BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika yang sedang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dikomunikasikan secara interpersonal (Stuart, 2006). Ketika mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. program tertentu. Aktivitas mereka adalah belajar. Belajar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beranjak dewasa. Selain tugas-tugas akademis yang dikerjakan, mahasiswa juga

ABSTRAK. Oleh: Andang Yazidulfalach. Pembimbing: Prof. Dr. Unti Ludigdo Ak., CA.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di lahirkan sebagai suatu mahluk yang utuh dan mandiri, namun

BAB V PENUTUP. Kerja Nyata (KKN) yang telah diprogramkan bisa berjalan sesuai dengan apa. yang dapat kami simpulkan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. yang sering digambarkan sebagai masa yang paling indah dan tidak

BAB V PENUTUP. Dusun Klisat, Srihardono, Pundong, Bantul, Yogyakarta, kami dapat

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun bangsa. Pendidikan memperoleh perhatian khusus baik dari. dari berbagai media elektronik, cetak, dan lingkungan.

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia. Menurut Chaplin (2006) indeks prestasi merupakan ukuran

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhuk sosial, yang antar individunya membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak dahulu manusia sudah diberi nama julukan Zoon Politicon

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Proses Pelaksanaan Penelitian. tahap -tahap lain yang akan harus dilakukan yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. korelasional yaitu korelasi product moment dari Pearson.Menurut Arikunto

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena setiap manusia membutuhkan pendidikan sampai kapanpun dan

KESIMPULAN DAN SARAN. disusun berdasarkan hasil analisis dan perhitungan statistik. Selain itu, akan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres merupakan bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan. 1 Setiap

PERBEDAAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA FISIP UNIVERSITAS BRAWIJAYA DITINJAU DARI KEAKTIFAN BERORGANISASI

HUBUNGAN MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA AKPER YPIB MAJALENGKA TAHUN 2015

PEDOMAN LEMBAGA KEMAHASISWAAN SEKOLAH TINGGI SENI RUPA DAN DESAIN INDONESIA TELKOM MUQADDIMAH

BAB I PENDAHULUAN. antara individu dengan individu maupun kelompok. Interaksi sosial terjadi. pada setiap usia dan gender pada manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, keluarga, masyarakat dan Negara. khususnya bagi masyarakat Indonesia. Kualitas pendidikan di Indonesia saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan suatu sistem, pengorganisasian,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif non-eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa membutuhkan kehadiran orang lain untuk berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan sosok intelektual yang dikenal dengan sikap

BAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan. Perubahan ini tidak serta-merta diterima oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Inggris yaitu procrastination yang berarti

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Metode cross sectionalmerupakan suatu metode penelitian

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2005:247) Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan

Abstrak. Kata Kunci: Prokrastinasi Akademik, Mahasiswa, Organisasi Kemahasiswaan

BAB I PENDAHULUAN. insan yang memiliki berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari civitas akademika

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEIKUTSERTAAN BERORGANISASI MAHASISWA FIKES UMP

2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan serta teknologi, tuntutan kebutuhan pelayanan kesehatan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK TEMAN SEBAYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMKN

//HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP IKLIM SEKOLAH DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA SMP. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang merupakan posisi kunci. Kepemimpinan seorang manajer

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. B. Identifikasi Variabel Penelitian. C. Definisi Operasional

Keaktifan Berorganisasi dan Kompetensi Interpersonal

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Dj.I/253/2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN READINESS (KESIAPAN) BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 03 SUKARAJA

Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Tingkat Partisipasi Mahasiswa Baru dalam Organisasi Kemahasiswaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konstruksi nasional dalam bidang pendidikan merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi (Depdiknas,

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan) dan Profesional (Ners) dengan sikap, tingkah laku, dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsanya melalui pendidikan seperti di negara-negara Jepang, Eropa,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasaya. perubahan penampilan pada orang muda dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimanakah belajar di perguruan tinggi itu? Jika pertanyaan ini diajukan

BAB I PENDAHULUAN.

