HASIL. memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al.

dokumen-dokumen yang mirip
KARAKTER VEGETATIF DAN REPRODUKTIF TANAMAN MUTAN PADI SENSITIF ALUMINIUM YAN MAULANA

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

PEMBAHASAN UMUM Hubungan Karakter Morfologi dan Fisiologi dengan Hasil Padi Varietas Unggul

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertumbuhan tanaman padi dipengaruhi oleh kondisi lingkungan makro antaralain

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

PENDAHULUAN. Latar Belakang. penduduk Indonesia. Meskipun sebagai bahan makanan pokok padi dapat

BAHAN DAN METODE. 1. Studi Radiosensitivitas Buru Hotong terhadap Irradiasi Sinar Gamma. 3. Keragaan Karakter Agronomi dari Populasi M3 Hasil Seleksi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

terkandung di dalam plasma nutfah padi dapat dimanfaatkan untuk merakit genotipe padi baru yang memiliki sifat unggul, dapat beradaptasi serta tumbuh

gabah bernas. Ketinggian tempat berkorelasi negatif dengan karakter jumlah gabah bernas. Karakter panjang daun bendera sangat dipengaruhi oleh

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

HASIL DAN PEMBAHASAN

KACANG HIJAU. 16 Hasil Utama Penelitian Tahun 2013 PERBAIKAN GENETIK

KARAKTER ROOT RE-GROWTH SEBAGAI PARAMETER TOLERANSI CEKAMAN ALUMINIUM PADA TANAMAN PADI. (Root Re-Growth as an Aluminum Tolerance Parameter in Rice)

Sumber : Nurman S.P. (

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS SKRIPSI OLEH: WIWIK MAYA SARI /Pemuliaan Tanaman

BAB IV METODE PENELITIAN. (RAK) faktor tunggal dengan perlakuan galur mutan padi gogo. Galur mutan yang

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman pangan utama sebagian besar penduduk

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

124 tinggi yaitu sebesar 2.73 me/100 g (Tabel 1.1). Perbedaan kondisi cekaman ini menyebabkan perbedaan tingkat toleransi untuk genotipe ZH ,

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kedelai Varietas Argomulyo VARIETAS ARGOMULYO

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari 3 golongan ecogeographic yaitu Indica, Japonica, dan Javanica.

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara, Medan, dengan ketinggian tempat

PENGAMATAN PERCOBAAN BAHAN ORGANIK TERHADAP TANAMAN PADI DI RUMAH KACA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia, sedangkan sisanya masih menkonsumsi jagung dan sagu. Usahatani

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Cekaman Aluminium pada Lahan Respon Fisiologis Tanaman terhadap Cekaman Al

Penelitian ini dilaksanakan pada Juni sampai Oktober 2014 di Rumah Kaca. Lapangan Terpadu dan Laboratorium Benih dan Pemuliaan Tanaman

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. fenotipe yang diamati menunjukkan kriteria keragaman yang luas hampir pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI. Gambar 1 Bahan tanaman : (a) Tetua IR64; (b) tetua Hawarabunar, dan (c) F 1 (IRxHawarabunar) c a b

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Sorgum merupakan salah satu jenis tanaman serealia yang memiliki potensi besar

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

Reagen (PA) Konsentrasi mg/l CaCl 2.2H 2 O K 2 SO mm. 195 mg/l MgSO 4.7H 2 O. 12 mg/l Ket: 1 mm = 300 mg/l.

HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. RIWAYAT HIDUP... iii. ABSTRAK... iv. KATA PENGANTAR... vi. DAFTAR ISI...

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan Kultur Hara Gejala Keracunan Besi

Lampiran 1 Bagan alir penelitian

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

*Corresponding author : Abstract

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman (cm) ciherang pada minggu ke-10 menunjukkan bahwa umur kelapa sawit memberikan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu makanan pokok di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2009 mencapai ton. Namun,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

PELAKSANAAN PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu, Laboratorium Ilmu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

Jumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Politeknik Negeri Lampung yang berada pada

KARAKTER VEGETATIF DAN GENERATIF BEBERAPA VARIETAS PADI SENSITIF ALUMINIUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibudidayakan. Padi termasuk dalam suku padi-padian (Poaceae) dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan

Transkripsi:

