BAB I PENDAHULUAN. sikap masyarakat yang terbentuk dan diwariskan dari generasi ke generasi dalam

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. sikap masyarakat yang terbentuk dan diwariskan dari generasi ke generasi dalam"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap negara-bangsa memiliki nilai-nilai yang menjadi falsafah hidup dan sikap masyarakat yang terbentuk dan diwariskan dari generasi ke generasi dalam menjaga keberlangsungan serta eksistensi suatu negara. Nilai tersebut disebut nilai kebangsaan, merupakan nilai yang digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral, dan budaya masyarakat pada suatu bangsa menjadi identitas atau kepribadian suatu bangsa. Dipengaruhi dari latar belakang negaranya mulai dari letak geografis, sejarah, kebudayaan dan kepercayaan. Hal tersebut membentuk setiap negara memiliki nilai kebangsaan yang berbeda-beda. Untuk itu sebagai upaya menjaga suatu integritas bangsa terutama dalam melawan radikalisme dan menjaga rasa nasionalisme suatu bangsa, perlu ditanamkan dan dijaga nilai-nilai kebangsaan pada setiap generasi. Indonesia sebagai negara-bangsa yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas sampai pulau Rote dengan berjajar pulau-pulau, mengikat lebih dari (seribu seratus dua puluh delapan) suku bangsa dan lebih dari 700 (tujuh ratus) bahasa. Tersebar di seluruh pulau-pulau di Indonesia, secara keseluruhan berjumlah (tujuh belas ribu lima ratus delapan) pulau baik besar atau kecil. Hal tersebut menjadikan karakteristik Indonesia sebagai negara-bangsa yang majemuk, besar dan luas karena di huni oleh berbagai ragam suku bangsa, bahasa, budaya, agama, adat istiadat, dan ras. Keberagaman ini 1

2 melahirkan semboyan Bhineka Tunggal Ika yaitu berbeda-beda tapi satu jua dimana Ke-bhinneka-an merupakan realitas sosial, sedangkan Ke-tunggal-ika-an adalah sebuah cita-cita kebangsaan. Semboyan tersebut menjadi kesadaran akan keberagaman dibutuhkan persatuan untuk membangun bangsa sesuai cita-cita yang telah disepakati. Kemajemukan bukanlah alasan untuk tidak bersatunya Indonesia sebab bangsa Indonesia terbangun bukan didasarkan pada bahasa ibu yang sama atau tercipta dari satu kelompok etnis, agama, maupun ras. Tetapi dari adanya penderitaan, penindasan, dan perjuangan melawan penjajahan yang membuat adanya kesamaan nasib untuk meraih kemerdekaan. Tujuan inilah yang menjadi tonggak untuk bersatunya bangsa Indonesia dan memunculkan rasa kebangsaan. Bersatu dalam satu bangsa yaitu bangsa Indonesia dan berbahasa satu, yaitu bahasa Indonesia menjadi satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan kesatuan dari kemajemukan tersebut dibutuhkan kesadaran kebangsaan. Indonesia dengan keberagaman memerlukan keseragaman atau konsensus (kesepakatan semua warga bangsa). Konsensus negara Indonesia terdapat empat macam yang dikenal dengan empat pilar kebangsaan karena masing-masing komponen memiliki nilai kebangsaan. Pancasila sebagai ideologi negara bersifat religius dan prinsip-prinsip kemanusiaan yang menjadi landasan dalam mengatur kehidupan berbangsa dan kehidupan bernegara. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), sebagai konstitusi negara mengandung nilai cita-cita dan tujuan bangsa menjadi pondasi dalam membangun bangsa. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai konsepsi bentuk 2

3 negaranya yang berkepulauan dengan tujuan mengintegrasikan berbagai pemisah secara geografis sehingga menjadi negara kesatuan, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai cerminan walaupun masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku,ras,etnis, budaya, agama, dan norma-norma tetapi merupakan satu kesatuan. Setiap pilar memiliki tingkat, fungsi dan konteks yang berbeda. Sebagai gambarannya Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara kedudukannya berada di atas tiga pilar lainnya. Pancasila adalah landasan ideologi dan dasar negara Indonesia, menjadi jiwa yang menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia. Menjadi pedoman penuntun bagi pilar kebangsaan lainnya. Nilai kebangsaan bersifat instrinsik yang terkandung dalam hati, sebagai sumber kekuatan untuk membangun rasa kebangsaan untuk mewujudkan cita-cita bangsa. Berisi etika yang sangat berperan dalam membentuk sikap menghargai berbagai perbedaan dalam masyarakat, mematuhi hukum yang berlaku, serta turut ikut dalam kegiatan bernegara. Sehingga segenap komponen bangsa dari penyelenggara negara hingga masyarakat Indonesia harus memiliki keyakinan terhadap nilai kebangsaan Indonesia dalam memandu tercapainya perikehidupan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Nilai kebangsaan yang terbentuk dalam dasar negara, ideologi nasional dan jati diri bangsa bersifat statis, sehingga membutuhkan pendorong atau penggerak dalam setiap jiwa yaitu semangat kebangsaan. Semangat kebangsaan sebagai nilai instrumental berubah sesuai dengan konteks dan situasi yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Dalam menghadapi setiap tantangan seiring berjalannya waktu, bangsa Indonesia mengalami perubahan sesuai dengan 3

