BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dikelola oleh pergunian tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari daratan dan lautan seluas ± 5,8 juta Km 2 dan sekitar 70 %

BAB I PENDAHULUAN. Menuju kemandirian ( Bandung, 1995 ), p. III-1

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPARA

I-1 BAB I PENDAHULUAN

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul)

berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Dengan melakukan pengelompokan (zonasi) tipologi pesisir dari aspek fisik lahan

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

HOTEL RESORT DI PARANGTRITIS

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

GEDUNG PAMER DAN PERAGA IPTEK KELAUTAN DI SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. positif yang cukup tinggi terhadap pendapatan negara dan daerah (Taslim. 2013).

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK. Gambar 1.1 : Keindahan Bawah Laut Indonesia Sumber : cintailautindonesia.blogspot.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan jumlah pulau sebanyak yang dikelilingi oleh laut seluas 7,7

PENDAHULUAN. lebih pulau dan memiliki panjang garis pantai km yang merupakan

RESORT HOTEL DENGAN KONSEP UNIVERSAL DESAIN DI PANTAI KRAKAL YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penataan dan Pengembangan Obuek Wisata Pantai Widuri di Pemalang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Judul Hotel Resort Pantai Wedi Ombo Gunung Kidul dengan pendekatan arsitektur tropis.

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya Peran Pantai Baron sebagai Tujuan Wisata Pantai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan untuk fasilitas-fasilitas pendukungnya. menginap dalam jangka waktu pendek.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan laut di berbagai bagian dunia sudah menunjukan

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor kelautan memiliki peluang yang sangat besar untuk dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut

HOTEL BINTANG EMPAT DENGAN FASILITAS PERBELANJAAN DAN HIBURAN DIKAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RESORT HOTEL DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945 menyebutkan bahwa: Negara Indonesia ialah

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI MARINA SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Hi Tech

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi yang besar dalam penyediaan pangan bagi masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ekowisata Di Kawasan Hutan Mangrove Tritih Cilacap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LATAR BELAKANG TUJUAN LATAR BELAKANG. Eksistensi kebudayaan Sunda 4 daya hidup dalam kebudayaan Sunda

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SARANA REKREASI WISATA ALAM CURUG SEWU KENDAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB 1. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SEA SIDE MALL PADA KAWASAN WATERFRONT KOTA BENGKALIS-RIAU (Studi Kasus pada Pantai Andam Dewi Bengkalis) Penekanan Desain Arsitektur Morphosis

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2013 lembaga konservasi lingkungan hidup Ocean of Life

BAB I PENDAHULUAN. proses untuk menarik wisatawan dan pengunjung lainnya (McIntosh : 4, 1972). Kepariwisataan

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. menjadi pusat pengembangan dan pelayanan pariwisata. Objek dan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber pendapatan daerah.program pengembangan dan

I. UMUM. Sejalan...

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terbentuklah Kabupaten Natuna dengan kota Ranai sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI KLATEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN KLATEN TAHUN

PENDAHULUAN Latar Belakang

HILLSIDE HOTEL DI SEMARANG Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

KOMPLEK PENELITIAN EKOLOGI PANTAI DI JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan dalam hal total kunjungan turis internasional. Jumlah kunjungan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN km dan ekosistem terumbu karang seluas kurang lebih km 2 (Moosa et al

Amalia H.J BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. selalu harus diikuti sesuai dengan peningkatan konsumsi. Pariwisata adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pariwisata pada saat ini, menjadi harapan bagi banyak negara termasuk

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terumbu Karang

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebutuhan manusia akan rekreasi dan relaksasi Perkembangan pariwisata di Gunungkidul

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI WIDURI KABUPATEN PEMALANG

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN SIMPUL CURUG GEDE DI KAWASAN WISATA BATURADEN

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

HOTEL RESORT DI HULU SUNGAI PEUSANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumberdaya alam adalah unsur lingkungan yang terdiri atas sumberdaya alam

