HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Subjek dalam penelitian ini adalah 94 mahasiswa semester IV Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Semarang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik cluster random sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan Skala Motivasi Berprestasi dan Skala Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa dengan nilai r xy = -0,617 (p < 0,01), sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Kata kunci : prokrastinasi akademik pada mahasiswa, motivasi berprestasi RELATIONSHIP BETWEEN ACHIEVEMENT MOTIVATION TO ACADEMIC PROCRASTINATION IN COLLEGE STUDENTS ABSTRACT The aim of this study is to examine the correlation between achievement motivation with academic procrastination. The hypothesis of this study is that there is a negative correlation between achievement motivation to academic procrastination in college students. Subjects were 94 fourth semester students of Educational Psychology Program and Guidance Faculty of Education, Institute of Teacher Training and Education (IKIP) PGRI Semarang. The sampling technique used was cluster random sampling technique. Data were collected by using the Achievement Motivation Scale and the Student Academic Procrastination Scale. The Pearson product moment correlation were used to assess the result. Results indicated a significant negative correlation between achievement motivation with academic procrastination in college students the value of rxy = -0.617 (p <0.01), so this hypothesis is accepted. Keywords: academic procrastination in college students, achievement motivation 39
PENDAHULUAN Di era globalisasi ini, upaya meneruskan pendidikan hingga Perguruan Tinggi merupakan suatu kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia. Seusai menempuh pendidikan, seseorang dapat menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh ketika duduk di bangku sekolah, serta dapat digunakan sebagai sarana untuk bersosialisasi dan mengaktualisasikan diri dengan masyarakat. Pendidikan merupakan salah satu proses terpenting dalam kehidupan setiap individu, dengan pendidikan individu memperoleh pengalaman belajar dari lingkungan dan situasi serta berlangsung sepanjang hidup. Globalisasi yang terjadi belakangan ini membawa banyak perubahan yang sangat berpengaruh dalam perkembangan bangsa, antara lain adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin cepat membuat pekerjaan yang semula hanya bisa diselesaikan dalam hitungan tahun, bulan, minggu ataupun hari kini berubah dalam waktu yang singkat, seperti menit bahkan detik. Efisiensi waktu menjadi sangat penting, ini adalah salah satu ciri budaya modern (Rachmahana, 2002: 132). Perkembangan ini menuntut setiap mahasiswa untuk dapat mengatur waktunya sebaik mungkin karena ilmu yang dipelajari itupun juga berkembang dengan cepat sehingga diperlukan kerja keras serta pengaturan waktu yang baik agar dapat mempelajari ilmu tersebut. Fenomena yang saat ini terjadi di perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, tidak sedikit mahasiswa yang mengalami masalah-masalah akademik, seperti pengaturan waktu belajar, memilih metode belajar untuk mempersiapkan ujian, menyelesaikan tugas-tugas perkuliahan dan sebagainya. Pada saat seorang individu, dalam hal ini mahasiswa memiliki kesulitan untuk melakukan sesuatu sesuai batas waktu yang telah ditentukan, sering mengalami keterlambatan, mempersiapkan segala sesuatu dengan berlebihan, dan gagal dalam menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang telah ditentukan, maka seseorang tersebut dikatakan sebagai orang yang melakukan prokrastinasi (Ghufron dan Risnawita, 2010: 149). Penelitian Solomon dan Rothblum tentang prokrastinasi akademik pada mahasiswa menunjukkan bahwa setidaktidaknya separuh pelajar melakukan penundaan secara menetap dan menimbulkan masalah (Steel, 2007: 65). Ellis dan Knaus (dalam Rumiani, 2006: 38) menemukan bahwa hampir 70 % mahasiswa melakukan Prokrastinasi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartadinata dan Tjundjing (2008: 40
