yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
bilateral, multilateral maupun regional dan peningkatan henemoni Amerika Serikat di dunia. Pada masa perang dingin, kebijakan luar negeri Amerika

mengakibatkan potensi ancaman dan esklasi konflik. Eskalasi konflik di kawasan mulai terlihat dari persaingan anggaran belanja militer Cina, Korea

BAB V KESIMPULAN. evaluasi kegagalan dan keberhasilan kebijakan War on Terrorism dapat disimpulkan

memperoleh status, kehormatan, dan kekuatan dalam menjaga kedaulatan, keutuhan wilayah, serta pengaruhnya di arena global.

sanksi terhadap intensi Kiev bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga konflik Ukraina dijadikan sebagai instrumen balance of power di Eropa Timur.

internasional. Kanada juga mulai melihat kepentingannya dalam kacamata norma keamanan manusia. Setelah terlibat dalam invasi Amerika di Afghanistan

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

sebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.

BAB V KESIMPULAN. Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1990an merubah konstelasi politik dunia. Rusia

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

1.1 Latar Belakang. BAB I : Pendahuluan

turut melekat bagi negara-negara di Eropa Timur. Uni Eropa, AS, dan NATO menanamkan pengaruhnya melalui ide-ide demokrasi yang terkait dengan ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara memiliki otoritas tertinggi, yang artinya adalah setiap negara memiliki

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB V PENUTUP Kesimpulan

Kemunduran Amerika Serikat dilihat sebagai sebuah kemunduran yang bersifat

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

Pidato Bapak M. Jusuf Kalla Wakil Presiden Republik Indonesia Pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa- Bangsa Ke-71 New York, 23 September 2016

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

1. DARI IDEOLOGI HINGGA TERORISME

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan analisis-analisis Penulis yang dipaparkan pada Bab III setelah

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Bab ini merupakan kesimpulan dari penulisan skripsi yang berjudul Peranan

BAB 4 KESIMPULAN. 97 Universitas Indonesia. Dampak pengembangan..., Alfina Farmaritia Wicahyani, FISIP UI, 2010.

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

cambuk, potong tangan, dan lainnya dilaksanakan oleh Monarki Arab Saudi. Selain hal tersebut, Monarki Arab Saudi berusaha untuk meningkatkan

BAB V KESIMPULAN. baru dengan adanya terobosan Kebijakan Pembangunan Pangkalan Militer

negara-negara di Afrika Barat memiliki pemerintahan yang lemah karena mereka sebenarnya tidak memiliki kesiapan politik, sosial, dan ekonomi untuk

JURUSAN SOSIAL YOGYAKARTA

Demokratisasi di Mesir (Arab Spring) Ketiga dapat dikatakan benar. Afrika Utara dan Timur Tengah mengalami proses demokrasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN. Benturan intervensi..., Rina Dewi Ratih, FISIP UI, 2008.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang berkaitan mengenai

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

RESUME. bagian selatan yang juga merupakan benua terkecil di dunia. Di sebelah. barat Australia berbatasan dengan Indonesia dan Papua New Guinea,

"Indonesia Bisa Jadi Masalah Baru Bagi Asia"

DIALOG KOREA UTARA-KOREA SELATAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEAMANAN KAWASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

BAB V KESIMPULAN. Internasional yang bergerak untuk tujuan kemanusiaan. Pertama kali didirikan untuk

BAB I PERANAN LIGA ARAB DALAM USAHA MENYELESAIKAN KONFLIK DI SURIAH. Organisasi yang bertujuan untuk menciptakan perdamaian antar negara-negara

Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI

I. PENDAHULUAN. Isu globalisasi sering diperbincangkan sejak awal tahun Globalisasi

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Mali Diinvasi Asing, PBB tak Ambil Pusing

Pemilu 2009, Menjanjikan tetapi Mencemaskan

Pada periode keempat ini Joint Parliamentary Commission berubah menjadi Mercosur Parliament yang secara resmi meminta delegasi dari tiap parlemen di n

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)

Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI

BAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya

BAB VI KESIMPULAN. Kennedy hanya menjalankan jabatan kepresidenan selama dua tahun yakni

jumlah tentara FFL jauh lebih kecil dari jumlah tentara Sekutu dan tidak memadai untuk membebaskan Paris tanpa bantuan Sekutu.