KORELASI ANTARA SERTIFIKASI GURU DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN MANDIRAJA KABUPATEN BANJARNEGARA

INTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

HUBUNGAN INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK

ANALISIS PERSEPSI KUALITAS PENDIDIKAN, FASILITAS DAN STAF PENGAJAR DI FAKULTAS EKONOMI UPN VETERAN JAWA TIMUR DI SURABAYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

Hubungan antara Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengambil sampel atau satu populasi dengan mengunakan kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengembangan rumah susun bagi mahasiswa. RUSUNAWA dibangun berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keperawatan sebagai profesi dikembangkan sesuai dengan kemajuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB I PENDAHULUAN. harus dicapai oleh anak. Menurut Polmalato (Wardhani, 2008), salah satu

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENERIMAAN SISWA TERHADAP GURU DI KELAS DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI MTS NEGERI OLAK KEMANG KOTA JAMBI

BAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Walisongo Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS II DEPOK SLEMAN ARTIKEL JURNAL

yang berjumlah kurang lebih 211 orang guru, terdiri dari tiga SMA Negeri se-kota

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. Telah dilakukan penyebaran kuesioner pada Mahasiswa Muslim Angkatan

BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

Kemampuan sosial emosional perlu dilatih sejak dini, karena kemampuan ini merupakan salah satu poros

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika yang sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Mahasiswa yang berada pada jenjang pendidikan di perguruan tinggi memiliki otoritas diri yang lebih besar karena sebagai seorang mahasiswa, mereka dianggap telah mampu mengatur dan melaksanakan tanggung jawabnya sendiri. Seorang mahasiswa memiliki kesempatan untuk dapat mengasah keterampilannya dalam berbagai aspek sesuai dengan keinginan dan kemampuan yang dimiliki selama berada di perguruan tinggi. Menurut Irianto (2006) perguruan tinggi adalah komunitas ilmiah. Konsep komunitas ilmiah disini dianggap identik dengan komunitas pelajar atau komunitas akademik, oleh karena itu perguruan tinggi berisi orang-orang yang memiliki intelektualitas Mahasiswa sebagai elemen penting dalam sebuah institusi pendidikan dapat memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan lembaga yang menaunginya. Auguste Comte pernah menyatakan bahwa mahasiswa sebagai agent of change diharuskan memiliki kemampuan yang dikelompokkan menjadi kemampuan kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) (Azis dkk, 2008). Mahasiswa terdiri dari berbagai usia, ras, dan suku bangsa yang mempuyai adat istiadat yang berbeda dalam memandang segala hal. Di dalam 1

2 suatu organisasi mereka berkumpul untuk berdiskusi saling menyatakan pendapatnya masing-masing, yang tak jarang menjadi ricuh karena saling berbeda pendapat dan mempertahankan pendapatnya masing-masing. Hal ini terjadi karena tidak memiliki kemampuan menyampaikan pendapatnya secara baik, sehingga terjadi konflik di dalam sebuah organisasi (Ningsih & Kusmayadi, 2008). Mahasiswa memang perlu memiliki kemampuan intelektual yang memadai, namun selain memiliki kemampuan dalam bidang akademik, keterampilan berkomunikasi juga diperlukan untuk menunjang kemampuan akademiknya (Putri & Handoyo, 2010). Mahasiswa mendirikan organisasi dikarenakan beberapa tujuan tertentu, dimana tujuan itu hanya dapat dicapai melalui tindakan yang dilaksanakan secara bersama-sama dan persetujuan bersama baik itu tujuannya untuk laba, pemberian tindakan, agama, pemeliharaan kesehatan, prestasi olahraga, pembangunan dan lain-lain (Setiawan dkk, 2010). Organisasi mahasiswa sebagai wadah penyalur aspirasi atau ide-ide. Penyaluran aspirasi atau ide-ide berbeda-beda sesuai dengan apa yang diinginkan oleh mahasiswa yang bersangkutan. Ada yang menyalurkannya melalui kegiatan seni, kegiatan olahraga, kegiatan keagamaan, ataupun kegiatan keilmuan (kelompok belajar) (Ardi & Aryani, 2010). Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan (Gitosudarmo & Sudita, 2010).

3 Berdasarkan Kepmen Dikbud nomor :155/U/1998 (dalam Widayanti, 2005) organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam proses pendidikan di perguruan tinggi. Keberadaan organisasi mahasiswa merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan, peningkatan kecendikiawan, integritas kepribadian, menanamkan sikap ilmiah, dan pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama serta menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan. Menurut As ari (2007), ada dua bentuk organisasi kemahasiswaan yaitu organisasi intra kampus dan organisasi ekstra kampus. Organisasi intra kampus yaitu organisasi yang berada di dalam kampus yang ruang lingkup kegiatan dan anggotanya hanya terbatas pada mahasiswa yang ada di kampus tersebut atau sewaktu-waktu melibatkan peserta diluar. Adapun organisasi ekstra kampus merupakan organisasi yang berada di luar kampus, yang ruang lingkup dan anggotanya adalah mahasiswa seperguruan tinggi atau lintas perguruan tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Basuki (2007) menunjukkan bahwa pada mahasiswa yang aktif di organisasi kampus cenderung mengalami konflik antar peran (inter-role conflict). Pada mahasiswa yang tidak bisa mengatasi konflik peran yang dialaminya, ada kecenderungan untuk kurang bisa menjalankan perannya di perkuliahan sehingga akan mempengaruhi nilai akademik dan konsentrasi kuliahnya, sedangkan mahasiswa yang mampu untuk mengatasi konflik peran yang dialaminya,

