BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada tahun 1965, Indonesia mengalami perekonomian merosot, inflasi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tedy Bachtiar, 2015

BAB II PABRIK GULA KWALA MADU (PGKM) SEBELUM TAHUN 1984

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

I. PENDAHULUAN. sebagai pihak yang menyewakan lahan atau sebagai buruh kasar. Saat itu,

BAB I PENDAHULUAN. gula ke II di Sumatera Utara sesudah Pabrik Gula Sei Semayang.

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman tembakau sudah sejak lama menjadi komoditi ekspor di Sumatera Timur. 1

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

PABRIK GULA KWALA MADU (PGKM) PT. PERKEBUNAN IX ( )

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

BAB I PENDAHULUAN. di Sumatera Utara, dan lambat laun banyak bermunculan perkebunan tembakau, karet,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang kaya akan Sumber Daya Alam (SDA),

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan Indonesia sudah diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda sejak

BAB I PENDAHULUAN. kolonialisme, kapitalisme dan modernisasi. Pada umumnya perkebunan hadir sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Pabrik tersebut terletak di Jalan Binjai-Stabat. KM 32 dan beranjak ± 4000 m dari jalan utama.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sawit. Petani tidak akan mampu memenuhi persyaratan-persyaratan ini sehingga mereka

BAB I PENDAHULUAN. bukunya Toean Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria.

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan

BAB I PENDAHULUAN. kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan

I. METODE PENELITIAN. masalah bagi sebuah penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Husin Sayuti

III. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan yang akan datang akan dicatat dalam peristiwa sejarah. Dengan ketiga cakupan

BAB I PENDAHULUAN. Penulisan sejarah (historiografi) merupakan cara penulisan, pemaparan, atau

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu. mengambil obyek peristiwa-peristiwa pada masa lalu.

BAB I PENDAHULUAN. Sutisna, 2015 TENGKULAK DAN PETANI Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yaitu perkebunan tebu yang berada cukup dekat disekitar pabrik, dengan luas areal

BAB I PENDAHULUAN. untuk keluar dari keadaan biasanya dan ini dipengaruhi oleh keberadaan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

NOMOR 94 TAHUN 2017 TENTANG BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Suryabrata (1983:15),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kerajaan Langkat diperkirakan berdiri pada abad ke 16. Raja pertama

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan Tembakau Deli, yang ditanam di wilayah Sumatera Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa

III METODELOGI PENELITIAN. Sebelum membuat suatu penulisan penelitian sebagai peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala. Madu yang turut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian. Perkembangan industrialisasi di Indonesia ditandai dengan munculnya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

penelitian ini mengambil objek dari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai peranan penting perekonomian nasional. Hal ini bisa ditunjukan dari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN PROGRAM KEMITRAAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA II DENGAN PETANI TEBU RAKYAT INTENSIFIKASI ( TRI )

DINAMIKA TIONGHOA ISLAM PASCA REFORMASI DI YOGYAKARTA ( ) SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Wilayah pedesaan umumnya adalah wilayah yang penduduknya

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai traktaat Siak. Pada saat itu Siak dipimpin oleh seorang sultan yang bernama

BAB I PENDAHULUAN KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI KOPI DI DESA SIDIANGKAT KABUPATEN DAIRI ( )

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SEJARAH LOKAL DI INDONESIA OLEH: MURDIYAH WINARTI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam mengkaji mengenai pandangan yang diperlihatkan oleh surat kabar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha industri yang memiliki daya serap tinggi terhadap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Bila kita amati wilayah Negara Republik Indonesia ternyata telah banyak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi Irak Di Bawah Kepemimpinan Saddam Hussein (Kejayaan Sampai

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

III METODE PENELITIAN. Metode merupakan cara berpikir dan berbuat yang dipersiapkan sebaik-baiknya

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Gula Kwala Madu atau sering disebut orang dengan istilah PGKM merupakan satu dari dua pabrik gula yang saat ini dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara II (PTPN II). Di Sumatera Utara, PT. Perkebunan Negara II merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara di bidang perkebunan yang sampai saat ini masih memproduksi gula pasir sebagai salah satu komoditinya. Pabrik Gula Kwala Madu awalnya merupakan salah satu dari unit produksi PT. Perkebunan IX (PTP IX). Selain Pabrik Gula Kwala Madu, PT. Perkebunan IX juga memiliki pabrik gula lain yang juga memproduksi gula pasir yaitu Pabrik Gula Sei Semayang (PGSS) yang terletak di Kabupaten Deli Serdang. Pabrik Gula Sei Semayang dalam pendiriannya lebih cepat setahun dari Pabrik Gula Kwala Madu. Oleh sebab itu ketika Pabrik Gula Kwala Madu selesai dibangun pabrik ini dinamakan Pabrik Gula Sei Semayang II (PGSS II). Namun karena letaknya bukan di wilayah Kabupaten Deli Serdang melainkan di Kabupaten Langkat dan atas permintaan dari masyarakat sekitar maka Pabrik Gula Sei Semayang II (PGSS II) kemudian diubah namanya menjadi Pabrik Gula Kwala Madu. Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX merupakan proyek pemerintah dalam upaya mencapai swasembada gula pasca diberlakukannya sistem Tebu Rakyat 1