4 kebutuhannya, situasi dan perkembangan zaman. Namun, identitas atau kepribadian nasional Indonesia tetap bersifat statis. Memasuki era globalisasi, bangsa Indonesia mengalami degradasi (kemunduran) semangat kebangsaan dan pemahaman akan nilai kebangsaan ditandai dengan adanya krisis identitas, gerakan-gerakan yang bertujuan memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. Masyarakat terbagi kedalam kelompok-kelompok berdasarkan identitas kultural mereka, memunculkan disintegrasi atau perpecahan bangsa dengan memunculkan konflikkonlik berbau SARA (suku, agama, ras, dan antar golongan). Konflik sosial pun terjadi dalam kehidupan antar suku, budaya, dan agama. Bahkan, konflik seperti ini seperti bom waktu yang dapat meledak pada saat kapanpun dan dimanapun di wilayah daulat negara Indonesia. Padahal konflik ini terjadi juga dikarenakan tekanan ketimpangan ekonomi dan politik yang terjadi. Belum lagi masalah globalisasi. Kasus Konflik Tolikara yang terjadi pada 17 Juli 2015 di Kabupaten Tolikara, Papua, Indonesia pada saat kegiatan salat Id yang dilakukan oleh umat Muslim dan pertemuan para pemuka masyarakat gereja diadakan pada saat yang bersamaan. Terkait kasus ini, Zainal dalam portal berita CNN Indonesia.com 20 Juli 2015 mengatakan bahwa Insiden Tolikara bukan hanya konflik agama tetapi kepada politik lokal yang menggunakan agama dikarenakan adanya kecemburuan sosial antara pendatang dan warga asli. Dalam portal berita Bangkapos.com pada 6 agustus 2015 di Kota Semarang terjadi penangkapan lima siswa SMK dan MTs yang kedapan membolos di warnet. Ketika diminta menghafal Pancasila dan lagi kemerdekaan 4

5 17 Agustus, tidak ada satupun yang dapat melafalkan dengan baik. Hal tersebut sedikit memberi gambaran telah terjadinya degradasi akan pemahaman nilai kebangsaan. Globalisasi seharusnya dapat menjadi tiket bagi negara untuk eksis di panggung dunia, apabila kualitas wawasan persatuan dan kesatuan bangsa dapat berjalan dengan baik. Terutama dikalangan pemuda, karena merupakan calon pemimpin dan penerus generasi selanjutnya. Setiap generasi bertanggung jawab sebagai dalam menjaga nilai kebangsaan sebagai pemegang tongkat estafet yang akan diserahkan pada generasi yang akan datang. Sehingga, generasi berikutnya merupakan perwujudan dari nilai kebangsaan karena mereka tidak kehilangan jati diri sebagai bangsa Indonesia. Generasi bangsa tidak dapat memunculkan kesadarannya sendiri akan nilai kebangsaannya, tetapi perlu adanya pengenalan dan penanaman atau internalisasi nilai kebangsaan dalam kehidupannya. Terwujudnya dan terbentuknya bangsa Indonesia tidak berjalan dengan sendirinya tetapi memerlukan upaya, usaha dan perjuangan terus-menerus. Internalisasi nilai kebangsaan dalam kehidupan berbangsa pada generasi muda diharapkan dapat dicerminkan dengan sikap dan perilaku yang menjunjung nilai kebangsaan karena tujuan internalisasi adalah menjadikannya nilai-nilai kebangsaan menjadi bagian dari kepribadian individu. Dalam upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan diperlukan institusi yang melaksanakan, memantau dan mengevaluasi usaha-usaha pembangunan bangsa Indonesia secara terus-menerus. Untuk itu pemerintah maupun swasta/perseorangan berupaya membuat berbagai program yang bertujuan memperkenalkan kembali dan menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Terutama melibatkan para pemuda bangsa, sebagai 5

6 generasi bangsa yang akan memperjuangkan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kegiatan Kemah Pemuda Kebangsaan merupakan salah satu program kerjasama antar pemimpin agama untuk menjaga keharmonisan antar agama, yang mendorong pemerintah melakukan regulasi undang-undang No. 4 tahun 2009 tentang kepemudaan. Dalam Pasal 1 dikatakan, Pemuda adalah warga Negara yang masuk dalam periode perkembangan dan pertumbuhan berusia tahun. Lebih kurang pemuda Indonesia atau sekitar 17% dari penduduk Indonesia. Dalam kegiatan Kemah Pemuda Kebangsaan yang diadakan oleh organisasi pemuda gereja dan Islam untuk menjunjung persatuan dengan tidak memandang suku, agama, ras, dan kelompok. Persatuan tersebut dicerminkan dengan adanya ikrar atau janji dan himne yang menjunjung persatuan seperti pada tahun Terutama memerangi adanya radikalisme, perselisihan antar umat beragama. Generasi muda harus memiliki karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa kompetitif, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk bersaing secara global. Pemerintah melalui salah satu kegiatan yang bernama Ekspedisi NKRI juga mencoba meninternalisasikan nilai-nilai kebangsaan, seperti halnya pada kegiatan kemah pemuda. Kegiatan ini telah dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali, dan dalam penelitian ini adalah pelaksanaan yang kelima kalinya dengan nama Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara Terdapat 3 (tiga) misi pemerintah dalam Ekspedisi NKRI adalah: Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera serta mewujudkan Indonesia menjadi 6