PERLUASAN NATO DAN PENGATURAN KEAMANAN DI EROPA PADA MASA PASCA PERANG DINGIN

Hubungan Aliansi Rusia-Iran dan Upaya Mencapai Hegemoni Rusia

Memahami Politik Luar Negeri Indonesia Era Susilo Bambang Yudhoyono secara Komprehensif: Resensi Buku

DAFTAR PUSTAKA. Abdulgani, H. Roeslan, Ganyang Setiap Bentuk Neo-Kolonialisme yang Mengepung Republik Indonesia, dalam Indonesia, 1964-B

KEGAGALAN INTERNATIONAL CRIMINAL COURT (ICC) DALAM PENYELESAIAN KONFLIK SUDAN RESUME. Disusun oleh : PETRUS CORNELIS DEPA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki nilai tawar kekuatan untuk menentukan suatu pemerintahan

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

OEPARTEMEN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA BUKU PUTIH PERTAHANAN INDONESIA

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak Arab Saudi didirikan pada tahun 1932, kebijakan luar negeri

Fokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global

terlalu keras kepada kelima negara tersebut. Karena akan berakibat pada hubungan kemitraan diantara ASEAN dan kelima negara tersebut.

KETERLIBATAN INGGRIS DALAM UPAYA PENYELESAIAN PERANG SOMALIA TAHUN

4.2 Respon Uni Eropa dan Amerika Terhadap Konflik Rusia dan Ukraina Dampak Sanksi Ekonomi Terhadap Pariwisata Rusia

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

Eropa Pasca Perang Dingin.

PROLIFERASI SENJATA NUKLIR DEWI TRIWAHYUNI

I.PENDAHULUAN. telah disaksikan tata pola penguasa negara. Jika dilihat kembali awal berdirinya Orde

BAB V KESIMPULAN. mengacu pada bab I serta hasil analisis pada bab IV. Sesuai dengan rumusan

Signifikasi Kawasan Asia Pasifik. Yesi Marince, S.Ip., M.Si

BAB V KESIMPULAN. negara berkembang tidak selalu mengalami kegagalan karena faktor-faktor

H. BUDI MULYANA, S.IP., M.SI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi landasan utama pemikiran marxisme. Pemikiran marxisme awal yang

2 2. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB II GAMBARAN UMUM

Menerjang Arus Globalisasi ACFTA dan Masa Depan Ekonomi Politik Indonesia

Amanat Presiden RI pada Peringatan HUT TNI Ke-64, Senin, 05 Oktober 2009

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

Sambutan Presiden RI Pd Rapat KKIP, tgl 12 Maret 2014, di Mako Armatim TNI-AL, Surabaya Rabu, 12 Maret 2014

Lampiran. Timeline Konflik Yang Terjadi Di Suriah Kekerasan di kota Deera setelah sekelompok remaja

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Islam masuk ke Rusia tidak lama setelah kemunculannya pada pertengahan kedua

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjaga keamanan nasional sekaligus memenuhi kepentingan nasional.

FISIP IP UNJANI CIMAHI 2017 MILITER DAN POLITIK DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Indonesia dalam Lingkungan Strategis yang Berubah, oleh Bantarto Bandoro Hak Cipta 2014 pada penulis

Transkripsi:

