7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen, Manajemen Operasi dan Antrian Pengertian manajamen adalah, dalam mengelola suatu sistem manajemen selalu dibutuhkan suatu manajemen yang baik agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Adapun tujuan umum yang ingin dicapai dari setiap perusahaan adalah memberikan pelayanan yang baik atau laba (profit). Walaupun manajemen hanya merupakan alat mencapai tujuan tetapi harus diatur sebaikbaiknya, karena jika manajemen baik maka tujuan optimal dapat diwujudkan sehingga pemborosan terhindari dan semua potensi yang dimiliki akan lebih bermanfaat. Definisi yang telah dikutip oleh Hasibuan (2001:2), menyatakan bahwa: Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu Ada tiga pokok penting dalam definisi tersebut, yaitu adanya tujuan yang ingin dicapai, tujuan dicapai mempergunakan kegiatan orang-orang lain dan kegiatan-kegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasi. Manajemen juga merupakan kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
8 aktivitas manajemen tersebut adalah planning, organizing, staffing, directing dan controlling. Pengertian Manajemen operasi merupakan salah satu fungsi utama dari sebuah organisasi dan secara utuh berhubungan dengan semua fungsi bisnis lainnya. Semua organisasi memasarkan, membiayai, dan memproduksi. Manajemen operasi merupakan studi tentang pembuatan keputusan dalam fungsi operasi. Sebagian pengeluaran perusahaan terletak pada fungsi manajemen operasi, walaupun demikian manajemen operasi memberikan peluang untuk meningkatkan keuntungan dan pelayanan terhadap masyarakat. Menurut Heizer and Render dalam bukunya Operation Management (2006:4) mengemukakan bahwa: Manajemen Operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi merupakan proses pengolahan secara optimal penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang atau jasa. Pengertian Antrian menurut P.Siagian (1987:390) adalah sebagai berikut : Suatu garis tunggu dari satuan yang memerlukan layanan dari satu atau lebih pelayanan (fasilitas pelayanan).
9 Teori Antrian berkenan dengan seluruh aspek dari situasi dimana pelanggan harus antri untuk mendapatkan suatu layanan. Situasi antrian yang umum diantaranya mahasiswa antri untuk mengisi KRS, Pesawat yang akan mendarat atau tinggal landas, Mesin yang akan diperbaiki, Pasien yang ingin periksa kedokter, Orang yang mengantri beli bensin di pom bensin dan Penumpang yang mengantri beli tiket busway atau yang menunggu bus transjakarta untuk menaikinya. Antrian merupakan bagian dari kehidupan masyarakat sehari-hari, antrian terbentuk bilamana banyaknya yang akan dilayani melebihi kapasitas layanan yang tersedia. Dalam banyak hal, penambahan jumlah layanan dapat dipenuhi untuk mengurangi antrian atau menghindari antrian yang terlalu membesar, namun demikian, biaya penambahan layanan dapat menyebabkan keuntungan berada di bawah taraf yang dapat diterima. Dipihak lain, antrian yang terlalu panjang dapat mengakibatkan kehilangan penjualan ataupun pelanggan, karenanya, permasalahan muncul karena terlalu banyak permintaan (pelanggan terlalu lama menunggu) dan terlalu sedikit permintaan (terlalu banyak waktu luang atau menganggur). Masalah yang dihadapi pihak manajeman adalah bagaimana menyeimbangkan biaya berkenaan dengan waktu tunggu guna memaksimumkan keuntungan, analisis system antrian dapat menjawab permasalahan ini dengan