109) tentang manajemen waktu dan prokrastinasi akademik menunjukkan bahwa manajemen waktu memiliki hubungan negatif dengan prokrastinasi akademik, dimana semakin tinggi kemampuan manajemen waktu seseorang, maka semakin rendah prokrastinasinya begitu juga sebaliknya. Pada saat ini dunia akademik perguruan tinggi di Indonesia, khususnya di kalangan mahasiswa gejala prokrastinasi akademik ini diperkirakan mudah sekali timbul, salah satunya sebagaimana dibuktikan Rizvi (1997: 63) dalam penelitiannya tentang pusat kendali dan efikasi diri sebagai prediktor prokrastinasi akademik.. Fenomena tersebut juga didukung oleh hasil wawancara yang dilakukan terhadap mahasiswa Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang pada tanggal 17 September 2012, dimana mahasiswa menjelaskan bahwa mahasiswa masih sering melakukan kebiasaan menunda terkait dengan tugastugas akademisnya seperti suka menundanunda mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen dan mengerjakan tugas beberapa hari sebelum deadline pengumpulan tugas, para mahasiswa tersebut pada dasarnya tahu pasti konsekuensi atau resiko apabila tugastugas tidak dapat diselesaikan akan tetapi pada kenyataannya mereka masih kesulitan untuk dapat memenuhi jadwal atau rencana yang telah ditentukan. Prokrastinasi merupakan fenomena yang membawa masalah. Burka dan Yuen (1983: 8) menyatakan bahwa prokrastinasi merupakan perilaku menunda yang akan menjadi masalah bila mengakibatkan konsekuensi internal berupa penyesalan, rasa bersalah dan putus asa dan juga konsekuensi ekternal seperti gangguan kinerja akademik dan kehilangan pekerjaan atau kesempatan. Kenyataannya, prokrastinasi akademik tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan individu dalam mengelola manajemen waktunya, tetapi juga dipengaruhi faktor lain dari dalam diri individu itu seperti trait kepribadian dan motivasi yang dimiliki seorang individu sebagai suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan (Ghufron dan Risnawita, 2010: 83). Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Setiap perilaku manusia itu selalu ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi, sehingga tanpa motivasi, individu tidak mampu mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 17 September 2012 41
terhadap mahasiswa Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang menunjukkan bahwa subjek memiliki motivasi berprestasi di bidang akademik. Subjek menjelaskan bahwa mereka berusaha dengan keras untuk bisa mendapatkan hasil yang terbaik dengan cara serius dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen, serta subjek juga berusaha aktif dalam perkuliahan untuk meraih prestasi di bidang akademik seperti tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh dosen saat mengajar dan bertanya pada dosen ketika belum memahami materi perkuliahan. Upaya yang dilakukan oleh subyek merupakan hal-hal yang dapat membuktikan bahwa subjek berusaha menunjukkan motivasi berprestasi dalam bidang akademik. Hal ini sesuai dengan ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, yaitu mempunyai tanggung jawab terhadap tugas-tugas, menggunakan umpan balik dengan baik, mempertimbangkan resiko atas tindakannya, serta kreatif dan inovatif. Salah satu faktor yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku prokrastinasi akademik pada mahasiswa adalah conscientiousness. Conscientiousness merupakan bagian dari perbedaan individual (Kartadinata dan Tjundjing, 2008: 110). Conscientiousness ini memiliki beberapa bagian, seperti self control, kemampuan memusatkan perhatian, pengorganisasian (Organization), dan motivasi berprestasi (Steel, 2007: 65). Tanpa adanya keselarasan yang berarti antara motivasi berprestasi baik dari dalam maupun luar dengan kecenderungan perilaku prokrastinasi akademik yang biasa dilakukan mahasiswa dalam proses akademik sehari-harinya maka akan terus berdampak negatif terhadap prestasi akademik yang diperoleh mahasiswa tersebut. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti ingin melakukan penelitian mengenai hubungan antara tingkat motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP PGRI Semarang. Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Santrock (2009: 487) mengatakan bahwa prokrastinasi atau penangguhan adalah penundaan yang dilakukan oleh seorang individu untuk belajar mempersiapkan ujian sampai di saat terakhir dapat menyalahkan kurangnya manajemen waktu, dimana hal ini dapat mengalihkan perhatian dari kemungkinan bahwa dirinya tidak mampu. Steel (2007: 42