1BAB I PENDAHULUAN. KotaPontianak.Jurnal Lanskap Indonesia Vol 2 No

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI REMBANG Penekanan Desain Waterfront

TAMAN REKREASI DAN COTTAGE DI PULAU KARIMUNJAWA

Transkripsi:

Oceanarium Di Pantai Krakal BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Latar BelakangProyek Indonesia merup^an negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari kurang lebih 17.500 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km serta luas lautan 5,8 juta km^ atau meliputi 60 %dari total luas wilayah negara Indonesia. Laut Indonesia merupakan aset nasional yang berperan sebagai sumber daya alam, sumber energi, sumber bahan makanan, media lalu lintas antar pulau, kawasan perdagangan serta wilayah pertahanan dan keamanan negara Indonesia (Benua Maritim Indonesia, 1996). Potensi tersebut bila dibandingkan dengan negara - negara Asia Pasifik lainnya, Indonesia belum mengoptimalisasi usaha eksplorasi laut diberbagai sektor. Kondisi tersebut menyebabkan adanya lembaga atau institusi sebagai pusat penelitian dan pengembangan kelautan untuk menunjang perkembangan pengetahuan kelautan di Indonesia dirasakan sangat diperlukan. Lembaga - lembaga yang ada di Indonesia sekarang ini antara lain; Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melalui Lembaga Oseanologi Nasional yang berkonsentrasi pada masalah kelautan yang berkedudukan di Jakarta dan Ambon, institusi penelitian kelautan swasta yang bersifat publik untuk kepentingan komersial yaitu Sea World Indonesia yang dikelola oleh Group Lippo, serta konstitusi pendidikan yang dikelola oleh pergunian tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia dan memiliki potensi kelautan. Potensi sumber daya laut dalam arti luas tidak hanya berupa kekayaan alam hayati laut dipermukaan saja tetapi juga terumbu karang dengan biota lautnya yang indah di dasar laut dan sangat potensial untuk dikembangkan. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai daerah wisata mempunyai berbagai obyek wisata dan atraksi budaya yang secara potensial sangat mendukung pengembangan pariwisata, antara lain kawasan wisata yang ada di Kabupaten Gunungkidul. I-l

Oceanarium Pi Pantai Krakal Kabupaten Gunungkidul mempunyai banyak obyek - obyek wisata yang belum berkembang. Obyek - obyek yang sudah terkenal hanya Pantai Baron dan Pantai Kukup, bam kemudian Pantai Krakal dan Pantai Sundak. Hal ini memacu semua pihak untuk bersama sama melakukan pengembangan. Ini sejalan dengan kenyataan bahwa kepariwisataan sifatnya multi dimensional dan multi sektoral sehingga terkait dengan semua bidang kehidupan seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan keamanan, sehingga menjadikan pariwisata memiliki kedudukan yang cukup penting dalam kehidupan masyarakat. Namun demikian, kepariwisataan di Kabupaten Gunungkidul masih perlu penataan dan pengembangan secara optimal sesuai dengan daya dukung, potensi, visi kepariwisataan, sekaligus dapat mengubah citra Kabupaten Gunungkidul yang dikenal sebagai daerah miskin, tandus dan terkikis menjadi daerah tujuan wisata yang "handayani" ; yaitu daerah tujuan wisata yang berdaya guna, berhasil guna dan handal bagi wisatawan, masyarakat dan pemerintah/negara. Dalam rangka penataan dan pengembangan obyek dan daya tarik wisata diperlukan suatu proses perencanaan yang matang, terarah dan terpadu sehmgga dapat menjadi acuan pengembangan wisata yang berkesinambungan dan berkelanjutan serta tepat fungsi dan sasaran dengan melibatkan berbagai pihak yang terkait. Proses perencanaan obyek dan daya tarik wisata diawali dengan Rencana hiduk Pengembangan Pariwisata Daerah ( RIPPDA ) dilanjutkan dengan Rencana Detil Tata Ruang Kawasan ( RDTRK ) serta Rencana Teknis Ruang Kawasan (RTRK) Wisata. Pada tahun anggaran 2002 Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul melalui Dmas Pariwisata dan Kebudayaan menyusun Rencana Teknis Ruang Kawasan (RTRK) Wisata Pantai Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal dan Sundak serta Rencana Teknis Ruang Kawasan (RTRK) Hutan Wisata Bunder - Wanagama. RTRK tersebut atau yang dikenal sebagai Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan merupakan penjabaran dari Rencana Detil Tata Ruang Kawasan Wisata sebagai rujukan pelaksanaan pembangunan dan rencana geometri untuk pemanfaatan ruang kawasan wisata yang disusun untuk perwujudan ruang kawasan wisata dalam rangka pelaksanaan pembangunan kawasan wisata. 1-2

