BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 O 3

dokumen-dokumen yang mirip
SINTESIS, KARAKTERISASI DAN UJI AKTIVITAS KATALIS Ni/Al 2 O 3 PADA REAKSI HYDROCRACKING MINYAK NABATI

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii UCAPAN SYUKUR DAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...

APLIKASI ALUR SINTESIS BARU DALAM PEMBUATAN BIODIESEL MELALUI PROSES HIDROTREATING MINYAK NABATI NON PANGAN MENGGUNAKAN KATALIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. LEMBAR PERSEMBAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi sampel dan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

SINTESIS KATALIS Ni-Cr/ZEOLIT DENGAN METODE IMPREGNASI TERPISAH

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN...ii. KATA PENGANTAR...vi. DAFTAR ISI...viii. DAFTAR GAMBAR...xii. DAFTAR TABEL...xiv. DAFTAR LAMPIRAN...

4 Hasil dan Pembahasan

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

PREPARASI PADA REAKSI HIDROGENASI PERENGKAHAN KATALITIK ASAM OLEAT

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan pemenuhan energi semakin meningkat seiring dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA

4 Pembahasan Degumming

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibahas tentang sintesis katalis Pt/Zr-MMT dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

Alkena dan Alkuna. Pertemuan 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN KATALIS HZSM-5 DENGAN IMPREGNASI LOGAM PALLADIUM UNTUK PERENGKAHAN MINYAK SAWIT

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

Pembuatan Biofuel dari Minyak Kelapa Sawit melalui Proses Hydrocracking dengan Katalis Ni- Mg/γ-Al 2 O 3

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4 Hasil dan pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.Diagram Alir Fraksinasi Arus Kaya Heksana

4 Hasil dan Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum mengenal bahan bakar fosil, manusia sudah menggunakan biomassa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

Oleh : ENDAH DAHYANINGSIH RAHMASARI IBRAHIM DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Ir. Achmad Roesyadi, DEA NIP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan industri tekstil dan industri lainnya di Indonesia menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

A. RUMUS STRUKTUR DAN NAMA LEMAK B. SIFAT-SIFAT LEMAK DAN MINYAK C. FUNGSI DAN PERAN LEMAK DAN MINYAK

PENGARUH KONSENTRASI NaOH DAN Na 2 CO 3 PADA SINTESIS KATALIS CaOMgO DARI SERBUK KAPUR DAN AKTIVITASNYA PADA TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN

4. Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Pengaruh Kadar Logam Ni dan Al Terhadap Karakteristik Katalis Ni-Al- MCM-41 Serta Aktivitasnya Pada Reaksi Siklisasi Sitronelal

4. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

Prarancangan Pabrik Asam Stearat dari Minyak Kelapa Sawit Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Hubungan kristalinitas sampel CaO sintesis, CaO pada CaOZnO 0,08 dan CaO pada CaOZnO 0,25

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Pemanfaatan Bentonit Dan Karbon Sebagai Support Katalis NiO-MgO Pada Hidrogenasi Gliserol

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Sifat Fisik Kimia Produk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian yang telah dilakukan bertujuan untuk menentukan waktu aging

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

Deskripsi. SINTESIS SENYAWA Mg/Al HYDROTALCITE-LIKE DARI BRINE WATER UNTUK ADSORPSI LIMBAH CAIR

Molekul, Vol. 2. No. 1. Mei, 2007 : REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KACANG TANAH (Arahis hypogea. L) DAN METANOL DENGAN KATALIS KOH

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

BAB II PUSTAKA PENDUKUNG. Ketersediaan energi fosil yang semakin langka menyebabkan prioritas

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Isolasi sinamaldehida dari minyak kayu manis. Minyak kayu manis yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

BAB I PENDAHULUAN. gugus hidrofilik pada salah satu sisinya dan gugus hidrofobik pada sisi yang

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB II PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN TUGAS AKHIR EKSTRAKSI MINYAK BIJI KETAPANG (Terminalia catappa) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK GORENG

PENGARUH PENAMBAHAN KARBON AKTIF TERHADAP REAKSI TRANSESTERIFIKASI MINYAK KEMIRI SUNAN (Aleurites trisperma) YANG SUDAH DIPERLAKUKAN DENGAN KITOSAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051)

3. Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Soal-Soal. Bab 14. Latihan. Kimia Karbon II: Gugus Fungsi. Alkohol dan Eter. 1. Rumus struktur alkohol ditunjukkan oleh. (A) C 2

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Kekerasan Sintesis Sintesis BCP HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Bahan Dasar

Tabel 3.1 Efisiensi proses kalsinasi cangkang telur ayam pada suhu 1000 o C selama 5 jam Massa cangkang telur ayam. Sesudah kalsinasi (g)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sabun adalah senyawa garam dari asam-asam lemak tinggi, seperti

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sintesis Katalis Katalis Ni/Al 2 3 diperoleh setelah mengimpregnasikan Ni(N 3 ) 2.6H 2 0,2 M yang berupa cairan berwarna hijau jernih (Gambar 4.1.(a)) ke permukaan Al 2 3 yang berbentuk serbuk halus berwarna putih (Gambar 4.1.(b)). Dihasilkan katalis berwarna hijau kebiruan seperti tampak pada Gambar 4.1.(c). (a) (b) (c) Gambar 4.1.(a). Larutan garam prekursor Ni(N 3 ) 2.6H 2 0,25 M, (b). Material pendukung (Al 2 3 ), (c). Katalis Ni/Al 2 3. 4.2. Karakterisasi Katalis Pada spektra IR Ni/Al 2 3, terdapat puncak baru jika dibandingkan dengan spektra Al 2 3, seperti diperlihatkan pada Gambar 4.2. Yaitu pada puncak 1153.4 cm - 1. Puncak tersebut merupakan hasil interaksi Al--Al pada Al 2 3 yang kemudian tidak muncul setelah Ni terimpregnasi pada Al 2 3 (spektrum berwarna merah). 31

32 Gambar 4.2. Spektrum IR Al 2 3 dan Ni/Al 2 3 Dengan analisis menggunakan AAS diketahui logam Ni terimpregnasi pada permukaan Al 2 3 sebanyak 0,498 %. Sedikitnya logam Ni yang terimpregnasi ini dapat disebabkan karena kurang optimalnya kondisi reaksi saat impregnasi, seperti konsentrasi larutan garam prekursor, suhu reaksi, waktu reaksi, maupun Al 2 3 yang digunakan.

33 Counts 225 100 Ni-Al23 10.419 [ ]; 8.48334 [Å] 16.934 [ ]; 5.23149 [Å] 37.600 [ ]; 2.39028 [Å] 39.431 [ ]; 2.28340 [Å] 42.680 43.217 [ ]; [ ]; 2.11678 2.09171 [Å] [Å] 45.477 [ ]; 1.99287 [Å] 57.229 [ ]; 1.60843 [Å] 62.751 [ ]; 1.47950 [Å] 66.374 66.813 [ ]; [ ]; 1.40727 1.39908 [Å] [Å] 68.224 [ ]; 1.37354 [Å] 72.961 [ ]; 1.29560 [Å] 74.431 [ ]; 1.27362 [Å] 76.950 [ ]; 1.23808 [Å] 78.881 [ ]; 1.21254 [Å] 25 0 10 20 30 40 50 60 70 Position [ 2Theta] Gambar 4.3. Hasil Analisa XRD Ni/Al 2 3 Gambar 4.3 menunjukkan pola difraksi XRD dari katalis Ni/Al 2 3 yang telah disintesis. Dengan membandingkan hasil analisa XRD tersebut dengan pola difraksi XRD pada literatur, terdapat puncak-puncak yang serupa. Dimana pada literatur puncak-puncak Ni yang terimpregnasi pada Al 2 3 terdapat pada 2θ = 37,5, 43,2 dan 62,9. Sementara puncak-puncak Al 2 3 terdapat pada 2θ = 32,6, 36, 46 dan 67. Perbandingan antara pola difraksi literatur dengan pola difraksi katalis terdapat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2.