BAB V PENUTUP Penelitian ini berawal dari sebuah keputusan berani yang dikeluarkan oleh Presiden Perancis Nicholas Sarkozy pada tahun 2012 terkait penarikan pasukan Perancis dari Afghanistan. Dikatakan berani karena keputusan tersebut menimbulkan pertentangan dalam tubuh NATO selaku payung utama dari gabungan operasi militer ISAF yang terbentuk dari seluruh negara-negara anggota dan mitra NATO untuk intervensi di Afghanistan. Jadwal penarikan yang telah disepakati bersama oleh para anggota ISAF adalah akhir tahun 2014. Sementara pada pertengahan tahun 2012, Perancis telah mengurangi banyak pasukan tempurnya dari Afghanistan. Pada tahun yang sama terjadi pergantian presiden di Perancis. Presiden terpilih Francois Hollande kemudian melanjutkan kebijakan penarikan pasukan ini. Bahkan Hollande lebih tegas dengan menyatakan pelaksanaan penarikan dan serangkaian operasi militer akan tuntas tepat pada akhir tahun 2012. Bab Kedua dan Ketiga tesis ini telah memaparkan alur pelaksanaan misi tempur yang dilakukan pasukan ISAF di Afghanistan, secara detail mengenai pasukan Perancis. Ini penting untuk mengajak pembaca menuju analisis di Bab Keempat yang menggunakan kerangka realisme neoklasik untuk menerangkan faktor-faktor pengambilan keputusan penarikan tersebut. Ulasan pada awal tesis berusaha menggambarkan dimensi politik internasional yang menjadi acuan mengapa AS sangat menginginkan intervensi di Afghanistan. Aksi yang dilakukan di bawah operasi NATO ini tidak tanggung-tanggung, hampir seluruh wilayah Afghanistan menjadi sasaran operasi tempur. Perluasan wilayah intervensi kemudian dijelaskan dalam empat tahapan hingga mencakup hampir seluruh pelosok Afghanistan. Pasca meningkatnya eskalasi perang dalam enam tahun pertama, Afghanistan masih berada jauh dari titik capaian perdamaian, demokrasi dan kemakmuran. Intervensi NATO mengundang banyak kontroversi di kalangan pemimpin politik pada saat itu. Mereka membaca situasi Afghanistan pasca operasi tempur dan kemudian berkesimpulan bahwa kondisi Afghanistan tidak banyak mengalami perubahan yang berarti. Sejauh itu, jatuhnya rezim Taliban mampu membuka gerbang kebebasan masyarakat sipil untuk mendapatkan hak-hak mereka. Meski demikian, perang melawan Taliban masih belum dapat diprediksi kapan akan berakhir. Beberapa negara berwacana untuk mengakhiri keterlibatan lebih lanjut di Afghanistan dengan pertimbangan semakin meningkatnya eskalasi konflik 76

yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi faktor yang mendorong semakin meluasnya isu penarikan tersebut. Perancis menjadi satu-satunya negara yang melaksanakan penarikan pasukan dua tahun lebih awal dari jadwal kesepakatan NATO. Penarikan pasukan Perancis ini mendapat kecaman, terutama dari AS. Selain Perancis, Kanada, Belanda dan beberapa negara Eropa lainnya juga ingin segera mengakhiri peran mereka dalam operasi tempur di Afghanistan. Presiden Hollande semakin menguatkan keputusan Perancis mempercepat pemulangan pasukan ini. Penyerahan kendali keamanan pada tentara dan polisi Afghanistan dalam distrik yang menjadi tanggung jawab Perancis telah dilakukan sejak eskalasi konflik mulai mereda pada tahun 2010. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Perancis telah mempersiapkan diri untuk berfokus pada isu pembangunan dibandingkan peran tempur melawan Taliban terlepas dari ancaman serangan tiba-tiba oleh kelompok Taliban terhadap beberapa upaya pembangunan agrikultur, kesehatan dan pendidikan. Pemulihan Afghanistan yang difokuskan pada kegiatan utama untuk memberi stimulus pada pertumbuhan ekonomi ini berhasil menggerakkan masyarakat menjadi lebih mandiri. Ini mempermudah Perancis yang kemudian mengeluarkan pengumuman mengenai penarikan pasukan mereka. Pada penelitian ini, kerangka realisme neoklasik atau teori kebijakan luar negeri menjadi pilihan untuk membantu menemukan faktor penyebab pengambilan keputusan Perancis. Realisme neoklasik dalam tesis ini disederhanakan dalam tiga mata rantai variabel: variabel independen dalam bentuk faktor eksternal sebagai penyumbang pada pembentukan kebijakan luar negeri, variabel perantara sebagai rantai kedua yakni faktor domestik yang menterjemahkan tekanan dari variabel eksternal, serta perilaku negara sebagai variabel dependen atau variabel yang hendak dijelaskan. Dalam konteks sistem internasional, tesis ini menjelaskan struktur politik Perancis dalam kekuatan aliansi NATO dan Eropa. Perancis nampak memiliki pengaruh yang cukup dominan sebagai penyeimbang AS dalam konteks negara dengan kapasitas kekuatan yang unggul di dunia. Kultur dominasi yang bergerak dalam hubungan transatlantik selalu diprakasai oleh AS, Perancis, Jerman dan Inggris. Dalam politik internasional, pengaruh Perancis tidak dapat dilepaskan dari pengaruh prinsip politik luar negeri yang merupakan gagasan besar Jenderal de Gaulle bertahun-tahun yang lalu, yaitu Perancis yang bebas dari pengaruh asing. Sikap ini tercermin ketika Perancis memutuskan untuk keluar dari struktur aliansi transatlantik NATO pada tahun 1966. 77

