammad Ramli 2) ABSTRACT

ABSTRACT. Fira Noprita 1), M.Ramli 2), Zulkarnaini 3)

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Trilogi pembangunan yang salah satunya berbunyi pemerataan pembangunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. adalah metode deskriptif analisis. Metode deskripsi yaitu suatu penelitian yang

ABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics

ANALISIS PERKEMBANGAN PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

FISHER INCOME CONTRIBUTION 0FF FISHING TOWARD FISHER TOTAL INCOME IN TANJUNG KURAS VILLAGE SUNGAI APIT DISTRICT SIAK REGENCY RIAU PROVINCE.

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. 59. mengidentifikasi, mengklasifikasi dan menginventarisasi.

THE EFFICIENCY OF SUPPLIES CHARGING TIME GILL NET AT FISHING PORT DUMAI CITY RIAU PROVINCE ABSTRACT.

MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU

Armilus 2013:7 (2) PERSEPSI DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN TERUMBU KARANG DI PULAU SARANG KOTA BATAM

Khoirunnisak 1), Firman Nugroho 2), Zulkarnain 2) ABSTRACT

Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

STRUKTUR NAFKAH RUMAH TANGGA NELAYAN DI KEPENGHULUAN BAGAN PUNAK PESISIR KECAMATAN BANGKO KABUPATEN ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE

The Welfare Level Of Fisherman Household Of Napangga Lake At Tanjung Medan Village Tanjung Medan Subdistrict Rokan Hilir Regency Riau Province

THE PARTICIPATION OF FISHERMAN WIVES IN IMPROVING THE DOMESTIC INCOME IN KORONG SUNGAI LIMAU PADANG PARIAMAN REGENCY, THE PROVINCE OF WEST SUMATERA

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

MOTIVATION LEVEL AKIT TRIBE FISHERMEN BANTAN AIR VILLAGE BANTAN DISTRICT BENGKALIS REGENCY RIAU PROVINCE

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP USAHA BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA DI DESA TERATAK BULUH KECAMATAN SIAK HULU KABUPATEN KAMPAR PROVNSI RIAU

III. METODE PENELITIAN A.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Kampar terletak antara 1º 02' Lintang Utara dan 0º 20' Lintang

Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pedagang Pengecer Ikan Laut Segar di Pasar Terapung Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

PERSEPSI PETANI TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYURAN

By Santy Pandiangan 1), Eni Yulinda 2), and Hamdi Hamid 3)

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Muhamad Farhan 1), Nofrizal 2), Isnaniah 2) Abstract

METODE PENELITIAN. Populasi dan Teknik Pengambilan Contoh

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN SERTA PERSEPSI NELAYAN TERHADAP PROGRAM PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN OLEH PEMERINTAH

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

Hubungan Partisipasi Nelayan dan Peran Pemangku Kepentingan Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Pulau Tuan, Aceh Besar

USAHA PERIKANAN IKAN ASAP SELAIS DI RANTAU KOPAR KABUPATEN ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Indonesian Journal of Agricultural Economics (IJAE)

BUSINESS ANALYSIS ENLARGEMENT COMMON CARP (Cyprinus carpio) FLOATING NET CAGES IN TANJUNG ALAI VILLAGE XIII KOTO KAMPAR DISTRICT RIAU PROVINCE

THE SYSTEM OF REVENUE ON FISHERMEN USING BEACH SEINE IN PADANG COASTAL OF WEST SUMATERA PROVINCE

STUDY SELECTION OF FISHING PORT LOCATION IN TERKUL VILLAGE, IN RUPAT DISTRICT, BENGKALIS REGENCY OF RIAU PROVINCES ABSTRACT

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Time Efficiency Of Fish Landing Toward Mooring Time Sondong Fishing Boats In Pangkalan Pendaratan Ikan Dumai City Riau Province ABSTRACT

ANALISIS USAHA PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA SIBOLGA KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

PEMASARAN IKAN ASAP DI PASAR LANGGAM KECAMATAN LANGGAM KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU. Oleh

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2013, hlm ISSN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN FREKUENSI KEBERANGKATAN KAPAL 3 GT DENGAN JUMLAH LOGISTIK MELAUTNYA DI PPI DUMAI PADA MUSIM BARAT DAN MUSIM TIMUR ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA USAHA PENGOLAHAN UBI MENJADI OPAK

