HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BABAT KABUPATEN LAMONGAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

Evangeline Hutabarat dan Wiwin Wintarsih. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian nomor 1 dinegaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB III METODA PENELITIAN. pendekatan, populasi dan sampel, definisi operasional, variabel dan skala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. risiko PJK kelompok usia 45 tahun di RS Panti Wilasa Citarum

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARA-BARAYA MAKASSAR HERIANI

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelemahan dan kematian sel-sel jantung (Yahya, 2010). Fenomena yang terjadi

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

Jurnal Kesehatan Kartika 7

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular sekarang merupakan penyebab kematian paling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti riwayat keluarga, umur, jenis kelamin (Ditjen PP&PL Kemenkes

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh perilaku yang tidak sehat. Salah satunya adalah penyakit

Jurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN PENDAPATAN DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN HIPERTENSI DI WILAYAH PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA. Skripsi

BAB 1 PENDAHULUAN. rendah, terlalu banyak lemak, tinggi kolesterol, terlalu banyak gula, terlalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

Topik : Infark Miokard Akut Penyuluh : Rizki Taufikur R Kelompok Sasaran : Lansia Tanggal/Bln/Th : 25/04/2016 W a k t u : A.

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

HERNAWAN TRI SAPUTRO J

Arifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENYAKIT TIDAK MENULAR(PTM) Penyakit tidak menular (PTM) diperkirakan sebagai penyebab 58 juta kematian

PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS DI RS GATOEL MOJOKERTO

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

ABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

Persutujuan Pembimbing. Jurnal

3 KUESIONER PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak. memberikan intervensi kepada objek dan hanya mewawancarai.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

Transkripsi:

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH BABAT KABUPATEN LAMONGAN Sri Hananto Ponco* Feriyadin Satrio Wibowo** Program Studi S Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Gagal jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama. Setengah dari pasien yangterdiagnosis gagal jantung, masih mempunyai harapan hidup 5 tahun, sebesar 6% pada pria dan % pada wanita. Etiologi gagal jantung disebabkan darah tidak mencapai jaringan dan organ(perfusi rendah) untuk menyampaikan oksigen yang dibutuhkan. Beberapa efek yangditimbulkan dari perfusi rendah adalah pusing, konfusi, kelelahan tidak kolerasi terhadap latihan dan panas, ekstremitas dingin dan haluaran urine berkurang (oliguri) serta dapat menimbulkandampak psikologis depresi, cemas, serta penurunan peran dalam keluarga. Desain penelitian menggunakan metode Analitik dengan pendekatan case control. Populasi sebanyak 6 pasien gagal jantung dan jumlah sampel 5 pasien gagal jantung dengan teknik Simple Random Sampling. Data diambil dengan kuisioner dan rekam medik/diagnose dokter di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat dengan variabel independent aktivitas fisik dan variabel dependent gagal jantung. Analisis hasil penelitian dengan menggunakan uji Spearman dengan bantuan SPSS versi 6, didapatkan nilai α =,5 dimana rs=,6 dan p =,8 dengan rs =,5 maka H ditolak artinya ada hubungan antara aktivitas fisik dengan terjadinya gagal jantung di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat. Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Aktivitas Fisik dengan kejdian gagal jantung hasil yang diperoleh yaitu orang yang beraktivitas fisik baik lebih tidak beresiko terkena kejadian Gagal jantung dari pada orang yang beraktivitas fisik kurang. Hasil penelitian ini menunjukan hubungan aktivitas fisik dan kejadian gagal jantung di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat. Kata kunci: Aktivitas fisik, Gagal jantung PENDAHULUAN Gagal jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama. Setengah dari pasien yang terdiagnosis gagal jantung, masih mempunyai harapan hidup 5 tahun, sebesar 6% pada pria dan % pada wanita. Etiologi gagal jantung disebabkan darah tidak mencapai jaringan dan organ (perfusi rendah) untuk menyampaikan oksigen yang dibutuhkan. Beberapa efek yang ditimbulkan dari perfusi rendah adalah pusing, konfusi, kelelahan tidak kolerasi terhadap latihan dan panas, ekstremitas dingin dan haluaran urine berkurang (oliguri) serta dapat menimbulkan dampak psikologis depresi, cemas, serta penurunan peran dalam keluarga (Bunner & suddarth, ). Berdasarkan perkiraan saat ini sekitar 6 juta orang di Amerika Serikat, menderita penyakit kardiovaskuler, daiantaranya penyakit jantung, Prevalensi kasus gagal jantung mencapai juta orang dengan ribu per tahun. Walaupun angka yang pasti belum ada untuk seluruh Indonesia dapat diperkirakan jumlah penderita gagal jantung akan bertambah setiap tahunnya (Anurogo, 9). Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada Oktober di RSM Babat didapatkan data pada tahun terdapat sebanyak 7 (,9%) pasien Gagal Jantung atau dari 59 semua kasus penyakit. Tahun terdapat kasus gagal jantung pada bulan Januari Oktober sebanyak 98 (,6%) dari 9 semua kasus penyakit. Jadi dapat disimpulkan bahwa SURYA Vol 7, No., Agustus 5

