PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG JL. BY PASS KM 24 ANAK AIR PADANG

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG JL. BY PASS KM 24 ANAK AIR PADANG

BAB II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2012 PENGADILAN AGAMA SOLOK. Jl. KAPTEN BAHAR HAMID LAING KOTA SOLOK

BAB I PENDAHULUAN KONDISI UMUM

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI DENPASAR

JALAN MERDEKA LINGKUNGAN I NOMOR 497, SEKAYU. : : WEBSITE TELEPON/ FAKSIMILI : /

Pengadilan Agama Tahuna Mewujudkan Peradilan Indonesia Yang Agung

PENGADILAN AGAMA BANGLI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

KATA PENGANTAR. Ponorogo, 26 Januari 2013 KETUA PENGADILAN NEGERI PONOROGO M U S L I M, SH. NIP

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI DENPASAR

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA SOLOK. Jl. KAPTEN BAHAR HAMID LAING KOTA SOLOK

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

PERJANJIAN KINERJA TAHUNAN (PKT) PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BANDA ACEH TAHUN

KATA PENGANTAR. Tabanan, 04 Januari 2017 Pengadilan Agama Tabanan, Drs. Zainal Arifin, M.H. NIP

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

Wassalam, Jakarta, 26 Januari 2016 Ketua. Dr. H. KHALILURRAHMAN NIP LKjIP Tahun 2015 Pengadilan Tinggi Agama Jakarta

Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

Purwodadi, 29 Januari 2016 KETUA PENGADILAN NEGERI PURWODADI R.HENDRAL,SH.MH NIP H a l i

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016

RENSTRA PENGADILAN AGAMA JAKARTAA PUSAT

PENGADILAN NEGERI SLAWI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN JL. A. YANI NO. 99 PROCOT, SLAWI

PENGADILAN NEGERI SEKAYU

KATA PENGANTAR. dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Review Dokumen Rencana Strategis

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA MIMIKA JL. YOS SUDARSO KM 4 NAWARIPI TIMIKA PAPUA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM PENGADILAN AGAMA SIJUNJUNG

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Jl. Ir. H. Juanda No. 11 A Pasuruan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

KATA PENGANTAR. Renstra Pengadilan Agama Tondano

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENSTRA PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

[REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)] PTUN SEMARANG P F

KATA PENGANTAR. Barru, 20 Januari 2014 PENGADILAN NEGERI BARRU Wakil Ketua K A Y A T, SH, MH NIP

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran

Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Agama Brebes, merupakan lingkungan Peradilan Agama di bawah Mahkamah Agung Republik

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN NEGERI MAJENE

RENSTRA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR

PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

REVIU RENSTRA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

PENGADILAN NEGERI SAMBAS

Assalamu alaikum wr. wb.

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KATA PENGANTAR. Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Pandeglang

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENSTRA PENGADILAN AGAMA JENEPONTO RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Negeri Gorontalo merupakan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) HASIL REVIU TAHUN

Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping 1

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran. Pengadilan Tata Usaha Negara Kupang dalam menjalankan tugas dan fungsi

PENGADILAN NEGERI BANGKINANG

PENGADILAN AGAMA DEMAK

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH L K j I P 2015

KATA PENGANTAR. Tahun 2016 Pengadilan Tinggi Agama Mataram

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG NOMOR :W3-A/085a/OT.01.2/I/2012

KETUA PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN HASIL REVIU PENGADILAN NEGERI BANGLI. Jl. Brigjen Ngurah Rai No. 61

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran

Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran. Pengadilan Negeri Palangka Rayadalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya,

PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGADILAN AGAMA SERUI

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

Pengadilan Agama Pasuruan merupakan lingkungan Peradilan Agama di bawah. keadilan. Pengadilan Agama Pasuruan sebagai kawal depan Mahkamah Agung

RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA SAROLANGUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi

TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) HASIL REVIU FOTO PENGADILAN NEGERI KLAS II MANNA PENGADILAN PENGADILAN NEGERI KLAS II MANNA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

TAHUN 2018 RENCANA KINERJA TAHUNAN PTA JAWA BARAT

(LKjlP) Pengadilan Agama Pangkalpinang tahun 2016, yang intinya memuat laporan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON. Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kotabumi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA KEBUMEN

