BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Petugas. Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia tahun

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN KEBIJAKAN DAN PERAN PETUGAS REKAM MEDIS DALAM PENYIMPANAN DRM RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengapa dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien. (3) peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. (4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan tulisan

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

TINJAUAN PENGGUNAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam lemari maka akan timbul kesulitan besar pada saat nanti akan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan.salah satu institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan bagi

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILLING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. R. SOEDJATI SOEMODIHARJO KABUPATEN GROBOGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit menyediakan pelayanan kuratif komplek, pelayanan gawat

PREDIKSI KEBUTUHAN RAK PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS AKTIF TAHUN 2015 DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang dapat membantu mewujudkan derajat. kesehatan yang optimal, hal itu di karenakan puskesmas mempunyai dua

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang berisi tentang keterangan kesehatan pasien. (2) Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/Menkes/Per/2008,

SISTEM PENGARSIPAN REKAM MEDIS. Lily Wijaya,SKM., MM.

No. Dokumen /RM/10

BAB 6: KESIMPULAN DAN SARAN Komponen Masukan (Input) 1. Tenaga rekam medis jumlahnya sudah mencukupi untuk Rumah Sakit

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit merupakan institusi pelayanan

SURAT KEPUTUSAN TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS DIREKTUR RS BAPTIS BATU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

TINJAUAN PROSEDUR PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA MEDAN TAHUN 2015 PARMEN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. dokter, dokter gigi dan tenaga kesehatan tertentu, laporan hasil pemeriksaan

ANALISIS PELAKSANAAN RETENSI DAN PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS INAKTIF FILING RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan usahanya tidak semata-mata mencari keuntungan. Rumah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

penyimpanan, (c) mudah pengambilannya, (d) melindungi berkas rekam medis dari bahaya pencurian, bahaya kerusakan fisik, kimiawi dan biologi.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permenkes No269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya. penyembuhan penyakit dan pemuliahan kesehatan, yang dilaksanakan

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL TINJAUAN KEERGONOMISAN RUANG FILING RAWAT INAP DI RSUD KOTA SEMARANG. Disusun oleh : Khoerur Rozikin D

Progdi DIII RMIK F Kes. Udinus Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

TUGAS ONLINE 2 MANAJEMEN REKAM MEDIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan suatu sistem atau bagian yang integral

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. medis. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen

PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PENGGUNAAN FOLDER REKAM MEDIS DI PELAYANAN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT GRIYA WALUYA KABUPATEN PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Permenkes No : 269/Menkes/PER/III/2008 yang dimaksud rekam

BAB VI PENUTUP. dan Keruskan DRM, Hak Akses DRM dan Pemeliharaan dan. yang mengatur tentang Pemeliharaan dan Pengamanan DRM.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang sehingga

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

TINJAUAN PENGENDALIAN MISSFILE DOKUMEN REKAM MEDIS DI FILING RAWAT JALAN RUMAH SAKIT BHAYANGKARA SEMARANGTAHUN 2013 ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, tindakan dan pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Huffman EK menyampaikan batasan rekam medis adalah. rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana dan

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB III METODE PENELITIAN. Sumber daya manusia : 1. Pendidikan terakhir 2. Lama kerja 3. Umur 4. Pengetahuan. Kejadian Missfile

BAB I PENDAHULUAN. ketepatgunaan perawatan pasien di rumah sakit. tingkat dasar pada tanggal 12 juli 2014 dan sudah dilakukan kunjungan

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

Evaluasi Pengelolaan Filing Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pelayanan di Rumah Sakit Islam Kendal Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

PREDIKSI KEBUTUHAN RAK PENYIMPANAN DOKUMEN REKAM MEDIS AKTIF DI RUMAH SAKIT UMUM JATI HUSADA KARANGANYAR TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Rekam Medis mempunyai peranan penting dalam proses pelayanan di rumah

TINJAUAN ALUR PROSEDUR PEMUSNAHAN DOKUMEN REKAM MEDIS IN AKTIF DI RSU PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE 2007

DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS

RUMAH SAKIT UMUM AULIA Jl. Raya Utara No. 03 Telp. (0342) , Fax. (0342) Kembangarum - Sutojayan - Blitar

BAB V PEMBAHASAN. organisasi sudah terstruktur dan menjalankan tugas dan fungsi masing-masing, Ekonomi, dan 2 orang lagi masih menjalani kuliah.