Satria Putra Utama 1 Indra Cahyadinata 1 Rahmad Junaria 2. Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian UNIB

PERSEPSI PETANI PADI TERHADAP PEMANFAATAN RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN POHJENTREK KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

PERSEPSI PETANI TERHADAP KEMITRAAN SAYURAN DENGAN ASOSIASI ASPAKUSA MAKMUR KABUPATEN BOYOLALI

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian lapangan dilaksanakan Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman,

THE AGRIBUSINESS SYSTEM OF COOPERATION BUSINESS GROUP SEJAHTERA SIMPANG TIGA VILLAGE ENOK SUB DISTRICT INDRAGIRI HILIR RIAU PROVINCE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal PERIKANAN dan KELAUTAN 14,2 (2009) :

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI RUMAH TANGGA TANI DENGAN PENERAPAN AGROFORESTRI DI DESA KAYUUWI KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT KABUPATEN MINAHASA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha menjawab dan menganalisa Faktor- faktor

Syahirul Alim, Lilis Nurlina Fakultas Peternakan

Fisheries and Marine Science Faculty Riau University ABSTRACT. 1). Students of the Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension

PENGARUH PERUBAHAN IKLIM, UPAH TENAGA KERJA, DAN TEKNOLOGI TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA NELAYAN DI KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

The Change of Analysis Fish Farmers Mindset of Catfish Cultivation in the Village Hangtuah of Perhentian Raja District of Kampar Regency Riau Province

Transkripsi:

Fishermen's Perceptions About Business Fishing in The Kepenghuluan Parit Aman Bangko Subdistrict Rokan Hilir District Riau province By Gita Rizanty 1) Kusai 2) and Lamun Bathara 3) ABSTRACT The research was conducted in June 2012. This study aims to determine the perceptions of fishermen on fishing effort in Kepenghuluan Parit Aman and determine the relationship of the internal factors to the level of perception of fishermen on fishing effort. Method used in this research is a survey method. Too see the relationship between the internal factors with perception of fisherman on fishing effort used analysis of corelation rank spearman. The results of this study indicate that the perception of fishermen on fishing effort in the Kepenghuluan Parit Aman has overall score for 3219, shows that the perception of fishermen on fishing effort as a whole are in this category quite well with perception fishermen that fishing effort in Kepenghuluan Parit Aman can maintained and enough potential to be developed. The relationship between internal factors with perception of fisherman on fishing effort have relationship not significant. Keyword : Perception, Fishing effort, Superficiality 1) Student of the Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau 2) Lecturer of the Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau Persepsi Nelayan Tentang Usaha Penangkapan Ikan di Kepenghuluan Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau PENDAHULUAN Kabupaten Rokan Hilir merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Wilayah Kabupaten Rokan Hilir terletak pada bagian pesisir timur Pulau Sumatera antara 1 o 14-2 o 45 LU dan 100 o 17-101 o 21 BT. Kabupaten Rokan Hilir memiliki luas wilayah 8.881,59 km 2, terdiri dari 14 kecamatan dan berpenduduk sekitar 551.708 jiwa (Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hilir, 2010). Kepenghuluan Parit Aman merupakan salah satu kepenghuluan di Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau dengan mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah nelayan. Tetapi produksi perikanan di Kepenghuluan Parit Aman belum maksimal, karena wilayah pesisir di Kepenghuluan Parit Aman yang secara berangsur-angsur mengalami pendangkalan dan penyempitan oleh endapan lumpur yang dibawa oleh arus air Sungai Rokan dan arus air laut. Dampak yang diakibatkan oleh pendangkalan ini adalah menyebabkan biaya operasional nelayan mahal karena nelayan