7 negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasis kepentingan nasional. Kegiatan Ekspedisi NKRI tetap dilaksanakan hingga hari ini, karena juga mendukung Agenda Nawacita kebijakan pemerintah saat ini. Terdapat 4 (empat) Agenda Nawacita dalam Ekspedisi NKRI adalah: Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa, Membangun Indonesia dari pinggiran, Melakukan revolusi karakter bangsa, dan Memperteguh ke-bhineka-an bangsa Indonesia. Ekspedisi NKRI adalah sarana mendata, mencatat, dan memetakan sumber daya manusia, Sumber daya alam dan sosial guna kelestarian alam, meningkatkan kesejahteraan dan pertahanan keamanan. Sebagai kegiatan mengeksplore dan mengenal kekayaan nusantara untuk meningkatkan kesadaran akan beragamnya Indonesia dan pembangunan di daerah-daerah yang kurang mendapat perhatian pemerintah. Mengenalkan kembali harta Indonesia yaitu keragaman budaya, kepercayaan, kekayaan alam, sebagai upaya menggali kesadaran akan nilai kebangsaan, membangkitkan semangat kebangsaan, dan meningkatkan wawasan kebangsaan, merupakan salah satu cara untuk menginternalisasikan nilai kebangsaan. Kegiatan Ekspedisi NKRI melibatkan pemuda terutama dari kelompok intelektual (mahasiswa) yang merupakan pelaku dari pembangunan bangsa, harus mencerminkan nilai kebangsaan sebagai kesadaran dirinya menjadi bagian dari bangsanya. Mahasiswa merupakan satu golongan dari masyarakat yang mempunyai dua sifat, yaitu manusia muda dan calon intelektual. Mahasiswa sebagai calon intelektual, harus mampu untuk berpikir kritis terhadap kenyataan sosial. Berpikir kritis akan masalah yang mengancam kesatuan bangsa sudah seharusnya disadari dan diwujudkan dalam kehidupan 7

8 bermasyarakat seperti tertuang dalam Tri Dharma perguruan tinggi yang menjadi tanggung jawab yaitu, Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian. Dalam pelaksanaan kegiatan Ekspedisi, mahasiswa sebagai salah satu komponen bangsa yang termasuk dalam masyarakat akademisi, memiliki kesempatan yang cukup luas dalam pelaksanaan kegiatan Ekspedisi NKRI. Mahasiswa dapat belajar memimpin dan dipimpin, menyusun, melaksanakan, mengevaluasi program, membuat serta menulis laporan dan berinteraksi dengan sesama komponen bangsa lainnya baik antar anggota tim Ekspedisi NKRI interdisipliner, institusional serta kemitraan dengan masyarakat luas. Dengan Pengenalan secara langsung pada kehidupan di daerah tujuan ekspedisi, mahasiswa dapat berinteraksi dan secara langsung merasakan bagaimana norma dan nilai yang berbeda dengan sukunya atau daerahnya. Melihat kenyataan bahwa di berbagai daerah mengalami masalah yang hampir serupa yaitu, kemiskinan, kemunduran dalam dunia pendidikan, memudarnya rasa nasionalisme, dan memudarnya kearifan lokal. Selanjutnya diharapkan dapat mendorong mahasiswa yang berkumpul dari berbagai suku untuk lebih membangun solidaritas dan membentuk sikap cinta tanah air serta kepedulian sosial dalam menjaga kekayaan bangsa Indonesia. Mahasiswa sebagai manusia muda, seringkali tidak mengukur resiko yang menimpa dirinya. Manusia dengan semangatnya adalah sebuah penggerak baik dalam dirinya maupun masyarakat untuk menuju perubahan seperti peran pemuda dalam perubahan orde baru menuju era reformasi. Dalam kegiatan Ekspedisi NKRI mahasiswa dibina mental dan fisiknya secara militer dengan latihan-latihan seperti berlari, mendaki gunung, jiwa korsa, team work untuk menjadikan karakter 8

9 pemuda yang mandiri dan dapat bertanggung jawab. Menciptakan karakter pemuda yang sehat jiwa dan jasmani dalam membangun kehidupan berbangsa. Mahasiswa sebagai individu memiliki hasrat, perasaan, emosi, nilai yang menjadi pembentuk kepribadiannya sejak awal. Stimulasi dari lingkungan sekitarnya yang membentuk penilaian seseorang terhadap nilai-nilai yang dipegangnya. Pertama kali individu mendapatkan pengenalan nilai dari lingkungan keluarga sebagai internalisasi dalam sosialisasi primer. Internalisasi merupakan proses yang berlangsung sepanjang hayatnya. internalisasi yang dilakukan dalam kegiatan ekspedisi ini merupakan internalisasi dalam sosialisasi sekunder. Berger dan Luckmann (Manuaba, 2011) mengatakan sosialisasi primer, akan berakhir manakala konsep tentang orang lain pada umumnya (dan segala sesuatu yang menyertainya) telah terbentuk dan tertanam dalam kesadaran individu. Ia sudah merupakan anggota masyarakat dan secara subjektif telah memiliki suatu diri dan sebuah dunia. Namun, internalisasi masyarakat, identitas, dan kenyataan, tidak terjadi sekali jadi dan selesai tuntas. Sosialisasi tidak pernah total dan tidak pernah selesai. Hal ini menghadapkan pada dua masalah lain, yakni: pertama, bagaimana kenyataan yang sudah diinternalisasi dalam sosialisasi primer dipertahankan dalam kesadaran; kedua, bagaimana sosialisasi berikutnya berlangsung. Dalam hal ini, ada kecenderungan dalam masyarakat--yang khasanah pengetahuannya sederhana--tidak akan terjadi sosialisasi lebih lanjut. Setiap masyarakat memiliki pembagian kerja sehingga adanya distribusi pengetahuan yang berbeda, dan menyebabkan adanya sosialisasi sekunder. 9