C. Pengelolaan Keuangan BAB IV PENUTUP Kesimpulan... 73

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2015 PENGADILAN NEGERI SUNGGUMINASA

dibidang Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Negeri Wonosari, merupakan lingkungan Peradilan Umum di bawah Mahkamah Agung

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Pengadilan Agama Tahuna Mewujudkan Peradilan Indonesia Yang Agung

PENGADILAN AGAMA KRUI Jl. Mawar No. 10 Way Mengaku, Telp: Website : www. pa-krui.go.id

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

PENGADILAN NEGERI BANGLI LkjIP TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

Transkripsi:

PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG JL. BY PASS KM 24 ANAK AIR PADANG

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahiim Dengan memanjatkan puji serta syukur ke hadirat Allah SWT, atas berkah dan hidayahnya kami telah dapat menyelesaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja selama setahun sebagai realisasi Penetapan Kinerja. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini merupakan laporan capaian kinerja tahun keempat dari keseluruhan rencana selama lima tahunan yang tertuang didalam Renstra Pengadilan Tinggi Agama Padang 2010-2014. Dalam penyusunan laporan ini kami telah berusaha semaksimal mungkin memenuhi peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Instansi Pemerintah. Laporan ini juga merupakan integrasi antara sistem perencanaan, sistem AKIP dan sistem penganggaran. Dari laporan ini bisa terekam berapa dana yang dibelanjakan dan apa hasil unjuk kerjanya. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan laporan AKIP ini kami ucapkan terimakasih. Padang, 30 Januari 2014 Ketua ttd Drs. H. MOH. THAHlR, SH., MH NIP. 19481205 197603 1 001 1

IKHTISAR EKSEKUTIF (EXECUTIVE SUMMARY) Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, Pengadilan Tinggi Agama Padang selaku salah satu lembaga dari empat lingkungan peradilan dibawah Mahkamah Agung RI, telah membuat rencana stratejik untuk 5 tahun kedepan (2010-2014). Dari rencana stratejik tersebut, setiap tahunnya Pengadilan Tinggi Agama Padang telah membuat perjanjian kerja atau Penetapan Kinerja (PK) yang mengarah kepada satu sasaran yaitu terselesaikannya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel di lingkungan peradilan agama. Untuk mencapai serta merealisasikan sasaran dan target yang diinginkan telah menetapkan indikator-indikator target capaian yang harus diselesaikan sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Adapun indikator-indikator target capaian tersebut adalah: Indikator 1. Persentase sisa perkara yang diselesaikan Indikator 2. Persentase perkara yang diselesaikan Indikator 3. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan Indikator 4. Persentase penurunan upaya hukum Kasasi dan Peninjauan Kembali Indikator 5. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap Indikator 6. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis Indikator 7. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara Indikator 8. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan Indikator 9. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. Indikator 10. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti Indikator 11. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Indikator 12. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. Indikator 13. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial. Indikator 14. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial Indikator 15. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi. 2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... 1 IKHTISAR EKSEKUTIF (EXCUTIVE SUMMARY)... 2 DAFTAR ISI... 3 BAB I PENDAHULUAN... 4 A. LATAR BELAKANG... 4 B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI... 6 BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA... 9 1. VISI... 9 2. MISI... 9 3. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS... 10 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 14 A. PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA UTAMA... 14 B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA... 16 C. ANALISIS CAPAIAN KEUANGAN... 23 3