harus pergi menangkap ikan lebih jauh dan hasil tangkapan yang didapatkan pun sedikit. Hasil tangkapan yang sedikit dan biaya operasional yang mahal menyebabkan berkurangnya jumlah nelayan di Kepenghuluan Parit Aman. Untuk meningkatkan kembali usaha penangkapan di Kepenghuluan Parit Aman diperlukan dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah (Dinas Perikanan dan Kelautan). Dalam proses peningkatan tersebut salah satu faktor yang diperlukan sebelum dilaksanakan kegiatan ini perlu diketahui bagaimana persepsi nelayan tersebut terhadap usaha penangkapan. Persepsi merupakan proses pemahaman sesuatu termasuk di dalamnya sistem nilai, tujuan, kepercayaan dan tanggapannya terhadap hasil yang dicapai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat persepsi nelayan tentang usaha penangkapan ikan di Kepenghuluan Parit Aman dan untuk mengetahui hubungan faktor internal dengan persepsi nelayan tentang usaha penangkapan ikan di Kepenghuluan Parit Aman. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2012 di Kepenghuluan Parit Aman Kecamatan Bangko Kabupaten Rokan Hilir Propinsi Riau. Lokasi penelitian ini diambil secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Kepenghuluan Parit Aman produksi perikanannya belum maksimal, karena wilayah pesisir pantai Kepenghuluan Parit Aman secara berangsur-angsur mengalami pendangkalan yang menyebabkan berkurangnya jumlah nelayan tangkap di Kepenghuluan Parit Aman karena nelayan harus pergi menangkap ikan lebih jauh dan hasil tangkapan yang didapatkan pun sedikit. Metode metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini yakni survei. Nazir (2003) menyebutkan metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dalam mencari keteranganketerangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok maupun daerah. Arikunto (2002) menyebutkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Bila jumlah populasi besar maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%. Jadi, dalam penelitian ini diambil sampel sebanyak 30 orang, 25% jumlah populasi. Analisis Data Data yang telah dikumpulkan baik data primer maupun data sekunder ditabulasikan ke dalam tabel, disusun dan dianalisa dalam bentuk uraian. Untuk mengetahui persepsi nelayan Kepenghuluan Parit Aman tentang usaha penangkapan ikan, dilakukan pengumpulan yang berkenaan dengan karakteristik nelayan yaitu dilakukan wawancara langsung berdasarkan kuisioner yang telah dibuat dengan berpedoman kepada penyusunan Skala Likert (Singarimbun dan Efendi, 1989). Dalam penelitian ini terdiri dari 54 item pertanyaan. Untuk skor individu persepsi nelayan di Kepenghuluan Parit Aman dapat dikategorikan sebagai berikut : - Skor 54-89 = Kurang Baik - Skor 90-125 = Cukup Baik - Skor 126-162 = Sangat Baik Penetapan kategori variabel tingkat persepsi nelayan terhadap usaha penangkapan secara keseluruhan, sebanyak 30 responden, jumlah item indikator 54, didapatkan kisarannya sebagai berikut : - Skor 1620-2699 = Kurang Baik - Skor 2700 3779 = Baik