10 Berger dan Luckmann (Manuaba, 2011) menegaskan bahwa sosialisasi sekunder adalah sosialisasi sejumlah subdunia kelembagaan, atau yang berlandaskan lembaga. Lingkup jangkauan dan sifat sosialisasi ini, ditentukan oleh kompleksitas pembagian kerja dan distribusi pengetahuan dalam masyarakat yang menyertainya. Sosialisasi sekunder adalah proses memperoleh pengetahuan khusus sesuai dengan peranannya (role specific knowledge), dan peranan ditentukan berdasarkan pembagian kerja. Dalam Ekspedisi NKRI sebagai suatu bagian sosialisasi sekunder dalam menanankam nilai kebangsaan. Bahwa individu mendapatkan pendidikan dan pengajaran tentang berbagai perbedaan nilai, yang berebeda dari nilai yang didapatnya dari sosialisasi primer dikeluarganya. Seperti halnya korupsi yang terjadi karena proses internalisasi nilai yang salah sehingga mendukung seseorang melakukan korupsi. Dewasa ini, penting dan perlu adanya penanaman nilai kebangsaan pada diri generasi muda atau pemuda saat ini. Internalisasi nilai kebangsaan pada kegiatan Ekspedisi NKRI 2015 berusaha agar peserta mengenal dan menerima nilai budaya dan karakter bangsa sebagai milik dan bertanggung jawab atas keputusannya. Peserta mengenal, menilai, menentukan pendirian dan menjadikan nilai tersebut sesuai keyakinan diri menjadi suatu proses berpikir, bersikap dan berbuat. Proses internalisasi tersebut dalam pengamatan peneliti selama mengikuti kegiatan Ekspedisi NKRI 2015 menjadi suatu ketertarikan. Sehingga Peneliti merasa tertarik dengan permasalahan tersebut dan mengangkat judul Internalisasi Nilai Kebangsaan Terhadap Mahasiswa Peserta Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara 2015 sebagai penelitian. 10

11 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan Uraian yang sudah dikemukakan pada latar belakang diatas, maka dapat dibuat beberapa rumusan masalah yaitu : 1. Bagaimana Internalisasi nilai Kebangsaan terhadap mahasiswa peserta kegiatan Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara 2015? 2. Bagaimana tahapan perjalanan dan rute perjalanan Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara Tujuan Penelitan Penelitian merupakan bagian pokok ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk lebih mendalami segala aspek kehidupan, disamping itu juga merupakan sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, baik dari segi teoritis maupun praktis. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Mengetahui tentang Internalisasi yang terjadi dalam kegiatan Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara Mengetahui tahapan dan rute perjalanan Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara Manfaat Penelitian Setiap penelitian mampu memberikan manfaat, baik untuk diri sendiri, orang lain maupun ilmu pengetahuan. Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: Manfaat Teoritis 11

12 1. Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menambah wawasan kajian ilmiah dari mahasiswa khususnya bagi mahasiswa departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara serta dapat memberikan informasi kepada para pembaca tentang Internalisasi Nilai Kebangsaan terhadap mahasiswa dalam kegiatan Ekspedisi NKRI Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberi pengetahuan atau informasi tentang kegiatan Ekspedisi NKRI 2015 dalam menginternalisasikan nilai kebangsaan pada mahasiswa. Dalam Ilmu Sosiologi diharapkan dapat menambah referensi hasil penelitian tentang nilai kebangsaan Manfaat Praktis 1. Bagi organisasi penyelenggara kegiatan Ekspedisi NKRI dapat mengetahui tentang proses internalisasi nilai kebangsaan yang dapat digunakan untuk meningkatkan dan mempertahankan nilai-nilai positif dalam kegiatan tersebut. 2. Bagi peserta mahasiswa sebagai bahan masukan sebelum mengikuti kegiatan tersebut. 1.5 Definisi Konsep Internalisasi Internalisasi adalah proses menanamkan, membudayakan dan menumbuhkan suatu nilai atau budaya pada seseorang, sehingga orang tersebut dapat menghayati dan memaknai nilai atau budaya yang 12

13 membentuk pola pikirnya dalam melihat makna realitas di sekelilingnya dan mampu mempraktekkan nilai tersebut dalam perilakunya. Internalisasi terjadi dalam kehidupan manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya, melalui bertambahnya pengetahuan, pengalaman, dan pembelajaran yang berlangsung sepanjang kehidupan manusia. Jika suatu proses internalisasi berhasil maka seseorang sudah mampu melekatkan nilai dan norma yang diterimanya dalam kehidupan kesehariannya dengan kesadaran dan tanpa paksaan. Jika terjadi pada anggota suatu kelompok maka seorang individu akan mampu mengidentifikasi perilaku kelompok dan mematuhi sistem norma kelompok termasuk sikap sosial yang dimiliki kelompok yang berkaitan. Dalam penelitian ini Internalisasi yang dimaksud adalah proses internalisasi atau penanaman nilai kebangsaan yang terjadi pada mahasiswa dalam kegiatan Ekspedisi NKRI Internalisasi yang terjadi berupaya agar peserta mengenal dan menerima nilai kebangsaan dan disadari peserta sehingga peserta dapat bersikap sesuai nilai yang di Internalisasikan Nilai Kebangsaan Nilai-nilai dasar kebangsaan bersumber dari nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa itu. Mewujudkan diri menjadi dasar negara, ideologi nasional, dan jati diri bangsa. Sebagai jati diri bangsa, nilai-nilai kebangsaan merupakan nilai yang diwujudkan dengan sikap dan berperilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai kebangsaan Indonesia adalah sistem nilai yang bersumber dari dan mengakar dalam budaya bangsa Indonesia yang menjadi ideologi 13

14 bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Sebagai dasar negara nilai-nila kebangsaan tersebut melandasi segala kegiatan pemerintahan negara, baik dalam pengelolaan maupun dalam membangun hubungan kerjasama dengan negara lain, serta menjadi etika bagi penyelenggara negara. Disamping berlandaskan Pancasila, secara konsekuensi dalam menjaga sendi-sendi utama lainnya, yakni Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Dimana masing-masing mengandung nilai-nilai kebangsaan yang telah disepakati bersama dalam berjalannya pembangunan bangsa Indonesia. Kita sebgai bangsa diharuskan mentransformasikan nilai-nilai tersebut ke dalam sikap dan perilaku nyata baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam penelitian ini nilai-nilai kebangsaan yang dimaksud adalah, nilai toleransi (kesediaan bekerjasama dengan berbeda suku), nilai solidaritas (kerjasama antara sipil dan militer dalam menjaga kedaulatan rakyat), mengenal wilayah Indonesia, memperteguh ke-bhineka-an bangsa Indonesia, peduli Lingkungan, dan cinta tanah air Mahasiswa Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi. Mahasiswa merupakan satu golongan dari masyarakat yang mempunyai dua sifat, yaitu manusia muda dan calon intelektual, dan sebagai calon intelektual, mahasiswa harus mampu untuk berpikir kritis terhadap kenyataan sosial, sedangkan sebagai manusia muda, mahasiswa 14

