BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui budaya di berbagai negara, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Hayanah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, maupun pertanyaan kepada orang lain dengan bahasa yang baik dan

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

BAB III PROSES PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Eksperiment.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa bahasa, manusia sulit

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

2015 ANALISIS MAKNA VERBA TORU SEBAGAI POLISEMI (KAJIAN SEMANTIK)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan keinginan kepada seseorang. Secara garis besar bahasa yang. 日常の言語生活で 実際に話される言葉 (Kindaichi, 1989:1045)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

2015 WAKAMONO KOTOBA DI UNIVERSITAS IBARAKI DAN PANDANGAN MAHASISWA ASING TERHADAP WAKAMONO KOTOBA

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

Siti Hadianti Nurkamilah M Noviyanti Aneros. Melia Dewi J.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

Bab 1. Pendahuluan. makhluk hidup selain manusia seperti binatang pun mempunyai sistem komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

SILABUS MATA PELAJARAN:BAHASA DAN SASTRA JEPANG (PEMINATAN)

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia memiliki perbedaan

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu cara teratur yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

Dhiar Rachma Diyanthi, Melia Dewi Judiasri 1, Dianni Risda 2. Abstrak

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

4. BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Bab 5. Ringkasan. Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB III METODE PENELITIAN

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mega Sari, 2013

ANALISIS KESALAHAN PERUBAHAN KEIYOUSHI PADA SISWA KELAS XII BAHASA SMAN 1 PAGAK - KABUPATEN MALANG SKRIPSI OLEH DWI AYU ARIASTUTI NIM

BAB 5 RINGKASAN. kegiatan, manusia memerlukan bantuan bahasa. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

Bab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan, 2008, hlm. 16). Dalam Nihongo Kyouiku Jiten pengertian berbicara adalah: 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636) Berbicara merupakan suatu komunikasi, yaitu antara manusia dan manusia yang saling menyampaikan maksudnya satu sama lain, yang bentuknya bisa antara satu orang ke satu orang lainnya, satu orang kepada orang banyak, ataupun sebaliknya. (Ogawa, 1984, hlm. 636). Menurut Nurgiyantoro (2001, hlm. 276), berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa yaitu setelah aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi bahasa yang didengarkan itulah kemudian manusia belajar mengucapkan dan akhirnya mampu untuk berbicara. Dapat disimpulkan bahwa dengan berbicara, kita dapat menyampaikan apa yang ingin kita sampaikan ataupun menanggapi ucapan atau pendapat dari orang lain. Dengan demikian, komunikasi pun akan berjalan dengan baik. Tetapi, bagi siswa SMA, yang termasuk dalam kategori pembelajar pemula bahasa Jepang, banyak kendala yang ditemui saat berbicara dalam bahasa Jepang. Berdasarkan observasi peneliti ketika melaksanaan Praktek Kerja Lapangan di SMA Pasundan 2 Bandung pada tanggal 12 Maret 2014 sampai 19 Maret 2014, kendala yang ditemui oleh siswa saat berbicara dalam bahasa Jepang adalah kurangnya pemahaman terhadap pola kalimat bahasa

2 Jepang, kurangnya kosakata bahasa Jepang yang dikuasai, kurangnya kepercayaan diri untuk berbicara dalam bahasa Jepang, serta kurangnya kesempatan siswa untuk berbicara bahasa Jepang ketika waktu pelajaran bahasa Jepang. Padahal siswa saat ini diharapkan dapat berkomunikasi dengan bahasa Jepang terhadap masyarakat global. Kemampuan berbicara adalah implementasi dari pengetahuan siswa terhadap kosakata bahasa Jepang dan pola kalimat yang telah dipelajari. Kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran bahasa Jepang dan minat siswa dalam bahasa Jepang, menuntut guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam kegiatan belajar mengajar. Salah satunya adalah dengan menggunakan metode yang berbeda dari metode pembelajaran pada umumnya. Dengan metode tersebut, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan minat siswa dalam pembelajaran bahasa Jepang. Untuk meningkatkan minat siswa dan menuntut siswa untuk belajar aktif, peneliti memilih metode cooperative learning tipe inside-outside circle untuk pembelajaran bahasa Jepang dalam kemampuan berbicara bahasa Jepang. Kemampuan berbicara bahasa Jepang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa mampu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dan siswa mampu untuk mengungkapkan suatu situasi dan menanyakan kepada lawan bicara sesuai dengan topik yang diberikan oleh peneliti. Metode cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda (Isjoni, 2011, hlm. 12). Pada pembelajaran kooperatif tipe inside-outside circle atau lingkaran dalam-lingkaran luar, siswa membentuk dua lingkaran konsentris atau dua barisan di mana siswa saling berhadapan satu sama lain (Lie, 2002, hlm. 64). Dalam penelitian ini, cooperative learning tipe inside-outside circle yang diterapkan adalah siswa akan membentuk kelompok kecil yang beranggotakan empat orang tiap kelompoknya. Kemudian peneliti akan memberikan topik pembicaraan yang berbeda-beda pada tiap kelompok dan melakukan diskusi. Setelah selesai, semua siswa akan membaur dan membuat dua buah lingkaran besar yaitu lingkaran dalam dan lingkaran luar dengan jumlah sama banyak. Siswa yang menjadi lingkaran dalam harus menghadap keluar sehingga berhadap-hadapan