10 kondisi yang agak umum, namun demikian, sebelum melihat bagian masalah antrian dapat diselesaikan, kita akan tinjau kerangka kerja system antrian Sistem antrian mencakup pelanggan (mahasiswa, pesawat, mesin, dan lain sebagainya) yang datang dengan laju konstan atau bervariasi untuk mendapatkan layanan pada suatu fasilitas layanan. Jika pelanggan yang datang dapat memasuki fasilitas layanan, mereka dapat langsung dilayani. Jika pelanggan harus menunggu dilayani, mereka berpartisipasi atau membentuk antrian, dan akan berada dalam antrian hingga mereka dapat giliran untuk dilayani. Mereka akan dilayani dengan laju layanan yang konstan atau bervariasi dan akhirnya meninggalkan sistem, Sistem antrian mencakup baik antrian dan fasilitas layanannya. Di dalam waiting lines atau analisis antrian, yang menjadi masalah adalah adanya dua kepentingan yang saling bertentangan. Sebagai gambaran untuk menjelaskan masalah ini, bayangkan sebuah transportasi Bus transjakarta. 2.2 Karakteristik Sistem Antrian Sering kali kita melihat antrian dalam kehidupan sehari-hari, dan didalam antrian-antrian tersebut terdapat beberapa karakteristik, antara lain : 1. Sumber masukan Sumber masukan adalah suatu proses pembentukan suatu bentuk antrian akibat tingkat kedatangan satuan-satuan orang atau
11 barang. Secara teori, waktu kedatangan antara satu-satuan dengan satuan berikutnya dianggap acak dan bebas. Orang-orang yang datang untuk mengantri tersebut dapat bersifat tidak terbatas (infinite) dan juga bersifat terbatas (finite). Dikatakan tidak terbatas karena begitu banyak orang-orang yang mengantri didalam suatu antrian. Misalnya pada antrian Penumpang bus, di halte bus transjakarta, walaupun hakekatnya jumlah antrian tersebut bersifat terbatas, tetapi Karena jumlahnya cukup besar maka dalam Mathematical Convenience dianggap sebagai tidak terbatas. Sebaliknya, dikatakan terbatas jika jumlahnya. Misalnya pada sebuah bengkel reparasi mesin dimana jumlah mesin yang diperbaiki terbatas jumlahnya, karena kerusakan masing-masing mesin tersebut membutuhkan waktu yang tidak dapat ditentukan. Kelakuan dari antrian juga berbeda-beda dalam hal ini memasuki antrian, ada yang langsung menghindari jika melihat antrian yang panjang, tetapi ada juga yang bertahan untuk menunggu lama sebelum mendapatkan pelayanan. Jika barang/jasa yang diantri sangat penting bagi para pengantri, makan tidak menjadi masalah baginya untuk menunggu lama. Jika fasilitas mengantri tidak memadai, seperti terbatasnya tempat atau keadaan panas dan tidak nyaman, maka orang tersebut akan mengantri dengan waktu yang lebih lama.
12 2. Pola Kedatangan Proses masuknya atau pola kedatangan merupakan suatu proses pembentukan suatu bentuk antrian akibat dari kedatangan satuan-satuan orang atau barang. Kemungkinan satuan-satuan orang atau individu-individu yang datang memiliki tingkat kedatangan konstan atau secara acak. Kedatangan digambarkan dengan 2 cara distribusi statistic yang mempunyai asumsi dasar yang sama, dimana spesifikasi yang digunakan sangat tergantung pada bentuk data kedatangan yang ada. Bentuk tersebut yaitu : a. Kedatangan Persatu Waktu Cara ini menjelaskan jumlah kedatangan yang terjadi dalam priode waktu tertentu. Asumsi yang biasa digunakan adalah dengan distribusi probabilitas poisson, dimana pola kedatangan pada system antrian terjadi secara random tetapi dengan tingkat rata-rata tertentu. b. Distribusi Waktu Antara Kedatangan Metode ini ditentukan oleh diatribusi kemungkinan dari waktu antara kedatangan, yaitu distribusi probabilitas dari suatu variable acak continue yang mengukur waktu dari satu kedatangan ke datangan berikutnya. Bila pola kedatangan mengikuti distribusi passion, maka Interdistribusi time (waktu kedatangan) adalah