Struktur internasional memberikan ruang untuk distribusi kekuatan antar negara, terutama pada lingkup keamanan. Pasca Perang Dingin, terjadi perubahan lingkungan strategis dan semakin berkembangnya isu keamanan sehingga upaya keamanan kolektif dianggap penting. Dalam hal ini, NATO adalah aliansi keamanan yang masih dipercaya oleh banyak negara. Pasca tragedi 9 September 2011, Perancis memutuskan turut terlibat dalam urusan intervensi di Afghanistan. Perancis, yang kembali masuk ke dalam struktur NATO pada tahun 2009, percaya bahwa kepentingan nasionalnya akan terwakili oleh keterlibatannya dalam agenda intervensi AS. Sebagai sebuah negara besar, Perancis mempunyai peluang untuk membantu membentuk Afghanistan menjadi negara demokrasi yang kuat secara hukum. Di samping itu, tindak terorisme menjadi bayang-bayang ancaman bukan hanya bagi AS, tetapi seluruh negara di dunia. Menjelang akhir satu dekade keberadaan Perancis di Afghanistan, isu-isu keamanan semakin merebak dengan tema yang hampir sama, yaitu masalah terorisme. Negara-negara lain di Timur Tengah dan Afrika ikut bergolak sehingga mengundang kekuatan-kekuatan besar untuk melakukan intervensi. Sebut saja Suriah, Libya dan Mali yang membuat Perancis turun tangan mencari solusi penyelesaian konflik dengan berbagai cara. Perancis menurunkan sejumlah pasukan tempurnya untuk melakukan invasi di Libya dan Mali. Jumlah personel yang dilibatkan juga terbilang cukup banyak, mencapai angka 3000 pasukan. Hampir sama dengan jumlah personel yang ditugaskan ke Afghanistan. Keadaan ini memaksa Perancis untuk segera memangkas jumlah pasukannya dari Afghanistan dan menghentikan aksi militer disana. Tanggung jawab keamanan yang diemban Perancis mendorong munculnya kebijakan untuk menarik pasukan dari Afghanistan pada tahun 2012. Dalam waktu yang bersamaan pula Eropa dan AS dilanda krisis ekonomi. Perekonomian Eropa mulai mengalami ketidakstabilan sejak tahun 2009. Sehingga mengakibatkan anggaran pertahanan berangsur-angsur menyusut di sebagian besar negaranegara Eropa, terutama Eropa barat. Berdasarkan laporan dari SIPRI bahwa terjadi pengurangan belanja militer di AS dan Eropa terhitung pada tahun 2010. Negara-negara anggota NATO telah mengurangi belanja militer mereka sebesar 10 persen. Langkah penghematan di Eropa dilakukan salah satunya dengan mengurangi intensitas operasi militer di wilayah konflik terutama di Afghanistan. Indikasi ini menunjukkan bahwa belanja militer dunia akan terus turun dalam dua hingga tiga tahun ke depan terhitung dari tahun 2011 sampai dengan NATO selesai menarik seluruh pasukannya dari Afghanistan pada akhir tahun 2014. Perancis dengan segera mengambil tindakan menyusul hantaman krisis ekonomi ini 78