angka kejadian gagal jantung di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat meningkat. Beberapa faktor resiko penyakit Gagal Jantung serupa dengan penyakit jantung koroner. Faktor resiko tersebut adalah faktor resiko yang dapat dirubah dan yang tidak dapat dirubah. Faktor resiko yang tidak dapat diubah antara lain faktor keturunan, jenis kelamin dan usia. Faktor resiko yang dapat diubah antara lain pola makan, kebiasaan merokok, riwayat Obesitas, riwayat Diabetes Mellitus (DM), tingginya kadar lipid, kurangnya aktifitas, stress, dan riwayat hipertensi ( Price, 5). Aktivitas fisik yang kurang atau kurang gerak dapat memicu serangan jantung seperti jarang melakukan aktivitas olah raga dan akibat kurangnya istirahat. Aktivitas fisik yang terlalu berat juga dapat memicu serangan jantung dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen ke jantung (Mirza, 7). Mengurangi aktivitas fisik yang berat diharapkan dapat menurunkan beban kerja jantung sehingga suplay oksigen ke jantung tetap adekuat (Bruner & Suddrath,). Dampak fisik yang terjadi pada pasien gagal jantung diantaranya keletihan/ kelelahan terus menerus sepanjang hari, insomnia, nyeri dada dengan aktivitas dan dipsnea pada istirahat atau pada pengerahan tenaga (Doenges, ). Meskipun kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan pasien penyakit jantung dan pembuluh darah terhindar dari kematian, namun biaya yang dikeluarkan sangat besar. Atas dasar itu, pemerintah terus menggalakkan kampanye pencegahan dengan menganjurkan masyarakat menghindari factor resiko modifiable dapat dikontrol dengan mengubah gaya hidup atau kebiasaan pribadi (Brunner & Suddarth, ). Salah satu upaya pencegahan kejadian gagal jantung yang bisa dilakukan diantaranya adalah dengan penyuluhan kesehatan awal dan berkelanjutan mengenai penatalaksanaan gagal jantung yang meliputi mengenai aktivitas fisik yang berat, melakukan aktivitas olah raga dengan nyaman, aktivitas fisik yang tidak terburuburu dilakukan setiap hari sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan tanpa terburu-buru atau rasa tertekan, mencegah pajanan terhadap dingin, makan sedikit tapi teratur, dan mempertahankan berat badan dalam batas yang dianjurkan (Brunner & Suddarth, ). Menghindari terjadinya gagal jantung, di anjurkan untuk melakukan aktifitas fisik setiap hari setidaknya menit hingga jam. Tidak perlu beraktivitas fisik yang tinggi seperti marathon, cukup lakukan aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki, jogging dan lain sebagainya. Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian guna mengetahui hubungan aktivitas Fisik dengan kejadian gagal jantung di Rumah Sakit Muhamadiyah Babat. METODE PENELITIAN Desain penelitian adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Hidayat, 7). Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 8). Desain penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah desain penelitian Analitik dengan pendekatan Case Control yang merupakan jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran/observasi data variabel independen dan dependen dinilai secara stimultan pada suatu saat (Nursa lam, 8). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas olahraga dengan gagal jantung di rumah sakit Muhamadiyah Babat. Populasinya adalah seluruh pasien gagal jantung pada bulan April 5 sebanyak 6 responden. Sampel penelitian ini adalah sebagian pasien gagal Jantung pada bulan April 5 Sebanyak 5 responden. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple Random sampling dimana setiap anggota atau unit dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk di seleksi sebagai sampel. Variabel dependen pada SURYA Vol. 7, No., Agustus 5