13 random dan terdistribusi secara exponensial (exponensial distribution). 2. Disiplin antrian Sifat dari antrian juga mempengaruhi tipe model antrian. Ketertiban/aturan antrian harus ditentukan untuk menggambarkan bagaimana kedatangan dilayani. Kebiasaan ataupun kebijakan bagaimana para pelanggan dipilih dari antrian untuk dilayani disebut disiplin antrian. Ada 4 (empat) bentuk disiplin antrian yang bias digunakan dalam praktek yaitu : a. First Came-First Served (FCFS) atau First In-First Out (FIFO), yaitu yang lebih dulu datang (sampai), maka lebih dulu dilayani. Misalnya antrian last came-first served pada sebuah halte bustranjakrta. b. Last In-First Out (LIFO), yaitu yang datang terakhir yang lebih dulu keluar. Misalnya system antrian dalam lift untuk lantai yang sama. c. Ptiority Service (PS), yaitu prioritas pelayanan diberikan kepada anda yang mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang memiliki prioritas lebih rendah meskipun mereka yang mempunyai prioritas lebih rendah lebih dulu tiba dalam garis tunggu. Misalnya dalam pelayanan di halte bus transjakarta orang
14 yang tunawisma, ibu hamil, berjalalan dengan kursi roda selalu di utamakan dari pada penumpang yang sehat atau normal. b. Service In Random, yaitu pelayanan yang diberikan tidak melihat urutan maupun prioritas, melayani secara acak. Misalnya parkiran motor dalam sebuah mall. 4. Struktur Antrian Berdasarkan pada sifat dan aspek pelayanan yang telah diterangkan, maka kombinasi dari antrian (chanel) dan tahapan (phase) fasilitas pelayanan dalam suatu antrian membentuk 4 (empat) struktur antrian dasar yang secara umum digunakan sebagai berikut : a. Single Chanel-Single Pashe Bentuk seperti ini terdiri dari satu chanel atau satu jalur antrian, dan satu pelayanan pola-pola situasi ini, kedatangan menbentuk satu jalur antrian yang akan dilayani oleh satu station pelayanan. Bagi terminal bus transjakarta yang belum memiliki banyak penumpang dapat menerapkan bentuk ini. Keuntungan dari bentuk ini adalah sangat simpel atau sederhana, sehingga biaya pelayanannya juga kecil. Sedangkan kelemahan akan mulai terasa jika populasi antrian menjadi semakin banyak. Sehingga dimungkinkan untuk mengasumsikan beberapa kondisi yang terjadi pada jenis antrian ini, yaitu :
15 Kedatangan dilayani dengan disiplin antrian First Come First Served. Setiap kedatangan menunggu untuk dilayani, tanpa memperhatikan panjang antrian. Kedatangan bersifat independent dari kedatangan sebelumnya, tetapi rata-rata jumlah kedatangan tidak merubah waktu lembur. Kedatangan digambarkan sebagai distribusi passion dan berasal dari populasi yang sangat besar (tidak terbatas). Waktu pelayanan berubah-ubah dari satu konsumen ke konsumen lainnya dari sifat independent satu sama lainnya, tetapi kecepatan rata-rata diketahui. Kecepatan rata-rata pelayanan lebih cepat daripada rata-rata waktu kedatangan. Gambar 2.1 saluran satu tahap b. Satu Saluran Banyak Tahap ( Single Channel Multi Phase ). Bentuk ini hanya membentuk satu jalur antrian saja, tetapi memberikan lebih dari satu pelayanan. Bentuk ini digunakan pada sebuah restoran pesan memalui
16 mobil, dimana pelanggan membentuk satu antrian dan menerima bebrapa pelayanan. Pertama ia memesan makanan, lalu membayar pesananya tersebut dan menerima makanan untuk dibawa pulang. Keuntungan dari bentuk ini adalah sederhana dan mudah, karena hanya membentuk satu jalur antrian saja. Sedangkan kerugiannya adalah antrian akan keliahatan sangat panjang, sehingga menimbulkan keengganan orang untuk mengantri. Gambar 2.2 saluran banyak tahapan c. Banyak saluran satu tahap (multi chanel-single phase). Bentuk ini digunakan jika anggota populasi antrian sudah menjadi semakin banyak dan tempat untuk melayani penumpang guna mengurangi panjangnya antrian. Bentuk seperti ini sudah banyak digunakan diberbagai loket-loket karcis pada halte-halte busway di Jakarta. Keuntungan dari bentuk ini adalah tidak memakai banyak ruangan yang digunakan untuk mengantri, sehingga tidak menggangu aktifitas pelayanan lainnya. Keburukannya
