PROSES KEGIATAN PENAMBANGAN EMAS DENGAN METODE TAMBANG SEMPROT YANG MENGGUNAKAN SISTEM LANTING DI SUNGAI KAPUAS KHUSUSNYA DAERAH DESA PUJON KECAMATAN KAPUAS TENGAH KABUPATEN KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH LAPORAN KERJA PRAKTIK : OLEH : SEPTA DIAN PERMANA DBD 110.053 BOBBY STEVEND DBD 110.037 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN 2014
1.1LATAR BELAKANG Metode tambang semprot (Hydraulicking) merupakan metode yang sering digunakan dalam serangkaian proses kegiatan penambangan pada lokasi lokasi tertentu khususnya di sepanjang sungai kapuas. Metode tambang semprot ini menggunakan sistem lanting merupakan salah satu alternatif usaha masyarakat dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat yang tinggal didesa pujon khususnya di bidang pertambangan. Metode tambang semprot ini sangat umum digunakan karena mengingat biaya yang relatif murah setara dengan tingkat ekonomi masyarakat setempat dan operasinya pun tidak terlalu rumit bersifat semi mekanik yaitu adanya produktivitas mesin yang di bantu dengan tenaga manusia. Pada tambang semprot digunakan alat semprot (monitor) dan pompa untuk memberaikan batuan dan selanjutnya lumpur hasil semprotan dialirkan atau di pompa ke instalasi konsentari (sluicebok/kasbok). Cara ini banyak dilakukan pada pertambangan skala kecil termasuk tambang rakyat dimana tersedia sumber air yang cukup,umumnya berlokasi di dekat sungai atau ditengah sungah. Beberapa syarat yang menjadikan endapan emas aluvial dapat ditambang menggunakan metode tambang semprot antara lain : 1 Kondisi/jenis material memungkinkan terberaikan oleh semprotan air 2 Ketersediaan air yang cukup 3 Ketersediaan ruang untuk penempatan hasil cucian atau pemisahan bijih Metode penambangan ini umum diterapakan diberbagai daerah operasi pertambangan rakyat di indonesia, seperti di sungai kahayan, bukit rawi,palangka kalimantan tengah; tanoyan,bolang mongondow sulawesi utara; bombana sulawesi tenggara; tobohon,kotabunan sulawesi utara, way kanan lampung dll.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN Tujuan dari kegiatan Kerja Praktik (KP) ini adalah : a. Untuk mengetahui bagaimana proses kegiatan penambangan ini dilakukan b. Apa saja alat yang digunakan dan apa saja fungsi alat itu c. Apa saja dampak yang terjadi pada lingkungan dan dampak yang terjadi pada masyarakat setempat. 1.3 MANFAAT Metode tambang semprot ini sangat umum digunakan karena mengingat biaya yang relatif murah setara dengan tingkat ekonomi masyarakat setempat dan operasinya pun tidak terlalu rumit bersifat semi mekanik yaitu adanya produktivitas mesin yang di bantu dengan tenaga manusia.
1.4 BATASAN MASALAH Dalam kegiatan Kerja Praktik ini yang dibahas adalah sesuai dengan judul Kerja Praktik yaitu Pengamatan proses kegiatan penambangan emas dengan metode tambang semprot yang menggunakan sistem lanting di sungai kapuas khususnya daerah desa pujon kecamatan kapuas tengah kabupaten kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. 1.5 DASAR TEORI Pada umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam (native) yang terdapat didalam retakan retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk mineral yang terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan aktifitas hidrotermal, yang membentuk tubuh bijih dengan kandungan utama silika. Cebakan emas primer mempunyai bentuk sebaran berupa urat/vein dalam batuan beku,kayu besi dan berasosiasi dengan urat kwarsa. Emas juga ditemukan dalam bentuk emas aluvial yang terbentuk karena proses pelapukan terhadap batuan-batuan yang mengandung emas (gold-bearing rocks,lucas,1985). Proses oksidasi dan pengaruh sirkulasi air yang terjadi pada cebakan emas primer pada atau dekat permukaan menyebabkan teruraimya penyusun bijih emas primer. Proses tersebut menyebabkan juga terlepas dan terdispersinya emas. Terlepas dan tersebarnya emas dari ikatan bijih primer dapat terendapkan kembali pada rongga-rongga atau pori batuan,rekahan pada tubuh bijih dan sekitarnya, membentuk kumpulan butiran emas dengan tekstur permukaan kasar. Akibat proses tersebut, butiran butiran emas pada cebakan emas sekunder cenderung lebih besar dibandingkan dengan butiran pada cebakan primernya (boyle,1979) dimana pengkonsentrasian secara mekanis melalui proses erosi,transportasi dan sedimentasi yang terjadi terhadap hasil disintegrasi cebakan emas primer menghasilkan endapan emas letakan/aluvial (placer deposit).
1.6 Metode pengambilan data Adapun penulisan laporan ini didasarkan pada dua metode, yaitu : a. Metode Observasi (pengamatan) Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung dilapangan. b. Metode partisipasi Metode ini dilakukan dengan keikutsertaan langsung bekerja dilapangan
LAMPIRAN 1 KERANGKA LAPORAN KERJA PRAKTEK HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud 1.2.2 Tujuan 1.3. Manfaat 1.4. Batasan Masalah
BAB II DASAR TEORI 2.1 Dasar Teori 2.2. alat Mekanisme yang digunakan 2.3. Data yang diperlukan 2.4. Tahapan pengukuran 2.5 Rumus yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Wilayah Penlitian 3.1.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah 3.1.2 Keadaan Iklim dan Curah Hujan 3.1.3 Flora dan Fauna 3.1.4 Sosial Dan Kependudukan 3.2 Kondisi Geologi 3.2.1 Kondisi Geologi Regional 3.2.2 Kondisi Geologi Daerah Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.4 Tata Laksana 3.4.1 Langkah Kerja 3.4.2 Metode
3.4.3 Bagan Alir 3.4.3 Waktu Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.2 Pembahasan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran
Lampiran 2 DIAGRAM ALIR PEKERJAAN STAR STUDY LITERATUR PENGAMBILAN DATA DATA PRIMER -Data efesiensi kerja alat semprot DATA SEKUNDER -Peta lokasi daerah penelitian -Data Geologi daerah penelitian Iiklim dan curah hujan - Data kesediaan alat semprot dan spesifikasi PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA SARAN DAN KESIMPULAN SELESAI