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Undang-Undang No.44 Tahun 2009 menyebutkan bahwa

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNO NOMOR : 6/RSKM/SK_01/1.XII/2014 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN REKAM MEDIS RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNO

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum RSUD Sunan Kalijaga Demak. RSUD Sunan Kalijaga Demak berada di Jl. Sultan Fatah Nomor

EVALUASI PENGELOLAAN FILING REKAM MEDIS RAWAT JALAN UNTUK PENCEGAHAN MISSFILE DI RSUD MAJENANG KABUPATEN CILACAP TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010 adalah institusi pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit menyangkut berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prosedur di Bagian Rekam Medis Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Menurut Permenkes No.269 Tahun lain yang telah diberikan kepada pasien. (2)

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

SISTEM INFORMASI REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian. [1] Untuk

BAB V KESIMPULAN. 1. Gambaran Pelaksanaan Kegiatan Penerimaan Pasien dan Koding. a. Penerimaan Pasien BPJS Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. populasi, kebutuhan pemeliharaan sumber daya kesehatan, peningkatan Ilmu. secara efisien dan efektif (Hatta, 2008).

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan 1. Karakteristik Petugas Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia 20-30 tahun relative memiliki motivasi kerja yang lebih rendah dibandingkan dengan pekerja yang usianya lebih tua. Semakin lanjut usia seseorang maka akan meningkatkan kebijakan seseorang dalam mengambil keputusan, berpikir rasional dan mengendalikan emosi mengambil keputusan. [13] Mayoritas petugas memiliki umur antara 20-30 tahun. Hal ini umur petugas dapat dikatakan masih muda dan dalam memberikan pelayanan masih mempunyai motivasi yang rendah karena pekerja pada usia muda belum berpijak pada realitas sehingga dalam melakukan pekerjaan sering mengalami kekecewaan yang akan berdampak pada pelayanan yang kurang baik dan kinerja mereka. Tingkat pendidikan petugas rekam medis di Rumah Sakit Bhanyangkara Semarang yaitu semua petugas rekam medis mayoritas lulusan D III rekam medis, dimana petugas lulusan D III RMIK mempunyai pengetahuan yang cukup tentang ilmu rekam medis dan satu petugas dengan pendidikan terakhir SMK sehingga petugas tidak mempunyai pengetahuan yang cukup tentang ilmu rekam medis. Bahkan beberapa petugas belum pernah mendapatkan pelatihan tentang rekam medis terutama di bagian filing. 52

53 Untuk pengalaman kerja, mayoritas petugas memiliki lama kerja 3 tahun, petugas tidak mempunyai pengalaman kerja di bagian filing rawat inap. Hal tersebut dapat menyebabkan tingkat penguasaandan pengetahuan petugas tentang kebijakan penyimpanan menjadi kurang. Semakin lama seseorang bekerja didalam suatu instansi maka akan mempengaruhi tingginya motivasi dalam bekerja. [13] 2. Kebijakan Penyimpanan DRM Kebijakan merupakan aturan yang menyangkut sistem penyimpanan. Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang sudah terdapat kebijakan dalam penyimpanan DRM. Dalam kebijakan dinyatakan bahwa dokumen rekam medis disimpan secara sentralisasi dan berkas rekam medis ditata pada rak penyimpanan dengan metode TDF. Kebijakan tersebut belum sepenuhnya dilakukan dengan baik. Dilihat dari kebijakan dan SOP sistem penyimpanan secara sentralisasi namun pelaksanaan penyimpanannya secara desentralisasi. Hal ini tidak sesuai dengan teori kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak rumah sakit. [20] Keadaan ruang filing Rumah Sakit Bhayangkara Semarang yang belum rapi, dokumen masih disimpan didalam beberapa kardus dan belum dikembalikan ke rak filing serta tidak menggunakan tracer sehingga rawan terjadi kerusakan terhadap DRM serta kehilangan DRM. Dan belum ada aturan pelaksanaan penyimpanan secara khusus.

