KAJIAN ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI BENGAWAN SOLO (SERENAN-JURUG)

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI BENGAWAN SOLO (SERENAN-JURUG) STUDY OF SEDIMENT TRANSPORT IN BENGAWAN SOLO RIVER (SERENAN-JURUG) HALAMAN JUDUL

ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN ANAK SUNGAI BENGAWAN SOLO PADA SUNGAI DENGKENG

EVALUASI ANALISIS TEGANGAN GESER PADA DAERAH HULU DAN HILIR SUDETAN WONOSARI SUNGAI BENGAWAN SOLO

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bagan Alir Rencana Penelitian

Alumni Program Studi Teknik SIpil Universitas Komputer Indonesia 2 Staf Pengajar Program Studi Teknik SIpil Universitas Komputer Indonesia

I-I Gambar 5.1. Tampak atas gerusan pada pilar persegi

ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN BENGAWAN SOLO RUAS SERENAN-CEPU HALAMAN JUDUL ANALYSIS OF BENGAWAN SOLO S SEDIMENT TRANSPORT IN SERENAN-CEPU SEGMENT

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

EFEKTIFITAS GROUNDSILL TERHADAP PENYEBARAN SEDIMEN SUNGAI GRINDULU KABUPATEN PACITAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian

1 BAB VI ANALISIS HIDROLIKA

LATAR BELAKANG. Terletak di Kec. Rejoso, merupakan salah satu dari 4 sungai besar di Kabupaten Pasuruan

BED LOAD. 17-May-14. Transpor Sedimen

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK

BAB V ANALISIS HIDROLOGI DAN HIDROLIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK

BAB 3 METODE PENELITIAN

Studi Angkutan Sedimen Sudetan Pelangwot- Sedayu Lawas Sungai Bengawan Solo

KAJIAN LAJU ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI WAMPU. Arta Olihen Boangmanalu 1, Ivan Indrawan 2

BAB II. Tinjauan Pustaka

sungai, seperti Gambar 2. Di dalam menu tersebut data koordinat potongan melintang sungai dari hasil pengukuran topografi dimasukkan melalui icon

ANALISIS SEDIMEN SUNGAI BIALO KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI HEC-RAS

BAB III METODOLOGI Rumusan Masalah

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENINGKATAN KAPASITAS INLET KANAL BANJIR PELANGWOT - SEDAYULAWAS DI KABUPATEN LAMONGAN

Laju Sedimentasi pada Tampungan Bendungan Tugu Trenggalek

EFEKTIFITAS SALURAN PRIMER JETU TIMUR TERHADAP GERUSAN DASAR DAN SEDIMENTASI PADA SISTEM DAERAH IRIGASI DELINGAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 3.1 Daerah Rendaman Kel. Andir Kec. Baleendah

Disampaikan pada Seminar Tugas Akhir 2. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta NIM :

PEMODELAN & PERENCANAAN DRAINASE

BAB V SIMULASI MODEL MATEMATIK

EVALUASI TINGGI MUKA AIR KALI MUNGKUNG SRAGEN TERHADAP ELEVASI BANJIR SUNGAI BENGAWAN SOLO

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Prediksi Sedimentasi Kali Mas Surabaya ABSTRAK

ANALISIS ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI KAMPAR KANAN DI DAERAH TARATAK BULUH. ABSTRAK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Analisis Gradasi Butiran sampel 1. Persentase Kumulatif (%) Jumlah Massa Tertahan No.

ANALISIS SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI SALUWANGKO DI DESA TOUNELET KECAMATAN KAKAS KABUPATEN MINAHASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan Penulisan 1.3 Pembatasan Masalah

STUDI NUMERIK PERUBAHAN ELEVASI DAN TIPE GRADASI MATERIAL DASAR SUNGAI

ANALISIS SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI PANASEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS GERUSAN LOKAL PADA PILAR JEMBATAN MENGGUNAKAN METODE CSU

Analisis Tegangan Geser pada Sudetan Wonosari Sungai Bengawan Solo

Rahardyan Nugroho Adi BPTKPDAS

Universitas Sumatera Utara

STUDI PERUBAHAN DASAR KALI PORONG AKIBAT SEDIMEN LUMPUR DI KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB VI ANALISIS HIROLIKA DAN PERENCANAAN KONSTRUKSI