2 memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al. Analisis Root re-growth (RRG) Pengukuran Root Regrowth (RRG) dilakukan dengan cara mengukur panjang akar pada saat akhir perlakuan cekaman Al dan pada saat akhir masa pemulihan. Nilai RRG merupakan selisih antara panjang akar pada akhir masa pemulihan dan panjang akar pada akhir perlakuan Al (Miftahudin et al 2005). Untuk keperluan penapisan, ditentukan batas nilai RRG yang digunakan untuk membedakan tanaman toleran dan sensitif Al. Jika tanaman memilki RRG < 2.5 cm maka tanaman tersebut termasuk sensitif Al, kalau tidak maka tanaman termasuk toleran Al dan tidak digunakan untuk percobaan selanjutnya. Penanaman Padi Kecambah yang terseleksi kemudian ditumbuhkan pada media kultur hara tanpa Al sampai berumur 20 hari, selanjutnya dipindahkan pada pot penanaman yang telah berisi media tanam berupa 8 kg tanah latosol Cikabayan yang sebelumnya telah ditambah pupuk kandang dan dilumpurkan. Pemeliharaan tanaman dilakukan sesuai prosedur budidaya tanaman padi, meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan, dan penyemprotan dengan insektisida dan fungisida bila ada serangan hama atau penyakit. Karakter Vegetatif dan Reproduktif Karakter vegetatif meliputi pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah ruas, panjang ruas, dan jumlah anakan. Karakter reproduktif meliputi pengamatan anakan produktif, umur berbunga, panjang malai, panjang daun bendera, umur panen, jumlah biji total per malai, prosentase biji isi, jumlah biji isi per rumpun, bobot biji isi, dan bobot seribu butir. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan NTSYSpc versi 2.1 dan pembandingan nilai tiap peubah dengan melakukan uji kemiripan (Sokal & Sneath 1963) berdasarkan nilai korelasi antar peubah dari tiap peubah yang diamati antara tanaman mutan dan kontrol. HASIL Penapisan mutan padi generasi M2 Hasil penapisan terhadap 36 nomor M2 berdasarkan nilai RRG pada 15 ppm Al diperoleh 13 nomor yang memiliki nilai RRG rata-rata < 2.5 cm (Tabel 1). Tabel 1 Jumlah biji yang ditapis, prosentase mutan dan nilai rata-rata RRG mutan M2 No Nomor kelompok mutan Biji yang diuji Mutan (%) Ratarata RRG (cm) 1 17-12 12 66.7 2.0 2 20-11 19 94.7 0.6 3 20-68 18 44.4 2.3 4 24-81 19 47.4 2.4 5 28-40 12 100 1.5 6 31-19 19 94.7 2.1 7 33-05 12 91.7 1.6 8 35-35 15 93.3 1.6 9 38-67 16 68.8 2.4 10 40-67 10 90.0 1.9 11 41-42 20 85.0 1.8 12 42-84 16 37.5 2.3 13 50-56 30 50.0 2.2 Nomor 20-11 memiliki rata-rata RRG terkecil yaitu 0.6 cm dengan prosentase mutan 94.7 % (Tabel 1). Hal ini menunjukkan nomor padi tersebut berpotensi sebagai sumber mutan sensitif Al yang stabil. Hasil penapisan juga menunjukkan beberapa nomor padi yang sebelumnya tergolong sensitif Al masih memiliki bersifat toleran Al, sebagai indikasi bahwa mutan sensitif pada generasi tersebut belum stabil. Morfologi akar kecambah mutan padi sensitif Al Pada kondisi tercekam Al, morfologi akar utama padi mutan sensitif Al terlihat pendek dan menebal, serta menyerupai akar padi IR64 (Gambar 1). Akar utama dari tanaman mutan setelah masa pemulihan tidak mengalami pertumbuhan. Hal ini menunjukkan rusaknya sistem perakaran pada tanaman mutan. RRG hanya diukur akar utamanya tanpa melihat perkembangan akar lateralnya, karena pertumbuhan akar lateral tidak stabil.