Yang memiliki makna: - Kurang baik :Responden memiliki persepsi bahwa usaha penangkapan ikan kurang berpotensi untuk dikembangkan. - Cukup Baik :Responden memiliki persepsi bahwa usaha penangkapan ikan cukup berpotensi untuk dikembangkan. - Sangat baik :Responden memiliki persepsi bahwa usaha penangkapan ikan sangat berpotensi untuk dikembangkan. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara faktor internal yang berupa karakteristik nelayan (umur, pendidikan formal, jumlah tanggungan, pengalaman berusaha dan pendapatan) dengan tingkat persepsi, maka digunakan perhitungan koefisien Rank Spearman dengan rumus : Rumus: r s 6 i 1 N n 1 3 d 2 i N Keterangan : rs = Koefisien Korelasi Rank Spearman di = Perbandingan Ranking N = Banyaknya subyek Dengan menggunakan koefisien korelasi Rank Sperman dapat diketahui erat atau tidaknya kaitan antara masing-masing variabel (Nugroho, 2005). Data diolah program komputer yang menggunakan software SPSS. Pada program ini kriteria pengambilan keputusan pengujian signifikan adalah jika p < 0,05 maka variabel tersebut memiliki hubungan signifikan dengan tingkat keyakinan 0,95 dan P > 0,05 maka variabel tersebut memiliki hubungan yang tidak signifikan. HASIL DAN PEMBAHASAN Persepsi nelayan di Kepenghuluan Parit Aman tentang usaha penangkapan ikan merupakan pandangan, pemahaman dan penilaian yang diberikan nelayan tentang usaha penangkapan ikan. Persepsi nelayan tentang usaha penangkapan ikan di Kepenghuluan Parit Aman dibagi pada tiga sub persepsi yaitu: 1) persepsi nelayan tentang wilayah perairan; 2) persepsi nelayan tentang usaha penangkapan ikan dan 3) persepsi nelayan tentang dampak pendangkalan. Persepsi nelayan secara perorangan tentang usaha penangkapan ikan berada pada kategori cukup baik dengan kisaran skor 90-125. Nelayan di Kepenghuluan Parit Aman berpandangan bahwa usaha penangkapan ikan di Kepenghuluan Parit Aman masih dapat dipertahankan dan cukup berpotensi untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan nelayan di Kepenghuluan Parit Aman berpandangan bahwa usaha penangkapan ikan ini merupakan sumber penghasilan utama, karena usaha penangkapan ikan ini mampu memenuhi kebutuhan keluarga mereka sehari-hari. penangkapan ikan secara keseluruhan berada pada kategori cukup baik yakni dengan nilai skor 3219, yang berada pada kisaran 2700-3779. Nilai skor ini menunjukkan bahwa nelayan di Kepenghuluan Parit Aman memiliki persepsi usaha penangkapan ikan dapat dilanjutkan dan dikembangkan. Kondisi ini di dukung oleh kondisi perairan dan mata pencaharian utama nelayan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk lebih jelasnya mengenai bagian-bagian persepsi nelayan tentang usaha penangkapan ikan dapat dilihat dari uraian dibawah ini:

Persepsi nelayan tentang wilayah perairan di Kepenghuluan Parit Aman tergolong pada kategori cukup baik (kisaran 500-699) dengan skor 638 bermakna usaha penangkapan ikan dapat dipertahankan dan cukup berpotensi untuk lebih dikembangkan lagi. Wilayah perairan dapat menjadi sumber pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Kepenghuluan Parit Aman, baik sebagai lahan mata pencaharian maupun sumber pendapatan dan sumber pangan bergizi tinggi. Nurdin (1998) menjelaskan bahwa akibat pendangkalan, wilayah perairan di Rokan Hilir setiap tahunnya bertambah maju sekitar lima meter. Hal ini dapat dilihat dari semakin berkurangnya aktivitas penangkapan ikan, karena perahu yang biasa digunakan nelayan hanya bisa berlayar ketika wilayah perairan dalam kondisi pasang. Namun, karena wilayah perairan di Kepenghuluan Parit Aman merupakan perairan yang sangat potensial untuk dimanfaatkan dan merupakan sumber penghasilan utama untuk dapat memenuhi kebutuhan para nelayan di Kepenghuluan Parit Aman masih banyak nelayan yang bertahan, karena usaha penangkapan ini sudah dilakukan secara turun temurun dari keluarga mereka. penangkapan di Kepenghuluan Parit Aman tergolong pada kategori cukup baik (kisaran 1600-2239) dengan skor 1903. Hal ini menunjukkan bahwa pengukuran persepsi tentang potensi usaha penangkapan yang dimanfaatkan oleh responden merupakan mata pencaharian utama, dan sudah dilakukan sejak lama oleh nelayan di Kepenghuluan Parit Aman. Pengembangan usaha penangkapan di Kepenghuluan Parit Aman juga dipengaruhi oleh modal, alat tangkap, dan keterampilan masyarakat. Usaha penangkapan ikan di Kepenghuluan Parit Aman masih menggunakan modal sendiri, karena modal yang digunakan nelayan untuk usaha penangkapan ikan sulit diperoleh. Hal ini disebabkan nelayan mengalami kesulitan dalam mendapatkan persyaratan peminjaman modal dan juga prosesnya membutuhkan waktu yang panjang sehingga nelayan lebih memilih menggunakan modal sendiri. Alat tangkap dan armada penangkapan yang digunakan nelayan di Kepenghuluan Parit Aman cukup memadai, karena dengan tersedianya armada penangkapan dan alat tangkap yang memadai akan mempengaruhi hasil tangkapan nelayan. Adapun alat tangkap yang digunakan nelayan di Kepenghuluan Parit Aman berupa pancing, lukah, dan jaring senangin. Alat tangkap jaring senangin merupakan alat tangkap yang paling banyak digunakan nelayan di Kepenghuluan Parit Aman. Persepsi nelayan tentang dampak pendangkalan di Kepenghuluan Parit Aman tergolong pada kategori cukup baik (kisaran 600-839) dengan skor 678. Hal ini menunjukkan tanggapan nelayan tentang adanya pendangkalan yang terjadi di Kepenghuluan Parit Aman tidak terlalu berpengaruh. Walaupun pendangkalan membuat nelayan khawatir untuk melakukan usaha penangkapan, nelayan di Kepenghuluan Parit Aman ini tetap melakukan usaha penangkapan ikan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup seharihari, karena usaha penangkapan ini sudah dilakukan secara turun temurun dari keluarga mereka. Serta semangat nelayan dalam usaha penangkapan yang besar sehingga rela mengeluarkan biaya lebih untuk melakukan usaha penangkapan ikan. Adapun tanggapan pemerintah tentang pendangkalan yang terjadi di Kepenghuluan Parit Aman belum ada, seperti belum adanya pihak pemerintah yang