34 Tabel 4.1. Perbandingan Nilai 2θ Pada Pola Difraksi Ni Literatur dan Ni yang Telah Disintesis 2θ Ni Literatur 2θ Ni Pada Katalis yang Telah Disintesis 37,5 37.5997 43,2 43.2170 62,9 62.7513 Tabel 4.2. Perbandingan Nilai 2θ Pada Pola Difraksi Al 2 3 Literatur dan Al 2 3 Pada Katalis yang Telah Disintesis 2θ Al 2 3 Literatur 2θ Al 2 3 Pada Katalis yang Telah Disintesis 32,6 32 36 37.5997 46 45.4773 66.3739 67 66.8132 68.2238

35 Dari hasil perbandingan dengan data literatur, maka difraksi yang terjadi pada katalis Ni/Al 2 3 mirip dengan data literatur dimana menunjukkan bahwa Ni terdispersi pada Al 2 3. 4.3. Uji Coba Reaktor Reaktor yang digunakan tahan terhadap reaksi kimia, ditunjukkan dengan kondisi fisik reaktor yang baik setelah kontak dengan zat kimia. Reaktor juga tahan terhadap suhu dan tekanan tinggi. Seal diujicobakan terhadap parameter tekanan, suhu dan reaksi kimia. Jenisjenis seal yang digunakan dan ketahanannya terhadap suhu diperlihatkan pada tabel 4.3. Tabel 4.3. Data Uji Coba Ketahanan Seal Terhadap Suhu No. Jenis Seal Suhu ( C) 1. Garlo < 300 C 2. Silikon 250 C 3. Teflon > 300 C Hasil uji coba menunjukkan bahwa seal Garlo tidak tahan terhadap suhu tinggi dan reaksi kimia. Hal ini ditunjukkan dengan melelehnya seal setelah digunakan. Seal silikon meleleh pada suhu reaksi diatas 250 C sehingga menyebabkan turunnya

36 tekanan di dalam reaktor meskipun tahan terhadap reaksi kimia. Seal teflon dapat digunakan pada suhu diatas 300 C dan tahan terhadap reaksi kimia. 4.4. Analisa GCMS Sampel Minyak Goreng (Bimoli) Hasil analisa GCMS dari minyak goreng (Bimoli) asal (sebelum terhidrogenasi) telah mengandung asam lemak bebas seperti diperlihatkan pada Gambar 4.4. Komponen-komponen asam lemak yang terdapat dalam sampel ditunjukkan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Komponen Utama dalam Sampel Minyak Goreng (Bimoli) No. Puncak Komponen Komposisi (%) 3 Asam Palmitat 40,67 4 Asam 8-oktadekenoat 49,34 5 Asam Stearat 4.90

37 Gambar 4.4. Hasil Analisa GCMS Minyak Goreng Dari hasil analisa GCMS minyak goreng, terdapat beberapa senyawa asam lemak sebagai komponen utama, selain itu terdapat juga puncak-puncak lain yang menunjukkan senyawa-senyawa turunan asam lemak namun dengan kadar yang sangat sedikit seperti dicantumkan pada Tabel 4.5.

38 Tabel 4.5. Puncak-puncak Senyawa Turunan Asam Lemak No. Puncak Waktu Retensi Kadar (%) Massa Molekul 1 18,092 0,65 129 Kemungkinan Senyawa C 7 H 13 2 C 8 H 17 2 19,583 0,42 97 C 5 H 5 2 6 23,200 2,22 239 7 23,642 1,80 129 C 15 H 27 2 C 16 H 31 C 7 H 13 2 C 8 H 17 4.5. Analisa GCMS Sampel Minyak Goreng Terhidrogenasi Pada Tekanan (7,5-8) kg/cm 2 Hasil analisa GCMS dari minyak goreng terhidrogenasi pada Tekanan (7,5-8) kg/cm 2 ditunjukkan pada Gambar 4.5.

39 Gambar 4.5. Hasil Analisa GCMS Minyak Goreng Terhidrogenasi di tekanan (7,5-8) kg/cm 2 Dengan membandingkan hasil analisa GCMS minyak goreng asal dengan minyak goreng yang telah terhidrogenasi pada tekanan (7,5-8) kg/cm 2, komponenkomponen utama minyak goreng belum terputus menjadi fraksi-fraksi yang lebih kecil seluruhnya seperti dicantumkan pada Tabel 4.6. Selain itu, minyak hasil reaksi hydrocracking pada tekanan (7,5-8) kg/cm 2 mengalami beberapa perubahan dibandingkan minyak goreng asal.