penelitian ini adalah aktivitas fisik, sedangkan untuk variable dependen adalah gagal jantung. Analisis data menggunakan uji rank spearman. HASIL PENELITIAN Data Umum () Jenis Kelamin Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan F % 8 7 68 Total 5 Tabel menunjukkan bahwa 7 orang pasien gagal jantung berjenis kelamin perempuan dan sebagian 8 berjenis kelamin laki-laki. () Umur Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Umur No Umur F % -5 tahun 6-6 tahun >6 tahun 6 5 56 Total 5 Tabel menunjukkan orang pasien gagal jantung berumur > 6-6 tahun dan 6 orang berumur -5 tahun dan 5 orang berumur >6 tahun. () Pendidikan Tabel Distribusi Responden Berdsarkan Pendidikan No Pendidikan F % 5 6 SD SMP SMA SMK Sarjana Pascasarjana 6,, 8,,,, Total 5 Tabel menunjukkan bahwa paling banyak adalah berpendidikan SD orang dan yang paling kecil berpendidikan smk orang. () Pekerjaan Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan F % Petani Wirausaha IRT Lain-lain 9 6 8 6 Total 5 Tabel Menunjukkan bahwa hampir sebagian pasien gagal jantung bekerja sebagai Wirausaha atau pedagang dan sebagian kecil bekerja sebagai ibu rumah tangga. Data khusus ) Aktivitas Fisik Tabel 5 Distribusi Aktifitas Fisik Responden No Kategori F % Baik Cukup Kurang 8 Total 5 Tabel 5 menunjukkan bahwa hampir sebagian orang aktivitas fisik kurang dan mempunyai aktivitas cukup dan sebagian kecil aktivitas fisik baik. ) Gagal Jantung Tabel 6 Distribusi Grade Gagal Jantung Responden No Kategori F % Grade Grade Grade Grade 5 8 8 Total 5 Tabel 6 menunjukkan bahwa sebagian besar pasien gagal jantung kategori Grade, hampir sebagian 5 pasien pasien gagal jantung kategori Grade dan tidak ada satupun pasien gagal jantung yang kategori grade SURYA 5 Vol. 7, No., Agustus 5

