BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Sensor Utrasonik. Relay. Relay

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM PSA 5 V. Mikrokontroler ATMega8535

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB 3 PERANCANGAN ALAT. Rangkaian Catu daya (Power Supply Adaptor) ini terdiri dari satu keluaran, yaitu 5

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB 3 METODE PENELITIAN. Sikonek, rumah tinggal Sunggal, dan Perpustakaan Universitas Sumatera Utara.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Robot Light Follower With LCD Berbasis AtMega 8535

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

Robot Dengan Kendali Cahaya

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa hal dasar tentang bagaimana. simulasi mobil automatis dirancang, diantaranya adalah :

PEMROGRAMAN ROBOT PENJEJAK GARIS BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT. Perancangan perangkat keras otomasi alat pengering kerupuk berbasis

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Gambar 3.1 Blok Diagram Timbangan Bayi

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT

BAB IV METODE KERJA PRAKTEK

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB III. Perencanaan Alat

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Membuat Robot Line Follower Hendawan Soebhakti Dosen Teknik Elektronika Politeknik Negeri Batam

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang sebelumnya telah dihaluskan dan melalui proses quality control

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN INKUBATOR BAYI DENGAN PENGATURAN SUHU DAN KELEMBABAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535

SISTEM OTOMATISASI PEMBERIAN MINUM PADA AYAM TERNAK

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Transkripsi:

27 BAB 3 PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Sistem Diagram merupakan pernyataan hubungan yang berurutan dari satu atau lebih komponen yang memiliki satuam kerja tersendiri dan setiap blok komponen mempengaruhi komponen yang lainnya. Diagram blok merupakan salah satu cara yang paling sederhana untuk menjelaskan dan menganalisa salah satu kerja dari suatu sistem. Dengan diagram blok kita dapat mengaanalisa cara kerja rangkaian dan merancang hardware yang dibuat secara umum. Berikut ini adalah diagram blok cara kerja alat : Gambar 15. Diagram Blok Sistem 3.1.1. Fungsi Tiap Blok Fungsi tiap blok, yaitu : a. Blok PSA 5 V sebagai sumber tegangan DC pada rangkaian b. Blok LED RGB sebagai penghasilkan sumber warna Red, Green dan Blue c. Blok Photodioda merupakan sensor pendeteksi panjang gelombang cahaya (warna) pada minyak goreng d. Blok Mikrokontroler ATMega 8535 sebagai pengolah data dari sensor, memberi keluaran ke LCD. e. Blok LCD digunakan sebagai penampil keterangan minyak goreng.

28 3.2. Prosedur Penelitian 3.2.1. Desain Rangkaian Elektronik A. Perancangan Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega8535 Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMega 8535 dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Gambar 16. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroler ATMega8535 Dari gambar 16, Rangkaian tersebut berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh sistem yang ada. Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC Mikrokontroler ATMega8535. Semua program diisikan pada memori dari IC ini sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Untuk men-download file heksadesimal kemikrokontroler, Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd dari kaki mikrokontroler dihubungkan ke USB via programmer. Kaki Mosi, Miso, Sck, Reset, Vcc dan Gnd pada mikrokontroler terletak pada kaki 17, 18, 19, 20 dan 1. Apabila terjadi keterbalikan pemasangan jalur ke ISP Programmer, maka pemrograman mikrokontroler tidak dapat dilakukan karena mikrokontroler tidak akan bias merespon.