Intensifikasi (TRI) tahun 1975. 1 Tujuan utama dari sistem Tebu Rakyat Intensifikasi tersebut adalah: 1. Mengalihkan pengusahaan tebu yang semula berada di tangan pabrik gula dengan sistem sewa, ke tangan petani yang harus mengusahakan sendiri tanaman tebu di atas lahannya. 2. Memperbaiki penghasilan petani tebu dengan meningkatkan produktifitas melalui pengelolaan usaha tani yang lebih intensif. 3. Menjamin peningkatan dan kemantapan produksi gula. Di Sumatera Utara, program Tebu Rakyat Intensifikasi mulai diterapkan sekitar tahun 1986, yaitu di Kabupaten Langkat dan meluas di Kabupaten Deli Serdang sekitar tahun 1988. Dalam program ini, pemerintah mengalihkan sistem penyewaan lahan petani menjadi pengusahaan sendiri oleh petani di bawah bimbingan pabrik gula (PG) dan Bank Rakyat Indonesia sebagai institusi bantuan permodalan (dalam bentuk kredit). 2 Kedua kabupaten ini letaknya bersebelahan dan terkenal sebagai daerah perkebunan. Di samping sebagai daerah perkebunan tebu, daerah ini juga merupakan daerah perkebunan karet dan kelapa sawit. 3 Di antara 1 TRI atau Tebu Rakyat Intensifikasi diatur dalam Inpres No. 9 tahun 1975 yang dikeluarkan tanggal 22 April 1975. Lihat dalam Mubyarto dan Daryanti, Gula: Kajian Sosial-Ekonomi, Yogyakarta: Aditya Media, 1991, hal. 14-19 2 Roosgandha Elizabeth, Restrukturisasi Ketenagakerjaan dalam Proses Modernisasi Berdampak Perubahan Sosial pada Masyarakat Petani, Bandung: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Bogor, 2002, hal. 2 3 Hal ini tidak terlepas dari peran Jacobus Nienhuys yang membuka perkebunan tembakau untuk pertama kali pada tahun 1863 di wilayah Kesultanan Deli. Lihat dalam Karl J. Pelzer, Toean 2

kedua kabupaten inilah terdapat Pabrik Gula Kwala Madu yang letaknya di Kebun Kwala Begumit Desa Kwala Madu Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat. Pabrik Gula Kwala Madu dikelola oleh PT. Perkebunan IX dengan tender internasional. Di mana 40% adalah dana pemerintah sedangkan sisanya dimiliki oleh Hitachi Ship Building and Engineering Co. Ltd. yang kemudian berganti nama menjadi Hitachi Zosen. Namun pada tahun 1996 melalui Peraturan Pemerintah No. 6 s.d. 19 tahun 1996 tentang peleburan 26 Badan Usaha Milik Negara Perkebunan menjadi 14 Badan Usaha Milik Negara Perkebunan maka PT. Perkebunan IX dan PT. Perkebunan II dilebur dan digabungkan menjadi satu (merger) dengan nama PT. Perkebunan Nusantara II. Hal ini menjadi salah satu daya tarik bagi penulis untuk mengetahui mengapa PT. Perkebunan IX di-merger dengan PT. Perkebunan II yang tentu saja dilihat dari sisi Pabrik Gula Kwala Madu sebagai salah satu unit produksinya. Alasan lainnya yaitu apakah Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX mengalami perkembangan sejak didirikan tahun 1984 sampai tahun 1996 atau justru mengalami kemunduran, dan faktor-faktor lain yang menarik untuk melakukan penelitian dari sudut pandang kesejarahan terhadap Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX. Oleh sebab itu, untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disebutkan di atas maka judul skripsi yang penulis susun adalah Pabrik Gula Kwala Madu (PGKM) PT. Perkebunan IX (1984 1996). Tahun 1984 dipilih karena pada tahun Keboen dan Petani: Politik Kolonial dan Perjuangan Agraria di Sumatra Timur 1863 1947, Jakarta: Sinar Harapan, 1985, hal. 51-55 3