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang disusun dan disampaikan secara sistematik dan melembaga. Agar AKIP dapat terwujud dengan baik, harus dipenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut: 1. Beranjak dari sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-sumber daya yang konsisten dengan asas-asas umum penyelenggaraan negara; 2. Komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi yang bersangkutan; 3. Menunjukkan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan; 4. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh; 5. Jujur, obyektif, transparan dan akurat; 6. Menyajikan keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Undang - Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, setiap Lembaga Publik berkewajiban menyediakan, memberikan, dan/atau menerbitkan Informasi Publik yang berada dibawah kewenangannya serta menyediakan informasi publik yang akurat, benar dan tidak menyesatkan. Mahkamah Agung selaku Lembaga Publik dan sebagai salah satu dari 3 pilot project dari Reformasi Birokrasi telah menetapkan lima quick wins dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi yaitu Transparansi Putusan/Peradilan; Pengembangan Teknologi Informasi; PNBP (Pengelolaan Penerimaan Bukan Pajak); Kode Etik Hakim; Manajemen SDM (khususnya Analisa Pekerjaan, Evaluasi Pekerjaan dan Remunerasi (Tunjangan Kinerja). Dari kelima program tersebut akan tergambar tentang keberhasilan, kelemahan, tantangan dan peluang terhadap program kerja selaku institusi peradilan dari 4 lingkungan peradilan dibawah Mahkamah Agung RI selama tahun 2013 serta langkah-langkah kebijaksanaan apa yang akan dilakukan pada tahun 2013. 4

A. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 24; Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman; 3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Mahkamah Agung; 4. Undang-Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama; 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik; 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Nasional; 8. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 9. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 11. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah; 13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2005 Tentang Sekretariat Mahkamah Agung; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 16. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government; 17. Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 18. Instruksi Presiden RI Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; 19. Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 1-144 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelayanan Informasi di Pengadilan; 20. Keputusan Sekretaris Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor MA/SEK/07/III/2006 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Mahkamah Agung; 5

21. Peraturan Menteri Negara PAN Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di lingkungan Instansi Pemerintah; 22. Keputusan Kepala LAN Nomor 589/1X/6/Y/99 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (disempurnakan melalui keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/1X/6/8/2003 dalam klausul menimbang bagian b; 23. KepMenPAN No. 135 Tahun 2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi Akuntabilitas Kinerja; 24. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Tahun 2010; 25. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Berdasarkan Undang-undang nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama Pasal 51: 1) Pengadilan Tinggi Agama bertugas dan berwenang mengadili perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama dalam tingkat banding. 2) Pengadilan Tinggi Agama juga bertugas dan berwenang mengadili di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan mengadili antar-pengadilan Agama di daerah hukumnya. Berdasarkan ketentuan pasal 9 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, disebutkan Susunan Pengadilan Tinggi Agama terdiri dari Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera dan Sekretaris, sedangkan dalam pasal 10 ayat (2) disebutkan bahwa Pimpinan Pengadilan Tinggi Agama terdiri dari seorang Ketua dan Wakil Ketua. Selanjutnya dalam pasal 26 ayat (2) disebutkan bahwa Dalam melaksanakan tugasnya Panitera Pengadilan Tinggi Agama Dibantu Oleh Seorang Wakil Panitera dan Beberapa Orang Panitera Muda, Beberapa Orang Panitera Pengganti. Dalam Pasal 44 Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 disebutkan bahwa Panitera Pengadilan merangkap Sekretaris Pengadilan, hal ini berbeda 6

dengan ketentuan dalam Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2006 yang menyatakan Panitera Pengadilan tidak merangkap Sekretaris Pengadilan, namun pasal 44 Undang-Undang nomor 50 tahun 2009 menghapus pasal 44 Undang-Undang nomor 3 tahun 2006 yang menyatakan bawa Panitera Pengadilan tidak merangkap Sekretaris Pengadilan. Berdasarkan pasal 49 Undang Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang telah diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 50 tahun 2009, bahwa tugas pokok Pengadilan Agama berwenang, memeriksa, memutus dan menyelesaikan setiap perkara antara orang-orang yang beragama Islam di bidang : - Perkawinan - Zakat - Waris - Infaq - Wasiat - Shadaqah, dan - Hibah - Ekonomi Syari ah. - Wakaf Untuk melaksanakan tugas pokok dimaksud, maka Pengadilan Tinggi Agama mempunyai fungsi sebagai berikut : 1) Fungsi Mengadili (judicial power) Pengadilan Tinggi Agama berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara di tingkat banding terhadap perkara-perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Agama (Pasal 26 ayat (1) UU Nomor 48 tahun 2009 jo Pasal 51 ayat (1) Undang- Undang Nomor 50 tahun 2009). 2) Fungsi Memutus Sengketa Kewenangan Mengadili Apabila antara dua Pengadilan Agama atau lebih terjadi kewenangan mengadili secara relatif dalam daerah hukumnya, maka Pengadilan Tinggi Agama bertugas dan berwenang untuk menyelesaikan perselisihan tersebut (Pasal 51 ayat (2) UU No. 50 tahun 2009) 3) Fungsi Pembinaan Pengadilan Tinggi Agama berwenang memberikan bimbingan, dan petunjuk kepada Pengadilan Agama yang berada di wilayah hukumnya, baik yang berhubungan dengan teknis yustisial, administrasi peradilan, maupun administrasi umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, dan pembangunan. (Pasal 53 ayat (3) Undang-undang Nomor 50 tahun 2009 jo. KMA Nomor 303 Tahun 1990 jo. KMA No. KMA:080/SK/VIII/2006). 7