29 B. Perancangan Sensor Photodioda Sebagai input yang berfungsi sebagai sensor yang mendeteksi kualitas minyak berdasarkan warna RGB. Dan terhubung dengan pin A7, A6, dan A5 pada Mikrokontroler, yang nantinya data yang diterima oleh sensor yang masuk ke pin Analog dan diubah menjadi nilai bit berdasarkan intensitas cahaya yang diterima. Sensor photodioda adalah salah satu jenis sensor peka cahaya (photodetector). Jenis sensor peka cahaya lain yang sering digunakan adalah phototransistor. Photodioda akan mengalirkan arus yang membentuk fungsi linear terhadap intensitas cahaya yang diterima. Arus ini umumnya teratur terhadap power density (Dp). Perbandingan antara arus keluaran dengan power density disebut sebagai current responsitivity. Arus yang dimaksud adalah arus bocor ketika photodioda tersebut disinari dan dalam keadaan dipanjar mundur. Tanggapan frekuensi sensor photodioda tidak luas. Setiap warna bisa disusun dari warna dasar. Untuk cahaya, warna dasar penyusunnya adalah warna Merah, Hijau dan Biru, atau lebih dikenal dengan istilah RGB (Red-Green-Blue). Rangkaian sensor warna menggunakan 3 buah photodioda yang dipasangkan masing masing dngan LED warna merah, hijau dan biru. Prinsip kerjanya yaitu setiap LED akan memancarakan cahaya dimana cahaya tersebut akan dipantulkan oleh objek/benda di depannya. Besarnya intensitas cahaya setiap warna LED yang dipantulkan oleh object akan berbeda-beda tergantung daripada warna objek. Bila objek berwarna merah maka intensitas cahaya LED merah akan paling banyak dipantulkan daripada LED biru dan hijau. Begitu juga untuk LED hijau dan biru. Sehingga photodioda yang akan mengkonversi menjadi tegangan. Tegangan yang didapat dari sensor, akan diolah oleh mikrokontroler ATMega 8535 untuk diubah menjadi nilai bit yang bernilai 8 bit, untuk kemudian ditampilkan di LCD. Prinsip kerja, sensor ini terdiri dari berdasarkan intensitas cahaya yang masuk. Sensor dipasang menjadi rangkaian pembagi tegangan sehingga saat suatu warna dibaca oleh sensor maka akan menghasilkan sejumlah nilai tegangan yang oleh ATMega (port ADC) diubah menjadi nilai bit.

30 Gambar 17. Sistem Kerja rangkaian Sensor Photodioda C. Perancangan Rangkaian Power Supplay Adaptor (PSA) Gambar 18. Rangkaian PSA Ketika switch (S1) ditutup (On), arus dari sumber DC 12 Volt akan mengalir menuju diode yang berfungsi sebagai pengaman polaritas. Kondensator C5 yang berfungsi sebagai filter dapat dihilangkan jika tegangan input merupakan tegangan DC stabil misalnya dari sumber baterai (Accu/Aki). Pada power supply ini menggunakan IC LM 7805. IC LM 7805 merupakan salah satu tipe regulator tetap. Regulator tegangan tipe ini merupakan salah satu regulator tegangan tetap dengan 3 terminal, yaitu terminal Vin, Gnd, Vout. Setelah melalui IC 7805, tegangan akan diturunkan menjadi 5 Volt stabil. Fungsi C6 adalah sebagai filter terakhir yang berfungsi mengurangi noice (ripple tegangan) sedangkan LED yang dipasang dengan resistor berfungsi sebagai indikator.

31 Pada umumnya power supply selalu dilengkapi dengan regulator tegangan. Tujuan pemasangan regulator tegangan pada power supply adalah untuk menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada power supply. Fungsi lain dari regulator tegangan adalah untuk perlindungan dari terjadinya hubungan singkat pada beban. IC LM 7805 mampu mengeluarkan tegangan +5V dengan memberikan kapasitor pada masing-masing kakinya. Rangkaian penyearah gelombang penuh kemudian dilanjutkan dengan filter kapasitor C yang dipasang setelah diode bridge. Dengan filter ini bentuk gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi rata atau terjadinya pengosongan dan pengisian terhadap kapasitor yang disebut tegangan rippel. Rangkaian regulator ini dapat dipakai untuk menurunkan tegangan 12 volt pada sebuah perangkat elektronika atau pada sebuah kendaraan menjadi stabil. Power supply ini juga menggunakan IC LM 7805 yang berfungsi sebagai regulator. Regulator tegangan dengan menggunakan komponen utama IC (integrated circuit) mempunyai keuntungan karena lebih praktis dan umumnya menghasilkan penyetabilan tegangan yang lebih baik. Fungsi-fungsi seperti pengontrol, sampling, komparator, referensi, dan proteksi yang tadinya dikerjakan oleh komponen diskrit, sekarang semuanya dirangkai dan dikemas dalam IC. Regulator yang menggunakan IC LM 7805 selalu menghasilkan keluaran yang bernilai positif. D. Perancangan Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display) Pada alat ini, display yang digunakan adalah LCD (Liquid Crystal Display) 20x4. Untuk blok ini tidak ada komponen tambahan karena mikrokontroler dapat memberi data langsung ke LCD, pada LCD Hitachi - M1632 sudah terdapat driver untuk mengubah data ASCII output mikrokontroler menjadi tampilan karakter. Pemasangan potensiometer sebesar 5 KΩ untuk mengatur kontras karakter yang tampil. Gambar 19 berikut merupakan gambar rangkaian LCD yang dihubungkan ke mikrokontroler.