3 Bentuk strip ini hanya terdapat pada dua anakan saja, dan tidak terdapat pada tanaman mutan lainnya. Tanaman mutan nomor 33-05- 12 memiliki tinggi tanaman 141 cm dan jumlah anakan sebanyak 25. Selain itu ukuran bijinya juga kecil dibandingkan dengan biji mutan lainnya. akan tetapi tanaman mutan ini hanya menghasilkan biji hampa. Strip Gambar 1 Morfologi akar padi Hawara Bunar kontrol toleran Al (A), Kontrol sensitif IR64 (B), mutan sensitif Hawara Bunar (C,D,E) setelah masa pemulihan (tanpa Al). Keragaan Fenotip Tanaman Mutan M2 Tanaman mutan sensitif Al yang ditanam di tanah netral memiliki karakter vegetatif dan reproduktif yang bervariasi (Tabel 2). Tabel 2 Kisaran rata-rata karakter vegetatif dan reproduktif tanaman mutan M2 No Kisaran nilai Karakter vegetatif pada generasi dan reproduktif M2 1 Tinggi tanaman(cm) 92-199 2 Jumlah daun 2.7-5.3 3 Jumlah ruas 3.3-5.0 4 Jumlah anakan 1.0-23.0 5 Anakan produktif 1.0-10.0 6 Umur berbunga (HST) 74-191 7 Panjang malai (cm) 16.0-40.2 8 Panjang daun bendera (cm) 41.8-72.6 9 Umur panen (HST) 133-206 10 Jumlah biji total per malai 25.5-277.6 11 Prosentase biji isi per malai (%) 55-89 12 Jumlah biji per rumpun 25-297 13 Bobot biji isi per malai (g) 0.3-5.7 14 Bobot seribu butir (g) 13.4-38.8 Morfologi daun tanaman mutan nomor 20-11-17 memiliki strip putih kekuningan di sepanjang pertulangan daun (Gambar 2). Gambar 2 Morfologi daun tanaman mutan nomor 20-11-17. Berdasarkan uji kemiripan terhadap karakter vegetatif dan reproduktif tanaman mutan dengan kontrol, diperoleh 3 nomor mutan yang relatif mirip dengan kontrol yaitu nomor 20-11-5, 16-20-14, dan 20-11-6 (Tabel 3). Selanjutnya analisis difokuskan pada 3 nomor mutan tersebut. Tabel 3 Nilai uji kemiripan (Sneath & Sokal 1973) tanaman mutan M2 Nomor mutan Nilai kemiripan 20-11-5 0.999 16-20-14 0.998 20-11-6 0.996 Karakter Vegetatif Tinggi tanaman Tinggi tanaman mutan nomr 20-11-6 dan 20-11-5 tidak berbeda jauh dengan kontrol (Gambar 4). Mutan nomor 16-20-14 lebih tinggi dibandingkan mutan lainnya dan kontrol. Saat memasuki minggu ke 12-13, pertumbuhan tinggi tanaman mutan dan kontrol mengalami fase stasioner (Gambar 3). Jumlah daun Jumlah daun ketiga nomor mutan mirip dengan kontrol. Mutan nomor 20-11-5 memiliki jumlah daun lebih banyak dibandingkan mutan lainnya dan kontrol (Tabel 4).