melakukan penyuluhan serta perhatian dan pantauan keadaan wilayah pesisir yang mengalami pendangkalan, padahal dengan adanya penyuluhan terkait pendangkalan dan usaha penangkapan ikan serta pantauan dari pemerintah, nelayan dapat banyak belajar dari penyuluhan tentang usaha perikanan tangkap dan dapat meningkatkan pengembangan usaha perikanan tangkap di Kepenghuluan Parit Aman. Hubungan umur nelayan dengan tingkat persepsi memiliki nilai r s (Rank Spearman) 0,078 dan mempunyai hubungan yang searah antara umur dengan persepsi, artinya jika umur nelayan semakin tinggi maka tingkat persepsi juga semakin tinggi. Dengan tingkat signifikan sebesar 0,684 hal ini memberikan arti bahwa umur memiliki hubungan yang tidak nyata terhadap persepsi, ini ditandai dengan tingkat probabilitas P(0,684) lebih besar dari 0,05. Berdasarkan besaran nilai rs berarti hubungan antara umur dengan persepsi nelayan tentang usaha penangkapan ikan tergolong sangat lemah. penangkapan ikan memiliki hubungan yang tidak nyata dengan umur nelayan di Kepenghuluan Parit Aman. Hal ini dikarenakan umur muda maupun umur tua di Kepenghuluan Parit Aman memiliki pola pikir yang sama tentang usaha penangkapan ikan. Umur muda maupun umur tua tidak mempengaruhi persepsi nelayan tentang usaha penangkapan ikan. Mereka menganggap usaha penangkapan ikan di Kepenghuluan Parit Aman dapat dipertahankan dan cukup berpotensi untuk dikembangkan, karena usaha penangkapan ikan ini merupakan usaha yang sudah dilakukan sejak turun temurun dan merupakan penghasilan utama bagi nelayan di Kepenghuluan Parit Aman. Hubungan tingkat pendidikan nelayan dengan tingkat persepsi memiliki nilai r s (rank spearman) -0,249 dan mempunyai hubungan yang tidak searah antara tingkat pendidikan dengan persepsi, artinya jika tingkat pendidikan tinggi maka tingkat persepsi menjadi rendah. Dengan tingkat signifikan sebesar 0,184 hal ini memberikan arti bahwa tingkat pendidikan memiliki hubungan yang tidak nyata terhadap persepsi, ini ditandai dengan tingkat probabilitas 0,184 lebih besar dari 0,05. Berdasarkan besaran nilai rs berarti hubungan antara pendidikan dengan persepsi nelayan terhadap usaha penangkapan ikan tergolong lemah. penangkapan mempunyai hubungan yang tidak nyata dengan variabel tingkat pendidikan karena tingkat pendidikan responden di Kepenghuluan Parit Aman hampir seragam yaitu berada pada kategori tingkat pendidikan sedang (7-12 tahun), sehinggga pola pikir mereka tidak jauh berbeda dan mempunyai nalar yang hampir sama. Persepsi responden terhadap usaha penangkapan ikan cenderung berhubungan dengan pengetahuan mereka yang didapatkan dari pendidikan nonformal. Belajar dan melihat-lihat secara langsung proses berusaha nelayan yang lain ternyata mempunyai pengaruh yang cukup baik terhadap pengetahuan usaha penangkapan ikan mereka. Oleh karena itu, banyak nelayan yang beranggapan bahwa tingkat pendidikan formal tidak banyak membantu mereka dalam usaha penangkapan ikan. Mereka menganggap orang yang tidak mengenyam pendidikan formal pun dapat melakukan usaha penangkapan ikan asalkan mereka mempunyai modal untuk melakukan usaha penangkapan ini. Hubungan pendapatan nelayan dengan persepsi memiliki nilai r s (Rank Spearman) 0,030 mempunyai hubungan