32 Gambar 19 Sistem Kerja Rangkaian LCD Dari gambar 19, rangkaian ini terhubung ke PC.0... PC.5, yang merupakan pin I/O dua arah dan SPI mempunyai fungsi khusus sebagai pengiriman data secara serial. Sehingga nilai yang akan tampil pada LCD display akan dapat dikendalikan oleh Mikrokontroller ATMega 8535. 3.3. Diagram Alir (Flowchart) Dalam perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kualitas minyak goreng berdasarkan warna dasar penyusun RGB (Red-Green-Blue) ini perlu dilakukan

33 langkah-langkah untuk mewujudkannya, dari tahap awal sampai akhir seperti yang ditunjukkan pada diagram alir Gambar 20. Gambar 20. Diagram Alir (Flowchart)

34 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pengujian Sensor Photodioda Pengujian sensor photodioda dengan menggunakan mikrokontroler ATMega 8535 dengan menggunakan CAVR. Photodioda mengubah besaran cahaya yang masuk menjadi nilai hambatan, sehingga didapatkan perubahan panjang gelombang cahaya yang masuk. Umumnya perubahan warna didapatkan berdasarkan panjang gelombang cahaya yang masuk. Berdasarkan penelitian, didapat nilai dari pengujian sensor photodioda. Berikut ini data hasil pengujiannya : Tabel. 9. Pengujian Sensor Photodioda Warna Red % mv Green % mv Blue % mv Merah 909 30.30% 14.795 940 31.33% 15.299 884 29.40% 14.355 Orange 903 30.10% 14.697 891 29.70% 14.502 879 29.30% 14.307 Kuning 902 30.00% 14.648 829 27.63% 13.493 864 28.80% 14.062 Hijau muda 926 30.80% 15.039 843 28.10% 13.721 861 28.70% 14.014 Hijau tua 945 31.50% 15.381 875 29.18% 14.247 862 28.70% 14.014 Biru 948 31.60% 15.432 907 30.23% 14.762 792 26.40% 12.891 Coklat 941 31.30% 15.283 942 31.40% 15.332 886 29.50% 14.404 Hitam 942.5 31.40% 15.332 937 31.22% 15.243 868.5 28.90% 14.111 Putih 901 30.00% 14.648 821 27.38% 13.368 763 25.37% 12.386

35 4.1.2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroler ATMega8535 Pengujian pada rangkaian mikrokontroler ATMega8535 ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan rangkaian power supply sebagai sumber tegangan. Kaki 10 dan 30 dihubungkan dengan sumber tegangan 5 volt, sedangkan kaki 11 dan 31 dihubungkan dengan ground. Kemudian tegangan pada kaki 10 diukur dengan menggunakan Voltmeter. Dari hasil pengujian didapatkan tegangan pada kaki 10 sebesar 4,9 Volt. Langkah selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada mikrokontroler ATMega 8535 untuk menguji port - port yang terdapat pada ATMega8535, program yang diberikan adalah sebagai berikut: #include <mega8535.h> #include <delay.h> #include <stdio.h> while (1) { // Place your code here PORTA = 0xFF; PORTB = 0xFF; PORTC = 0xFF; PORTD = 0xFF; delay_ms(2000); PORTA = 0x00; PORTB = 0x00; PORTC = 0x00; PORTD = 0x00; delay_ms(2000); } Gambar 21. Pengujian Mikrokontroler ATMega8535