KAJIAN LAJU ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI SUNGAI DI SUMATERA SELATAN TESIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Data Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

Gambar 4.1 Kotak Dialog Utama HEC-RAS 4.1

ANALISIS UKURAN BUTIRAN SEDIMEN PADA DAERAH HULU DAN HILIR SUDETAN WONOSARI SUNGAI BENGAWAN SOLO

ANALISIS SEDIMENTASI PADA SALURAN UTAMA BENDUNG JANGKOK Sedimentation Analysis of Jangkok Weir Main Canal

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS POLA ALIRAN PERMUKAAN SUNGAI DENGKENG MENGGUNAKAN HYDROLOGIC ENGINEERING CENTER RIVER ANALYSIS SYSTEM (HEC-RAS)

ANALISA ANGKUTAN SEDIMEN DI SUNGAI JAWI KECAMATAN SUNGAI KAKAP KABUPATEN KUBU RAYA

BAB VI ANALISIS HIDROLIKA PENAMPANG SUNGAI DENGAN SOFTWARE HEC-RAS

DEBIT SUNGAI PROGO RUAS BANJARSARI KALIJOSO KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS LAJU SEDIMENTASI PADA SUNGAI WAY YORI AMBON

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS HIDROLIKA DAN PERHITUNGANNYA

DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI

ANALISIS PERSAMAAN TRANSPOR SEDIMEN TERHADAP FENOMENA PERUBAHAN MORFOLOGI SUNGAI PROGO TENGAH

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS KAPASITAS DRAINASE PRIMER PADA SUB- DAS SUGUTAMU DEPOK

KAJIAN GENANGAN BANJIR SUNGAI MUKE DI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN UPAYA PENGENDALIANYA

BABV PERHITUNGAN. Data yang dimasukkan ke dalam HEC RAS adalah data topografi dan data

Analisis Angkutan dan Distribusi Sedimen Melayang Di Sungai Kapuas Pontianak Kalimantan Barat pada musim kemarau

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PERENCANAAN DIMENSI HIDROLIS KALI PEPE SEBAGAI TRANSPORTASI WISATA AIR

PEMBUATAN LAPISAN PELINDUNG (ARMOURING) SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK STABILITAS DASAR PERMUKAAN SUNGAI. Cahyono Ikhsan 1

KARAKTERISTIK BENCANA SEDIMEN PADA SUNGAI VULKANIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN DEBIT RANCANGAN BANJIR DAN KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI BAKI

ANALISIS DAN EVALUASI KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI SAMPEAN BONDOWOSO DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM HEC-RAS 4.1

ANALISIS DEBIT RANCANGAN BANJIR DAN KAPASITAS PENAMPANG SUNGAI BAKI SKRIPSI

BAB III METODA ANALISIS. desa. Jumlah desa di setiap kecamatan berkisar antara 6 hingga 13 desa.

ANALISIS NUMERIK PROFIL SEDIMENTASI PASIR PADA PERTEMUAN DUA SUNGAI BERBANTUAN SOFTWARE FLUENT. Arif Fatahillah 9

BAB IV METODE PENELITIAN

Kajian Kapasitas Sungai Sunter (Ruas Jalan Tol Jakarta Cikampek Sampai dengan Pertemuan Kanal Banjir Timur) Jakarta Timur

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sungai

BAB IV METODE PENELITIAN

KAJIAN SEDIMENTASI PADA SUMBER AIR BAKU PDAM KOTA PONTIANAK

SIMULASI PENGARUH SEDIMENTASI PADA NILAI KONDISI FISIK BENDUNG COLO AKIBAT PENGGELONTORAN PELIMPAH (SPILLWAY) BARU WADUK WONOGIRI TESIS

NORMALISASI SUNGAI RANTAUAN SEBAGAI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR DI KECAMATAN JELIMPO KABUPATEN LANDAK

PEMODELAN AWAL PERENCANAAN BENDUNG GERAK KARANGTALUN DENGAN HEC-RAS

REHABILITASI BENDUNG SINOMAN DI KALI BRANGKAL UNTUK MENGATASI BANJIR DI DESA SOOKO, KOTA MOJOKERTO TESIS

Transkripsi:

KAJIAN ANGKUTAN SEDIMEN PADA SUNGAI BENGAWAN SOLO (SERENAN-JURUG) Nur Hidayah Y.N. 1), Mamok Suprapto 2), Suyanto 3) 1)Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutamai 36A, Surakarta 57126; Telp. 0271-634524. Email: nurnur39@yahoo.com 2), 3) Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutamai 36A, Surakarta 57126; Telp. 0271-634524. Email: mamok_suprapto@yahoo.com Abstract Sediment problem is essential to the river. Most of the sediment problem is the result of human intervention. Many theories that can be used to estimate sediment transport but selection theory or approach is right for the transport of sediment in the river is still quite difficult. This study was done by taking the data flow and sediment directly on Serenan and Jurug in Bengawan Solo. Sediments were then tested in the laboratory and were compared with the results of a calculation using the method of sediment transport Ackers-White, Englund-Hansen, Laursen, Meyer-Peter Muller, Toffaleti and Yang. The test results indicate that the sediments in Serenan belongs to Coarse Silt size classes with a range from 0,032 to 0,0625 grains while sediments in Serenan belongs to Very Fine Sand size classes with a range from 0,0625 to 0,125 grains. Of the many methods being tested, Meyer Peter Muller method can be used to estimate the discharge of sediment transport on the river Bengawan Solo precisely on Serenan while in Jurug there is no method that can be used to estimate the discharge of sediment transport. The method of Meyer Peter Muller occurred error rate of 4.12%. Keywords: sediment transport, Bengawan Solo, Serenean, Jurug. Abstrak Permasalahan sedimen merupakan hal yang esensial bagi suatu sungai. Sebagian besar permasalahan sedimen merupakan hasil campur tangan manusia. Banyak teori yang dapat digunakan untuk memperkirakan angkutan sedimen tetapi pemilihan teori atau pendekatan yang tepat untuk angkutan sedimen di sungai masih cukup sulit. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data debit dan sedimen secara langsung pada Serenan dan Jurug di Bengawan Solo. Sedimen kemudian diuji di laboratorium kemudian dibandingkan dengan hasil hitungan menggunakan metode angkutan sedimen yaitu Ackers-White, Englund-Hansen, Laursen, Meyer-Peter Muller, Toffaleti dan Yang. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sedimen yang diuji di Serenan mempunyai kelas ukuran Coarse Silt dengan range butiran 0,032-0,0625 sedangkan di Jurug mempunyai kelas ukuran Very Fine Sand dengan range butiran 0,0625-0,125. Dari banyak metode yang diujikan metode Meyer Peter Muller dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya debit angkutan sedimen pada sungai Bengawan Solo tepatnya pada Serenan sedangkan pada Jurug belum ada metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya debit angkutan sedimen. Pada metode Meyer Peter Muller terjadi tingkat kesalahan 4,12 %. PENDAHULUAN Sungai merupakan salah satu sumber air untuk kehidupan makhluk hidup. Disisi lain, sungai memiliki karakter dan morfologi yang berbeda. Karakter dan morfologi sungai akan stabil bila di sepanjang alur dan diseluruh DAS tidak mengalami perubahan, termasuk hujan yang jatuh di permukaan DAS. Akan tetapi kondisi stabil tersebut tidak akan bisa dipertahankan bila aktivitas manusia disepanjang sungai maupun alur sungai masih terus berlangsung. Contohnya adalah penyempitan sungai yang terjadi di sungai Brantas di akibatkan adanya endapan tanah longsor. Peristiwa itu terjadi karena adanya bangunan yang berada di sekitar bantaran sungai. Aktivitas manusia dapat menyebabkan erosi permukaan yang akan terbawa aliran, dalam bentuk sedimen. Sedimen tersebut akhirnya akan diendapkan pada tempat tempat tertentu ketika aliran tidak mampu mengangkut sedimen. Sedimen akan mengurangi fungsi infrastruktur air yang telah terbangun. W. Brunner (2003) menyatakan bahwa banyak teori maupun pendekatan empiris yang dapat digunakan untuk mengetahui angkutan sedimen. Beberapa diantaranya adalah Ackers-White, Englund-Hansen, Laursen, Meyer- Peter Muller, Toffaleti dan Yang. Pemilihan teori atau pendekatan yang tepat untuk angkutan sedimen di sungai masih cukup sulit. Oleh sebab itu masalah sedimen menarik untuk diteliti. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui kriteria sedimen dan menentukan metode yang mampu untuk menganalisis angkutan sedimen pada ruas Sungai Bengawan Solo (Serenan-Jurug) Bambang Agus Kironoto (2008) memprediksi besarnya sedimen melayang dengan metode point-integrated sampling. Hasilnya menunjukkan bahwa konsentrasi sedimen suspensi rerata dapat ditentukan berdasarkan konsentrasi e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/ JUNI 2013/69