40 Tabel 4.6. Komponen Utama Dalam Minyak Goreng Terhidrogenasi Pada (7,5-8) kg/cm 2 No. Puncak Komponen Komposisi (%) 3, 4 Asam Palmitat 40,56 5 Asam 8-oktadekenoat 41,70 6 Asam Stearat 3,99 Dari Tabel 4.6 terlihat bahwa komposisi komponen utama dalam minyak goreng terhidrogenasi pada (7,5-8) kg/cm 2 berkurang jika dibandingkan dengan komposisi komponen minyak goreng asal. Hal ini dikarenakan pada tekanan tersebut asam lemak-asam lemak penyusun minyak goreng terengkahi menjadi fraksi-fraksi asam lemak yang muncul di puncak-puncak lain seperti ditunjukkan pada Tabel 4.7.

41 Tabel 4.7. Puncak-puncak GCMS Hasil Analisa Minyak Goreng Terhidrogenasi Pada (7,5-8) kg/cm 2 No. Puncak Waktu Retensi Kadar (%) Massa Molekul 1 17,775 1,33 185 Kemungkinan Senyawa C 12 H 9 2 C 12 H 25 C 8 H 15 2 2 19,408 0,51 143 C 9 H 19 C 10 H 7 7 22,917 0,82 240 C 16 H 32 8, 9 22,992, 23,433 5,27 239 C 15 H 27 2 C 16 H 31 10 24,700 1,75 264 C 18 H 32 11 25,133 3,49 265 C 18 H 33 Adapun kemungkinan-kemungkinan senyawa-senyawanya antara lain sebagai berikut: a) Pada waktu retensi 17,775 terdapat senyawa dengan massa molekul 185, kemungkinan rumus molekulnya antara lain: Rumus molekul C 12 H 9 2. Kemungkinan-kemungkinan struktur molekulnya antara lain:

42 - Senyawa tersebut kemungkinan berasal dari molekul asam palmitat atau asam stearat yang mengalami putusnya ikatan hidrogen pada gugus hidroksil seperti berikut: H Struktur lain yang mungkin adalah Senyawa tersebut kemungkinan berasal dari asam palmitat yang telah mengalami pemutusan ikatan C-C dan mengalami polimerisasi. Rumus molekul C 12 H 25. Kemungkinan-kemungkinan struktur molekulnya antara lain: Senyawa diatas kemungkinan berasal dari asam palmitat atau asam stearat yang mengalami putusnya ikatan C-C dan juga putusnya gugus karbonil dan H pada gugus hidroksil dengan mekanisme seperti berikut: -

43 H - b) Pada waktu retensi 19,408, terdapat senyawa dengan massa molekul sebesar 143. Kemungkinan-kemungkinannya seperti berikut: Rumus molekul C 8 H 15 2 dengan kemungkinan struktur molekul antara lain Senyawa diatas memiliki gugus karbonil dan diperkirakan mengalami putusnya ikatan hidrogen pada gugus hidroksil, sehingga diperkirakan senyawa diatas berasal dari asam lemak jenuh (asam palmitat atau asam stearat) yang telah kehilangan sebagian rantai karbonnya. - Rumus molekul C 9 H 19 dengan kemungkinan struktur molekul yaitu

44 - Senyawa tersebut diperkirakan berasal dari asam lemak yang mengalami pemutusan sebagian rantai karbonnya, juga mengalami polimerisasi dan lepasnya atom H pada gugus fungsi hidroksil atau putusnya ikatan rangkap pada gugus karbonil. Rumus molekul C 10 H 7 dengan kemungkinan struktur molekul yaitu Senyawa diatas diperkirakan berasal dari gabungan asam lemak jenuh yang telah mengalami pemutusan gugus fungsinya dengan asam lemak lain yang telah mengalami pemutusan rantai karbonnya. c) Pada waktu retensi 22,917, hasil MS menunjukkan senyawa dengan massa molekul 240 dengan kemungkinan struktur molekulnya seperti berikut: Rumus molekul C 16 H 32 Diperkirakan senyawa diatas berasal dari asam lemak jenuh (asam palmitat dan asam stearat) dimana gugus hidroksil lepas dari molekul digantikan oleh metil dari molekul lain.

45 d) Pada puncak ke 8 dan 9 terdapat senyawa dengan massa molekul 239 sebagaimana juga terdapat pada minyak goreng asal di puncak ke 6. Kemungkinan senyawa dengan massa molekul 239 adalah Rumus molekul C 16 H 31 Senyawa diatas diperkirakan berasal dari asam lemak tak jenuh (asam 8- oktadekenoat) yang terputus gugus fungsi karbonilnya dan juga atom H pada gugus hdroksilnya. e) Pada puncak ke 10 dan 11 terdapat senyawa dengan massa molekul 264 dan 265 yang sebelumnya tidak terdapat pada minyak goreng asal. Perkiraan struktur senyawanya adalah - Sebagaimana pada puncak ke 8 dan 9, senyawa diatas juga diperkirakan berasal dari Asam 8-oktadekenoat.