36 4.1.3. Pengujian Power Supply Power supply berfungsi untuk menyuplai tegangan ke alat tersebut. Tegangan yang dibutuhkan alat adalah 5 Volt. Pengujian power supply dilakukan untuk mengetahui apakah tegangan yang masuk ke alat tersebut bernilai 5 Volt. Input Output Gambar 22. Pengujian Power Supply Tabel 10. Pengujian Vin dan Vout Vin (V) Vout (V) 12.27 5.11 4.1.4. Pengujian Rangkaian Interfacing LCD LCD dot matriks 4 x 20 karekater dapat dihubungkan langsung dengan mikrokontroler ATMega8535, disini fungsi LCD adalah sebagai tampilah hasil pengukuran dan diberi beberapa keterangan. Pada penelitian ini LCD dihubungkan ke mikrokontroler melalui PortC.0 ~ PortC.5 yang berfungsi bus data. Adapaun data yang dikirimkan oleh mikrokontroler merupakan kode ASCII data dalam bentuk bilangan biner, dimana data tersebut dapat diterjemahkan oleh LCD ke bentuk karakter. Pengiriman data yang dari mikrokontroler diatur oleh pin EN, RS dan RW. Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberi tahu LCD bahwa

37 ada data yang sedang dikirimkan. Untuk mengirim data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat berlogika low dan set (high) pada dua jalur kontrol yang lain (RS dan RW). Jalur RW adalah jalur kontrol Read/write. Ketika RW berlogika low (0), maka informasi pada bus akan dituliskan pada LCD. Ketika RW berlogika high (1), maka program melakukan pembacaan memori dari LCD. Dalam penelitian ini umumnya pin RW selalu diberikan logika low(0) Dengan mengikuti keterangan diatas kita dapat membuat program untuk menampilkan karakter pada LCD. Program yang diisikan ke mikrokontroler untuk menampilkan karakter pada LCD adalah sebagai berikut : #include <io.h> #include <mega8535.h> #include <stdio.h> #include <alcd.h> void main() { lcd_init(20); lcd_gotoxy(0, 0); lcd_putsf("anie Afrilla"); lcd_gotoxy(0, 1); lcd_putsf("150821008"); lcd_gotoxy(0, 2); lcd_putsf("fisika Instrumentasi"); lcd_gotoxy(0,3); lcd_putsf("ekstensi"); } Gambar 23. Pengujian LCD

38 4.2. Pengujian Alat Secara Keseluruhan Hasil Pengujian Terhadap Sampel Minyak Goreng : Berdasarkan pembacaan nilai bit dari minyak goreng yang diuji. Maka, didapat hasil pengujian berupa nilai nilai bit. Pada masing masing bagian sensor (RGB) yang kemudian dikonversikan dalam bentuk persen (%) namun juga menampilkan nilai tegangan dengan satuan milivolt (mv). Berikut perhitungan persentasenya Persentase = Dimana : Nilai Bit X x 100 % Nilai bit : Pembaca Sensor X : Nilai Perbandingan Contoh persentase untuk sampel 1 Persentase = 891 3000 x 100 % = 29,7 % Data data pengujiannya sebagai berikut : 1. Minyak Goreng Bimoli Pada pengujian ini sampel yang digunakan adalah minyak goreng bimoli. Gambar 24. Minyak Goreng Sampel 1