4) Fungsi Pengawasan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Tinggi Agama sebagai kawal depan Mahkamah Agung (provoost) bertugas untuk mengawasi jalannya peradilan dalam daerah hukumnya dan juga bertugas untuk mengawasi tingkah laku para hakim dan aparat peradilan lainnya (Pasal 53 Undang-undang Nomor 50 tahun 2009 jo. KMA No. KMA:080/SK/VIII/2006). 5) Fungsi Memberikan Keterangan, Pertimbangan dan Nasehat Hukum Yakni, memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat hukum (hukum Islam) kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta. (Pasal 52 ayat (1) Undang-undang Nomor 50 tahun 2009). 6) Fungsi Administratif Yakni, menyelenggarakan administrasi umum, keuangan, dan kepegawaian serta lainnya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok tekhnis peradilan dan administrasi peradilan. (Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 303 Tahun 1990) 7) Fungsi Lainnya : a) Pelayanan penyuluhan hukum, pelayanan riset/ penelitian dan sebagainya. (Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor KMA/004/SK/II/1991). b) Memberikan itsbat kesaksian rukyat hilal dalam penentuan awal bulan hijriyah ( Pasal 52 A Undang-undang No. 50 tahun 2009). 8

BAB II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA Rencana Strategis Tahun 2010 2014 merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan, penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivas dan efesiensi. Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja diselaraskan denga arah kebijakan dan program Mahkamah Agung yang disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005 2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 2014, sebagai pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun 2010 2014. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas pokok dan fungsi Pengadilan Tinggi Agama Padang Adapun visi dari adalah: Terwujudnya yang Agung Untuk mencapai visi tersebut, menetapkan misi yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu : 1. Mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan dan transparasi. 2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Aparatur Peradilan dalam rangka peningkatan pelayanan pada masyarakat 3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan yang efektif dan efisien 4. Melaksanakan tertib administrasi dan manajemen peradilan yang efektif dan efisien 5. Mengupayakan tersedianya sarana dan prasarana peradilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku Adapun Tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai berikut : 1. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi 9

2. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 3. Publik percaya bahwa dan Pengadilan Agama di bawahnya memenuhi butir 1 dan 2 di atas Sedangkan sasaran strategis yang hendak dicapai Pengadilan Tinggi Agama Padang adalah sebagai berikut : 1. Meningkatnya penyelesaian perkara 2. Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim 3. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara 4. Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) 5. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. 6. Meningkatnya kualitas pengawasan 7. Peningkatan kualitas SDM untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut : a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama merupakan program untuk mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesbilitas masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang dilaksanakan dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama adalah : 1. Penyelesaian Perdata 2. Penyelesaian Sisa Perkara Perdata 3. Penelitian berkas perkara banding disampaikan secara lengkap dan tepat waktu 4. Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat waktu 5. Publikasi dan transparasi proses penyelesaian dan putusan perkara b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencapai pengawasan yang berkualitas. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah : 1. Pelaksanaan diklat teknis yudisial dan non yudisial 10

2. Tindak lanjut pengaduan yang masuk 3. Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan peradilan tingkat banding dan tingkat pertama. A. INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANG telah menetapkan Indikator Kinerja Utama berdasarkan SK Ketua Nomor W3-A/085a/OT.01.2/I/2013 tanggal 7 Januari 2013, dapat dilihat sebagai berikut : Meningkatnya perkara KINERJA UTAMA penyelesaian Peningkatan aksepbilitas putusan Hakim Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Meningkatnya pengawasan Peningkatan kualitas SDM kualitas INDIKATOR KINERJA a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan b. Persentase perkara yang diselesaikan c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan Persentase penurunan upaya hukum Kasasi dan Peninjauan Kembali a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial. b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi. 11