Oceanarium Di Pantai Krakal Penataan tcrsebut diharapkan mampu nieningkatkan pelayanan dan daya tarik obyek wisata baik aksesibilitas, informasi, atraksi, fasilitas pendukimg dan lingkimgan serta menyeimbangkan berbagai kepentingan / kebutuhan supaya tidak tumpang tindih sehingga dapat mengurangi kelestarian dan keberlanjutan sarana tersebut danjuga kawasan pantaiitu sendiri. Konsep pengembangan kawasan wisata Pantai Krakal sebagai lokasi terpilih adalah pemanfaatan pantai bagi aktivitas wisata terutama aktivitas pantai aktif, yaitu sebagai berikut: 1. Tema 1 : Aktivitas Wisata Pantai Aktif Laguna Alami. 2. Tema 2 : Aktivitas Wisata Pantai Aktif. 3. Tema 3 : Aktivitas Wisata Pantai Buatan Pendidikan. 4. Tema 4 : Akomodasi. Berangkat dari tema Aktivitas Wisata Pantai Buatan Pendidikan, maka diperlukan suatu wadah atau sarana bagi aktivitas wisata di Pantai Krakal yang dapat menampung kegiatan rekreasi sekaligus kegiatan pendidikan. Laut dan seluruh isinya merupakan kekayaan alam tidak terhingga, begitu banyak potensi laut yang dapat dimanfaatkan. Kekayaan laut dan biota lingkungannya tidak akan pemah habis untuk digali dan dipelajari. Manusia sangat berkompeten dalam memanfaatkan kekayaan laut dan biota tersebut guna memenuhi kebutuhan hidupnya dan berkepentingan untuk melestarikannya guna kelangsungan hidup seluruh makhluk. Ditambah lagi dengan keingintahuan manusia tentang dunia bawah laut pun seakan tidak pemah terpuaskan. Guna memenuhi keinginan manusia mempelajari kekayaan laut sekaligus sebagai sarana rekreasi diperlukan suatu wadah yang memungkinkan manusia untuk melihat, mengidentifikasi dan mempelajari perilaku habitat dan biota laut tampa harus berada di dalam laut. Salah satu fasilitas yang memenuhi persyaratan tersebut adalah Oceanarium. 1-3