39 Tabel 11. Hasil Pengujian Pada Minyak Goreng Sampel 1 No R % mv G % mv B % mv 1 891 29,70% 14,502 938 31,27% 15,267 882 29,40% 14,355 2 888 29,60% 14,453 935 31,17% 15,218 879 29,30% 14,307 3 890 29,60% 14,453 938 31,27% 15,267 887 29,50% 14,404 4 891 29,70% 14,502 939 31,30% 15,283 888 29,60% 14,453 5 891 29,70% 14,502 939 31,30% 15,283 889 29,60% 14,453 6 891 29,70% 14,502 939 31,30% 15,283 888 29,60% 14,453 7 891 29,70% 14,502 939 31,30% 15,283 888 29,60% 14,453 8 891 29,70% 14,502 939 31,30% 15,283 888 29,60% 14,453 9 891 29,70% 14,502 939 31,30% 15,283 888 29,60% 14,453 10 888 29,60% 14,453 935 31,17% 15,218 879 29,30% 14,307 2. Minyak goreng bekas pakai Pada pengujian ini sampel yang digunakan adalah minyak goreng bekas pakai yang sudah digunakan berkali-kali. Gambar 25. Minyak Goreng Sampel 2

40 Tabel 12. Hasil Pengujian Pada Minyak Goreng Sampel 2 No R % mv G % mv B % mv 1 882 29,40% 14,355 924 30,80% 15,039 876 29,20% 14,258 2 882 29,40% 14,355 924 29,40% 15,039 876 29,20% 14,258 3 882 29,40% 14,355 925 30,83% 15,055 876 29,20% 14,258 4 882 29,40% 14,355 925 30,83% 15,055 877 29,20% 14,258 5 883 29,40% 14,355 924 30,80% 15,039 877 29,20% 14,258 6 882 29,40% 14,355 925 30,83% 15,055 877 29,20% 14,258 7 883 29,40% 14,355 925 30,83% 15,055 877 29,20% 14,258 8 883 29,40% 14,355 925 30,83% 15,055 878 29,20% 14,258 9 883 29,40% 14,355 925 30,83% 15,055 877 29,20% 14,258 10 883 29,40% 14,355 925 30,83% 15,055 878 29,20% 14,258 3. Minyak goreng bekas pakai menggoreng ayam (pedagang kaki lima) Pada pengujian ini sampel yang digunakan adalah minyak goreng bekas pakai menggoreng ayam pada pedagang kaki lima yang dipasaran yang sudah digunakan berkali kali. Gambar 26. Minyak Goreng Sampel 3 Tabel 13. Hasil Pengujian Pada Minyak Goreng Sampel 3 No R % mv G % mv B % mv 1 900 30,00% 14,648 926 30,87% 15,072 884 29,40% 14,355 2 900 30,00% 14,648 925 30,83% 15,055 882 29,40% 14,355 3 899 29,90% 14,600 924 30,80% 15,039 882 29,40% 14,355 4 899 29,90% 14,600 924 30,80% 15,039 881 29,30% 14,307 5 897 29,90% 14,600 921 30,70% 14,900 879 29,30% 14,307 6 897 29,90% 14,600 921 30,70% 14,900 879 29,30% 14,307 7 897 29,90% 14,600 921 30,70% 14,900 879 29,30% 14,307 8 897 29,90% 14,600 921 30,70% 14,900 879 29,30% 14,307 9 898 29,90% 14,600 922 30,73% 15,007 879 29,30% 14,307 10 898 29,90% 14,600 922 30,73% 15,007 879 29,30% 14,307

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa, perancangan dan implementasi yang telah dilakukan, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Alat telah mampu mendeteksi kekeruhan pada minyak goreng berdasarkan warnanya. Apabila warna minyak goreng yang diuji semakin gelap maka semakin rendah kualitas minyak goreng tersebut. 2. Pada umumnya tingkat kekeruhan dan kelayakan pemakaian minyak goreng bergantung pada jumlah pemakaian dan bahan yang tercampur didalamnya sehingga untuk mengoreksinya dapat digunakan photodioda untuk mendeteksi tingkatan warna, berdasarkan perubahan panjang gelombang (warna) dan jumlah pemakaian. 4.2. Saran Berikut ini adalah saran yang dapat digunakan untuk tahap pengembangan penelitian sistem ini antara lain: 1. Perlu dilakukan perbaikan pada ruang pendeteksi warna untuk mereduksi noise cahaya dari luar sehingga dapat meningkatkan akurasi pembacan sensor 2. Sebaiknya penelitian untuk kedepannya ditampilkan ke PC sehingga dapat disimpan dalam bentuk database.