15 seringkali tidak mengukur resiko yang menimpa dirinya. Mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No.30 tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu, mahasiswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti Ekspedisi NKRI Mahasiswa dipilih menjadi anggota Ekspedisi NKRI karena merupakan pemuda yang intelektual dan merupakan komponen pembangunan bangsa, yang seharusnya memiliki wawasan kebangsaan dalam menghayati nilai-nilai kebangsaan. Selain itu seorang mahasiswa yang berbasis semangat Tri Dharma Pengguruan Tinggi menjalankan tugasnya dalam hal pengabdian kepada masyarakat. Namun yang marak terjadi mahasiswa mengalami kemerosotan nilai-nilai kebangsaan, sehingga perlu mendapatkan perhatian Ekspedisi Ekspedisi merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk menjelajahi atau meneliti suatu wilayah dengan tujuan menemukan hal-hal baru, mengkaji ulang fakta-fakta, dan menyelidiki suatu informasi. Perjalanan yang dilakukan biasanya berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang suatu wilayah. Kegiatan Ekspedisi NKRI 2015 yang dilaksanakan KOPASSUS dengan melibatkan TNI beserta POLRI dan beberapa elemen masyarakat, Akademisi dan Pemerintah Pusat maupun Daerah. Kegiatan yang berlandaskan rasa cinta dan bangga terhadap bangsa Indonesia, berinisiatif untuk menggali potensi sumber daya alam di wilayah Indonesia baik berupa budaya, kehutanan, flora fauna, bahan tambang, sumber energi 15

16 terbaru dan pengabdian masyarakat supaya tercatat oleh putra-putri bangsa Indonesia. Sekaligus menanamkan nilai-nilai kebangsaan pada peserta ekspedisi. Ekspedisi ini adalah penyelenggaraan yang kelima diadakan di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan nama Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara Terbagi kedalam 8 (delapan) SubKorwil atau wilayah yang menjadi pusat penelitian, seperti halnya kegiatan ekspedisi lainnya Ekspedisi NKRI juga dilakukan dengan menjelajah dan meniliti pada suatu wilayah dalam menemukan informasi atau data. 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kesatuan yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Miangas hingga Pulau Rote yang penuh dengan keanekaragaman dalam berbagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa,

Lebih terperinci

PLEASE BE PATIENT!!!

PLEASE BE PATIENT!!! PLEASE BE PATIENT!!! CREATED BY: HIKMAT H. SYAWALI FIRMANSYAH SUHERLAN YUSEP UTOMO 4 PILAR KEBANGSAAN UNTUK MEMBANGUN KARAKTER BANGSA PANCASILA NKRI BHINEKA TUNGGAL IKA UUD 1945 PANCASILA MERUPAKAN DASAR

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21 Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin Topik Makalah RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21 Tanggal Penyerahan Makalah : 25 Juni 2013 Tanggal Upload

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka

Lebih terperinci

Wawasan Kebangsaan. Dewi Fortuna Anwar

Wawasan Kebangsaan. Dewi Fortuna Anwar Wawasan Kebangsaan Dewi Fortuna Anwar Munculnya konsep Westphalian State Perjanjian Westphalia 1648 yang mengakhiri perang 30 tahun antar agama Katholik Roma dan Protestan di Eropa melahirkan konsep Westphalian

Lebih terperinci

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan WAWASAN KEBANGSAAN Wawasan kebangsaan lahir ketika bangsa Indonesia berjuang membebaskan diri dari segala bentuk penjajahan, seperti penjajahan oleh Portugis, Belanda, Inggris, dan Jepang. Perjuangan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya bangsa dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wilayah negara yang terbentang luas

Lebih terperinci

MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA

MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL DENGAN BINGKAI BHINNEKA TUNGGAL IKA Disusun oleh: Nama : Tuzara Adhelia Wibowo No. Absen : 31 Kelas : X MIA 2 SMA NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis, suku, ras, budaya, bahasa, adat istiadat, agama. Bangsa kita memiliki berbagai etnis bangsa yang

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah/Tulisan RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah/Tulisan RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA 1 Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin Topik Makalah/Tulisan RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21 Tanggal Penyerahan Makalah : 25 Juni 2013 Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga memiliki fungsi yang sangat fundamental. Selain bersifat yuridis formal, yang mengharuskan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Kewarganegaraan

Mata Kuliah Kewarganegaraan Mata Kuliah Kewarganegaraan Modul ke: 04 Fakultas Design Komunikasi dan Visual Program Studi Pokok Bahasan IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI KARAKTER BANGSA Dosen : Cuntoko, SE., MM. Informatika dan Sistem Informasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari berbagai etnik dan berada dalam keberagaman budaya. Belajar dari sejarah bahwa kemajemukan

Lebih terperinci

LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN

LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN PETA LAMONGAN LETAK ADMINISTRATIB LAMONGAN SECARA GEOGRAFIS KABUPATEN LAMONGAN TERLETAK ANTARA 6 51 54 SAMPAI DENGAN 7 23 6 LINTANG SELATAN DAN ANTARA 112 4 41 SAMPAI DENGAN 112 33 12 BUJUR TIMUR, DENGAN

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu bangsa mutlak perlu memiliki suatu dasar negara, sebab dasar negara merupakan rambu bagi arah suatu pemerintahan agar sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan budaya, suku, ras dan agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia. Berbagai