54 Kelebihan sistem penyimpanan sentralisasi yaitu mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan berkas rekam medis, mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan ruangan, tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah di standarisasikan, memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan, mudah menerapkan sistem unit record. Sedangkan kelemahannya petugas menjadi lebih sibuk karena harus menangani unit rawat jalan dan unit rawat inap, tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 4 jam. [21] Sistem penyimpanan desentralisasi kelebihannya adalah efisiensi waktu,sehingga pasien mendapat pelayanan lebih cepat beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan. Sedangkan kekurangannya terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis, biaya yang diperlukan untuk peralatan dan ruang lebih banyak. [21] Solusi pelaksanaan penyimpanan seharusnya menyesuaikan dengan prosedur yang telah ada di rumah sakit. Penyimpanan dibuat sentralisasi untuk mengurangi duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan berkas rekam medis, memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan. Menurut kebijakan penyimpanan Rumah Sakit Bhayangkara Semarang, kebijakan yang benar seharusnya : a. Dokumen rekam medis disimpan secara sentralisasi. b. Dokumen rekam medis disusun sejajar dengan terminal digit filing (TDF).

55 c. Dokumen rekam medis yang disimpan di dalam rak penyimpanan (filing) harus sudah lengkap isi datanya, bila selama 14 hari sejak pasien keluar rumah sakit masih belum lengkap dokumen rekam medis harus didimpan di rak penyimpanan (filing). d. Setiap peminjaman dokumen rekam medis untuk keperluan apaapun yang diijinkan atau sesuai peraturan harus dicatat pada formulir tracer dan buku peminjaman dokumen rekam medis yang ditandatangani penerima dokumen rekam medis. e. Penggunaan dokumen rekam medis untuk untuk penelitian harus dikerjakan dikantor penyimpanan (filing) rekam medis. Pimpinan belum melakukan evaluasi untuk menilai pekerjaan khususnya di filing rawat inap kepada petugas rekam medis agar kebijakan penyimpanan DRM dapat dilakukan sepenuhnya dengan baik. 3. Peran Petugas Seorang perekam medis memiliki tanggungjawab atas pengelolaan data pasien, seperti yang tercantum pada Permenkes Nomor 55 Tahun 2013 pasal 18 tentang kewajiban perekam medis, yaitu : menghormati hak pasien, menyimpan rahasia pasien sesuai dengan peraturan perundang undangan, memberikan data dan informasi kesehatan berdasarkan peraturan perundang-undangan, mematuhi standar profesi, standar pelayanan dan standar prosedur operasional. [19]

56 Beban kerja adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas suatu pekerjaan atau kelompok jabatan yang dilaksanakan dalam keadaan normal dalam suatu jangka waktu tertentu. [22] Berdasarkan hasil penelitian peran petugas sudah sesuai teori permenkes nomor 55 tahun 2013. Namun, Petugas A harus melakukan pekerjaan dari pukul 07.00 14.00 dengan beban kerja yang berat karena petugas selain melakukan pengawasan terhadap staff nya, petugas juga harus melakukan kegiatan membuat daftar indeks yang terdiri dari indek penyakit, indek tindakan, indek dokter serta indek kematian dan menyimpan indek tersebut. Selain itu, petugas juga melakukan pelayanan mengambilkan DRM pasien jika ada permintaan DRM dari pihak dokter dan mengembalikan DRM tersebut ke tempat semula. Petugas B shift 1 pukul 07.00 14. 00, petugas C shift 2 pukul 14.00-21.00, Petugas D shift 3pukul 21.00 07.00 dengan pekerjaan yang dilakukan yaitu melayani pendaftaran rawat inap dan gawat darurat. Untuk pasien rawat inap, petugas juga harus memberikan informasi tentang ruang bangsal yang kosong serta fasilitas yang ada, setelah adanya kesepakatan dengan keluarga pasien petugas melakukan konfirmasi ke perawat ruangan. Namun, untuk pasien rawat inap di RS. Bhayangkara Semarang masih terbilang sedikit sehingga beban kerja petugas masih ringan. Petugas E melakukan pekerjaan pukul 07.00 14.00 pekerjaan yang dilakukan petugas yaitu merakit dan mengecek kelengkapan DRM yang telah kembali ke URM. Jika terdapat berkas yang belum lengkap