4 Tinggi tanaman (cm) 200.0 160.0 120.0 80.0 40.0 0.0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 minggu ke setelah tanam Gambar 3 Kurva pertumbuhan tinggi tanaman mutan padi Hawara Bunar sensitif Al per 2 minggu 16-20-14, 20-11-5, 20-11-6, kontrol HB. Tabel 4 Komponen vegetatif mutan M2 sensitif Al Nomor Komponen vegetatif mutan JD JR JA 20-11-5 4.7 5.0 10.0 16-20-14 4.0 5.0 9.0 20-11-6 4.0 5.0 8.0 kontrol 4.3 5.1 7.3 JD= Jumlah daun per anakan, JR= jumlah ruas per anakan, JA= Jumlah anakan Tabel 5 Panjang ruas mutan M2 sensitif Al Nomor mutan Panjang ruas ke (cm) 1 2 3 4 5 20-11-5 48.0 29.0 24.7 15.3 9.3 16-20-14 54.0 33.0 35.3 21.0 4.3 20-11-6 44.3 30.0 27.0 16.8 4.7 kontrol 52.3 33.0 26.0 18.5 6.4 Karakter Reproduktif Anakan produktif dan umur berbunga Anakan produktif tanaman mutan memiliki jumlah yang sama dengan kontrol. Umur berbunga tanaman mutan tidak berbeda jauh dengan kontrol (Tabel 6), namun mutan nomor 16-20-14 memiliki umur berbunga yang lebih cepat dari pada dua mutan lainnya dan kontrol. A B Gambar 4 Tinggi tanaman mutan padi sensitif Al (A) dan kontrol (B). Jumlah dan panjang ruas Tanaman mutan memiliki jumlah ruas yang mirip dengan kontrol (Tabel 4). Jumlah ruas pada tiga nomor mutan memiliki jumlah yang sama. Ruas pertama tanaman mutan lebih panjang dibandingkan ruas lainya (Tabel 5). Jumlah anakan Jumlah anakan tanaman mutan lebih banyak dibandingkan dengan kontrol. Tanaman mutan nomor 20-11-6 memiliki jumlah anakan yang tidak berbeda jauh dengan kontrol (Tabel 4). Panjang malai dan daun bendera Panjang malai dan daun bendera tanaman mutan bervariasi. Panjang malai dan daun bendera ketiga nomor mutan lebih pendek dibandingkan kontrol, akan tetapi Panjang malai dan daun bendera mutan nomor 20-11-5 paling pendek. Tanaman mutan 20-11-6 memiliki panjang malai dan daun bendera yang tidak berbeda jauh dengan kontrol (Tabel 6). Umur panen Umur panen tanaman mutan nomor 20-11- 6 mirip dengan kontrol (Tabel 6), tetapi mutan nomor 16-20-14 memiliki umur panen lebih cepat dibandingkan mutan lainnya dan kontrol. Jumlah biji total per malai Jumlah biji total per malai tanaman mutan tidak berbeda jauh dengan kontrol (Tabel 7). Mutan nomor 20-11-5 memiliki jumlah biji total per malai mirip dengan kontrol. Tanaman mutan nomor 20-11-6 memiliki jumlah biji per malai paling tinggi dibandingkan kontrol dan dua mutan lainnya.