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA Yang saya hormati, Tanggal : 11 Agustus 2008 Pukul : 09.30 WIB Tempat : Balai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan hasil dari kebudayaan manusia yang dapat didokumentasikan atau dilestarikan, dipublikasikan dan dikembangkan sebagai salah salah satu upaya

Lebih terperinci

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA Nama : Nurina jatiningsih NIM : 11.11.4728 Kelompok Jurusan Dosen : C : S1 Teknik Informatika : Drs. Tahajudin Sudibyo STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membangun Nasionalisme kebangsaan tidak bisa dilepas pisaahkan dari konteks

BAB I PENDAHULUAN. Membangun Nasionalisme kebangsaan tidak bisa dilepas pisaahkan dari konteks BAB I PENDAHULUAN A.LATAR BELAKANG Membangun Nasionalisme kebangsaan tidak bisa dilepas pisaahkan dari konteks wawasan kebangsaan yang merupakan pandangan seorang warga negera tentang negaranya, dan pembentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, memberi kekuatan hidup serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin

Lebih terperinci

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut bebas di antara pulau-pulau di Indonesia. Laut bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berbhineka, baik suku bangsa, ras, agama, dan budaya. Selain itu, kondisi geografis dimana bangsa Indonesia hidup juga

Lebih terperinci

Modul ke: Geopolitik. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Modul ke: Geopolitik. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi. Modul ke: Geopolitik Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Pengertian Geopolitik Kata Geopolitik berasal dari kata geo dan politik. Geo berarti bumi, dan politik berasal dari bahasa

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1 Modul ke: 05Fakultas Gunawan EKONOMI PENDIDIKAN PANCASILA Pancasila Sebagai Ideologi Negara Wibisono SH MSi Program Studi Manajemen S1 Tujuan Perkuliahan Menjelaskan: Pengertian Ideologi Pancasila dan

Lebih terperinci

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: 11 Fakultas TEKNIK PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA SILA KETIGA PANCASILA KEPENTINGAN NASIONAL YANG HARUS DIDAHULUKAN SERTA AKTUALISASI SILA KETIGA DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA ( DALAM BIDANG POLITIK,

Lebih terperinci

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi NAMA : Bram Alamsyah NIM : 11.12.6286 TUGAS JURUSAN KELOMPOK NAMA DOSEN : Tugas Akhir Kuliah Pancasila : S1-SI : J : Junaidi Idrus,

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA Modul ke: RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA SEBAGAI SALAH SATU MATA KULIAH PENGEMBANGAN KARAKTER Fakultas FAKULTAS TEKNIK RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah dipupuk sejak dini sehingga generasi penerus bangsa mampu menjadi pemimpin berdedikasi tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang begitu unik. Keunikan negara ini tercermin pada setiap dimensi kehidupan masyarakatnya. Negara kepulauan yang terbentang dari

Lebih terperinci

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia

Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia Tema : Implementasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Kehidupan Kampus Judul : Pergaulan Mahasiswa dan Kehidupan Sosial dalam Menerapkan Sila Persatuan Indonesia OLEH NAMA : REGINA S. LUMENTUT NO. STAMBUK :

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Pendahuluan. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc. Teknik Sipil. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

PENDIDIKAN PANCASILA. Pendahuluan. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc. Teknik Sipil. Modul ke: Fakultas. Program Studi. PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 01 Pendahuluan Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil www.mercubuana.ac.id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc 1. Latar Belakang Reformasi membawa salah satu dampak negatif, yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dilihat dari prosesnya, globalisasi

Lebih terperinci

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG Bangsa Indonesia yang merupakan negara kepulauan, memiliki beraneka ragam suku bangsa dan budaya. Masing-masing budaya memiliki adat-istiadat, kebiasaan, nilai-nilai

Lebih terperinci

Maukuf, S,Pd. M.Pd. Pertemuan ke:

Maukuf, S,Pd. M.Pd. Pertemuan ke: Pertemuan ke: Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI Salah satu upaya negara membangun nasionalisme rakyatnya yakni melalui sarana pendidikan, dalam hal ini dengan memprogramkan Pendidikan Kewarganegaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat. Melalui nilai-nilai Empat Pilar,

BAB I PENDAHULUAN. adil, makmur, sejahtera, dan bermartabat. Melalui nilai-nilai Empat Pilar, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara adalah kumpulan nilainilai luhur yang harus dipahami oleh seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negarawan merupakan karakter yang sangat penting bagi kepemimpinan nasional Indonesia. Kepemimpinan negarawan diharapkan dapat dikembangkan pada pemimpin pemuda Indonesia

Lebih terperinci

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, 2.4 Uraian Materi 2.4.1 Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar tentang kehidupan yang

Lebih terperinci

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI

PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI PENGAMALAN PANCASILA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DAN REFORMASI NAMA : Ragil Prasetia Legiwa NIM : 11.02.7942 TUGAS JURUSAN KELOMPOK NAMA DOSEN : Tugas Akhir Kuliah Pancasila : D3 - MI : A : M. Khalis Purwanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia ditakdirkan menghuni kepulauan Nusantara ini serta terdiri dari berbagai suku dan keturunan, dengan bahasa dan adat istiadat yang beraneka ragam,

Lebih terperinci

Menguatkan Nasionalisme Baru Generasi Muda yang Berkarakter (dalam Upaya Mengembangkan Model Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Kampus)

Menguatkan Nasionalisme Baru Generasi Muda yang Berkarakter (dalam Upaya Mengembangkan Model Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Kampus) Seminar 129 Nasional Abdul Hukum Rasyid Saliman Universitas dan Negeri Rio Armanda Semarang Agustian Volume 3 Nomor 1 Tahun 2017, 129-134 Fakultas Hukum, Faculty of Law Menguatkan Nasionalisme Baru Generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni Bhineka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap

BAB I PENDAHULUAN. yakni Bhineka Tunggal Ika yang berarti walaupun berbeda-beda tetapi tetap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah Negara yang sangat multikultural dengan keanekaragaman suku, budaya, agama serta ras yang di milikinya.semua

Lebih terperinci

Pancasila Nilai Karakter Bangsa

Pancasila Nilai Karakter Bangsa PENDIDIKAN PANCASILA Modul ke: 10 Pancasila Nilai Karakter Bangsa Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil www.mercubuana.ac.id Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc Pendahuluan Desain Induk Pembangunan Karakter

Lebih terperinci

BAB I P E N G A N T A R

BAB I P E N G A N T A R 1 BAB I P E N G A N T A R 1.1. Latar Belakang Masalah Wawasan kebangsaan merupakan gagasan yang dinamis mengikuti konteks ruang dan waktu yang berlaku. Gagasan kebangsaan menjadi sarana pengikat bagi adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus 1 2 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia didirikan oleh para pendiri bangsa ini dengan tujuan yang sangat mulia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

Mencukupkan Keteladanan Empat Pilar Menuju Indonesia Emas 2045

Mencukupkan Keteladanan Empat Pilar Menuju Indonesia Emas 2045 Mencukupkan Keteladanan Empat Pilar Menuju Indonesia Emas 2045 by. Gede Sangu Gemi publish : Sadar Legislasi Essay Competition Empat pilar merupakan suatu cetusan yang muncul karena latar belakang kemoralan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nasionalisme merupakan paham untuk menumbuhkan sikap cinta tanah air yang berdasarkan persamaan sejarah kemudian bergabung menjadi satu untuk mempertahankan dan loyalitas

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola perilaku masyarakat. Perilaku ini tercermin dari perilaku individu selaku anggota masyarakat. Indonesia

Lebih terperinci

2) Sanggupkah Pancasila menjawab berbagai tantangan di era globalisasi tersebut?

2) Sanggupkah Pancasila menjawab berbagai tantangan di era globalisasi tersebut? BAB I 1.Latar Belakang Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika negara Indonesia didirikan,dan hingga sekarang di era globalisasi,negara Indonesia tetap berpegang

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENTAS SENI DAN BUDAYA, FESTIVAL DAN LOMBA CIPTA LAGU CAMPUR SARI

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENTAS SENI DAN BUDAYA, FESTIVAL DAN LOMBA CIPTA LAGU CAMPUR SARI 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA PENTAS SENI DAN BUDAYA, FESTIVAL DAN LOMBA CIPTA LAGU CAMPUR SARI TANGGAL 1 NOVEMBER 2014 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG ` 2 Assalamu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. memberi dorongan untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komponen pendidikan merupakan komponen yang memiliki posisi yang sangat strategis dalam pembentukan karakter warga negaranya terutama karakter dari setiap

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017

SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. Jakarta, 1 Juni 2017 KR/KOJK SAMBUTAN KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI LAHIR PANCASILA SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA Jakarta, 1 Juni 2017 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh Selamat

Lebih terperinci

13MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Modul ke: Fakultas

13MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Modul ke: Fakultas Modul ke: Fakultas 13MKCU PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Manajemen Makna Sila Persatuan Indonesia Persatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang mempunyai sikap dan pribadi yang kuat. Pendidikan mempunyai peran yang penting karena

Lebih terperinci

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA DISKUSI KEBANGSAAN TENTANG NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA DISKUSI KEBANGSAAN TENTANG NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA 1 BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA DISKUSI KEBANGSAAN TENTANG NILAI-NILAI LUHUR BUDAYA BANGSA TANGGAL 28 MARET 2015 HUMAS DAN PROTOKOL SETDA KABUPATEN SEMARANG 2 Assalamu alaikum Wr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai suatu negara multikultural merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai etnik yang menganut

Lebih terperinci

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1 WAWASAN NUSANTARA Dewi Triwahyuni Page 1 WAWASAN NUSANTARA Wawasan Nusantara adalah cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang dijabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai

Lebih terperinci

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) 29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D) A. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA

LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA LAPORAN TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA DAN DASAR NEGARA Disusun Oleh: Nama : Heruadhi Cahyono Nim : 11.02.7917 Dosen : Drs. Khalis Purwanto, MM STIMIK AMIKOM

Lebih terperinci

B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia

B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia B. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Indonesia 1. Makna Persatuan dan Kesatuan Silahkan nyanyikan lagu wajib nasional Dari Sabang Sampai Merauke dan lagu Rayuan Pulau Kelapa secara bersama-sama di dalam

Lebih terperinci

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Seberapa Indonesia-kah Anda? Lambang

Lebih terperinci

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia kaya ragam budaya, adat istiadat, suku bangsa, bahasa, agama

Lebih terperinci

BAB 1 KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA BAB 1 KEUTUHAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa Indonesia. Bhinneka Tungga Ika mempunyai makna berbeda-beda tetapi tetap satu. Semboyan ini diambil dari

Lebih terperinci

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa 1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dalam perjuangan untuk mencapai kehidupan yang lebih sempurna, senantiasa memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjungnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam budaya, agama, adat istiadat, bahasa, dan sukusuku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal ini

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT Oleh : Falihah Untay Rahmania Sulasmono KELOMPOK E NIM. 11.11.5273 11-S1TI-09 Dosen Pembimbing : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAKSI Pancasila

Lebih terperinci

VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL

VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL RETHINKING & RESHAPING VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL OLEH : DR. MUHADJIR EFFENDY, M.AP. Disampaikan dalam Acara Tanwir Muhammadiyah 2009 di Bandar Lampung, 5 8 Maret 2009 1 Lingkup

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKARAKTER. Muh.Anwar Widyaiswara LPMP SulSel

PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKARAKTER. Muh.Anwar Widyaiswara LPMP SulSel 1 PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL DALAM MEWUJUDKAN PENDIDIKAN YANG BERKARAKTER Muh.Anwar Widyaiswara LPMP SulSel Abstrak Setiap etnik atau ras cenderung memunyai semangat dan ideologi yang etnosentris,

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN. KEWARGANEGARAAN Modul ke: WAWASAN NUSANTARA by Fakultas FEB Syahlan A. Sume Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id WAWASAN POKOK BAHASAN: NUSANTARA 1. PENGERTIAN DARI WAWASAN NUSANTARA 2. MAKSUD

Lebih terperinci

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Kompetensi Dasar : 1.1. Mendeskripsikan Hakikat Bangsa Dan Unsur-unsur Terbentuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia tidaklah mudah karena membutuhkan pengorbanan yang luar biasa kala itu dan merupakan

Lebih terperinci

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI WAWASAN KEBANGSAAN BERBASIS KEORGANISASIAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI WAWASAN KEBANGSAAN BERBASIS KEORGANISASIAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap bangsa mempunyai wawasan kebangsaan yang merupakan visi bangsa yang bersangkutan menuju ke masa depan. Kehidupan berbangsa dalam suatu negara memerlukan

Lebih terperinci

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN by. EVY SOPHIA A. Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia. B. Kemajemukkan Dalam Dinamika Sosial Budaya. C. Keragaman & Kesetaraan sebagai kekayaan sosial budaya. D.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Moral dalam kehidupan manusia memiliki kedudukan yang sangat penting. Nilai-nilai moral sangat diperlukan bagi manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota suatu

Lebih terperinci

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini terlihat dari keberagaman suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya untuk mewujudkan kekuasaan warga negara untuk dijalankan oleh pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam mempunyai perbedaan antar wilayah. Hubungan hidup antar sesama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara demokratis yang memiliki berbagai macam suku, agama, ras, adat-istiadat, dan budaya yang majemuk. Penduduk Indonesia yang beragam mempunyai

Lebih terperinci

A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme

A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme Nasionalisme adalah rasa kesadaran untuk berbangsa dan bernegara sendiri secara berdaulat. Menurut Dr. Hertz, nasionalisme mengandung empat unsur yaitu sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan aspirasi yang berbeda-beda satu sama lain tetapi memiliki kedudukan setara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan aspirasi yang berbeda-beda satu sama lain tetapi memiliki kedudukan setara, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu prasyarat untuk mewujudkan kehidupan masyarakat modern yang demokratis adalah menampilkan sikap yang menghargai kemajemukan perbedaan suku, ras,

Lebih terperinci

4.4 Uraian Materi Nilai-Nilai Pancasila dalam Hidup Bermasyarakat. Ideologi merupakan seperangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap

4.4 Uraian Materi Nilai-Nilai Pancasila dalam Hidup Bermasyarakat. Ideologi merupakan seperangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap 4.4 Uraian Materi. 4.4.1 Nilai-Nilai Pancasila dalam Hidup Bermasyarakat. Ideologi merupakan seperangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cinta Tanah Air dan bangsa menjadi salah satu bagian dari tanah air dan bangsanya yang berujung ingin membuat sesuatu yang mengharumkan tanah air dan bangsa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat perjuangan bangsa Indonesia merupakan kekuatan mental spiritual yang dapat melahirkan sikap perilaku heroik dan patriotik serta menumbuhkan kekuatan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbagai permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini sangatlah kompleks, salah satunya memudarnya semangat nasionalisme. Para pemuda pada zaman kolonialisme

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini penulis akan mengemukakan simpulan dan rekomendasi hasil penelitian yang dirumuskan dari hasil deskrifsi temuan penelitian dan pembahasan hasil penelitian pada

Lebih terperinci

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS. Modul ke: Kewarganegaraan Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan Fakultas Teknik Uly Amrina ST, MM Program Studi Teknik Industri Kode : 90003 Semester 1 2 SKS Deskripsi Mata

Lebih terperinci

Bung Karno, pohon sukun dan Pancasila

Bung Karno, pohon sukun dan Pancasila Bung Karno, pohon sukun dan Pancasila Rabu, 7 Juni 2017 16:28 WIB 88 Views Oleh Kornelis Kaha Masyarakat di depan patung Ir. Soekarno (Bung Karno) di alun-alun Kota Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT). (ANTARA)

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi.

BAB I PENDAHULUAN. Nasionalisme melahirkan sebuah kesadaran melalui anak-anak bangsa. penindasan, eksploitasi dan dominasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok

Lebih terperinci

PANCASILA HAK ASASI MANUSIA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

PANCASILA HAK ASASI MANUSIA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen PANCASILA Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis HAK ASASI MANUSIA Dr. Achmad Jamil M.Si Program Studi S1 Manajemen Pengakuan Atas Martabat dan Hak-Hak Yang Sama Sebagai Manusia Sebagai bagian dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dan rakyat Indonesia dewasa ini tengah gencar-gencarnya mengimplementasikan pendidikan karakter di institusi pendidikan. Pendidikan karakter yang diimplementasikan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SAMBUTAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH DALAM RANGKA MEMPERINGATI HUT KE 72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KAMIS 17 AGUSTUS 2017 Asalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh, Om Swasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persatuan dan kesatuan bangsa dalam negara kesatuan yang adil dan makmur, materiil dan spiritual serta beradab merupakan adicita Bangsa Indonesia yang mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

PANCASILA. Pancasila Merupakan Bagian Matakuliah Pengembangan Kepribadian. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PANCASILA. Pancasila Merupakan Bagian Matakuliah Pengembangan Kepribadian. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis PANCASILA Modul ke: Pancasila Merupakan Bagian Matakuliah Pengembangan Kepribadian Fakultas Ekonomi dan Bisnis Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA. Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pendahuluan

Lebih terperinci