LAPORAN KERJA PRAKTIK : OLEH : SEPTA DIAN PERMANA DBD BOBBY STEVEND DBD KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. administratif termasuk ke dalam provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Di Pulau

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Penelitian

EKSPLORASI ENDAPAN BAUKSIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 1. Lokasi kesampaian daerah penyelidikan di Daerah Obi.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perbandingan Hasil Logam Emas Pada Pengolahan Bijih Emas Dengan Metode Sianida (Heap Leaching) Berdasarkan Perbedaan Ukuran Butir Umpan

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

POTENSI DAN PROSPEK PENGEMBANGAN PERTAMBANGAN RAKYAT DI NAD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

Bab I. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB. I PENDAHULUAN. Judul penelitian Studi Karakteristik Mineralogi dan Geomagnetik Endapan

KETERDAPATAN MINERALISASI EMAS YANG BERASOSIASI DENGAN SINABAR DI KECAMATAN RAROWATU KABUPATEN BOMBANA PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki tingkat keasaman tinggi dan sering ditandai dengan ph yang rendah.

Pusat Sumber Daya Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Bandung, Maret 2015

BIJIH BESI OLEH : YUAN JAYA PRATAMA ( ) KEOMPOK : IV (EMPAT) GENESA BIJIH BESI

BAB IV PROSPEK MINERAL LOGAM DI DAERAH PENELITIAN

ENDAPAN MAGMATIK Kromit, Nikel sulfida, dan PGM

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan di bidang otomotif, elektronik dan sebagainya. Endapan timah dapat ditemukan dalam bentuk bijih timah primer dan

HALAMAN PENGESAHAN...

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

DAFTAR ISI. Hal LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR FOTO...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

BAB I PENDAHULUAN. PT Antam (Persero) Tbk. UBPE (Unit Bisnis Pertambangan Emas) Pongkor

DASAR ILMU TANAH. Materi 04: Pembentukan Tanah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Judul Penelitian I.2. Latar Belakang Masalah

LATIHAN SOAL PRA UTS BAB 2 SEBARAN BARANG TAMBANG DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

Tambang Terbuka (013)

Ringkasan Tentang Biji Besi dan Timah

BAB I PENDAHULUAN. mendorong bertambahnya permintaan terhadap bahan baku dari barangbarang. industri. Zirkon merupakan salah satu bahan baku di dalam

EKSPLORASI TIMAH DAN REE DI PULAU JEMAJA, KECAMATAN JEMAJA KABUPATEN ANAMBAS, PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang rinci dan pasti untuk mencapai tujuan atau sasaran kegiatan serta urutan

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, sebagai negara kepulauan tergabung kedalam rangkaian sirkum

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN. Penambangan (mining) dapat dilakukan dengan menguntungkan bila sudah jelas

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penambangan terdiri dari tahapan penggalian, pemuatan, dan

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN...

LEMBAR PENGESAHAN MOTTO SARI...

Ditulis oleh Aziz Rabu, 07 Oktober :16 - Terakhir Diperbaharui Minggu, 11 Oktober :06

berukuran antara 0,05-0,2 mm, tekstur granoblastik dan lepidoblastik, dengan struktur slaty oleh kuarsa dan biotit.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL...

Bab II. Kriteria Geologi dalam Eksplorasi

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Foto 3.5 Singkapan BR-8 pada Satuan Batupasir Kuarsa Foto diambil kearah N E. Eko Mujiono

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

Bab I : Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

DAFTAR ISI Keaslian Penelitian... 4

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

Metode Analisis Kestabilan Lereng Cara Yang Dipakai Untuk Menambah Kestabilan Lereng Lingkup Daerah Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang memiliki wilayah sangat luas dan

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

BAB 3. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin banyak berdirinya perusahaan perusahaan. pertambangan Batubara di Indonesia termasuk di Propinsi Jambi, salah

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

BAB VI DISKUSI. Dewi Prihatini ( ) 46

Gambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR ORISINALITAS... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...