B. RENCANA KINERJA PENGADILAN TINGGI AGAMA PADANGTAHUN 2013 Adapun rencana kinerja tahunan, sebagai berikut: SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Meningkatnya penyelesaian a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 85% perkara b. Persentase perkara yang diselesaikan 85% c. Persentase perkara yang diselesaikan 85% dalam jangka waktu maksimal 6 bulan Peningkatan aksepbilitas Persentase penurunan upaya hukum Kasasi 85% putusan Hakim dan Peninjauan Kembali Peningkatan efektifitas a. Persentase berkas yang diajukan kasasi 85% pengelolaan penyelesaian dan PK yang disampaikan secara lengkap perkara b. Persentase berkas yang diregister dan siap 85% didistribusikan ke Majelis c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara 9 perkara Peningkatan aksesibilitas a. Persentase perkara prodeo yang 90% masyarakat terhadap peradilan diselesaikan (acces to justice) b. Persentase (amar) putusan perkara (yang 65% menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Meningkatnya pengawasan Peningkatan kualitas SDM kualitas maksimal 1 hari kerja sejak diputus. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial. b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi. 80% 95% 90% 100% 20% 10% C. PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Tinggi Agama Padang, menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja. 12

berikut: Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Penetapan Kinerja, sebagai SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Meningkatnya penyelesaian a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan 85% perkara b. Persentase perkara yang diselesaikan 85% c. Persentase perkara yang diselesaikan 85% dalam jangka waktu maksimal 6 bulan Peningkatan aksepbilitas Persentase penurunan upaya hukum Kasasi 85% putusan Hakim dan Peninjauan Kembali Peningkatan efektifitas a. Persentase berkas yang diajukan kasasi 85% pengelolaan penyelesaian dan PK yang disampaikan secara lengkap perkara b. Persentase berkas yang diregister dan siap 85% didistribusikan ke Majelis c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara 9 perkara Peningkatan aksesibilitas a. Persentase perkara prodeo yang 90% masyarakat terhadap peradilan diselesaikan (acces to justice) b. Persentase (amar) putusan perkara (yang 65% menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Meningkatnya pengawasan Peningkatan kualitas SDM kualitas maksimal 1 hari kerja sejak diputus. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial. b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi. 80% 95% 90% 100% 20% 10% 13

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah A. Pengukuran Kinerja. Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi. Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk memberikan reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi. Pengukuran tingkat capaian kinerja tahun 2013, dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2013 ini. Rincian tingkat capaian kinerja masing masing indikator kinerja tersebut diuraikan dalam tabel dibawah ini. SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Meningkatnya a. Persentase sisa 85% 100% 117,65% penyelesaian perkara perkara yang diselesaikan b. Persentase 85% 92,15% 108,41% perkara yang diselesaikan c. Persentase perkara yang 85% 92,15% 108,41% diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan Peningkatan Persentase 85% -157,14% -184,87% aksepbilitas putusan penurunan upaya Hakim hukum Kasasi dan Peninjauan Kembali Peningkatan efektifitas a. Persentase 85% 100% 117,65% pengelolaan berkas yang penyelesaian perkara diajukan kasasi 14

Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Meningkatnya kualitas pengawasan Peningkatan SDM kualitas dan PK yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan b. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial. b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi. 85% 100% 117,65% 9 perkara 8,83 perkara 90% 100% 111,11% 65% 89,79% 138,14% 80% 0% 0% 95% 100% 105% 90% 100% 111% 100% 100% 100% 20% 75% 375% 10% 0% 0% 15