17 adalah loket yang melakukan pelayanan tidak merasa diantri banyak orang. Hal ini akan membuat loket tersebut lama dalam menyelesaikan tugasnya. Gambar 2.3 banyaknya saluran-satu tahap d. Banyak saluran-banyak tahap (multi chanel-multi phase). Bentuk ini menyediakan banyak jalur, dan dalam setiap jalur terdapat beberapa untit pelayanan. Sehingga terdapat banyak jalur pelayanan. Keuntungan dari bentuk ini adalah antrian tidak begitu kelihatan panjang karena terbagi pada setiap unit pelayanan. Sedangkan kerugiannya adalah ruangan tempat mengantri menjadi kelihatan penuh dengan jalur-jalur orang yang mengantri. Loket akan terganggu konsentrasi kerjanya, karena ia merasa diantri banyak orang. Bila dilihat dari segi penumpang, bentuk ini menjadi bentuk yang paling disukai, sebab mereka dapat memiliki teller yang mereka inginkan. Hal ini dapat menguntungkan penumpang yang sudah
18 sering ke suatu bank, dimana ia akan mempunyai teller yang disukainya. Hal ini tidak akan terjadi pada bentuk-bentuk antrian yang dijelaskan sebelumnya. Gambar 2.4 banyak saluran banyak tahapan. 2.3 Model Sistem Antrian beragam model system antrian dapat diterapkan di bidang Manajemen Operasional (MO), Empat model antrian semuanya memiliki tiga karakteristik umum yaitu yang dapat disesuaikan yaitu : 1. 2. 3. Kedatangan berdistribusi passion. Penggunaan aturan FIFO. Pelayanan satu tahap
19 A. Model 1 : (M/M/I) ; (FIFO/N/00) - Layout : Tunggal (Single Channel) - Phase Pelayanan : Tunggal (Single Phase) - Populasi : Tak Terbatas - Pola Kedatangan : Distribusi Poison - Disiplin Antrian : Datang Pertama Dilayani Pertama - Pola Pelayanan : Exponensial - Panjang Antrian : Terbatas - Contoh Perusahaan : Pompa Minyak Sedangkan rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Ls = ג μμ ג 0TJumlah waktu rata-rata yang dihabiskan dalam system Ws = 1 μ ג
20 Jumlah unit rata-rata yang menunggu dalam antrian 2 ג Lq = (ג μ(μ Waktu rata-rata yang dihabiskan untuk menunggu dalam antrian Wq = ג (ג μ(μ Faktor untilitas system ג P = μμ Probabilitas terhadap 0 unit dalam sistem Jumlah pelanggan rata-rata dalam system ג 1 = Po μ Probabilitas terhadap lebih dari sejumlah K unit dalam system dimana N adalah jumlah unit dalam system P n>kk = ג μ k+1 B. Model : M / M / C 0T- Layout : Ganda (Multiple Chanel) 0T- Pashe Pelayanan : Tunggal (Single Phase)
21 - Populasi : Tak Terbatas - Pola Kedatangan : Distribusi Poisson - Disiplin Antrian : Tunggal ( Single Phase) - Pola Pelayanan : Exponensial - Panjang Antrian : Tak Terbatas - Contoh Perusahaan : Loket Pembelian Tiket Sedangkan rumus-rumus yang digunakan sebagai berikut : Po = ג m.μ Jumlah pelanggan rata-rata dalam system λμ λ μ Ls = M (M 1)! (Mμ λ) 2 Po + 1 μ 0TWaktu rata-rata yang dihabiskan seseorang pelanggan dalam antrian atau sedang dilayani dalam system
22 WWWW = 1 μμ λλ Jumlah unit rata rata yang menungu dalam antrian LLLL = λλ 2 μμ(μμ λλ) Waktu rata-rata yang dihabiskan untuk menunggu dalam antrian WW qq = WW ss 1 μμ LL qq λλ Probabilitas terhadap 0 unit dalam system C. Model M / D / 1 -Layout : Tunggal (Single Chanel) - Pashe Pelayanan : Tunggal (Single Pashe) - Populasi : Tak Terbatas - Pola Kedatangan : Distribusi Pelayanan - Disiplin Antrian : Dating Pertama Dilayani Pertama - Pola Pelayanan : Konstan - Panjang Antrian : Tak Terbatas