) Hubungan Aktivitas Fisik dengan kejadian Gagal jantung di ruang Poli jantung dan Perawatan Rumah Sakit Muhammadiyah Babat kabupaten Lamongan No Aktivitas Fisik Tabel 7 Distribusi Tabel Silang antara Aktifitas Fisik dan Kejadian Gagal Jantung di ruang Poli jantung dan Perawatan Rumah Sakit Muhammadiyah Babat kabupaten Lamongan Kejadian Gagal Jantung Total Grade Grade Grade Grade % % % % % Baik, 66,7 Cukup Kurang 8, 6,7 9 75 Jumlah 5 8 8 5 rs=,5 dan p=,8 Berdasarkan tabel 7 menunjukan bahwa yang melakukan aktivitas fisik baik terkena grade gagal jantung paling kecil, Sedangkan yang melakukan aktivitas kurang terkena grade gagal jantung paling tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji Spearman dengan bantuan SPSS versi 8, didapatkan nilai α =,5 dimana rs=,6 dan p =,8 dengan rs =,5 maka H diterima artinya ada hubungan antara aktivitas fisik dengan terjadinya gagal jantung di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat. PEMBAHASAN. Aktivitas Fisik Berdsarkan hasil penelitian tentang hubungan aktivitas fisik dengan kejadian gagal jantungdi Rumah Sakit Muhamadiyah Babat, maka dijelaskan pembahasan hasil penelitian sebagai berikut (Hidayat, 6). Aktivitas fisik seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya gaya hidup, perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan mobilitas seseorang karena gaya hidup berdampak pada perilaku atau kebiasaan sehari-hari (Hidayat, 6). Berdasarkan hasil penelitian dan teori diatas aktivitas fisik yang kurang atrau kurang gerak dapat memicu serangan jantung seperti: jarang melakukan aktivitas olah raga dan akibat kurangnya istirahat. Pada aktivitas fisik yang terlalu berat juga dapat memicu serangan jantung dengan cara meningkatkan kebutuhan oksigen ke jantung sehingga jantng harus bekerja lebih keras dan bila kemampuan jantung sudah melampaui batas dapat menyebabkan gagal jantung. Faktor usia dan Status Perkembangan juga berpengaruh. Terdapat perbedaan kemampuan aktivitas pada tingkat usia yang berbea. Hal ini dikarenakan kemampuan atau kematangan fungsi alat gerak sejalan dengan perkembangan usia,dari data umum juga didapatkan yang kurang beraktivitas lebih banyak pada wanita dibandingkan dengan laki-laki. Pekerjaan atau gaya hidup masyarakat babat yang kebanyakan adalah pedagang juga berpengaruh terhadap aktivitas mereka yang kurang, mereka selalu bekerja dan hanya memikirkan untung dan rugi saja sehingga mereka lupa melakukan aktivitas fisik atau olah raga itulah yang membuat kebanyakan aktivitas warga Babat menjadi kurang. Dalam sebuah jurnaldidapatkan perbedaan pekerjaan yang menyebabkan aktivitas fisiknya kurang, aktivitas fisik yang kurang disalah satu buku adalah ibu rumah tangga kurang dalam melakukan aktivitas fisik karena mereka kurang mempunyai kegiatan, kegiatan ibu rumah tangga tersebut adalah hanya dirumah maka dari pada itu ibu rumah tangga mempunyai aktivitas fisik yang kurang (Alfianah, ).. Gagal jantung Gagal jantung secara sederhana dapat dipahami sebagai suatu keadaan yang mencerminkan ketidak sangguapan jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Adanya gagal jantung disetiap golongan umur menyatakan adanya problem utama yang berarti dan kecenderungan kelainan-kelainan jantung tertentu akan memiliki kemungkinan untuk mengalami komplikasi gagal jantung. Namun, pada usia lanjut cenderung lebih mudah mengalami gagal jantung bila berhadapan dengan keadaan buruk akibat SURYA 6 Vol. 7, No., Agustus 5

