MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

dokumen-dokumen yang mirip
WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

PLEASE BE PATIENT!!!

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

IDENTITAS NASIONAL. Mengetahui identitas nasional dan pluralitas bangsa Indonesia RINA KURNIAWATI, SHI, MH. Modul ke: Fakultas FAKULTAS.

B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Kegiatan Belajar 1: Integrasi Nasional dalam Kerangka NKRI Pengertian Integrasi Nasional Memasuki era global, permasalahan utama yang harus

PENDIDIKAN KEWARAGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL

Maukuf, S,Pd. M.Pd. Pertemuan ke:

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

BAB 1 KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

CIVIC EDUCATION. Identitas Nasional. Oleh : Idzan Mustafidah ( ) Dosen Pengampu : H. M. Sudiyono, M. Pd

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TIMUR PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE-66 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERSATUAN DALAM NEGARA INDONESIA

LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) II 2016

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN. Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.

KISI KISI PENILAIAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara tentu memiliki tujuan dan cita-cita nasional untuk menciptakan

Mata Kuliah Kewarganegaraan

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017

13MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Modul ke: Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd

NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA

FORMATIF 1 I. Isilah tiitk-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar! II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah/Tulisan RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mudah untuk dicapai. Kemerdekaan Indonesia diperoleh melalui perjuangan yang

IMPLEMENTASI SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA. Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si

SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) II 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

Konflik dan Persatuan Kesatuan Rakyat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sikap masyarakat yang terbentuk dan diwariskan dari generasi ke generasi dalam

Modul ke: Geopolitik. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

S a o l a CP C N P S N Te T s e Wa W w a a w s a a s n a Ke K b e a b n a g n s g a s a a n

BERBAGAI ANCAMAN TEHADAP KEUTUHAN NKRI (6 X 40 Menit)

IDENTITAS NASIONAL/JATI DIRI BANGSA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

KEWARGANEGARAAN IDENTITAS NASIONAL. Modul ke: Syahlan A. Sume. Fakultas FEB. Program Studi MANAJEMEN.

STANDAR ISI DAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN MATA PELAJARAN PKn Ekram Pw, Cholisin, M. Murdiono*

REVITALISASI PERAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN DALAM MENEGAKKAN NILAI-NILAI BHINNEKA TUNGGAL IKA. Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

BAB II IHWAL NILAI NASIONALISME DAN BUKU SEKOLAH ELEKTRONIK SERTA SILABUS. Pada bab II akan dijelaskan tentang hal-hal dibawah ini.

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah/Tulisan RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA GOTONG ROYONG SEBAGAI BUDAYA INDONESIA

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKNA BHINNEKA TUNGGAL IKA

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menampilkan sikap saling menghargai terhadap kemajemukan masyarakat

PRESIDEN REPUBLIK INOONESIA

A. Pengertian Geopolitik B. Latar Belakang Wawasan Nusantara C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

Urgensi Memahami Kembali Pancasila Oleh : Bambang Trisutrisno Ketua Lembaga Kajian Pertahanan untuk Kedaulatan NKRI KERIS

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

I. PENDAHULUAN. mempunyai cara-cara hidup atau kebudayaan ada di dalamnya. Hal

PANCASILA HAK ASASI MANUSIA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

PANCASILA. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Makna dan Aktualisasi Sila Persatuan Indonesia dalam Kehidupan Bernegara

ASTAGATRA. Departemen Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D.

Transkripsi:

MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA Disusun oleh: Nama : Tuzara Adhelia Wibowo No. Absen : 31 Kelas : X MIA 2 SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia- Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Membangun Integrasi Nasional dengan Bingkai Bhinneka Tunggal Ika ini. Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan juga bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan sumbangan pikiran yang bersifat positif terhadap penyelesaian makalah ini. Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan Kewarganegaraan, serta infomasi dari media massa yang berhubungan dengan Integrasi Nasional. Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Akhir kata, penulis minta maaf atas segala kesalahan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Surakarta, 14 Maret 2013 Penulis DAFTAR ISI 2