dengan menghentikan seluruh aksi militer dan menarik pasukannya dari Afghanistan demi menyelamatkan pertumbuhan ekonomi ke depan. Bagi Hollande, negaranya memiliki ruang gerak yang leluasa dalam politik global karena kapasitas dan kemampuannya. Untuk mempertahankan eksistensinya, perlu kontrol terhadap stabilitas kekuatan negara yang disandarkan pada kekuatan ekonomi dan militer. Sementara itu, rantai kedua diisi oleh variabel perantara yang berfokus pada situasi politik dalam negeri. Randall Schweller mengidentifikasi bahwa proses politik dalam negeri memaksa negara-negara menghadapi ancaman eksternal dengan perilaku tertentu. Argumen ini mirip dengan konsep Zakaria yang berfokus pada cara proses politik domestik mempengaruhi kemampuan negara untuk bertindak dalam politik internasional. 192 Intervening variable pada kebijakan luar negeri Perancis mengacu pada elemen ruang militer. Tindakan untuk bergabung dalam komando ISAF telah menguras banyak anggaran militer Perancis. Penghabisan dana militer secara besar-besaran dalam beberapa tahun langsung memberikan dampak pada situasi domestik Perancis. Negara ini merasakan dampak langsung karena anggaran negara yang cukup besar dialirkan ke bidang pertahanan dan militer. Hal ini mendorong berkembangnya protes masyarakat yang terus meluas. Mobilisasi suara rakyat berhasil mendorong terlaksananya keputusan untuk melakukan penarikan pasukan pada tahun 2012. Ketika mencetuskan keputusan penarikan pasukan Perancis, Presiden Sarkozy menjanjikan batas waktu pelaksanaan hingga akhir tahun 2013. Namun, Presiden Hollande mengambil langkah berbeda sesuai dengan janjinya saat kampanye, yakni pemulangan pasukan yang lebih cepat setahun dari rencana kebijakan sebelumnya. Tahapan penarikan pasukan Perancis menjadi sebuah proses yang rumit. Keputusan Perancis ini bukan hanya mendapat tentangan dari pihak AS, namun para petinggi NATO menyarankan agar keputusan tersebut tidak benar-benar dilaksanakan. Kekhawatiran muncul akan potensi rencana dari anggota yang lain untuk mengikuti jejak Perancis. Protes yang berkembang tidak hanya dari masyarakat Perancis saja; di negara-negara lain juga terjadi demonstrasi serupa yang menolak keterlibatan secara lebih jauh. Selain itu, berakhirnya keterlibatan Perancis di Afghanistan memungkinkan akan berkurangnya sumber dana yang digunakan dalam operasi pada beberapa distrik. Terhitung akhir 2012 jumlah pasukan Perancis di Afghanistan berkurang 192 N. Kitchen, Systemic pressures and domestic ideas: a neoclassical realist model of grand strategy formation, Review of International Studies, vol. 36, no. 1, January 2010, pp. 117-118. 79

