BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Rencana Jaringan Kereta Api di Pulau Sumatera Tahun 2030 (sumber: RIPNAS, Kemenhub, 2011)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN GEOMETRI JALAN REL KERETA API TRASE KOTA PINANG- MENGGALA STA STA PADA RUAS RANTAU PRAPAT DURI II PROVINSI RIAU

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR STUDI POLA OPERASI JALUR KERETA API GANDA SEMBAWA-BETUNG 1

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Lintas Cirebon Kroya Koridor Prupuk Purwokerto BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

Perencanaan Lengkung Horizontal Jalan Rel Kandangan-Rantau Provinsi Kalimantan Selatan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 52 TAHUN 2000 TENTANG JALUR KERETA API MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO- PROBOLINGGO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Perencanaan Jalur Ganda Kereta Api Surabaya -Krian

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat dapat dikatakan baik apabila transportasi tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API SURABAYA - KRIAN

BAB III LANDASAN TEORI A. Struktur Jalur Kereta Api

PENINJAUAN TINGKAT KEHANDALAN LINTAS KERETA API MEDAN - RANTAU PARAPAT

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

TUGAS PERENCANAAN JALAN REL

DESAIN GEOMETRIK, STRUKTUR BESERTA PERKIRAAN BIAYA PERENCANAAN JALAN REL SEBAGAI ALTERNATIF TRANSPORTASI ANGKUTAN TAMBANG PASIR DI KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. Casmaolana, Perencanaan Struktur Rangka... I-1 DIV PPL TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Perancangan Tata Letak Jalur di Stasiun Betung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

KAJIAN GEOMETRIK JALUR GANDA DARI KM SAMPAI DENGAN KM ANTARA CIGANEA SUKATANI LINTAS BANDUNG JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KELAYAKAN KONSTRUKSI BAGIAN ATAS JALAN REL DALAM KEGIATAN REVITALISASI JALUR KERETA API LUBUK ALUNG-KAYU TANAM (KM 39,699-KM 60,038)

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL ANTARA BANYUWANGI-SITUBONDO-PROBOLINGGO

PERANCANGAN GEOMETRI JALAN REL MENGGUNAKAN BENTLEY MXRAIL

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Data AMDK tahun 2011 Gambar 1.1 Grafik volume konsumsi air minum berdasarkan tahun

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN JALUR LINTASAN KERETA API DENGAN WESEL TIPE R54 PADA EMPLASEMEN STASIUN ANTARA PASURUAN - JEMBER ( KM KM ) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

PERENCANAAN JALUR GANDA KERETA API DARI STASIUN PEKALONGAN KE STASIUN TEGAL

BAB VI KESIMPULAN. Kesimpulan dari perencanaan ini adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAH ULU AN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Relokasi Stasiun Merak 1

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maksimum termanfaatkan bila tanpa disertai dengan pola operasi yang sesuai.

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

berlaku yang memenuhi syarat teknis jalur kereta api. PENDAHULUAN

BAB III STRUKTUR JALAN REL

PERENCANAAN JALUR KERETA API ANTARA STASIUN DUKU DENGAN BANDARA INTERNASIONAL MINANG KABAU

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

OUTLOOK PROYEK KERETA API INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. khusus untuk mengangkut hasil tambang batu bara dari (Pit) di Balau melalui

BAB I PENDAHULUAN. telah tertuang rencana pembangunan jaringan jalur KA Bandara Kulon Progo -

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 53 TAHUN 2000 TENTANG PERPOTONGAN DAN/ATAU PERSINGGUNGAN ANTARA JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN LAIN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. melalui tahapan tahapan kegiatan pelaksanaan pekerjaan berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

REKAYASA JALAN REL. MODUL 8 ketentuan umum jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086), sebagaimana telah diubah dengan Perat

KULIAH PRASARANA TRANSPORTASI PERTEMUAN KE-8 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN REL

EVALUASI PRASARANA KERETA API DALAM RANGKA PENGAKTIFAN KEMBALI LINTAS KEDUNGJATI-AMBARAWA

MENDUKUNG OPERASIONAL JALUR KERETA API GANDA MUARA ENIM LAHAT

BAB I PENDAHULUAN. kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terdahulu, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Neg

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran Dan Karakteristik Moda Transportasi Kereta Api Nasional

STUDI MANAJEMEN DAN BIAYA PEMELIHARAAN SERTA PENINGKATAN REL KERETA API

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGANGKUTAN BARANG DI JALUR PANTURA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Naskah Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN B. RUMUSAN MASALAH A. LATAR BELAKANG