66) mendefinisikan prokrastinasi sebagai suatu perilaku menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun mengetahui bahwa penundaannya dapat menghasilkan dampak buruk. Milgram (dalam Ferarri, dkk, 1995: 1) menyatakan bahwa prokrastinasi bukan hanya penyimpangan manusia, salah satu dari banyak contoh dimana orang gagal untuk mengejar kepentingan mereka dengan cara yang efisien dan produktif. Menurut buku pedoman Universitas Semarang 2012/2013 tentang peraturan akademik program diploma III dan program sarjana Universitas Semarang (2012: 17), mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi. Berdasarkan penjelasan-penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi akademik pada mahasiswa adalah suatu kecenderungan perilaku menunda-nunda di bidang akademik yang dilakukan oleh mahasiswa yang berhubungan dengan aktivitas atau pekerjaan terkait dengan tugas akademik, meliputi memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas akademik. Rothblum, Solomon dan Murakami (1986: 387) menguraikan dua ciri seorang individu yang melakukan prokrastinasi akademik memiliki kecenderungan: (a) Hampir selalu atau selalu menunda untuk menyelesaikan tugas (b) Hampir selalu atau selalu mengalami masalah karena mengalami kecemasan yang tinggi berkaitan dengan tindakan menunda dalam menyelesaikan tugas. Millgram (dalam Ferrari, 1995: 11) menjelaskan bahwa prokrastinasi adalah suatu perilaku spesifik yang memiliki ciriciri yaitu : (a) Melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas ataupun aktivitas (b) Menghasilkan pekerjaan dibawah hasil yang diharapkan (c) Melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan (d) Menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan Santrock (2009: 488) menguraikan ciri seorang individu yang melakukan prokrastinasi akademik memiliki kecenderungan: (a) Mengabaikan suatu tugas dengan harapan tugas tersebut akan berlalu (b) Meremehkan tugas-tugas yang harus dikerjakan atau terlalu tinggi dalam menilai kemampuan dan sumber daya yang dimiliki (c) Menggunakan waktu berjam-jam untuk bermain game dan menjelajahi internet (d) Menggantikan aktivitas yang seharusnya dilakukan dengan aktivitas (e) Menyakini bahwa sedikit menunda-nunda tugas yang seharusnya dikerjakan tidak akan merugikan diri sendiri (f) Hanya bertekun pada pada sebagian kecil tugas (g) 43
Menjadi lumpuh ketika harus memilih antara dua alternatif. Steel (2007: 70) mengemukakan faktor-faktor yang memengaruhi prokrastinasi akademik ada lima, yaitu: (a) Kebencian terhadap tugas, (b) Keengganan dalam menyelesaikan tugas, (c) Efikasi diri, (d) Kurang berhati-hati atau impulsivenes, dan (e) Conscientiousness, yang terdiri dari beberapa aspek, seperti kontrol diri, kemampuan memusatkan perhatian, pengorganisasian, dan motivasi berprestasi. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang memengaruhi prokrastinasi akademik adalah kebencian terhadap tugas, keengganan dalam menyelesaikan tugas, efikasi diri, kurang berhati-hati atau impulsiveness, dan Conscientiousness, yang terdiri dari beberapa aspek, seperti kontrol diri, kemampuan memusatkan perhatian, pengorganisasian, dan motivasi berprestasi. Sedangkan ciri-ciri dari prokrastinasi akademik pada mahasiswa yaitu, (1) Melibatkan unsur penundaan, baik untuk memulai maupun menyelesaikan suatu tugas ataupun aktivitas (2) Menghasilkan pekerjaan dibawah hasil yang diharapkan (3) Melibatkan suatu tugas yang dipersepsikan oleh pelaku prokrastinasi sebagai suatu tugas yang penting untuk dikerjakan (4) Menghasilkan keadaan emosional yang tidak menyenangkan. Motivasi Berprestasi Hawadi (2001: 89) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi adalah daya penggerak dalam diri siswa untuk mencapai taraf prestasi setinggi mungkin, sesuai dorongan yang ditetapkan oleh siswa itu sendiri. Motivasi berprestasi menurut Djaali (2012: 109) diartikan sebagai dorongan untuk mengerjakan suatu tugas dengan sebaik-baiknya yang mengacu kepada standar keunggulan. Motivasi berprestasi bukan sekadar dorongan untuk berbuat, tetapi memacu kepada suatu ukuran keberhasilan berdasarkan penilaian terhadap tugas yang dikerjakan seseorang. Menurut Mc Clelland (dalam Hawadi, 2001: 89), ciri-ciri orang dengan motivasi berprestasi tinggi, yaitu: tanggung jawab, mempertimbangkan resiko, memperhatikan umpan balik serta kreatif dan inovatif. Menurut pendapat Djaali (2012: 109) karakteristik individu yang motivasi berprestasinya tinggi adalah (1) menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasinya dan bukan atas dasar untunguntungan, nasib, atau kebetulan (2) memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu mudah dicapai atau terlalu besar resikonya (3) 44
mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaanya (4) senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain (5) mampu menangguhkan pemuasan keinginannya demi masa depan yang lebih baik (6) tidak tergugah untuk sekadar mendapatkan uang, status atau keuntungan lainnya. Berdasarkan uraian tersebut ciri-ciri individu yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi adalah tanggung jawab, mempertimbangkan resiko, memperhatikan umpan balik, kreatif dan inovatif. Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester IV Program Studi Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Cluster Random Sampling dengan jumlah subyek untuk tryout 45 mahasiswa dan untuk penelitian 94 mahasiswa. Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian adalah skala. Skala merupakan suatu prosedur yang menempatkan atribut atau karakteristik pada titik tertentu sepanjang suatu kontinum. Skala yang digunakan yaitu skala prokrastinasi akademik dan skala motivasi berprestasi. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah teknik korelasi product moment dari Pearson. Korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Hasil dan Pembahasan Analisis data meliputi uji asumsi dan uji hipotesis. Dalam uji asumsi, variabel prokrastinasi akademik dengan variabel motivasi berprestasi berdistribusi normal. Untuk variabel prokrastinasi akademik dengan Z = 0,822 dengan p = 0,509 dan variabel motivasi berprestasi dengan Z = 0,854 dengan p = 0,460. Sedangkan F linier sebesar 56,684 dengan p = 0,000 (p < 0,01) menyatakan ada hubungan yang linier antara kedua variabel. Uji hipotesis menggunakan teknik korelasi product moment dengan program SPSS for Windows versi 16.0, dan diperoleh hasil r xy = -0,617 dan p = 0,000 (p<0,01) hal ini menunjukkan ada hubungan negatif yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa, sehingga hipotesis dalam penelitian ini diterima. Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan tugas-tugas dengan alasan agar dapat menyelesaikan tugas-tugas 45
tersebut dengan maksimal dan memperoleh hasil yang memuaskan. Prokrastinasi akademik pada mahasiswa menjadi sebuah strategi ketika menghadapi suatu masalah atau situasi yang sulit. Dengan melakukan prokrastinasi akan melindungi individu dari perasaan takut gagal (fear of failure) yang tidak nyaman (Burka & Yuen, 1983: 15). Berdasarkan data penelitian yang diperoleh pada variabel prokrastinasi akademik hasil Mean Empirik sebesar 48,90, Mean Hipotetiknya sebesar 52,5 dan standar deviasi hipotetiknya sebesar 10,5. Melihat hasil tersebut, mean empirik variabel prokrastinasi akademik pada mahasiswa pada area ( )1SDH maka prokrastinasi akademik pada kategori sedang. Pada variabel motivasi berprestasi hasil Mean Empirik sebesar 79,15, Mean Hipotetiknya sebesar 65 dan Standar Deviasi Hipotetiknya sebesar 13. Melihat hasil tersebut, Mean Empirik variabel motivasi berprestasi pada area (+)1SDH sampai dengan (+)2SDH. Hal ini mengindikasikan bahwa motivasi berprestasi tergolong pada kategori tinggi. Motivasi berprestasi yang tinggi artinya mahasiswa memiliki rasa tanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan, selalu mempertimbangkan resiko terhadap keputusan yang dipilih, memperhatikan umpan balik atas hasil kerjanya, dan bertindak kreatif serta inovatif, dengan mencari cara baru untuk menyelesaikan tugas seefesien dan seefektif mungkin. Mahasiswa dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan selalu mempunyai pikiran yang lebih positif terhadap situasi yang sulit, seperti saat mendapat banyak tugas dari dosen bila dibandingkan dengan individu yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah. Motivasi berprestasi tinggi yang dimiliki