secara drastis. Penarikan mundur pasukan Perancis ini ditandai dengan penurunan bendera Perancis dari kamp Nijrab di Provinsi Kapisa. 193 Perancis menjadi satu-satunya negara yang berani melaksanakan inisiatif dan keputusannya sekalipun harus menghadapi tentangan dari banyak pihak. Amerika Serikat, negara yang paling mendominasi pasca Perang Dingin, mempunyai sekutu yang kuat di Eropa Barat. Para sekutu ini umumnya selalu mendukung setiap keputusan yang dibuat oleh AS. Namun, beberapa kali ini tidak berlaku bagi Perancis. Prinsip independensi yang dideklarasikan oleh Gaulle bertahun-tahun lalu masih berlaku hingga kini. Sikap Perancis ini memang konsisten; setiap kebijakan yang telah dibentuk selalu akan dilaksanakan, meskipun tidak sejalan dengan AS atau negara-negara Eropa lain yang merupakan kawan baik Perancis. Dapat kita lihat di tahun 2014 ini, setelah NATO bereaksi keras atas aneksasi Krimea dengan menunda kerja sama militer dan sipil dengan Rusia, Perancis tetap bereaksi dengan meneruskan proyek kerja sama pengembangan tank dengan Rusia. Sekalipun kerja sama ini harus ditunda sementara terkait situasi politik antara Rusia dan Ukraina, di sini Perancis masih mencerminkan politik luar negerinya yang memegang teguh prinsip independensi. 194 Studi kasus mengenai kebijakan luar negeri Perancis ini menjadi menarik karena pola perilaku yang ditampilkan Perancis dalam lingkup internasional selalu menonjolkan dimensi tradisional politik luar negeri ala Gaulle. Kebijakan luar negeri Perancis tidak melepaskan prinsip utama yang mengacu pada kekuatan Perancis sebagai negara tanpa pengaruh dari mana pun. Perancis memiliki kontrol dalam menganalisis situasi dan menentukan pilihanpilihan politik luar negerinya. Terdapat dua temuan utama yang diperoleh dari analisis faktor pengambilan kebijakan Perancis menarik pasukan dari Afghanistan dengan menggunakan analisis realisme neoklasik dalam tesis ini. Pertama, lingkungan geopolitik membawa perubahan besar pada ancaman keamanan yang dihadapi negara pasca Perang Dingin. Perkembangan politik global menunjukkan dinamika hubungan yang kooperatif sekaligus kompetitif diantara negaranegara dengan kekuatan besar di dunia. Pola hubungan ini yang melahirkan distribusi kekuasaan dalam sistem internasional yang mendorong negara untuk berperilaku bebas sesuai dengan kapabilitasnya. Perancis mempunyai keinginan kuat untuk aktif kembali dalam aliansi transatlantik NATO yang terwujud dengan dukungannya pada kebijakan luar negeri AS 193 France ends Afghan combat mission, Press TV, <http://www.presstv.ir/detail/2012/11/20/273547/france-ends-afghan-combat-mission/>, diakses pada 3 April 2014. 194 Tank Rusia-Perancis Ditangguhkan, Commando, vol. 10, no. 2, 2014, p. 5. 80

untuk melakukan intervensi di Afghanistan. Setelah cukup lama berada di Afghanistan, Perancis mengambil keputusan untuk melakukan invasi militer pada negara lain yaitu Mali dan Libya sehingga mengharuskannya untuk meninggalkan Afghanistan secepat mungkin. Faktor lain yang menyebabkan penarikan pasukan Perancis ialah krisis ekonomi yang melanda Eropa dan AS dalam waktu yang bersamaan yaitu pada akhir satu dekade keberadaaan Perancis di Afghanistan. Krisis keuangan membuat Perancis harus merampingkan jumlah pasukan dan anggaran militernya yang terus membengkak guna mengurangi defisit anggaran. Kedua, NATO diperlukan Perancis agar dapat lebih leluasa dalam melengkapi pengaruhnya di Eropa mengingat prioritas Perancis adalah untuk konstruksi Eropa seperti yang disebutkan dalam Buku Putih. Meski demikian, prinsip independensi Perancis menuntunnya untuk tidak selalu sejalan dengan keputusan NATO, termasuk dalam hal penarikan pasukan dari Afghanistan. Dalam konteks ini, peran situasi domestik Perancis sebagai variabel perantara menjadi penting. Analisis menunjukkan bahwa sebagai kelanjutan dari lingkup sistem internasional terdapat dorongan besar dari dalam negeri Perancis untuk segera melakukan penarikan pasukan dari Afghanistan. Dorongan itu didapat dari dua faktor penyebab, yaitu peningkatan dana militer dan peningkatan jumlah korban jiwa dari pihak tentara Perancis akibat perang yang berkepanjangan di Afghanistan. 81