penurunan kemampuan tubuh itu sendiri (Lubiantoro, 8). Berdasarkan hasil penelitian dan teori gagal jantung merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama berdasarkan gradenya Gagal jantung secara sederhana dapat dipahami sebagai suatu keadaan yang mencerminkan ketidak sangguapan jantung untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Adanya gagal jantung disetiap golongan umur menyatakan adanya problem utama yang berarti dan kecenderungan kelainan-kelainan jantung tertentu akan memiliki kemungkinan untuk mengalami komplikasi gagal jantung. Namun, pada usia lanjut cenderung lebih mudah mengalami gagal jantung bila berhadapan dengan keadaan buruk akibat penurunan kemampuan tubuh itu sendiri. Berdasarkan hasil diatas yang banyak terkena gagal jantung adalah dewasa menuju tua karena dalam proses itu tubuh mengalami perubahan. Terdapat perbedaan usia yang paling banyak terkena gagal jantung yaitu pada usia tua mungkin penyebabnya yaitu pada waktu tua jantung sudah tidak dapat bekerja dengan optimal lagi (Purnomo, ).. Hubungan Aktivitas Fisik dengan kejadian Gagal Jantung Aktivitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna mempertahankan kesehatannya. (Hidayat, 6). Olahraga merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk mencapai suatu maksud dan tujuan tertentu (Kusmana, ). Penyakit gagal jantung sering juga disebut dekompensasi kordis, insufisiensi jantung, atau inkompeten jantung.kegagalan jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu memompa darah ke seluruh tubuh untuk memenuhi kebutuhan tubuh. (Hudachairi, 9). Gagal jantung adalah sindrom klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh sesak napas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung (Iman, 9). Berdasarkan hasil penelitian ini tentang hubungan aktivitas fisik dengan kejdian gagal jantung hasil yang diperoleh yaitu orang yang beraktivitas fisik baik lebih tidak beresiko terkena kejadian Gagal jantung dari pada orang yang beraktivitas fisik kurang. Orang yang melakukan aktivitas kurang lebih rentan terkena gagal jantung grade yang lebih tinggi dibandingkan orang yang melakukan aktivitas fisik baik. Dalam penelitian lain ditemukan aktivitas fisik yang baik juga banyak terkena gagal jantung grade itu dikarenakan gaya hidup atau pekerjan mereka, pekerjaan mereka yaitu petani itu bisa terjadi dikarenakan mereka bekerja dalam keadaan stress dan itu menyebabkan tidak dapat mengeluarkan hormone endorvin,dan karena itulah yang menyebabkan orang yang banyak melakukan aktivitas juga bisa terjadi gagal jantung (Purnomo, ). KESIMPULAN DAN SARAN ) Kesimpulan Setelah penelitian, menganalisa data dan melihat hasil maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:. Sebagian besar pasien gagal Jantung di Rumah Sakit Muhammadiyah babat yang aktivitas fisiknya kurang terkena gagal jantung.. Sebagian besar pasien Gagal Jantung di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat yang terkena gagal jantung kurang melakukan aktivitas fisik. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik yang kurang dengan terjadinya gagal jantung di Rumah Sakit Muhammadiyah Babat ) Saran Dapat digunakan oleh peneliti dengan memperhatikan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka saran yang dapat dipertimbangkan untuk suatu perbaikan adalah sebagai berikut: Bagi Akademis Hasil penelitian memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya dalam halhubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian gagal jantung. Sebagai sarana SURYA 7 Vol. 7, No., Agustus 5

pembanding dunia ilmu pengetahuan dalam memperkaya informasi tentang penanganan dan pencegahan Gagal Jantung. Bagi Praktisi ) Bagi Tempat Penelitian Adanya hasil penelitian tersebut, dapat di gunakan untuk meningkatkan partisipasi dalam program dansebagai data serta masukan yang dapat dipergunakan untuk mengetahui dan meningkatkan status kesehatan terutama mengenai kejadian Gagal jantung. ) Bagi Profesi Keperawatan Diperlukan dalam profesi keperawatan dapat mempertimbangkan untuk menerapkan pentingnya Aktivitas fisik.karena hasil penelitian ini terdapat perbedaan tingkat grade gagal jantung yang melakukan Aktivitas fisik, kurang, maupun baik. ) Bagi Pasien Respon den diperlukan bisa menggali informasi lebih banyak lagi tentang hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Gagal Jantung. Selain itu, diharapkan adanya pemahaman cara meningkat kan kesehatan dengan melakukan aktivitas fisik secara baik agar mengurangi kejadian gagal jantung, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. DAFTAR PUSTAKA Hudachairi. (9). Kelainan Jantung Akibat Diabetus Melitus. Diakses dari http://www.bisnis-global.com. pada 5 November Iman. (9). Hiperkolesterolmia.Diakses dari www.sehat.com pada November Kusmana, D. (). Olahraga Bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Lubiantoro, U. (8). Gagal Jantung Lebih Ganas dari Kanker. Diakses dari www.carasehat.com pada November Mirza, M. (7). Penyakit Jantung. Jogjakarta: Kata Hati Nursalam. (8). Konsep dan Penelitian Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Price, S.A. (5). Patofisiologi. Vol. Edisi 6. Jakarta: Rinika Cipta Purnomo, A.A. () Hubungan Stres dengan Grade Gagal Jantung. Skripsi hal 6 Alfianah, N. (). Hubungan Aktivitas dengan Kejadian Nyeri Punggung pada ibu. Skripsi hal 6 Anurogo, Diko. (9). Gagal Jantung. Diakses dari www.nestsains.com. pada November Bunner & sudarth. (). Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8, Jakarta EGC Doenges, E.M. (). Asuhan Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC Hidayat, A.A. (6). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika Hidayat, A.A. (7). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah.Edisi. Jakarta : Salemba Medika SURYA 8 Vol. 7, No., Agustus 5