B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA Pengukuran kinerja mengacu pada indikator kinerja utama sebagaimana tertuang pada tabel diatas, untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Pada akhir tahun 2013, Pengadilan Tinggi Agama Padang telah melaksanakan seluruh kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun hasil capaian kinerja sesuai sasaran yang ditetapkan, diuraikan sebagai berikut : 1. SASARAN MENINGKATNYA PENYELESAIAN PERKARA Pencapaian sasaran Penyelesaian Perkara pada tahun 2013 sebagai berikut : KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Meningkatnya a. Persentase sisa 85% 100% 117,65% penyelesaian perkara perkara yang diselesaikan b. Persentase 85% 92,15% 108,41% perkara yang diselesaikan c. Persentase perkara yang 85% 92,15% 108,41% diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan. Ukuran capaian indikator kinerja Persentase Sisa Perkara yang diselesaikan adalah Perbandingan sisa perkara yang diselesaikan dengan sisa perkara yang harus diselesaikan. Persentase sisa perkara Perdata, ditargetkan selesai 85 % pada tahun 2013, ternyata dapat tercapai 100 %. Hal ini berarti bahwa sisa perkara pada tahun 2012 sejumlah 8 perkara, seluruhnya dapat diselesaikan di tahun 2013. Penyelesaian sisa perkara pada tahun 2013 yang mencapai target sebesar 100% menunjukan bahwa sistem kerja yang berlaku di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Padang telah berjalan dengan baik dan lancar sehingga tidak ada sisa perkara tahun sebelumnya yang tidak selesai ditahun berikutnya. Adapun sebagai perbandingan persentase sisa perkara yang diselesaikan, sebagai berikut: No Perkara 2011 2012 2013 1. Perdata 6 2 8 16

Penyelesaian sisa perkara pada tahun 2011 sebanyak 6 perkara dibandingkan dengan sisa perkara yang diselesaikan pada tahun 2012 sebanyak 2 perkara, penyelesaian tersebut masing-masing adalah 100% begitu juga dengan penyelesaian perkara pada tahun 2013, penyelesainnya juga sebesar 100%, ini menunjukkan bahwa adanya kinerja yang baik pada presentase sisa perkara yang diselesaikan. b. Persentase perkara yang diselesaikan. Persentase perkara yang diselesaikan tahun 2013 adalah sebesar 92,15%, yaitu perbandingan perkara yang diminutasi sebesar 47 perkara dengan perkara yang diregister sebesar 51 perkara. Persentase perkara yang diselesaikan pada tahun 2013 ditargetkan 85 % dari total keseluruhan perkara yang masuk ternyata realisasinya tercapai 92,15%. Keadaan Perkara Di No Bulan Sisa bulan lalu Masuk Putus Sisa akhir 1. Januari 8 10 1 17 2. Pebruari 17 5 9 13 3. Maret 13 3 2 14 4. April 14 3 7 10 5. Mei 10 2 5 7 6. Juni 7 4 0 11 7. Juli 11 5 6 10 8. Agustus 10 2 1 11 9. September 11 9 4 16 10. Oktober 16 4 8 12 11. Nopember 12 2 2 12 12. Desember 12 2 10 4 Jumlah 8 [tahun 2012] 51 55 4 Adapun sebagai perbandingan persentase perkara yang diselesaikan, sebagai berikut: Tahun 2011 2012 2013 Perkara Masuk Minut Masuk Minut Masuk Minut Jumlah 43 47 53 49 51 55 Perkara yang masuk pada tahun 2011 sebanyak 43 perkara dan diselesaikan sebanyak 47 perkara (109,30%) dibandingkan dengan perkara yang masuk pada tahun 2012 sebanyak 53 perkara dan diselesaikan sebanyak 49 perkara (92,45 %) berarti terjadi penurunan penyelesaian perkara sebesar 16,85%. Sedangkan penyelesaian perkara tahun 2012 dibandingkan dengan 17