Oceanarium Pi Pantai Krakal 1.1.2. Latar Belakang Permasalahan Oceanarium mempakan siiatu wadah yang dapat memamerkan atau mempertunjukkan keindahan bentuk, wama dan keunikan serta tingkah laku berbagai macam biota laut. Keaneka ragaman jenis biota laut dengan berbagai karakter seperti wama, sifat, habitat dan perilakunya dapat dinikmati sebagai sarana rekreasi sekaligus menambah pengetahuan tentang duniabawah laut. Oceanarium identik dengan kehidupan laut karena lokasinya biasa berada di dekat laut, maka bangunan Oceanarium sehamsnya mencerminkan unsur kelautan. Image bangunan yang bemuansa kelautan dapat diwujudkan dan transformasi bentuk - bentuk kelautan dalam rancangan bangunan. Lokasi perancangan Oceanarium berada di Pantai Krakal yang merupakan zona intertidal. Pada zona intertidal teqadi suatu fenomena alam yang hanya teijadi pada zona ini, yaitu pasang surut. Pasang surut adalah perubahan ketinggian permukaan laut selama suatu interval tertentu. Keadaan ini menyebabkan teijadinya perubahan tingkat air dan suhu yang dramatis pada zona intertidal. Perubahan tingkat air dan suhu yang dramatis ini dapat ditransformasi ke dalam perancangan Oceanarium sehingga dapat memberikan nuansa kelautan di dalam bangunan. 1.2. RUMUSAN PERMASALAHAN Bagaimana rancangan Oceanarium sebagai sarana rekreasi yang mentransformasi karakteristik pasang surut di zona intertidal ke dalam perancangan bangunan Oceanarium Di Pantai Krakal. 1.3. TUJUAN DAN SASARAN 1.3.1. Tujuan Merumuskan konsep-konsep perancangan arsitektural bangunan Oceanarium. 1.3.2. Sasaran Menghasilkan sarana rekreasi di Pantai Krakal melalui studi karakteristik pasang - surut di zona intertidal. 1-4

Oceanarium Di Pantai Kraltal 1.4. LINGKUP PEMBAHASAN Lingkup pembahasan meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Lingkup proyek perancangan adalah merancang suatu bangunan Oceanarium sebagai suatu wadah untuk kegiatan menikmati keindahan dunia bawah laut sehingga diharapkan dapat menjadi sarana rekreasi dan memperkaya pengetahuan mengenai dunia bawah laut. 2. Lingkup pemecahan permasalahan adalah mentransformasi karakteristik pasang - surut di zona intertidal ke dalam perancangan bangunan Oceanarium. 1.5. METODE PEMBAHASAN Metode pembahasan meliputi hal-hal sebagai berikut: 1. Analisis mengenai pengertian Oceanarium serta studi terhadap beberapa Oceanarium yang ada telah ada. 2. Analisis mengenai karakteristik pasang - surut di zona intertidal dan pentransformasian karakteristik tersebut kedalam bangunan Oceanarium. 3. Analisis mengenai hubungan antara kegiatan rekreasi dengan edukasi. 1.6. SISTEMATIKA PENULISAN Bab 1 Pendahulilan Berisi latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika penulisan dan alur pemikiran. Bab 2 Tinjauan Lokasi Berisi tinjauan dan perkembangan Kabup^ten Gunungkidul sebagai lokasi perancangan Ocenariimi. Bab 3 Sejarah dan Perkembangan Oceanarium Berisi pengertian, sejarah dan perkembangan akuarium. Membahas mulai dari awal adanya akuarium sampai terbentuknya Oceanarium serta beberapa contoh Oceanarium yang ada di dunia. 1-5

Oceanarium Di Pantai Krakal Bab 4 Landasan Teori Berisi teori - teori yang berhubungan dengan zona intertidal, rekreasi, edukatif dan elemen arsitektur. Bab 5 Analisis dan Pendekatan Ruang Berisi analisis untuk mencari penyelesaian bagi permasalahan Oceanarium. Bab 6 Konsep Perencanaan dan Perancangan Berisi konsep dasar perencanaan dan perancangan yang membahas kesimpulan analisis permasalahan yang diperoleh. 1.7. ALURPEMIKIRAN Latar belakang Proyek Permasalahan Oceanarium sebagaisarana rekreasi dengan mentransformasi karakteristik pasang surut di zona intertidal ke dalamperancangan bangunan OceanariumDi Pantai Krakal Pengaruh pasang - surut di zona intertidal Persyaratan dan standar ruang Oceanarium Analisis Transformasi karakteristik pasang - surut Program dan tiintutan ruang Oceanarium Analisis site Konsep Perancangan OceanariumDiPantaiKrakal 1-6