sedimen suspensi rerata titik pada posisi y = 0,4 D dari dasar saluran (untuk pengukuran 1 titik), pada y = 0,2 D dan 0,8 D (2 titik), atau pada y = 0,2 D; 0,4 D; dan 0,8 D (3 titik). Dalam penelitian ini dikaji teori Ackers-White, Englund-Hansen, Laursen, Meyer-Peter Muller, Toffaleti dan Yang untuk mengetahui sedimen yang terjadi di Sungai Bengawan Solo. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo dalam hal kriteria sedimen dan besarnya debit sedimen di ruas sungai Bengawan Solo tepatnya pada ruas Serenan sampai Jurug. METODE Penelitian ini menggunakan metode survai eksperimen dengan mengambil data debit dan sedimen secara langsung pada Serenan dan Jurug di Bengawan Solo. Sedimen kemudian diuji di laboratorium dan hasil akhir mendapatkan parameter angkutan sedimen yaitu konsentrasi sedimen, debit sedimen, dan berat jenis sedimen serta gradasi butiran. Angkutan sedimen dari laboratorium kemudian dibandingkan dengan hasil hitungan menggunakan metode angkutan sedimen yaitu Ackers-White, Englund-Hansen, Laursen, Meyer-Peter Muller, Toffaleti dan Yang. Alat bantu yang digunakan dalam perhitungan adalah menggunakan HEC-RAS. Pengambilan sampel sedimen dilakukan pada 2 titik yaitu di AWLR Serenan dan AWLR Jurug ditampilkan pada Gambar 1. Gambar 1. Lokasi Pengambilan Sampel HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan Sampel Pengambilan sampel sedimen ditentukan berdasarkan debit total pada setiap penampang. Debit total yang terjadi untuk Serenan = 67,04 m 3 /dt dan Jurug = 133,42 m 3 /dt. Dari tabel 1 dapat dilihat letak titk pengambilan sampel sedimen. Tabel 1. Titik Pengambilan Sampel Sedimen No Lokasi Q total Q Nama Sampel i Letak (m 3 /dt) (m 3 /dt) (m) Dari 1. S-1/6Q 11,17 10,82 Kanan sungai 2. SERENAN 67,04 S-3/6Q 33,52 22,75 As Pilar 3. S-5/6Q 55,87 9,79 As Pilar 4. J-1/6Q 22,24 11,8 Kanan sungai 5. JURUG 133,42 J-3/6Q 66,71 10,1 As Pilar 6. J-5/6Q 111,18 25,4 As Pilar Analisis Butiran Sedimen Pengujian sampel sedimen dilakukan di laboratorium Mekanika Tanah Universitas Sebelas Maret Surakarta. Adapun analisis laboratorium yang akan di uji meliputi analisis konsentrasi sedimen, berat jenis sedimen, analisis hidrometer dan analisis saringan. Konsentrasi Sedimen Konsentrasi sedimen dianalisis dari hasil laboratorium yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 2. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/ JUNI 2013/70