HALAMAN JUDUL...1 KATA PENGANTAR...2 DAFTAR ISI...3 BAB I : PENDAHULUAN 1. Latar Belakang...4 2. Rumusan Masalah...4 BAB II : PEMBAHASAN 1. Pengertian Integrasi Nasional...5 2. Proses Integrasi yang Terjadi Pada Bangsa Indonesia...5 3. Pentingnya Integrasi Bangsa Bagi Sebuah Negara...6 4. Peristiwa-peristiwa Bersejarah yang Menumbuhkan Rasa Persatuan dan Semangat Kebangsaan Indonesia...6 5. Faktor-faktor Pendorong Integrasi Nasional...7 6. Faktor-faktor Penghambat Integrasi Nasional...7 7. Upaya Menjaga Integrasi Bangsa...7 BAB III : PEMBAHASAN 1. Makna Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan...8 2. Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Memperkukuh Integrasi Bangsa...8 3. Strategi yang Digunakan untuk Menciptakan Integrasi Bangsa...9 4. Langkah-langkah untuk Membangun Integrasi Bangsa yang Baik...9 BAB IV : PENUTUP...11 REFERENSI...12 BAB I PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago) yang terdiri atas pulau-pulau yang dibatasi oleh laut dan selat. Sebagai sebuah Negara kepulauan yang terdiri dari banyak etnis dan budaya, Indonesia menghadapi berbagai kemungkinan adanya perpecahan yang dapat menjadi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, kesatuan bangsa. Untuk menyiasati hal tersebut, berbagai upaya tengah dilakukan. Salah satunya, yakni diwajibkan kepada seluruh masyarakat untuk memupuk komitmen persatuan dalam keberagaman, seperti tidak menyinggung SARA, harus saling menghormati antaragama dan keyakinan, serta menghargai perbedaan budaya. Sebuah bangsa terdiri dari beragam masyarakat. Karena perbedaan ini pula, tidak jarang terjadi konflik yang memicu perpecahan antar masyarakat dalam bangsa pada suatu negara. Perpecahan dalam suatu bangsa ini dapat diselesaikan dengan integrasi nasional. Tetapi dalam kenyataannya, masyarakat Indonesia saat ini masih belum bisa menerapkan Integrasi Nasional dalam menghadapi masalah-masalah bangsa yang memicu perpecahan. Sifat dasar bangsa Indonesia yang amat menonjol adalah sifat sifat kekeluargaan, musyawarah, percaya dan taat beribadah kepada tuhan, sifat ramah tamah, gotong royong, suka menolong, dan toleransi adalah sifat yang harus kita miliki. Oleh sebab itu, penulis membuat makalah yang berjudul Membangun Integrasi Nasional dengan Bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih bisa memahami tentang pentingnya integrasi nasional dan toleransi dalam mengatasi masalah yang memicu perpecahan. B. Rumusan Masalah 1) Apa pengertian dari integrasi bangsa? 2) Apa pentingnya integrasi bangsa bagi sebuah negara? 3) Apa saja faktor-faktor pendorong integrasi bangsa? 4) Apa saja faktor-faktor penghambat integrasi bangsa? 5) Upaya apa yang dapat dilakukan untuk menjaga integrasi bangsa? 6) Apa yang dimaksud dengan ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan? 7) Langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan untuk membangun integrasi bangsa yang baik? BAB II PEMBAHASAN 4