JENIS DAN TIPE ENDAPAN BAHAN GALIAN

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah

EKSPLORASI UMUM ENDAPAN BESI DI KABUPATEN MUARA ENIM, PROVINSI SUMATERA SELATAN

PENELITIAN HYDROGEOLOGI TAMBANG UNTUK RENCANA DRAINASE TAMBANG BATUBARA BAWAH

EVALUASI SUMBER DAYA DAN CADANGAN BAHAN GALIAN UNTUK PERTAMBANGAN SEKALA KECIL DI KABUPATEN BIMA, PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan emas biasanya digunakan sebagai standar

Afdal, Elio Nora Islami. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tambang bawah tanah adalah salah satu metoda penambangan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 93

sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan sumber daya alam strategis bagi segala pembangunan. Hampir

KAJIAN KARAKTERISTIK MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN TAILING DAN ADDITIVE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB VI KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Transkripsi:

PROSES KEGIATAN PENAMBANGAN EMAS DENGAN METODE TAMBANG SEMPROT YANG MENGGUNAKAN SISTEM LANTING DI SUNGAI KAPUAS KHUSUSNYA DAERAH DESA PUJON KECAMATAN KAPUAS TENGAH KABUPATEN KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH LAPORAN KERJA PRAKTIK : OLEH : SEPTA DIAN PERMANA DBD 110.053 BOBBY STEVEND DBD 110.037 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN/PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN 2014

1.1LATAR BELAKANG Metode tambang semprot (Hydraulicking) merupakan metode yang sering digunakan dalam serangkaian proses kegiatan penambangan pada lokasi lokasi tertentu khususnya di sepanjang sungai kapuas. Metode tambang semprot ini menggunakan sistem lanting merupakan salah satu alternatif usaha masyarakat dalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat yang tinggal didesa pujon khususnya di bidang pertambangan. Metode tambang semprot ini sangat umum digunakan karena mengingat biaya yang relatif murah setara dengan tingkat ekonomi masyarakat setempat dan operasinya pun tidak terlalu rumit bersifat semi mekanik yaitu adanya produktivitas mesin yang di bantu dengan tenaga manusia. Pada tambang semprot digunakan alat semprot (monitor) dan pompa untuk memberaikan batuan dan selanjutnya lumpur hasil semprotan dialirkan atau di pompa ke instalasi konsentari (sluicebok/kasbok). Cara ini banyak dilakukan pada pertambangan skala kecil termasuk tambang rakyat dimana tersedia sumber air yang cukup,umumnya berlokasi di dekat sungai atau ditengah sungah. Beberapa syarat yang menjadikan endapan emas aluvial dapat ditambang menggunakan metode tambang semprot antara lain : 1 Kondisi/jenis material memungkinkan terberaikan oleh semprotan air 2 Ketersediaan air yang cukup 3 Ketersediaan ruang untuk penempatan hasil cucian atau pemisahan bijih Metode penambangan ini umum diterapakan diberbagai daerah operasi pertambangan rakyat di indonesia, seperti di sungai kahayan, bukit rawi,palangka kalimantan tengah; tanoyan,bolang mongondow sulawesi utara; bombana sulawesi tenggara; tobohon,kotabunan sulawesi utara, way kanan lampung dll.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN Tujuan dari kegiatan Kerja Praktik (KP) ini adalah : a. Untuk mengetahui bagaimana proses kegiatan penambangan ini dilakukan b. Apa saja alat yang digunakan dan apa saja fungsi alat itu c. Apa saja dampak yang terjadi pada lingkungan dan dampak yang terjadi pada masyarakat setempat. 1.3 MANFAAT Metode tambang semprot ini sangat umum digunakan karena mengingat biaya yang relatif murah setara dengan tingkat ekonomi masyarakat setempat dan operasinya pun tidak terlalu rumit bersifat semi mekanik yaitu adanya produktivitas mesin yang di bantu dengan tenaga manusia.