Tabel 2. Konsentrasi Sedimen No Nama Sampel Konsentrasi Sedimen (mg/l) 1. S-1/6Q 600 2. S-3/6Q 600 3. S-5/6Q 667 4. J-1/6Q 572 5. J-3/6Q 667 6. J-5/6Q 733 Konsentrasi Sedimen Rerata (mg/l) 622 657 Debit Sedimen Melayang Debit Sedimen Melayang dengan menggunakan rumus: g s = k.c.q dengan k sebesar 0,0864, C merupakan konsentrasi sedimen (mg/l) dan Q merupakan debit sungai (m 3 /s). Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Debit Sedimen Melayang No Nama Sampel g s (ton/hari) 1. S-1/6Q 579,21 2. S-3/6Q 1737,64 3. S-5/6Q 3217,86 4. J-1/6Q 1099,39 5. J-3/6Q 3842,53 6. J-5/6Q 7044,64 g s rerata (ton/hari) 1844,90 3995,52 Berat Jenis Sedimen Berat jenis sedimen didapat dari hasil laboratorium yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Berat Jenis Sedimen No Nama Sampel Berat Jenis Berat Jenis Rerata 1. S-3/6Q 3,21 2. S-5/6Q 3,01 3. J-1/6Q 3,01 4. J-3/6Q 3,21 5. J-5/6Q 2,00 Analisis Hidrometer Butiran sedimen melayang pada semua sampel sedimen merupkan butiran yang lolos saringan 0,075 mm sehingga dilakukan pengujian menggunakan hidrometer. Setelah analisis hidrometer, kemudian dicari ukuran butiran yang akan digunakan dalam analisis angkutan sedimen yang dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Diameter Butiran Dalam Analisis Angkutan Sedimen Sampel D 90 D 84 D 50 S-1/6Q 0,108 0,1 0,061 S-3/6Q 0,108 0,099 0,060 S-5/6Q 0,108 0,098 0,059 J-1/6Q 0,111 0,103 0,069 J-3/6Q 0,11 0,102 0,067 J-5/6Q 0,11 0,102 0,067 Dari D50 terlihat bahwa ukuran butiran sedimen di Serenan berkisar antara 0,032 0,0625 sedangkan ukuran butiran sedimen di Jurug berkisar antara 0,0625 0,125. Menurut American Geophysical Union sedimen di Serenan termasuk butiran Coarse Silt sedangkan untuk Jurug termasuk butiran Very Fine Sand. 3,51 2,74 Analisis Angkutan Sedimen Analisis angkutan sedimen dilakukan dengan menggunakan alat bantu software HEC-RAS. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/ JUNI 2013/71

Analisis Steady Flow Data yang diperlukan dalam analisis steady flow berupa data geometri long profile dari jembatan Serenan sampai jembatan Jurug serta cross section di ruas sungai tersebut sebanyak 7 buah dengan STA awal (6) merupakan letak jembatan Serenan sedangkan STA akhir (0) merupakan letak jembatan Jurug. Koefisien manning yang digunakan adalah 0,08. Data debit digunakan data debit pengukuran aktual yaitu di jembatan Serenan sebesar 67,04 m 3 /s dan di jembatan Jurug sebesar 133,42 m 3 /s. Batas hulu menggunakan tinggi muka air yang telah diketahui sebesar 1,61 m sedangkan pada batas hilir menggunakan critical depth. Hasil analisis steady flow ditampilkan dalam Tabel 6 dan dapat dilihat profil dari ruas sungai Bengawan Solo seperti yang ditampilkan pada Gambar 2. 88 86 84 SERENAN-JURUG Plan: Plan 03 01/03/2013 Bengawan Solo 3 Legend EG PF 1 WS PF 1 Crit PF 1 Ground 82 Elevation (m) 80 78 76 74 72 0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 16000 18000 Main Channel Distance (m) Gambar 2. Profil Ruas Sungai Bengawan Solo Tabel 6. Hasil Output Analisis Steady Flow HEC-RAS STA Sungai Q Total El. Min El. Muka Air El. Critical Muka Air El. Energi Gradien Slope Kecepatan Aliran Luas Aliran Lebar Atas Saluran Angka Froude (m 3 /s) (m) (m) (m) (m) (m/m) (m/s) (m 2 ) (m) 6 67,04 84,15 86,06 85,12 86,10 0,00430 0,93 71,94 58,83 0,27 5 67,04 81,23 83,80 82,22 83,82 0,00062 0,47 141,38 73,50 0,11 4 67,04 78,14 81,70 79,07 81,71 0,00022 0,34 198,04 78,16 0,07 3 67,04 78,50 81,12 79,11 81,13 0,00030 0,36 189,48 94,94 0,08 2 67,04 77,66 80,71 78,43 80,72 0,00034 0,40 169,21 73,92 0,08 1 67,04 72,94 80,40 74,29 80,40 0,00006 0,27 256,62 59,60 0,04 0 133,4 77,40 79,07 79,07 79,55 0,06400 3,09 43,11 44,37 1,00 Analisis Debit Angkutan Sedimen Data yang diperlukan dalam analisis debit angkutan sedimen adalah data hasil analisis steady flow, data analisis butiran sedimen dari analisis hidrometer, berat jenis butiran sedimen rerata sebesar 3,12, suhu air sebesar 27 0 C, kecepatan jatuh menggunakan Van Rijn dan data geometri sungai. Pada perhitungan debit sedimen diasumsikan dibagi menjadi 2 kondisi perhitungan yaitu: 1. Kondisi perhitungan pertama dilakukan perhitungan dari stasiun 6 sampai 3 dengan data ukuran butiran dari Serenan dan ukuran butiran diluar rumus diperhitungkan. 2. Kondisi perhitungan kedua dilakukan perhitungan dari stasiun 2 sampai 0 dengan data ukuran butiran dari Jurug dan ukuran butiran diluar rumus tidak diperhitungkan. Sebelum dilakukan perhitungan dilakukan konversi satuan dari sistem SI ke sistem US. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 7. e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/ JUNI 2013/72