46 4.6. Analisa GCMS Sampel Minyak Goreng Terhidrogenasi Pada Tekanan (13-15) kg/cm 2 Hasil analisa GCMS dari minyak goreng terhidrogenasi pada Tekanan (13-15) kg/cm 2 ditunjukkan pada Gambar 4.6. Komponen penyusun minyak goreng terhidrogenasi pada (13-15) kg/cm 2 terlihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Komponen Utama Dalam Minyak Goreng Terhidrogenasi Pada (13-15) kg/cm 2 No. Puncak Komponen Komposisi (%) 2 Asam Palmitat 37,91 4 Asam 8-oktadekenoat 48,55 5 Asam Stearat 5,31 Berbeda dengan analisa minyak goreng terhidrogenasi pada (7,5-8) kg/cm 2, hidrogenasi pada (13-15) kg/cm 2 menghasilkan komposisi yang bertambah pada asam 8-oktadekenoat dan asam stearat.

47 Tabel 4.9. Puncak-puncak GCMS Hasil Analisa Minyak Goreng Terhidrogenasi Pada (13-15) kg/cm 2 No. Puncak Waktu Retensi Kadar (%) Massa Molekul Kemungkinan Senyawa 1 19,525 0,48 87 C 4 H 7 2 3 21,483 0,63 97 C 5 H 5 2 6 23,125 0,82 240 C 16 H 32 7, 9 23,558, 25,258 1,01, 1,32 129 C 7 H 13 2 Gambar 4.6. Hasil Analisa GCMS Minyak Goreng Terhidrogenasi di tekanan (13-15) kg/cm 2

48 Dengan membandingkan hasil analisa GCMS minyak goreng asal dengan minyak goreng yang telah terhidrogenasi pada tekanan (13-15) kg/cm 2, minyak goreng mengalami perubahan-perubahan. Jika dibandingkan dengan hasil analisa minyak goreng asal, terdapat beberapa senyawa-senyawa baru pada minyak hasil hydrocracking 10 kg/cm 2. Kemungkinan senyawa-senyawa tersebut antara lain, a) Pada waktu retensi 19,525 terdapat senyawa dengan massa molekul 87, kemungkinan rumus molekulnya antara lain: Rumus molekul C 4 H 7 2. Kemungkinan struktur molekulnya adalah: - Senyawa diatas kemungkinan berasal dari asam palmitat atau asam stearat yang mengalami putusnya ikatan C-C juga putusnya gugus karbonil dan H pada gugus hidroksil. b) Pada waktu retensi 21,483, terdapat senyawa dengan massa molekul sebesar 97. Kemungkinannya struktur molekulnya seperti berikut: Rumus molekul C 5 H 5 2 dengan kemungkinan struktur molekul antara lain -

49 Senyawa diatas memiliki gugus karbonil dan diperkirakan mengalami putusnya ikatan hidrogen pada gugus hidroksil, sehingga diperkirakan senyawa diatas berasal dari asam lemak tak jenuh (asam 8-oktadekenoat) atau asam lemak jenuh (asam palmitat dan stearat) yang telah kehilangan sebagian rantai karbonnya dan salah satu atom H tereduksi membentuk ikatan rangkap. c) Pada waktu retensi 23,125, terdapat senyawa dengan massa molekul sebesar 240. Rumus molekul C 9 H 19 dengan kemungkinan struktur molekul yaitu - Senyawa tersebut diperkirakan berasal dari asam lemak yang mengalami pemutusan sebagian rantai karbonnya, juga mengalami polimerisasi dan lepasnya atom H pada gugus fungsi hidroksil atau putusnya ikatan rangkap pada gugus karbonil. d) Pada waktu retensi 23,558 dan 25,258, terdapat senyawa dengan massa molekul 129 dengan kemungkinan struktur molekulnya seperti berikut: Rumus molekul C 7 H 13 2 -

50 Diperkirakan senyawa diatas berasal dari asam lemak jenuh (asam palmitat dan asam stearat) dimana atom H lepas dari gugus hidroksil.