penyelesaian perkara pada tahun 2013 yang diselesaikan sebesar 104,25%, ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan kinerja pada persentase sisa perkara yang diselesaikan sebesar 11,80 %. c. Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan pada tahun 2013 adalah sebesar 104,25%, yaitu perbandingan perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan sebanyak 55 perkara dengan perkara yang diregister sebesar 51 perkara. Sedangkan Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan pada tahun 2012 adalah sebesar 107,84 %, dimana perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu maksimal 6 bulan sebanyak 55 perkara dengan perkara yang diregister sebesar 51 perkara. Kelebihan realisasi ini disebabkannya penyelesaian perkara tahun 2012 dalam jangka waktu maksimal 6 bulan yang diselesaikan tahun 2013. Persentase perkara yang diselesaikan pada tahun 2013 ditargetkan 85% dari total keseluruhan perkara yang masuk ternyata realisasinya tercapai 92,15%. Hal ini menandakan adanya kinerja yang baik pada penyelesaian perkara dalam jangka waktu maksimal 6 bulan. 2. SASARAN PENINGKATAN AKSEPBILITAS PUTUSAN HAKIM Pencapaian sasaran aksepbilitas putusan hakim pada tahun 2013 sebagai berikut : KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Meningkatnya Persentase 85% 0% 0% penyelesaian perkara penurunan upaya hukum Kasasi dan Peninjauan Kembali Ukuran capaian indikator kinerja Persentase penurunan upaya hukum Kasasi dan Peninjauan Kembali adalah perbandingan perkara yang diajukan upaya hukum Kasasi dan PK antara tahun 2012 dengan tahun 2013. Perkara yang diajukan kasasi tahun 2013 adalah 18 perkara sedangkan yang diajukan PK sebanyak 0 perkara, sedangkan pada tahun 2012, yang diajukan kasasi sebanyak 17 perkara dan diajukan PK sebanyak 1 perkara. Dengan demikian, perkara yang diajukan kasasi dan PK tahun 2012 adalah sebanyak 18 perkara, sedangkan ditahun 2013 ada 18 perkara, sehingga 18

persentase penurunan upaya hukum kasasi dan Peninjauan Kembali adalah sebesar 0%. 3. SASARAN PENINGKATAN EFEKTIFITAS PENGELOLAAN PENYELESAIAN PERKARA KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Peningkatan efektifitas a. Persentase 85% 100% 117,65% pengelolaan berkas yang penyelesaian perkara diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap b. Persentase berkas 85% 100% 117,65% yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis c. Ratio Majelis 9 8,83 Hakim terhadap perkara perkara perkara a. Persentase berkas yang diajukan kasasi dan PK yang disampaikan secara lengkap Persentase berkas yang diajukan kasasi yang disampaikan secara lengkap tahun 2013 adalah sebesar 100% Nilai tersebut merupakan perbandingan antara jumlah berkas perkara Kasasi yang diajukan sebanyak 18 perkara dengan jumlah berkas perkara Kasasi yang disampaikan secara lengkap sebesar 18 perkara. Dibandingkan dengan tahun 2012, jumlah berkas perkara Kasasi yang diajukan sebanyak 17 perkara dan jumlah berkas perkara Kasasi yang disampaikan secara lengkap sebesar 17 perkara. Untuk perkara Peninjauan Kembali (PK), tahun 2013 tidak ada yang mengajukan sedangkan di tahun 2012 hanya ada 1 perkara. Dengan demikian telihat kinerja terhadap persentase berkas perkara Kasasi dan PK yang diajukan dan disampaikan secara lengkap adalah 100% dan tidak mengalami penurunan kinerja dari tahun 2013. 19

b. Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke Majelis Persentase berkas yang diregister dan siap didistribusikan ke majelis adalah sebesar 100 % dimana jumlah berkas perkara yang diregister tahun 2013 adalah sebanyak 51 perkara dan jumlah perkara yang didistribuskan ke majelis adalah sebanyak 51 perkara. Sedangkan pada tahun 2012, jumlah perkara yang diregister dan siap didistribusikan ke majelis adalah sebanyak 53 perkara, sehingga persentasi pencapaiannya juga 100%. Dengan demikian terlihat kinerja pada indicator ini dapat dipertahankan. c. Ratio Majelis Hakim terhadap perkara Ration majelis hakim terhadap perkara adalah sebesar 8,83 perkara dimana jumlah majelis hakim tahun 2013 adalah sebanyak 6 majelis sedangkan jumlah perkara yang diregister adalah sebanyak 51 perkara. 4. SASARAN PENINGKATAN AKSESIBILITAS MASYARAKAT TERHADAP PERADILAN (ACCES TO JUSTICE) KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN a. Persentase 90% 100% 111,11% perkara prodeo yang diselesaikan Peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap peradilan (acces to justice) b. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus. 65% 89,79% 138,14% a. Persentase perkara prodeo yang diselesaikan Persentase perkara prodeo yang diselesaikan tahun 2013 adalah sebesar 0%. Dikarenakan pada tahun 2013 tidak ada perkara prodeo yang diterima. b. Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus 20