5 Tabel 6 Komponen reproduktif mutan M2 sensitif Al Nomor Komponen reproduktif mutan AP UB PM PDB UP 20-11-5 3 81 35.3 54.0 139 16-20-14 3 75 36.7 55.8 136 20-11-6 3 83 36.0 58.3 149 kontrol 3 82 38.8 63.5 147 AP= anakan produktif, UB= umur berbunga (HST), PM= panjang malai (cm), PDB= panjang daun bendera (cm), UP= umur panen (HST). Prosentase biji isi per malai Tanaman mutan nomor 20-11-5 memilki prosentase biji isi paling tinggi dibandingkan kontrol dan dua mutan lainnya (Tabel 7), sedangkan prosentase biji isi tanaman mutan nomor 20-11-6 tidak berbeda jauh dengan kontrol. Jumlah biji per rumpun Karakter jumlah biji per rumpun tanaman mutan tidak berbeda jauh dengan kontrol. Tanaman mutan nomor 20-11-6 memiliki jumlah biji per rumpun yang mirip dengan kontrol (Tabel 7), sedangkan mutan nomor 20-11-5 memiliki jumlah biji per rumpun lebih besar dibandingkan kontrol dan dua mutan lainnya. Bobot biji isi per malai dan biji seribu butir Tanaman mutan nomor 16-20-14 mirip dengan kontrol pada karakter bobot biji isi per malai dan bobot biji seribu butir (Tabel 7). Kakrakter bobot biji isi per malai dan bobot biji seribu butir per malai mutan nomor 20-11- 5 dan 20-11-6 lebih rendah dari kontrol. Tabel 7 Komponen hasil mutan M2 sensitif Al Komponen hasil Nomor mutan JB PB JB BB BS T I R I B 20-11-5 215.0 74 413 3.6 25.9 16-20-14 255.0 72 467 4.4 28.5 20-11-6 257.3 69 424 3.6 25.5 kontrol 226.1 71 448 4.3 27.3 JBT= jumlah biji total per malai, PBI= Prosentase biji isi per malai (%), JBR= jumlah biji per rumpun, BBI= bobot biji isi per malai (g), BSB= bobot seribu butir (g). Kestabilan Mutan pada Generasi M3 berdasarkan RRG Dari 28 tanaman mutan M2 yang ditapis, diperoleh 12 nomor mutan sensitif Al. sebanyak 10 nomor mutan M2 sensitif Al yang stabil pada generasi M3 dengan menunjukkan prosentase mutan sensitif Al paling tinggi yaitu 100% (Tabel 8). Hasil penapisan juga menunjukkan mutan generasi M2 nomor 20-11 merupakan mutan berpotensi, karena memiliki generasi M3 yang paling banyak berkarakter sensitif Al yang stabil. Selain itu, tanaman mutan generasi M3 yang berpotensi untuk diteliti lebih lanjut yaitu mutan nomor 20-11-5 dan 20-11-6. Tabel 8 Jumlah biji yang ditapis, prosentase mutan, dan nilai rata-rata RRG mutan M3 No Populasi Σ biji yang diuji Σ mutan Mutan (%) Rata-rata RRG (cm) RRG Min (cm) RRG Max (cm) 1 12-77-3 17 17 100.0 0.7 0.1 1.5 2 20-11-1 19 19 100.0 1.1 0.5 1.8 3 20-11-4 19 19 100.0 1.3 0.6 1.9 4 20-11-5 19 19 100.0 1.0 0.4 1.6 5 20-11-6 18 18 100.0 0.9 0.4 1.7 6 20-11-7 10 9 90.0 1.3 0.4 2.9 7 20-11-11 20 20 100.0 1.2 0.1 2.2 8 20-11-13 19 19 100.0 1.0 0.4 1.7 9 20-11-15 17 17 100.0 1.0 0.5 2.0 10 20-11-16 18 18 100.0 1.0 0.2 1.8 11 20-11-17 20 20 100.0 0.8 0.2 1.4 12 20-11-18 15 13 87.0 1.4 0.7 2.7