inilah pabrik mulai melakukan produksi untuk pertama kalinya. Sementara tahun 1996 dipilih karena pada tahun ini PT. Perkebunan IX dan PT. Perkebunan II melakukan merger. 1.2 Rumusan Masalah Dalam sebuah penelitian tentu diperlukan rumusan masalah agar peneliti dapat mengetahui batasan-batasan dalam penelitian yang dilakukannya. Oleh sebab itu, permasalahan-permasalahan yang akan dibahas di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang melatarbelakangi berdirinya Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX? 2. Bagaimana Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX selama tahun 1984-1996? 3. Bagaimana dampak peleburan PT. Perkebunan IX dan PT. Perkebunan II terhadap manajemen Pabrik Gula Kwala Madu? 4

1.3 Tujuan dan Manfaat Setiap penelitian tentu harus memiliki tujuan dan manfaat sebagai titik akhir dari penelitian itu sendiri. Berikut merupakan tujuan yang ingin dicapai di dalam penelitian ini: 1. Mengetahui latar belakang berdirinya Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX. 2. Mengetahui keadaan Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX selama tahun 1984-1996. 3. Mengetahui dampak peleburan PT. Perkebunan IX dan PT. Perkebunan II terhadap manajemen Pabrik Gula Kwala Madu. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain: 1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang keberadaan Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX. 2. Sebagai referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX dan tidak menutup kemungkinan dilakukannya penelitian lanjutan bila ditemukan fakta baru. 5

1.4 Tinjauan Pustaka Kepustakaan sangat diperlukan sebagai sumber pendukung penelitian sehingga hasil penelitian tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan tidak keluar dari rumusan masalah yang telah dibuat. Oleh sebab itu, relevansi literatur yang digunakan menjadi tuntutan dalam sebuah penelitian. Di Bawah Asap Pabrik Gula: Masyarakat Desa di Pesisir Jawa Sepanjang Abad Ke-20 merupakan referensi penting dalam penelitian ini karena isinya berkonsentrasi pada peranan pabrik gula di daerah Jawa Tengah sepanjang abad 20. Buku yang diredaksi oleh Hiroyosi Kano, dkk berisi tentang sejarah Pabrik Gula Comal yang dibangun sejak masa kolonial Belanda. Tentu ini sangat membantu penulis dalam memahami seluk beluk pabrik gula. Studi gabungan yang terdapat di dalam buku ini sangat membantu penulis dalam menggunakan pendekatan penelitian yang dilakukan. Di dalam buku Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Perspektif yang diredaksi oleh Taufik Abdullah dan Abdurrachman Surjomihardjo di mana salah satu tulisan yang ditulis oleh Ralp W. Hidy menjelaskan bahwa sejarah perusahaan menekankan terutama pada elemen-elemen mikro ekonomi di masa lampau dan memusatkan perhatian terutama pada proses perubahan dan sumber asal perusahaan. 4 Hal ini memberi pijakan kepada penulis bahwa masalah fungsional dari 4 Lebih jelas lihat Sejarah Perusahaan oleh Ralph W. Hidy dalam Taufik Abdullah dan Abdurrachman Surjomihardjo, Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Perspektif, Jakarta: PT. Gramedia, 1985, hal. 186 6

perkembangan perusahaan, seperti lahan, nilai produksi, modal, pemasaran, pasar, keuntungan, kebijakan pemerintah serta tenaga kerja dapat menjadi kajian yang ingin dituliskan dalam sejarah perusahaan. Selain itu, pendekatan yang dipilih menjadi ukuran dalam memandang pengusaha dan perusahaan di masa lampau. Walaupun demikian, pendekatan apapun yang dipilih oleh penulis harus tetap berhubungan dengan masalah yang akan dibahas di dalam penelitian ini. Selanjutnya buku yang ditulis oleh Haryono Semangun berjudul Penyakit- Penyakit Tanaman Perkebunan Di Indonesia di mana salah satu isinya membahas tentang penyakit-penyakit yang menyerang tanaman tebu menjadi referensi bagi penulis untuk memahami lebih jauh mengenai seluk-beluk tanaman tebu. Tebu yang notabenenya merupakan salah satu tanaman perkebunan sejak dulu telah diteliti agar dapat menghasilkan varietas unggul dan tentu berujung pada peningkatan hasil produksi. Sedikit banyaknya pemahaman ini membantu penulis dalam masalah yang terdapat di dalam kualitas dan kuantitas produksi gula pasir karena tebu merupakan bahan utama untuk menghasilkan gula pasir seperti yang diproduksi oleh Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX. Kemudian Mubyarto dalam bukunya Masalah Industri Gula Di Indonesia menjadi acuan penting dalam penelitian ini. Walaupun buku tersebut lebih banyak membahas tentang perjalanan industri gula di Pulau Jawa namun jika dilihat dari sejarah industri gula itu sendiri maka hal ini wajar terjadi. Kita tahu bahwa eksploitasi perkebunan tebu untuk industri gula sejak dulu lebih dikembangkan di Pulau Jawa. Menurut penulis hal ini dapat digunakan sebagai bahan pembanding dalam penelitian 7