A. Pengertian Integrasi Nasional Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu integrasi dan nasional. Integrasi berasal dari bahasa Inggris, integrate, artinya menyatu padukan, menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata Nasional berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa. Integrasi nasional berarti menggabungkan seluruh bagian menjadi sebuah keseluruhan dan tiap-tiap bagian diberi tempat, sehingga membentuk kesatuan yang harmonis dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis: a) Secara Politis Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional. b) Secara Antropologis Integrasi nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat. B. Proses Integrasi yang Terjadi pada Bangsa Indonesia Integrasi bangsa tidak terjadi begitu saja, tetapi memerlukan suatu proses perjalanan waktu yang panjang yang harus diawali adanya kebersamaan dalam kehidupan. Kebersamaan tersebut memiliki arti yang luas yaitu kebersamaan hidup, kebersamaan pola pikir, kebersamaan tujuan dan kebersamaan kepentingan. Integrasi suatu bangsa dilandasi oleh citacita dan tujuan yang sama, adanya saling pendekatan dan kesadaran untuk bertoleransi dan saling menghormati. Proses integrasi bangsa Indonesia menurut A. Sartono Kartodirjo dapat dibagi dalam 2 jenis yaitu; Pertama, integrasi geopolitik yang dimulai sejak jaman prasejarah sampai awal abad 20. Dalam proses integrasi geo politik di Indonesia mulai menonjol pada awal abad 16 dan dalam proses integrasi bangsa Indonesia tersebut banyak faktor yang berperan antara lain pelayaran dan perdagangan antar pulau serta adanya bahasa Melayu sebagai bahasa pergaulan. Para pedagang Islam mejadi motor penggerak terjadinya proses integrasi, hal ini karena dalam ajaran Islam tidak membedakan manusia baik berdasarkan kasta, agama, suku/etnis atau golongan. Bagi pedagang-pedangan Islam yang terpenting adalah perdagangan yang saling menguntungkan. Dengan adanya hal tersebut maka mempermudah hubungan dan komunikasi suku bangsa yang berada di Nusantara. Kedua, integrasi kaum elite yang berkembang sejak awal abad 20 sampai jaman Hindia Belanda berakhir. Pada awal abad 20 yang berperan adalah pendidikan, karena dengan pendidikan lahirlah golongan intelektual Indonesia yang menyadari nasib bangsanya sehingga berusaha mengembangkan wawasan integral kebangsaan. Maka integrasi politik kaum elite merupakan tulang punggung gerakan nasionalisme Indonesia. Melalui gerakan nasionalisme maka lahirlah integrasi nasional bangsa Indonesia sampai sekarang. 5

C. Pentingnya Integrasi Bangsa Bagi Sebuah Negara Keberadaan masyarakat yang majemuk dalam sebuah bangsa di mana memiliki keanekaragaman budaya, sangat memerlukan proses integrasi. Karena dampak dari kemajemukan ini sangat potensial terjadinya konflik atau pertentangan. Oleh sebab itu, hendaknya setiap warga masyarakat harus menyadari dan mempunyai cita-cita bersama. Citacita bersama tersebut adalah sederhana tetapi agung yaitu suatu masyarakat dimana semua golongan dapat hidup rukun, mengembangkan diri tanpa merugikan golongan lain, dan bahkan membantu mendukung golongan-golongan lain, sehingga terwujud suatu masyarakat yang adil dan makmur. Selain itu, pentingnya membangun integrasi nasional adalah terwujudnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang dilandasi rasa kepemilikan bersama, rasa kebersamaan, semangat persatuan dan kesatuan bangsa, semangat untuk berbuat demi kepentingan bersama, perasaan yang sama, kesadaran dalam membangun interaksi dan komunikasi yang baik, kerja sama dalam menghasilkan karya yang bernilai tinggi, kekompakan warga negara dalam mencapai cita-citanya, semangat menjaga negara yang bebas dari ancaman perpecahan dan kesadaran mewujudkan kerukunan hidup. D. Peristiwa-peristiwa Bersejarah yang Menumbuhkan Rasa Persatuan dan Semangat Kebangsaan Indonesia Ada beberapa peristiwa bersejarah yang telah memupuk rasa persatuan, kesatuan, dan semangat kebangsaan Indonesia antara lain yaitu; pertama, berdirinya organisasi Budi Utomo. Budi Utomo adalah sebuah organisasi pemuda yang berdirinya dipelopori oleh Dr. Suetomo dan didirikan pada tanggal 20 Mei 1908. Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia atau sebagai tonggak awal kebangkitan nasional Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya ditujukan bagi golongan berpendidikan di daerah Jawa. Kedua, peristiwa Sumpah Pemuda di mana telah tertuang tekad bertanah air satu Indonesia, berbangsa satu, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Dengan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, bangsa Indonesia tidak lagi berupa ide, melainkan telah menjelma menjadi konsep, karena telah memiliki batasan yang jelas. Konsep bangsa Indonesia menjadi aktual dengan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Proklamasi kemerdekaan adalah ikrar untuk bersatu dalam mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia, meliputi wilayah dari Sabang sampai Merauke yang merdeka dan berdaulat untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. E. Faktor-faktor Pendorong Integrasi Nasional a) Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah. b) Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. c) Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia seperti yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda. 6

d) Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia. F. Faktor-faktor Penghambat Integrasi Nasional a) Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen. b) Kurangnya toleransi antargolongan. c) Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar. d) Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan. G. Upaya Menjaga Integrasi Bangsa Upaya untuk mencapai dan menjaga integrasi nasional dapat dilakukan dengan cara menjaga keselarasan antar budaya. Hal itu dapat terwujud jika ada peran serta pemerintah dan partisipasi masyarakat dalam proses integrasi nasional. Adapun upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga integrasi bangsa antara lain: a) Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda- beda. b) Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi daerah. Hal ini untuk memperbesar kesadaran dan kreatifitas masyarakat sebagai salah satu penunjang terwujudnya integrasi nasional. c) Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban warga negara. d) Meningkatkan usaha pembinaan dan pemeliharaan kebudayaan nasional. e) Membina dan memelihara tradisi-tradisi serta peninggalan sejarah yang mempunyai nilai perjuangan. Adapun upaya atau bentuk dari partisipasi masyarakat antara lain: a) Meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada kesamaan yang dimiliki oleh setiap budaya daerah. b) Meminimalkan setiap potensi konflik yang ada. Misalnya primordialisme (paham dari anggota masyarakat yang mempunyai kecenderungan untuk berkelompok sehingga terbentuklah suku-suku bangsa) dan fanatisme (kepercayaan yang terlalu kuat terhadap suatu ajaran tertentu) yang berlebihan. c) Menerima dan menghargai suku, agama, dan adat istiadat orang lain. d) Memelihara, melestarikan, dan mengembangkan tradisi dan budaya. e) Melakukan dialog antar suku dan golongan. BAB III PEMBAHASAN A. Makna Ancaman, Gangguan, Hambatan, dan Tantangan 7

Keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia bila tidak dikelola dengan baik dapat memunculkan ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan. a) Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang dilakukan secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis. Ancaman dalam membangun integrasi nasional dibagi menjadi dua, yaitu ancaman militer dan ancaman nonmiliter. Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Sedangkan, ancaman nonmiliter adalah ancaman yang tidak menggunakan senjata tetapi jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. b) Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah). Gangguan dalam membangun integrasi nasional antara lain yaitu tingkat pendidikan rendah, kesenjangan kesejahteraan, rendahnya toleransi, dll. c) Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional. Hambatan dalam membangun integrasi nasional antara lain yaitu konflik, persaingan, penyalahgunaan narkoba dan minuman beralkohol, kriminalitas, separatisme, dll. d) Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan. Bentuk tantangan dalam membangun integrasi nasional yaitu percobaan invasi asing, KKN, dan kriminalitas. B. Upaya yang Dapat Dilakukan untuk Memperkukuh Integrasi Bangsa a) Membangun dan menghidupkan komitmen yang menjadikan perjalanan panjang Indonesia untuk menyatukan dirinya. Dimulai dari Kebangkitan Nasional pada 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan 1945 harus terus dihadirkan hakikat dan maknanya dalam hati sanubari dan alam pikiran bangsa Indonesia. b) Menciptakan kondisi dan membiasakan diri untuk membangun konsensus. Kompromi dan kesepakatan adalah jiwa demokrasi. Penghormatan dan pengakuan terhadap mayoritas diperlukan, tetapi perlindungan terhadap minoritas tetap tidak boleh diabaikan. c) Membangun kelembagaan (Pranata) yang berakarkan nilai dan norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa. Kelembagaan itu diharapkan mampu membangun mekanisme peleraian konflik untuk mencegah kecenderungan tindakan represif dalam menyelesaikan konflik. d) Merumuskan kebijakan dan regulasi yang konkret. Tegas dan tepat dalam segala aspek kehidupan dan pembangunan bangsa, yang mencerminkan keadilan bagi semua pihak, juga semua wilayah. e) Pentingnya memiliki kepemimpinan yang arif dan efektif dalam pembinaan integrasi nasional. C. Strategi yang Digunakan untuk Menciptakan Integrasi Bangsa a) Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air, dan rasa persaudaraan supaya tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia. 8