Tabel 7. Hasil Analisis Debit Angkutan Sedimen Output HEC-RAS STA Sungai Profil Metode Debit Sedimen (tons/hari) Ackers-White 3,319 x 10 27 Engelund-Hansen 2,6 x10 6 6 PF 1 Laursen (Copeland) 1,6x10 9 MPM 1.921 Toffaleti 6,6 x10 5 Yang 1,1x10 11 Ackers-White 3,3 x10 8 Engelund-Hansen 0 0 PF 1 Laursen (Copeland) 8,9 x10 6 MPM 0 Toffaleti 9.767 Yang 2,8 x10 7 Pembahasan Dari hasil output analisis debit angkutan sedimen diambil angka yang paling mendekati yaitu untuk Serenan menggunakan metode MPM dan Jurug Menggunakan metode Toffaleti. Perbandingan hasil debit angkutan sedimen perhitungan dengan pengukuran debit angkutan sedimen dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Perbandingan Debit Sedimen Perhitungan Dengan Pengukuran Lokasi pengukuran Debit Angkutan Sedimen (ton/hari) Kesalahan Perhitungan Pengukuran % Serenan 1921 1844,90 4,12 Jurug 9767 3995,52 144,45 Data pengukuran debit angkutan sedimen pada Serenan dibandingkan dengan angkutan sedimen menggunakan metode MPM dan pengukuran debit angkutan sedimen pada Jurug dibandingkan dengan angkutan sedimen menggunakan metode Toffaleti karena kemiripan data. Terlihat bahwa untuk Serenan terjadi perbedaan data sebesar 4,12 % dan untuk Jurug terjadi perbedaan data sebesar 144,45 %. SIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah: a. Sedimen melayang yang ada pada sungai Bengawan Solo yaitu pada Serenan mempunyai kelas ukuran Coarse Silt dengan range butiran 0,032 0,0625 sedangkan pada Jurug mempunyai kelas ukuran Very Fine Sand dengan range butiran 0,0625 0,125. b. Metode Meyer Peter Muller mampu untuk digunakan dalam memperkirakan besarnya debit angkutan sedimen pada sungai Bengawan Solo tepatnya pada Serenan sedangkan pada Jurug belum ada metode yang dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya debit angkutan sedimen. Pada metode Meyer Peter Muller terjadi tingkat kesalahan 4,12 %. UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo atas kesediannya membantu dalam pengambilan sampel sedimen di Bengawan Solo. REFERENSI Bambang Agus Kironoto, 2008, Konsentrasi Sedimen Suspensi Rata-Rata Kedalaman Berdasarkan Pengukuran 1, 2, Dan 3 Titik Pada Aliran Seragam Saluran Terbuka, Teknik Sipil dan Lingkungan UGM, Yogyakarta W Burner, Garry, 2002, HEC-RAS: River Analysis System Hydraulic Reference Manual US Army Corp of Enggineers, United State e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/ JUNI 2013/73