4 cenderung bisa menjalankan kedua perannya dengan baik. Meskipun terkadang konsentrasi kuliahnya juga terganggu, namun tidak terjadi dalam jangka waktu yang lama. Selain itu pada sebagian mahasiswa yang aktif di organisasi kampus cenderung lebih mengutamakan organisasi dari pada kuliah, karena mereka lebih menyukai peran mereka di organisasi. Ada juga yang mengatakan bahwa mereka yang kuliah dan aktif organisasi, malah bisa megatur waktunya dengan baik. Setiap waktunya bermanfaat dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Bila dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak terjun dalam sebuah organisasi waktunya hanya untuk kuliah. Masalah studi yang sering ditakutkan oleh mahasiswa yang ingin terjun kedalam organisasi lebih disebabkan karena ketidakmampuan dalam mengatur waktu (Forum Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonsia dalam Ahmaini, 2010). Seorang mahasiswa akan memperoleh nilai tambah jika ia tidak hanya sibuk dengan nilai akademis tetapi juga aktif berorganisasi, seorang akan terbiasa bekerja sama dengan orang lain (work as team), memiliki jiwa kepemimpinan (work as leader), terbiasa bekerja dengan manajemen (work with management). Kemampuan tersebut sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia yang sebenarnya. Terkadang seorang mahasiswa aktivis organisasi menemui kendala dalam membagi waktu antara kuliah dan organisasi (Firdaus, 2008). Mahasiswa yang mampu bertahan di dalam berorganisasi adalah mahasiswa yang sangat sadar adanya perbedaan pandangan, karakter,

5 sehingga mereka berusaha belajar bagaimana berorganisasi dan menyampaikan pendapat dengan baik agar tidak terjadi konflik (Ningsih & Kusmayadi, 2008). Adapun faktor penyebab bagaimana seseorang tertarik pada suatu organisasi dapat dikelompokkan atas dua hal yakni faktor dari luar diri seseorang dan faktor dari dalam diri sendiri. Faktor dari luar berupa stimulus yang diberikan oleh organisasi, dan faktor dari dalam terdiri dari proses pemahamam, pengalaman, pengetahuan, ekspektasi dan motivasi (Ardi & Aryani, 2010). Di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiya Purwokerto terdapat beberapa macam organisasi kemahasiswaan, diantaranya BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi) dan IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah). Dari seluruh mahasiswa FIKES UMP angkatan 2013 yang berjumlah 247 mahasiswa yang terdiri dari 173 mahasiswa perempuan dan 74 mahasiswa laki-laki, hanya 56 mahasiswa (22,67%) yang mengikuti organisasi dan sisanya 191 mahasiswa (77,33%) tidak mengikuti organisasi. Dari mahasiswa FIKES UMP yang mengikuti organisasi kemahasiswaan yang berjumlah 56 mahasiswa, didominasi oleh mahasiwa perempuan yaitu 47 mahasiswa (83,92%), dan sisanya adalah mahasiswa laki-laki yaitu 9 mahasiswa (16,08%) (BEM, HMPS, IMM dan TU, 2014). Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti, ditemukan bahwa ada sebagian mahasiswa yang tidak ingin ikut organisasi.

6 Berbagai alasan yang mendasari seorang mahasiswa tidak ingin ikut dalam organisasi kemahasiswaan, salah satu alasan yaitu karena takut nilai atau prestasi akademik mereka akan turun. Ada juga mahasiswa yang sangat termotivasi untuk aktif berorganisasi karena menurut dia mahasiswa yang aktif dalam sebuah organisasi akan mendapatkan banyak manfaat. B. Perumusan Masalah Mahasiswa Fikes UMP, ternyata belum cukup aktif dalam organisasi kampus. Mereka seringkali merasa ketakutan untuk masuk ke dalam dunia organisasi kampus. Alasannya memang beragam, tapi banyak yang mengatakan masuk ke suatu organisasi kampus akan membuat nilai-nilainya turun dan akan sangat mengganggu aktivitas perkuliahan. Mereka yang terlalu mengagungkan akademik beranggapan organisasi hanya membuangbuang waktu saja. Berdasarkan data-data yang peneliti peroleh dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan berorganisasi mahasiswa Fikes UMP sangat sedikit yaitu dari 247 mahasiswa angkatan 2013 hanya 56 mahasiswa yang aktif dalam organisasi. Berdasarkan latar belakang diatas yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keikutsertaan berorganisasi mahasiswa Fikes UMP?.