b) Menghilangkan kesempatan untuk berkembangnya primordialisme sempit pada setiap kebijaksanaan dan kegiatan, sehingga mencegah terjadinya KKN. c) Meningkatkan ketahanan rakyat dalam menghadapi usaha-usaha pemecah belahan dari pihak luar dan kaki tangannya. d) Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir Pancasila dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsa. e) Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromi. f) Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI, dan Polri dalam memerangi separatis. g) Melarang dengan cara melengkapi dasar dan aturan hukum setiap usaha untuk menggunakan kekuatan massa. D. Langkah-langkah untuk Membangun Integrasi Bangsa yang Baik Beberapa langkah untuk membangun integrasi bangsa yaitu: a) Anggota masyarakatnya merasa berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan satu dengan lainnya. b) Terciptanya konsensus bersama mengenai norma-norma dan nilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman. c) Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam proses integrasi. d) Mengembangkan dan membangun kebanggaan akan identitas nasional dalam bentuk lambang negara, dasar negara, lagu kebangsaan, bahasa nasional, dan bendera nasional. e) Melaksanakan kegiatan pembangunan yang adil sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan rakyat yang merata. f) Membangun rasa keadilan rakyat. g) Menjaga dan membangun rasa aman dan tenteram rakyat. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk membangun integrasi nasional yang baik dan kokoh yaitu: a) Adanya kemampuan dan kesadaran bangsa dalam mengelola perbedaan sara dan keanekaragaman budaya dan adat-istiadat yang tumbuh dan berkembang di wilayah Nusantara. Perbedaan tersebut hendaknya dimaknai sebagai kekayaan dan potensi bangsa, bukan dipertentangkan. b) Adanya kemampuan untuk mereaksi dan mencegah dominasi ekonomi asing. c) Adanya kemampuan untuk mereaksi penyebaran ideologi asing. d) Mampu berperan aktif dalam percaturan dunia di era globalisasi dalam berbagai aspeknya. e) Bertekad untuk membangun sistem budaya sesuai dengan ideologi nasional (Pancasila) dan UUD 1945. f) Menyelenggarakan berbagai kegiatan budaya dengan cara melakukan pengkajian kritis dan sosialisasi terhadap identitas nasional, seperti bahasa Indonesia, lagu Indonesia Raya, bendera Merah Putih, dan Garuda Pancasila. 9

BAB IV PENUTUP Integrasi nasional adalah menggabungkan seluruh bagian menjadi sebuah keseluruhan dan tiap-tiap bagian diberi tempat, sehingga membentuk kesatuan yang harmonis dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika. Wujud dari keragaman di dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika itu bermacam-macam yaitu terdiri dari suku, etnis, ras, dengan budaya yang beragam. Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut mempunyai peran terhadap bangsa Indonesia yaitu agar menjadi bangsa yang berhasil mewujudkan integrasi nasional di tengah masyarakatnya yang majemuk. Juga diharapkan 10

semboyan tersebut sebagai landasan atau dasar perjuangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia agar dikenal di mata dunia sebagai bangsa yang multikulturalisme. Membina bangsa Indonesia yang multikultural memerlukan upaya yang berkesinambungan serta berkaitan dengan berbagai aspek agar tercapai Integrasi nasional melalui semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yaitu dengan mengadakan proses pendidikan sejak dini dalam lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan formal dan in-formal tentang prinsip bersatu dalam perbedaan. Rasa bhineka tunggal ika ini perlu diterapkan pada setiap masyarakat seluruh Indonesia ini demi menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia. Pada kenyataannya penerapan rasa bhineka tunggal ika ini kurang dilakukan oleh warga negara Indonesia, maka dari itu sangat diperlukan demi menjawab tantangan masa depan yang dapat memecah belah suatu negara. Penjelasan yang ada di dalam makalah ini semoga dapat membantu mengaplikasikan arti dari semboyan bhineka tunggal ika ini pada setiap warga negara untuk dapat menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara. REFERENSI Buku PPKn SMA Kelas 10 Kurikulum 2013 Semester 2 Buku Modul Pengayaan PPKn SMA Kelas 10 Kurikulum 2013 Semester2 http://memebali.blogspot.com/2013/04/pancasila-proses-integrasi-bangsa.html http://www.academia.edu/4760829 http://www.jambiekspres.co.id/berita-9778-semangat-sumpah-pemuda-dan-masa-depan-bangsaindonesia.html 11

http://theroriezkhere.blogspot.com/p/blog-page_10.html http://www.bimbie.com/perubahan-sosial-buadaya.htm http://www.academia.edu/7177422/upaya_mengatasi_konflik_sosial_untuk_mencegah_disinte grasi_bangsa 12