juga dapat menyakinkan mahasiswa bahwa setiap kesulitan yang dihadapi dalam menyelesaikan tugas-tugas dapat diatasi dengan cara yang efektif dan efesien. Motivasi berprestasi mempunyai keterkaitan erat dengan keberhasilan seorang individu dalam proses belajar (Djaali, 2012: 101). Munculnya prokrastinasi akademik di kalangan mahasiswa dipengaruhi oleh salah satu faktor dari dalam diri individu yaitu conscientiousness. Conscientiousness merupakan bagian dari perbedaan individual. Conscientiousness ini memiliki beberapa bagian, seperti self control, kemampuan memusatkan perhatian, pengorganisasian (Organization), dan motivasi berprestasi (Steel, 2007: 65). Lebih lanjut Milgram (dalam Rumiani, 2006: 45) menyatakan bahwa prokrastinator bukanlah kelompok yang homogen, akan tetapi bervariasi sangat dipengaruhi oleh motivasi dan tipe kepribadian. 46
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi berprestasi pada mahasiswa maka semakin rendah prokrastinasi akademiknya, demikian pula sebaliknya, dengan demikian hipotesis diterima. Saran 1. Bagi mahasiswa Prokrastinasi akademik pada mahasiswa tergolong sedang dan motivasi berprestasinya tergolong tinggi, oleh karena itu bagi mahasiswa diharapkan dapat selalu menumbuhkan motivasi berprestasi dalam bidang akademik dengan cara lebih rajin belajar dan berusaha untuk aktif dalam kegiatan perkuliahan, sehingga mahasiswa dapat terhindar dari perilaku prokrastinasi akademik yang dapat menurunkan prestasi belajarnya. Mengingat pentingnya motivasi berprestasi terhadap penurunan prokrastinasi akademik dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik pada mahasiswa dan kunci kesuksesan dalam mencapai cita-cita, motivasi berprestasi harus selalu dimiliki dan ditingkatkan demi kemajuan dirinya. 2. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian selanjutnya masih sangat diperlukan, bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti topik yang sama, disarankan untuk memperhatikan faktor lain yang memengaruhi prokrastinasi akademik, khususnya dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik, seperti kondisi psikologis individu yang sering dihubungkan dengan persepsi individu terhadap tugas, takut gagal, asertivitas dan self regulation learning, atau apabila mengharapkan hasil yang diperoleh lebih mendalam maka penelitian dapat dilakukan dengan metode kualitatif. Daftar Pustaka Buku Pedoman Universitas Semarang 2012/2013. 2012. Univesitas Semarang Burka, J. B. & Yuen, L. M. 1983. Procrastination: Why You Do It, What To Do About It. New York: Perseus Books Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. 47
Ferrari, J. R., Johnson, J. L., & McCown, W. G. 1995. Procrastination and Task Avoidance: Theory, Research, and Treatment. New York: Plenum Press Ghufron, M. N., dan Risnawita, R. S. 2010. Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Arr-Ruzz Media. Hawadi, Reni Akbar. 2001. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta : PT. Grasindo Kartadinata, I., dan Tjundjing, S. 2008. I Love Tomorrow: Prokrastinasi Akademik dan Manajemen Waktu. Universitas Surabaya: Anima, Indonesian Psychological Journal. Vol. 23 No.2, 109-119 Rachmahana, R.S. 2002. Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa. Psikodimensia: Kajian Ilmiah Psikologi. Vol. 2 No. 3, 132-137 Rizvi, A. 1997. Pusat Kendali dan Efikasi Diri sebagai Prediktor Prokrastinasi Akademik Mahasiswa. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Rothblum, E. D., Solomon, L., J. & Murakami, J. 1986. Affective, Cognitive, and Behavioral Differences Between High and Low Procrastination. Journal of Counceling Psychology. Vol. 33, 387-394 Rumiani. 2006. Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Stress Mahasiswa. Universitas Islam Indonesia: Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Vol. 3 No. 2, 37-47 Santrock, J. W. 2009. Educational Psychology Fourth Edition. New York: Mc Graw-Hill Solomon, L. J. & Rothblum, E. D. 1984. Academic Procrastination: Frequency and Cognitive Behavioral Correlates. Journal of Conseling Psychology. Vol. 31, 503-509 Steel, Piers. 2007. The Nature of Procrastination: A Meta-Analytic and Theoretical Review of Quintessential Self-Regulatory Failure: Psychological Bulletin. Vol.133, No.1, 65-94 48