6 PEMBAHASAN Tanaman padi mutan sensitif Al diseleksi dengan karakter RRG, vegetatif dan reproduktif. Nomor mutan yang ditapis merupakan generasi hasil seleksi M1 dengan metode RRG dan ternyata tidak semua galur menunjukkan sifat sensitif Al. Bahkan beberapa nomor masih menunjukkan sifat toleran Al dengan nilai RRG > 2.5 cm. Hal ini sesuai dengan harapan karena menurut Harsatni & Ishak (1999), tanaman mutan akan konsisten pada generasi ke-4 dan ke-5. Hanya satu nomor kelompok mutan yang menunjukkan kestabilan karakter sensitif Al yaitu nomor 20-11. Mutasi pada tanaman mutan sensitif Al ditunjukkan dengan hilangnya kemampuan akar untuk tumbuh setelah mendapat cekaman Al. Gen pengontrol sifat toleran Al tanaman padi HB bermutasi menjadi sensitif terhadap Al. Mutasi atau perubahan struktur gen dapat diketahui dengan membandingkan tipe mutan dan tipe liarnya (tetua). Perbedaan morfologi akar mutan dan tetua terlihat jelas pada seleksi RRG. Mutan merupakan Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotip) yang berbeda dari karakter tetuanya (Jusuf 2001). Pertumbuhan akar utama padi mutan sensitif Al terhambat dan tidak mengalami pemanjangan setelah masa pemulihan 48 jam. Terjadinya penghambatan pertumbuhan akar juga terdapat pada akar padi IR64. Fenomena ini tidak terjadi pada akar padi HB yang akarnya mampu tumbuh dan berkembang setelah masa pemulihan. Menurut Zhang et al (1999), tanaman yang sensitif terhadap Al dapat diketahui dari perkembangan akar setelah mendapat perlakuan cekaman Al. Pembentukan akar tanaman sensitif Al disebabkan terhambatnya pemanjangan sel-sel pada ujung akar. Menurut Matsumoto (1991) Al berikatan dengan DNA pada ujung akar sehingga dapat menghambat pembelahan sel. Akumulasi Al yang tinggi pada inti sel tudung akar yang menghambat pertumbuhan akar merupakan akibat dari kerusakan sel tudung akar (Matsumoto 1991). Karakter vegetatif dan reproduktif tanaman mutan M2 sangat beragam. Bahkan beberapa tanaman M2 memiliki hasil reproduktif lebih baik dari pada tanaman kontrol. Hal ini disebabkan adanya mutasi yang berbeda terjadi pada setiap tanaman mutan sehingga menimbulkan karakter yang berbeda. Keragaman ditunjukkan pada 2 nomor tanaman mutan yaitu nomor 20-11-17 dan 33-05-12. Tanaman mutan nomor 20-11-17 mengalami perubahan pada morfologi daun, sedangkan nomor 33-05-12 menyerupai perawakan IR64. Mutasi tidak dapat diprediksi, demikian juga ketidakstabilan sifat-sifat genetik pada generasi berikutnya. Menurut Wulan (2007) Induksi mutasi menyebabkan keragaman tanaman meningkat. Tanaman mutan padi sensitif Al yang diharapkan adalah tanaman yang memiliki karakter vegetatif dan reproduktif yang mirip dengan tipe liarnya. Berdasarkan banyaknya karakter yang mirip dengan kontrol, diperoleh 3 nomor tanaman mutan yaitu 20-11-5, 16-20- 14, dan 20-11-6. Akan tetapi, letak kemiripan karakter ketiga tanaman mutan tersebut dengan kontrol berbeda-beda. Lubis et al (1995) mengklasifikasikan tanaman padi menjadi 3, yaitu pendek (< 110 cm), sedang (110-125 cm), dan tinggi (> 125 cm). Mengacu pada klasifikasi tersebut, maka tinggi tanaman mutan tergolong tanaman padi yang tinggi. Tinggi tanaman mutan hampir mencapai 2 meter. Menurut Herawati et al (2009) tinggi tanaman dan anakan produktif merupakan karakter agronomi penting dan dapat dijadikan identitas penting suatu genotip. Mutan nomor 16-20-14 memiliki laju pertumbuhan dan fase stasioner tinggi tanaman yang lebih cepat dibandingkan mutan lainnya. Kestabilan tinggi tanaman mutan terjadi pada minggu ke 12-13, karena pada waktu itu sudah dimulai proses pengisian biji. Akan tetapi, saat memasuki fase pengisian bulir, tanaman padi mutan lebih mudah rebah. Jumlah daun dan ruas tanaman mutan tidak berbeda jauh dengan kontrol. Daun merupakan organ penting untuk fotosintesis. Semakin banyak daun, kemampuan untuk menghasilkan fotosintat semakin besar sehingga pembentukan organ-organ vegetatif tanaman akan lebih baik (Sahila 2006). Tanaman mutan memiliki jumlah ruas yang sama, karena tinggi tanaman mutan mirip. Panjang ruas tanaman mutan dari ruas pertama ke 5 semakin kecil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sahila (1995) bahwa ruas yang terpanjang adalah ruas teratas dan panjangnya semakin menurun sampai ruas yang terbawah dekat permukaan tanah. Jumlah anakan tanaman mutan lebih banyak dibandingkan kontrol. Tanaman mutan nomor 20-11-5 memiliki jumlah anakan yang lebih banyak dibandingkan mutan lainnya karena kemungkinan adanya korelasi dengan jumlah daun. Menurut Vergara (1985), jumlah anakan dipengaruhi oleh faktor genetik dan ketersediaan air yang cukup.