3 dengan siswa lingkaran luar. Setelah itu mereka akan berbincang-bincang sesuai dengn topik yang sebelumnya mereka telah dapatkan. Setelah sesi pertama selesai, siswa dari lingkaran luar akan bergerak sesuai arah jarah jarum jam sehingga setiap siswa akan mendapatkan lawan bicara yang berbeda. Sesi ini dilakukan selama empat kali setiap satu kali treatment. Metode cooperative learning tipe inside-outside circle dinilai inovatif untuk pembelajaran bahasa Jepang di kelas. Mengutip pendapat Zakaria (dalam Isjoni, 2009, hlm. 21) menjelaskan, pembelajaran kooperatif dirancang bagi tujuan melibatkan pelajar secara aktif dalam proses pembelajaran menerusi perbincangan dengan rekan-rekannya dalam kelompok kecil. Dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil, siswa menjadi belajar bersama temantemannya dan mencoba untuk memecahkan masalah bersama-sama. Metode ini diharapkan dapat meningkatkan cara belajar siswa menuju belajar yang lebih baik, sikap tolong-menolong dalam beberapa perilaku sosial, meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Jepang terutama dalam pembelajaran berbicara bahasa Jepang. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana pengaruh metode cooperative learning tipe inside-outside circle terhadap kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Jepang. Dengan demikian, peneliti mengangkat penelitian yang berjudul Efektivitas Metode Cooperative Learning Tipe Inside-Outside Circle dalam Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Jepang (Penelitian Eksperimen Kuasi Terhadap Siswa Kelas XII IPA 2 SMA Pasundan 2 Bandung). 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang diuraikan di atas, peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Bagaimana kemampuan berbicara bahasa Jepang siswa sebelum menggunakan metode cooperative learning tipe inside-outside circle dalam pembelajaran bahasa Jepang?

4 2. Bagaimana kemampuan berbicara bahasa Jepang siswa setelah menggunakan metode cooperative learning tipe inside-outside circle dalam pembelajaran bahasa Jepang? 3. Bagaimana efektivitas metode cooperative learning tipe insideoutside circle pada kemampuan siswa dalam berbicara dengan bahasa Jepang? 4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pembelajaran bahasa Jepang dengan menggunakan metode cooperative learning tipe insideoutside circle terutama dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang? 1.3 Batasan Masalah Agar penelitian dapat lebih terarah dan fokus pada kajian yang diteliti, maka penulis membatasi masalah pada hal-hal sebagai berikut. 1. Penelitian ini hanya meneliti proses pembelajaran bahasa Jepang dalam aspek berbicara dengan menggunakan metode cooperative learning tipe inside-outside circle di kelas XII IPA 2 SMA Pasundan 2 Bandung. 2. Penelitian ini hanya meneliti mengenai kemampuan berbicara bahasa Jepang siswa kelas XII IPA 2 SMA Pasundan 2 Bandung. sebelum dan setelah menggunakan metode cooperative learning tipe inside-outside circle 3. Penelitian ini hanya meneliti pengaruh penggunaan metode cooperative learning tipe inside-outside circle dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang siswa kelas XII IPA 2 SMA Pasundan 2 Bandung dan melihat sejauh mana respon siswa saat menggunakan metode tersebut dalam pembelajaran bahasa Jepang terutama dalam aspek berbicara.

5 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah: 1. Mengetahui kemampuan berbicara bahasa Jepang siswa sebelum menggunakan metode cooperative learning tipe inside-outside circle dalam pembelajaran bahasa Jepang. 2. Mengetahui kemampuan berbicara bahasa Jepang siswa setelah menggunakan metode cooperative learning tipe inside-outside circle dalam pembelajaran bahasa Jepang. 3. Mengetahui efektivitas metode cooperative learning tipe inside-outside circle pada kemampuan siswa dalam berbicara dengan bahasa Jepang. 4. Mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran bahasa Jepang dengan menggunakan metode cooperative learning tipe inside-outside circle terutama dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jepang. 1.5 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pembelajaran bahasa Jepang khususnya dalam meningkatkan kemampuan berbicara dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan metode cooperative learning tipe inside-outside circle. b. Manfaat praktis 1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan baru mengenai efektivitas metode cooperative learning tipe inside-outside circle terhadap pembelajaran berbicara bahasa Jepang. Selain itu, diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk bahan penelitian selanjutnya. 2. Bagi pembelajar, penelitian ini diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berbicara dengan bahasa Jepang.

6 3. Bagi pengajar, penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan dan dikembangkan oleh pengajar dalam pembelajaran berbicara bahasa Jepang. 4. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru serta memperkaya model pembelajaran berbicara bahasa Jepang. 1.6 Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini peneliti memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi kajian pustaka yang memuat teori-teori tentang metode cooperative learning tipe inside-outside circle untuk meningkatkan kemampuan berbicara dalam bahasa Jepang, dan keadaan kemampuan siswa SMA dalam berbicara dengan bahasa Jepang. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini memuat penjelasan tentang metode penelitian yang digunakan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan data. BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, peneliti menguraikan tentang temuan yang didapatkan dari hasil eksperimen, analisis data tes, analisis data angket, serta pembahasan hasil penelitian.

7 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI Pada bab ini peneliti menyimpulkan hasil penelitian dan analisis data, mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian, serta memberikan rekomendasi dari hasil penelitian ini untuk penelitian selanjutnya.