yang searah antara tingkat pendidikan dengan persepsi, artinya jika pendapatan nelayan semakin tinggi maka tingkat persepsi juga semakin tinggi. Dengan tingkat signifikan sebesar 0,873 hal ini memperlihatkan arti bahwa pendapatan memiliki hubungan yang tidak nyata terhadap persepsi, ini ditandai dari tingkat probabilitas P(0,873) > 0,05. Berdasarkan besaran nilai rs berarti hubungan antara pendapatan dengan persepsi nelayan terhadap usaha penangkapan ikan tergolong sangat lemah. Hubungan tingkat pendapatan nelayan dengan persepsi nelayan tentang usaha penangkapan tidak nyata disebabkan oleh keberadaan usaha penangkapan ikan tidak dapat menentukan besar kecilnya pendapatan responden. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden bahwa hasil tangkapan tidak merata sepanjang tahun dipengaruhi oleh musim dan juga pendangkalan yang terjadi di wilayah perairan Kepenghuluan Parit Aman. Namun, apabila cuaca masih bisa mendukung untuk melakukan usaha penangkapan ikan para nelayan di Kepenghuluan Parit Aman akan tetap pergi melaut. Tinggi rendahnya pendapatan nelayan tidak mempengaruhi persepsi tentang usaha penangkapan ikan ini karena mereka akan tetap beraktifitas melaut menangkap ikan dan merupakan profesi turun temurun dari orang tua mereka sejak dulu. Hubungan jumlah tanggungan keluarga nelayan dengan tingkat persepsi memiliki nilai r s (Rank Spearman) 0,271 mempunyai hubungan yang searah antara jumlah tanggungan dengan persepsi, artinya jika jumlah tanggungan nelayan semakin tinggi maka tingkat persepsi juga semakin tinggi. Dengan tingkat signifikan sebesar 0,147 hal ini memberikan arti bahwa jumlah tanggungan keluarga nelayan memiliki hubungan yang tidak nyata terhadap persepsi, ini ditandai dengan tingkat probabilitas P(0,147) > 0,05. Berdasarkan besaran nilai r s berarti hubungan antara jumlah tanggungan keluarga nelayan dengan persepsi nelayan terhadap usaha penangkapan ikan tergolong lemah. Hal ini menunjukkan bahwa besar kecilnya jumlah tanggungan keluarga tidaklah menjadi penghambat bagi mereka dalam mempersiapkan suatu objek karena persepsi timbul dari dalam diri mereka mengenai usaha penangkapan ikan. Hal ini senada dengan penelitian Akhyar (1998) bahwa karakteristik jumlah tanggungan keluarga tidak memiliki hubungan yang nyata dengan persepsi nelayan hal ini dikarenakan persepsi itu timbul dalam diri individu nelayan tersebut. Hubungan pengalaman berusaha nelayan dengan tingkat persepsi memiliki nilai r s (Rank Spearman) 0,290 mempunyai hubungan yang searah antara pengalaman berusaha dengan persepsi, artinya jika pengalaman berusaha responden semakin tinggi maka tingkat persepsi juga semakin tinggi. Dengan tingkat signifikan sebesar 0,120 hal ini memberikan arti bahwa pengalaman berusaha nelayan memiliki hubungan yang tidak nyata terhadap persepsi, ini ditandai dengan tingkat probabilitas P(0,120) > 0,05. Berdasarkan besaran nilai r s berarti hubungan antara pengalaman berusaha nelayan dengan persepsi nelayan terhadap usaha penangkapan ikan tergolong lemah. Pengalaman berusaha nelayan di Kepenghuluan Parit Aman mempunyai hubungan yang tidak nyata dengan persepsi nelayan tentang usaha penangkapan ikan, hal ini dapat dilihat dari pengalaman berusaha nelayan dalam melakukan usaha penangkapan berada pada kategori sangat berpengalaman. Hal ini disebabkan karena pengalaman berusaha nelayan merupakan