7 Karakter reproduktif meliputi jumlah anakan produktif, umur bunga, panjang malai, panjang daun bendera, dan umur panen. Jumlah anakan tanaman mutan tergolong banyak, namun anakan yang berproduktif hanya 3 anakan. Hal ini menunjukkan banyaknya jumlah anakan tidak berpengaruh terhadap jumlah anakan produktif. Tanaman mutan mulai berbunga saat berumur 75-83 HST. Umur berbunga ini termasuk umur yang cukup dalam. Percobaan di rumah kaca memiliki pengaruh terhadap umur bunga karena pada umumnya tanaman akan berumur lebih pendek bila ditanam di lahan terbuka (Herawati et al 2009). Umur berbunga tanaman mutan nomor 16-20-14 lebih cepat dibandingkan mutan lainnya karena kemungkinan lebih dulu memasuki fase stasioner tinggi tanaman. Malai tanaman mutan termasuk kategori malai panjang karena > 30 cm. Hal ini berdasarkan data dari Deptan (1983) yang mengklasifikasikan panjang malai menjadi 3, yaitu malai pendek (<20 cm), sedang (20-30 cm) dan malai panjang (>30 cm). Malai tanaman mutan yang panjang belum tentu memiliki daun bendera yang panjang juga. Hal ini terlihat dari tanaman mutan nomor 16-20-14 dan 20-11-6. Mutan nomor 16-20-14 memiliki malai yang lebih panjang daripada mutan nomor 20-11-6, tetapi panjang daun benderanya lebih pendek. Umur panen tanaman mutan berkisar 136-149 HST dan tergolong umur yang cukup panjang. Umur panen tanaman mutan nomor 16-20-14 lebih cepat dibandingkan mutan lainnya karena lebih dulu waktu berbunganya. Komponen hasil meliputi jumlah biji total per malai, prosentase biji isi per malai, jumlah biji per rumpun, bobot biji isi per malai, dan bobot biji seribu butir. Jumlah biji total per malai antara tanaman mutan 16-20-14 dan 20-11-6 mirip karena memiliki panjang malai yang mirip. Jumlah biji total yang tinggi kemungkinan disebabkan malai yang panjang. Menurut Grist (1975), bahwa panjang malai merupakan karakter yang diasosiasikan dengan produksi. Jumlah biji total yang tinggi tidak diimbangi dengan biji yang terisi. Hal ini terlihat dari prosentase biji isi tanaman mutan yang bervariasi. Tanaman mutan nomor 20-11-5 tergolong sedang dengan prosentase biji isi yaitu 74%. Padahal jumlah biji total per malai tanaman mutan nomor 20-11-5 lebih sedikit dibandingkan dua mutan lainnya. Hal ini menunjukkan semakin sedikit jumlah biji total per malai tanaman mutan semakin tinggi prosentase biji isinya. Selain itu, prosentase biji isi tanaman mutan yang kecil juga disebabkan adanya pengaruh hama kutu. Hama ini menyebabkan malai menjadi hitam tertutup serabut seperti jamur sehingga malai terisi sebagian atau hampa. Jumlah biji per rumpun tanaman mutan nomor 16-20-14 lebih tinggi dibandingkan dua mutan lainnya, karena memiliki jumlah biji total per malai yang lebih baik. Bobot biji isi antara tanaman mutan nomor 20-11-5 dan 20-11-6 sama, tetapi bobot biji seribu butir mutan nomor 20-11-5 lebih tinggi dibandingkan 20-11-6. Hal ini menunjukkan ukuran biji mutan nomor 20-11-5 lebih besar dibandingkan 20-11-6. Tanaman mutan yang diharapkan adalah tanaman padi kultivar HB sensitif Al yang memiliki kemiripan karakter vegetatif dan reproduktif seperti tetuanya. Berdasarkan seleksi RRG M3 terdapat dua nomor mutan yang diharapkan yaitu 20-11-5 dan 20-11-6. Tanaman mutan tersebut diharapkan menjadi bahan dasar untuk mempelajari gen-gen yang terlibat dalam mekanisme toleransi tanaman terhadap Al, sehingga dapat merakit kultivar baru ke sasaran yang tepat. SIMPULAN Tanaman mutan M2 nomor kelompok mutan 20-11 berpotensi sensitif Al berdasarkan karakter RRG. Akar tanaman mutan padi HB sensitif Al tidak mampu berkembang setelah masa pemulihan dan menyerupai akar IR64. Karakter vegetatif dan reproduktif tanaman mutan M2 memiliki keragaman variasi yang tinggi. Tanaman mutan M2 yang diharapkan adalah mutan nomor 20-11-5 dan 20-11-6. SARAN Perlu adanya pengujian karakter fisiologi, biokimia, molekular terhadap tanaman mutan yang berpotensi untuk mendapatkan isoline gen toleran Al yang tepat. DAFTAR PUSTAKA Delhaize E, Ryan PR. 1995. Aluminum toxicity and tolerance plants. J Plant Physiol 107:315-321. Deptan [Departemen Pertanian]. 1983. Pedoman bercocok tanam padi, palawija, dan sayur-sayuran. Jakarta: Departemen Pertanian. Harsanti L, Ishak. 1999. Evaluasi sifat Agronomis galur mutan padi Arias