Persentase (amar) putusan perkara (yang menarik perhatian masyarakat) yang dapat diakses secara on line dalam waktu maksimal 1 hari kerja sejak diputus adalah sebesar 91,48% yaitu perbandingan antara jumlah putusan yang dipublish di website pengadilan sebanyak 43 perkara dengan jumlah perkara yang diputus sebanyak 47 perkara. Sedangkan pada tahun 2012, jumlah putusan yang dipublish di website sebanyak 44 perkara dan jumlah perkara yang diputus sebanyak 49 perkara, sehingga persentasenya adalah sebesar 89,79% 5. SASARAN MENINGKATNYA KEPATUHAN TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Meningkatnya Persentase 80% 0% 0% kepatuhan terhadap permohonan eksekusi putusan pengadilan. atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti Persentase permohonan eksekusi atas putusan perkara 2013 tidak ada, dan pada tahun 2012 juga tidak ada. 6. SASARAN MENINGKATNYA KUALITAS PENGAWASAN KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Meningkatnya kualitas a. Persentase 95% 100% 105 % pengawasan pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti b. Persentase 90% 100% 111% temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti. a. Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti Persentase pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti adalah sebesar 100% dengan jumlah pengaduan sebanyak 7 pengaduan dan semuanya telah ditindaklanjuti. Pada tahun 2012, persentase pengaduan juga 100% dengan 21

jumlah pengaduan dan pengaduan yang telah ditindaklanjuti sebanyak 2 perkara. Dengan demikian terlihat bahwa kinerja untuk indicator ini sudah baik. b. Persentase temuan hasil pemeriksaan eksternal yang ditindaklanjuti Persentase hasil pemeriksaan eksternal adalah sebesar 100% dengan jumlah temuan sebanyak 4 temuan dan semuanya telah ditindak lanjuti. 7. SASARAN PENINGKATAN KUALITAS SDM KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN Peningkatan kualitas a. Persentase 100% 100% 100% SDM pegawai yang lulus diklat teknis yudisial. b. Persentase 20% 75% 375% pegawai yang lulus diklat non yudisial c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi. 10% 0% 0% a. Persentase pegawai yang lulus diklat teknis yudisial Persentase Pegawai yang lulus Diklat yudisial pada tahun 2013 adalah sebesar 100% dari dua orang yang mengikuti Diklat, jumlah peserta yang lulus adalah 2 orang. Diklat yang dilakukan tersebut adalah Diklat sertifikasi Hakim Ekonomi Syariah dan Diklat Pengawasan b. Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial Persentase pegawai yang lulus diklat non yudisial pada tahun 2013 adalah sebesar 375 % dari 4 orang yang mengikuti diklat, jumlah peserta yang lulus adalah sebanyak 3 orang. Diklat yang dilakukan tersebut adalah diklat sertifikasi pengadaan barang/ jasa pemerintah. c. Persentase pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi Pejabat yang lulus mengikuti fit and proper test dalam rangka promosi pada tahun 2013 tidak ada, dan pada tahun 2012 juga tidak ada. 22

C. ANALISIS CAPAIAN KEUANGAN Capaian kinerja anggaran per program, realisasi anggaran, dan capaiannya adalah sebagai berikut: Program Pagu Realisasi Capaian Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung Program Peningkatan Manajemen Peradilan Agama 17.180.916.000 18.593.007.011 108,85 100.000.000 99.950.000 99,95 182.658.000 181.568.600 99.40 Capaian kinerja anggaran tahun 2013 adalah sebesar 102,73%. Nilai tersebut merupakan pencapaian yang baik, dengan kelebihan 2,73% dari 100% terhadap anggaran yang dianggarkan. Hal ini terjadi karena belanja pegawai pada tahun 2013 melebihi pagu yang tersedia, dan belum dilakukan revisi. 23

Lampiran-Lampiran Dalam LAKIP 1. Struktur Organisasi 2. Indikator Kinerja Utama 3. Matriks Renstra 2010-2014 4. RKT 2014 & 2015 5. SK Tim Penyusun LAKIP 24