7 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan berorganisasi mahasiswa Fikes UMP. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengalaman berorganisasi, pengetahuan, lingkungan, dan motivasi mahasiswa Fikes UMP b. Mendeskripsikan keikutsertaan berorganisasi mahasiswa Fikes UMP. c. Mengetahui hubungan antara pengalaman berorganisasi, pengetahuan, lingkungan akademis dan motivasi dengan keikutsertaan berorganisasi mahasiswa Fikes UMP. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang faktorfaktor yang mempengaruhi keikutsertaan berorganisasi mahasiswa Fikes UMP dan menerapkan ilmu metodologi penelitian yang telah didapatkan di bangku perkuliahan pada kenyataan sesungguhnya. 2. Bagi responden Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi responden sebagai informasi tentang pentingnya aktif berorganisasi bagi mahasiswa.

8 3. Bagi instansi terkait Sebagai bahan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan berorganisasi mahasiswa Fikes UMP. 4. Bagi ilmu pengetahuan Sebagai tambahan pustaka dalam meningkatkan ilmu pengetahuan khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan berorganisasi mahasiswa Fikes UMP dan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai organisasi mahasiswa. E. Penelitian Terkait Penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini: 1. Bintoro. (2008). Minat mengikuti organisasi pada mahasiswa ditinjau dari konformitas kelompok teman sebaya. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode skala. Teknik analisis statistik yang digunakan adalah dengan korelasi product moment dari karl pearson. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel yang diguakan adalah dengan menggunakan teknik cluster proporsional sampling. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara konformitas dengan minat mahasiswa untuk mengikuti organisasi. Hasil tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima dengan r xy = -0,466 dengan p < 0,01. Hal ini berarti semakin tinggi konformitas, maka semakin

9 rendah minat mahasiswa mengikuti organisasi, begitu juga sebaliknya. Sumbangan efek konformitas terhadap minat mahasiswa untik mengikuti organisasi sebesar 21,7% pada penelitian teersebut. 2. Ardi & Aryani. (2010). Hubungan antara persepsi terhadap organisasi dengan minat berorganisasi pada mahasiswa fakultas psikologi UIN SUSKA. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang menghubungkan antara persepsi terhadap organisasi sebagai variabel bebas dengan minat berorganisasi sebagai variabel terikat. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode stratified proportional random sampling (random proporsional berlapis). Hasil penelitian menggunakan teknik correlation product moment diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,865 (p<0,01), dengan kontribusi variabel persepsi sebesar 0,748. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian diterima, yaitu ada hubungan antara persepsi terhadap organisasi dengan minat berorganisasi mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. 3. Pernando. (2010). Perbedaan aspek yang mempengaruhi minat berorganisasi antara kepribadian tipe A dengan kepribadian tipe B anggota komunitas mahasiswa Universitas Islam Negri Jakarta. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dan metode yang digunakan aalah metode deskriptif analisis dengan jenis penelitian komparatif untuk mengetahui perbedaan aspek yang mempengaruhi minat berorganisasi antara kepribadian tipe A dengan kepribadian tipe B anggota Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negri Jakarta. Dalam penelitian ini teknik

10 pengambilan sampel menggunakan purposive sampling technique. Hasil perhitungan uji beda dengan menggunakan teknik independent sampel t test, dapat dinilai t hitung sebesar 0.127, sementara nilai t tabel adalah sebesar 0.900. karena nilai t hitung yang di dapat (0.127) < t tabel (0.900), maka hipotesis nihil (Ho) diterima. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signfikan aspek yang mempengaruhi minat berorganisasi antara kepribadian tipe A dengan kepribadian tipe B anggota Komunitas Mahasiswa Universitas Islam Negri Jakarta. Dalam hal ini mahasiswa dengan kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B memiliki ketiga aspek yang mempengaruhi minat berorganisasi (dorongan dari dalam, motif sosial, reaksi emosional) berbeda pada tingkat yang sama. Perbedaan penelitian ini dengan yang diatas yaitu : a. Variabel yang di teliti : Pengalaman, pengetahuan, lingkungan dan motivasi. b. Metode penelitian : Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskripsi korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan teknik Proporsional random sampling, kemudian dilakukan simple random sampling c. Waktu dan Tempat : Bulan Agustus 2014 Januari 2015 di Fikes UMP. d. Populasi : Mahasiswa Fikes UMP angkatan 2013