1.4 BATASAN MASALAH Dalam kegiatan Kerja Praktik ini yang dibahas adalah sesuai dengan judul Kerja Praktik yaitu Pengamatan proses kegiatan penambangan emas dengan metode tambang semprot yang menggunakan sistem lanting di sungai kapuas khususnya daerah desa pujon kecamatan kapuas tengah kabupaten kapuas Provinsi Kalimantan Tengah. 1.5 DASAR TEORI Pada umumnya emas ditemukan dalam bentuk logam (native) yang terdapat didalam retakan retakan batuan kwarsa dan dalam bentuk mineral yang terbentuk dari proses magmatisme atau pengkonsentrasian di permukaan. Beberapa endapan terbentuk karena proses metasomatisme kontak dan aktifitas hidrotermal, yang membentuk tubuh bijih dengan kandungan utama silika. Cebakan emas primer mempunyai bentuk sebaran berupa urat/vein dalam batuan beku,kayu besi dan berasosiasi dengan urat kwarsa. Emas juga ditemukan dalam bentuk emas aluvial yang terbentuk karena proses pelapukan terhadap batuan-batuan yang mengandung emas (gold-bearing rocks,lucas,1985). Proses oksidasi dan pengaruh sirkulasi air yang terjadi pada cebakan emas primer pada atau dekat permukaan menyebabkan teruraimya penyusun bijih emas primer. Proses tersebut menyebabkan juga terlepas dan terdispersinya emas. Terlepas dan tersebarnya emas dari ikatan bijih primer dapat terendapkan kembali pada rongga-rongga atau pori batuan,rekahan pada tubuh bijih dan sekitarnya, membentuk kumpulan butiran emas dengan tekstur permukaan kasar. Akibat proses tersebut, butiran butiran emas pada cebakan emas sekunder cenderung lebih besar dibandingkan dengan butiran pada cebakan primernya (boyle,1979) dimana pengkonsentrasian secara mekanis melalui proses erosi,transportasi dan sedimentasi yang terjadi terhadap hasil disintegrasi cebakan emas primer menghasilkan endapan emas letakan/aluvial (placer deposit).

1.6 Metode pengambilan data Adapun penulisan laporan ini didasarkan pada dua metode, yaitu : a. Metode Observasi (pengamatan) Metode ini dilakukan dengan cara pengamatan langsung dilapangan. b. Metode partisipasi Metode ini dilakukan dengan keikutsertaan langsung bekerja dilapangan

LAMPIRAN 1 KERANGKA LAPORAN KERJA PRAKTEK HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.2.1 Maksud 1.2.2 Tujuan 1.3. Manfaat 1.4. Batasan Masalah

BAB II DASAR TEORI 2.1 Dasar Teori 2.2. alat Mekanisme yang digunakan 2.3. Data yang diperlukan 2.4. Tahapan pengukuran 2.5 Rumus yang digunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Wilayah Penlitian 3.1.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah 3.1.2 Keadaan Iklim dan Curah Hujan 3.1.3 Flora dan Fauna 3.1.4 Sosial Dan Kependudukan 3.2 Kondisi Geologi 3.2.1 Kondisi Geologi Regional 3.2.2 Kondisi Geologi Daerah Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.4 Tata Laksana 3.4.1 Langkah Kerja 3.4.2 Metode

3.4.3 Bagan Alir 3.4.3 Waktu Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.2 Pembahasan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran

Lampiran 2 DIAGRAM ALIR PEKERJAAN STAR STUDY LITERATUR PENGAMBILAN DATA DATA PRIMER -Data efesiensi kerja alat semprot DATA SEKUNDER -Peta lokasi daerah penelitian -Data Geologi daerah penelitian Iiklim dan curah hujan - Data kesediaan alat semprot dan spesifikasi PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA SARAN DAN KESIMPULAN SELESAI