2 2015, No.322 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722) 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publi

BAB I PENDAHULUAN. murah, aman dan nyaman. Sebagian besar masalah transportasi yang dialami

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 TUGAS AKHIR PERENCANAAN FLY OVER PERLINTASAN JALAN RAYA DAN JALAN REL DI BENDAN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini bangsa Indonesia mengalami perkembangan dan kemajuan di segala

PENGUMUMAN PRAKUALIFIKASI Nomor : PK.01/PULPJK/PPTKA/I/2017. b. Nama paket pekerjaan : KAJIAN KEMANFAATAN REAKTIVASI LINTAS SIDOARJO-TULANGAN- TARIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Peran dan Karakteristik Angkutan Kereta Api Nasional

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Jalur Kereta Api Utama Di Pulau Jawa I Latar Belakang

GAMBARAN UMUM PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) organisasi, dan tugas dalam hal ini PT. Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPNAS) 2030 telah direncanakan program jangka panjang pembangunan Trans Sumatera Railways yang membentang dari Provinsi Lampung sampai dengan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, sesuai dengan Gambar 1.1. Jalur kereta api Pekanbaru Muaro adalah salah satu bagian dari program Trans Sumatera Railways. Gambar 1.1 Rencana Jaringan Kereta Api di Pulau Sumatera Tahun 2030 (sumber: RIPNAS, Kemenhub, 2011) Jalur kereta api Pekanbaru Muaro nantinya akan menghubungkan Kota Pekanbaru yang merupakan ibukota Provinsi Riau dengan Kota Muaro di Provinsi Sumatera Barat. Pembangunan jalur Pekanbaru Muaro ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya aktivitas ekonomi pada Kota Pekanbaru dan Muaro serta belum 1

dilayaninya jalur tersebut oleh transportasi darat berbasis kereta api. Peningkatan aktivitas ekonomi yang dimaksud adalah adanya potensi peningkatan aktivitas penambangan terutama batubara atau bahan tambang lainnya dan aktivitas perkebunan terutama sawit. Diperkirakan permintaan bahan bakar batu bara akan mengalami peningkatan beberapa tahun mendatang untuk kebutuhan domestik dan ekspor. Jalur kereta api Pekanbaru Muaro juga direncanakan untuk mengangkut hasil hasil produksi pertanian dan perkebunan dari daerah daerah di sekitar jalur kereta api ini. Gambar 1.2 memperlihatkan tingkat pertumbuhan ekonomi di pulau sumatera serta pulau pulau utama lainnya di indonesia. Gambar 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Pulau Utama Indonesia (sumber: RPJMN 2015) Sejarah mencatat, jalur kereta api Pekanbaru Muaro telah beberapa kali melewati proses perancangan desain, diawali oleh Belanda melalui perusahaan Staatssp\oorwegen (SS) yang pertama kali mengajukan ide pembangunan jalur ini, namun kemudian membatalkannya, akibat terkendala sulitnya medan yang akan dibangun. Selanjutnya, Jepang melanjutkan rencana pembangunan jalur kereta api Pekanbaru Muaro hingga mencapai tahap akhir pembangunan pada periode tahun 1945, namun akhirnya, jalur ini tidak lama dioperasikan dikarenakan Jepang telah menyerah terhadap tentara Sekutu, dan jalur ini pun ditinggalkan begitu saja. 2

Setelah 7 (tujuh) dekade berlalu, pembangunan jalur kereta api Pekanbaru Muaro dicanangkan kembali sebagai bagian dari program Trans Sumatera Railways, yang tercantum pada Rencana Induk Perkeretaapian Nasioanal (RIPNAS). Pada kurun waktu 2011, Kementrian Perhubungan telah melakukan perancangan ulang desain jalur kereta api ini mulai dari Muaro - Sijunjung (KM 00+000) sampai dengan Pekanbaru (KM 200+000). Pada pedoman kriteria teknis jalur kereta api, disebutkan bahwa pembangunan jalur baru kereta api sedapat mungkin memenuhi Kelas Jalan I dengan kecepatan rencana 120 km/jam dan jari-jari min 800 m. Pada perancangan desain jalur KA 2011 terutama lintas KM 01+000 sampai dengan KM 10+000 masih ditemukan beberapa tikungan yang menggunakan nilai jari-jari lengkung kecil berkisar 350 m 400 m. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan memberikan gambaran hasil redesain geometrik jalur kereta api Pekanbaru Muaro dan juga implikasinya terhadap aspek biaya konstruksi dan aspek lingkungan pada lintas KM 01+000 sampai dengan KM 10+000. 1.2 Rumusan Masalah Dari penjabaran latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian sebagai berikut. 1. Apa bentuk redesain geometrik jalur kereta api yang dapat diusulkan untuk menyempurnakan hasil desain sebelumnya? 2. Apakah alternatif jalur kereta api yang dirancang ulang memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan rancangan jalur kereta api sebelumnya? 3. Seberapa besarkah pengaruh hasil redesain geometrik jalur kereta api terhadap aspek biaya konstruksi dan lingkungan yang ditimbulkan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Melakukan proses redesain geometrik jalur kereta api lintas Pekanbaru Muaro serta komparasi keunggulannya. 2. Menganalisis implikasi hasil redesain geometri jalur kereta api lintas Pekanbaru Muaro terhadap aspek biaya dan lingkungan. 3