23 - Contoh Perusahaan : Pencucian Mobil Otomatis Sedangkan rumus-rumus yang digunakan sebagai berikut : Lq = 2 ג (ג 2μ(μ 0Twaktu rata-rata menunggu dalam antrian Wq = 2 ג (ג 2μ(μ 0Twaktu tunggu rata-rata dalam sistem Ws = Wq + 1 μ D. 0TModel Populasi Terbatas 0TKetika terdapat sebuah populasi pelanggan potensial yang terbatas bagi sebuah fasilitas pelayanan, maka model antrian berbeda harus dipertimbangkan. Model ini berbeda dengan ketiga model antrian sebelumnya, karena saat ini terdapat hubungan
0T 24 saling ketergantungan antara panjang antrian dan tingkat kedatangan. Untuk menyederhanakan proses perhitungan yang dapat Panjang antrian rata-rata memakan waktu, tabel antrian untuk populasi terbatas telah dibuat yang menentukan D dan F, D mewakili probabilitas sebuah mesin yang memerlukan perbaikan harus menunggu antrian, F adalah factor efesiensi waktu menunggu. D dan F diperlukan untuk menghitung hampir semua rumus model terbatas yang lain. Sedangkan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Faktor pelayanan X = T T+U Jumlah antrian rata-rata L = N ( 1 F ) Waktu tunggu rata-rata W = L ( T+U) N L atau W = T ( 1 F) XF
25 Jumlah pelayanan rata rata J = NF ( 1 X ) Jumlah dalam pelayanan rata rara H = F.N.X Jumlah populasi N = J + L + H = ג 0T Tingkat kedatangan rata rata per satu waktu 0Tµ = Jumlah orang yang dilayani per satuan waktu 0TM = Jumlah jalur yang terbuka 0TF = Factor efisiensi 0TH = Tingkat pelayanan rata rata 0TJ = Jumlah rata rata unit yang sedang beropasi 0TL = Jumlah rata rata unit yang sedang menunggu 0TM = Jumlah chanel pelayanan 0T = Waktu rata rata kedatangan per unit 0TX = Factor pelayanan
26 D = Probabilitas bahwa suatu kedatangan harus menunggu W = Waktu rata rata menunggu N = Jumlah unit dalam populasi 2.4 Kinerja Sistem Antrian Bentuk antrian banyak saluran satu tahap. Saat ini telah banyak digunakan oleh perusahaan jasa seperti pada sebuah loket halte, pemilihan bentuk ini Keterangan : didasarkan oleh terbatasnya ruang tunggu dan penumpang yang datang ke halte bus transjakarta relatif besar (tidak terbatas). Sedangkan alur antrian yang terjadi pada suatu halte pada umumnya adalah penumpang yang datang ke halte langsung mengantri di antrian untuk membeli tiket bus transjakarta. Dengan melihat situasi tersebut diatas, maka di dalam mempelajari system antrian ini kita memfokuskan pada pelanggan penumpang di dalam kehidupannya sehari-hari dalam menunggu untuk mendapatkan fasilitas pelayanan. Terdapat 2 (dua) unsur utama dalam mengukur kinerja system antrian ini yaitu : Sebagai berikut : 1. 2. Wq = Waktu rata-rata penumpang menunggu dalam antrian Ws = Jumlah waktu rata-rata yang dihabiskan dalam system (waktu menunggu ditambah waktu pelayanan)
27 3. Lq = Waktu rata-rata yang dihabiskan untuk menunggu dalam system antrian 4. 5. Ls = Jumlah penumpang dalam system Po = Probabilitas terdapat 0 unit dalam system (yaitu unit pelayanan kososng) 6. ρ = Factor utilitas sistem Dalam menggunakan formula-formula tersebut, untuk kita dapat mengetahui kinerja system antrian yang terjadi pada suatu perusahaan (baik pesahaan produksi maupun perusahaan jasa). Sehingga kita dapat mengukur tingkat efektifitas di dalam menunggu pada sebuah antrian. Sedangkan untuk mengukur kinerja system antrian pelayanan pada sebuah transportasi dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Mencatat penumpang yang datang pada jam-jam tertentu seperti jam berangkat kantor dan jam pulang kantor. 2. 3. 4. Mengamati jumlah loket yang melayani. Menhitung jumlah penumpang yang ada dalam antrian per jam. Menghitung waktu tunggu antrian (wq), dan rata-rata jumlah penumpang dalam antrian (lq). Membuat perbandingan antara hasil pengamatan dengan hasil perhitungan.