ini mengingat Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX berada di luar Pulau Jawa. Buku yang ditulis oleh Beddu Amang yang berjudul Kebijaksanaan Pemasaran Gula Di Indonesia dapat dijadikan panduan bagi penulis dalam menelaah pengaruh kebijakan gula nasional terhadap industri gula di Indonesia khususnya pada masa Orde Baru. Metodologi Sejarah yang ditulis oleh Kuntowijoyo menjadi referensi tambahan bagi penulis dalam mendapatkan pengetahuan dasar mengenai kajian sejarah ekonomi sehingga penulis lebih terarah dalam penelitian ini nantinya. 1.5 Metode Penelitian Metode penelitian sejarah lazim juga disebut metode sejarah. Metode itu sendiri berarti cara, jalan, atau petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis. Metode di sini dapat dibedakan dari metodologi, sebab metodologi adalah science of methods, yakni ilmu yang membicarakan jalan. 5 Metode sejarah bertujuan untuk memastikan dan menganalisis serta mengungkapkan kembali fakta-fakta masa lampau. Sejumlah sistematika penulisan yang terangkum di dalam metode sejarah sangat membantu setiap peneliti di dalam merekonstruksi kejadian pada masa yang telah lalu. Istilah metode dalam arti metode sejarah hendaknya diartikan secara lebih luas, tidak hanya pelajaran mengenai analisa kritis saja, melainkan juga meliputi usaha sintesa dari data 5 Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, hal. 43 8

yang ada sehingga menjadi penyajian dan kisah sejarah yang dapat dipercaya. 6 Metode sejarah bertumpu pada empat langkah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Heuristik merupakan suatu ketrampilan dalam menemukan, menangani, dan memerinci bibliografi, atau mengklasifikasi dan merawat catatan-catatan. dilakukan dengan cara studi kepustakaan, observasi lapangan, ataupun studi wawancara di mana keseluruhannya bertujuan untuk menemukan sumber-sumber yang diperlukan baik sumber primer maupun sumber skunder. Tidak ada batasan terhadap pengumpulan sumber selama sumber tersebut masih relevan dengan masalah penelitian. Sumber-sumber yang dimaksud diantaranya berupa buku-buku, arsip, data-data resmi yang dikeluarkan oleh Pabrik Gula Kwala Madu PT. Perkebunan IX, laporan tahunan, surat kabar, peta lahan bahan baku (tebu), dan sumber-sumber lain yang diambil dari berbagai dimensi persoalan penelitian. Metode kedua yaitu kritik sumber yang dilakukan untuk menyeleksi sumbersumber yang telah didapatkan sebelumnya sehingga dihasilkan sumber-sumber yang paling objektif. Banyaknya sumber yang ditemukan tentu tidak seluruhnya digunakan oleh peneliti. Oleh karena itu, kritik sumber memainkan peran yang penting dalam metode sejarah. Metode ini terdiri dari dua jenis yaitu kritik intern yang merupakan penyeleksian terhadap isi dan kritik ekstern yang merupakan penyeleksian terhadap bahan. 7 Metode ini 6 Hugiono dan Poerwantana, Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, hal. 25 7 Dudung Abdurrahman, op cit., hal. 64 9

Tahapan selanjutnya yaitu interpretasi yang berarti penafsiran ataupun analisis terhadap sumber atau data yang ditemukan. Hal ini dilakukan untuk meredam subjektifitas penulis dan menghasilkan fakta sejarah yang objektif. Walaupun subjektifitas dalam sejarah tidak dapat dihilangkan namun setidaknya hal ini dapat dikurangi porsinya sehingga lebih banyak ditemukan objektifitas di dalam sejarah itu sendiri. Metode keempat adalah historiografi di mana metode ini merupakan langkah terakhir di dalam metode sejarah. Historiografi merupakan cara penulisan, pemaparan, atau pelaporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan. 8 Ketika sejarawan memasuki tahap menulis maka ia mengerahkan seluruh daya pikirannya, bukan saja ketrampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan, tetapi yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisis sejarawan itu sendiri sehingga menghasilkan suatu penulisan yang utuh. 8 Dudung Abdurrahman, Ibid., hal. 67 10