1.4 Batasan Masalah Dalam penelitian ini ditetapkan beberapa batasan masalah sebagai berikut. 1. Penelitian ini menganalisis jalur pada KM 01+000 sampai dengan KM 10+000. 2. Dalam penelitian ini bagian yang diredesain pada bagian alinemen horizontal dengan melakukan perubahan pada jari jari lengkung tikungan dengan R 400 meter. 3. Implikasi pada biaya konstruksi jalur kereta api yang diperhitungkan diantaranya adalah biaya pekerjaan galian timbunan, biaya pengadaan dan pemasangan rel dan bantalan kereta api, biaya penanaman gebalan rumput di lereng timbunan, biaya pengadaan balas dan subbalas, serta biaya perawatan. 4. Implikasi pada aspek lingkungan mencakup prasarana umum dan permukiman yang kemungkinan mengalami pergeseran ataupun pemindahan lokasi. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Memberikan informasi kepada mahasiswa tentang pengembangan jalur kereta api di Pulau Sumatera khususnya di Provinsi Riau dan Sumatera Barat. 2. Memberikan kontribusi pengetahuan bidang perkeretaapian terutama pada proses redesain geometrik jalur kereta api beserta implikasi yang ditimbulkan terutama pada aspek biaya dan lingkungan. 3. Memberikan alternatif solusi penyempurnaan desain jalur kereta api kepada pihak terkait terutama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. 1.6 Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan desain geometrik jalur kereta api sudah pernah dilakukan sebelumnya. Jayanti (1998) melakukan penelitian mengenai kelayakan finansial pengoperasian kembali jalan rel kereta api jalur Yogyakarta Magelang, yang mencakup ulasan tentang perbandingan biaya pekerjaan proyek dan nilai manfaat yang dihasilkan oleh proyek tersebut. Pebiandi (2011) melakukan perencanaan trase jalur kereta api di Kota Pinang Manggala pada Km 104+000 KM 147+200 pada Ruas Rantau Prapat Duri di Provinsi Riau. Penelitian ini melakukan pemilihan trase yang berdasarkan pada kecepatan rencana kereta api dan perancangan konstruksi jalan rel, dan juga penelitian ini merujuk pada Peraturan Dinas No 10 PJKA Tahun 1986. Selanjutnya Utomo (2012) menelaah perencanaan jalur kereta api alternatif 4

lintas Sidoarjo Tarik pada KM 14+000 16+000 di Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur. Selain melakukan perencanaan jalan kereta api dan tata cara perencanaan drainase, menggunakan PD Nomor 10 Tahun 1986, penelitian ini juga memperhitungkan stabilitas lereng dengan mengunakan program Plaxis dan GeoSlope. Adi dan Sukmajati (2013) melakukan penelitian terkait perencanaan jalur ganda (double track) pada jalan rel ruas Semarang Gubug, yang menitikberatkan pada pengembangan suatu jalur tunggal menjadi jalur ganda yang diakibatkan oleh meningkatnya pertumbuhan jumlah penumpang dan barang menggunakan moda kereta api. Sementara, perancangan geometrik jalan rel untuk rencana kereta api bandara baru di wilayah Yogyakarta dikaji oleh Hunaify (2015) dengan memberikan input mengenai efek faktor kebencanaan terhadap pembangunan jalur kereta api tersebut. Berbeda dengan penelitian-penelitian di atas, penelitian ini melakukan proses redesain atau merancang ulang geometrik jalur kereta api Pekanbaru Muaro pada KM 01+000 sampai dengan KM 10+000, terutama pada bagian lengkung jalur kereta api, dan kemudian memperlihatkan efek atau implikasi redesain geometrik jalur kereta api Pekanbaru Muaro terhadap aspek biaya konstruksi dan lingkungan yang ditimbulkan. 5