kesempatan yang lebih baik untuk mengenal dan memanfaatkan peluang usaha yang ada untuk menghasilkan pendapatan. Staton dalam Nelly (1999) menyatakan bahwa kecenderungan perbuatan seseorang tergantung dari pengalamannya, karena pengalaman menentukan minat dari kebutuhan yang dirasakan, selanjutnya Walker dalam Novika (2008) menyatakan pengalaman adalah hasil akumulasi dari proses mengalamai bagi seseorang yang selanjutnya akan mempengaruhi tindakan untuk memutuskan sesuatu yang baru baginya. KESIMPULAN DAN SARAN penangkapan di Kepenghuluan Parit Aman memiliki skor secara keseluruhan sebesar 3219 memperlihatkan bahwa persepsi nelayan tentang usaha penangkapan secara keseluruhan berada pada kategori cukup baik dengan ini nelayan berpresepsi bahwa usaha penangkapan ikan di Kepenghuluan Parit Aman dapat dipertahankan dan cukup berpotensi untuk dikembangkan. Nilai persepsi nelayan tentang usaha penangkapan secara perorangan yang paling dominan berada pada kisaran skor 90-125. Hal ini disebabkan karena usaha penangkapan di Kepenghuluan Parit Aman merupakan salah satu sumber penghasilan utama yang memadai yakni dari usaha penangkapan ini mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Adapun hubungan antara faktor internal dengan persepsi nelayan di Kepenghuluan Parit Aman adalah tidak ada faktor internal yang berhubungan nyata dengan persepsi nelayan tentang usaha penangkapan di Kepenghuluan Parit Aman. Faktor internal yang berupa karakteristik nelayan di Kepenghuluan Parit Aman sebagian besar berada pada usia produktif sebesar (93,33%). Tingkat pendidikan responden sebagian besar (86,67 %) adalah sedang yaitu antara 7-12 tahun masa pendidikan. Jumlah tanggungan keluarga responden yang dominan yaitu 4-6 orang sebesar (60,00 %) dan pendapatan responden di Kepenghuluan Parit Aman yang berada pada kategori sedang. Setelah dilakukan penelitian di Kepenghuluan Parit Aman diharapkan kepada pemerintah untuk dapat memberikan pengarahan serta penyuluhan terhadap nelayan di Kepenghuluan Parit Aman. Karena dengan memberikan pengarahan serta penyuluhan kepada nelayan tentang usaha perikanan tangkap serta tanggapan terhadap wilayah pesisir yang mengalami pendangkalan agar dapat lebih meningkatkan pengembangan usaha perikanan tangkap, dan nelayan dapat belajar banyak dari penyuluhan tersebut sehingga dapat meningkatkan usaha perikanan di Kepenghuluan Parit Aman di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2002. Manajemen Penelitian. Edisi Ke-6. Rineka Cipta, Jakarta. 645 hal. Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hilir, 2010. Rokan Hilir Dalam Angka/Infigures. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. 622 hal. Nelly, T. 1999. Persepsi Anak Nelayan Terhadap Kegiatan Usaha Penangkapan Ikan di Kelurahan Pancuran Pinang Kecamatan Sibolga. Provinsi Sumatera Utara. Skripsi Faperika Unri. 56 Halaman. (tidak diterbitkan) Novika Yohana, 2008. Persepsi Nelayan tentang Usaha Penangkapan Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu Provinsi

Riau. Skripsi Sarjana Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas riau. Pekanbaru. 63 Halaman. (tidak diterbitkan) Nugroho, F. 2005. Statistik Nonparametrik dan Aplikasinya. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Universitas Riau. Pekanbaru. 73 hal. Nurdin, S. 1998. Selat Malaka Over Fishing. http://groups.yahoo.com/group/iasa -ml/message372 Singarimbun, M dan Efendi, S. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta, 111 hal.