57 seperti diagnosa dan tanda tangan dokter, petugas harus menemui dokter yang bersangkutan untuk melengkapi DRM tersebut. Beban kerja petugas terbilang tinggi, karena DRM harus segera disimpan maksimal 2x24 jam terhitung dari pasien pulang. 4. Alur Penyimpanan Standar Operasional Prosedur adalah suatu instruksi atau langkah-langkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja, dimana SOP memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar profesi. [18] Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang alur penyimpanan belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai SOP yang ada. Petugas tidak menyimpan DRM sesuai metode terminal digit filing yang telah ditentukan melainkan disimpan sesuai bangsal. Jika seorang pasien rawat inap datang lebih dari satu kali dan dirawat pada bangsal yang berbeda maka DRM akan disimpan secara terpisah sesuai dengan bangsal perawatannya. Hal ini akan menjadikan penumpukan DRM lebih banyak lagi serta kesinambungan informasi terhadap isi dari DRM pasien tersebut dan juga tidak menggunakan tracer dalam melakukan kegiatan di filing rawat inap. Penyimpanan DRM didalam kardus menjadi tidak efektif karena petugas membutuhkan waktu yang lama untuk mencarikan DRM, jika DRM disimpan pada kardus bagian bawah maka petugas

58 harus membongkar kardus tersebut kemudian ditata kembali seperti semula. Filing rawat jalan di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang menggunakan sistem penjajaran Straight Numerical Filing (SNF). Kekurangan menggunakan metode SNF yaitu petugas harus memperhatikan seluruh angka nomor rekam medis untuk menghindari tertukarnya angka-angka sehingga menyebabkan dugaan masalah yang terjadi adalah missfile, dengan begitu petugas sibuk untuk melakukan pengawasan dan merapikan DRM agar tidak terjadi missfile sehingga petugas lebih tertuju pada filing rawat jalan. 5. Kendala Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Bhayangkara Semarang, kendala saat ini yang menjadi permasalahan penyimpanan DRM rawat inap adalah belum adanya petugas khusus rawat inap untuk mengelola filing rawat inap serta melakukan retensi untuk menimimalisir penumpukan DRM. Menurut Hariandja (2007), sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan di samping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu, SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perubahan yang dikenal dengan sumber daya manusia. [23] Menurut Penelitian Nurul Ardhillah dan Durinta Puspasari terkait dengan metode retensi arsip dalam upaya memperlancar

59 pelayanan, bahwa Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo menerapkan metode retensi dalam proses penyusutan arsipnya, namun penerapan metode retensi arsip ini tidak secara berkala dikarenakan faktor sumber daya manusia. Sistem penyimpanan arsip aktif 5 tahun dan arsip in aktif 2 tahun kemudian dimusnahkan dengan menggunakan metode pencacahan, namun ada beberapa arsip pasien yang mengidap penyakit tertentu bisa disimpan lebih dari 5 tahun bahkan dapat disimpan selamanya. Serta retensi arsip memiliki hubungan yang erat dengan pelayanan karena dengan adanya retensi arsip maka Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo mampu menyimpan arsip dengan baik sehingga dapat memberikan informasi kepada pasien dengan jelas. Dalam pelayanan arsip RSI Siti Hajar Sidoarjo memiliki standar pelayanan yakni tidak kurang dari 10 menit untuk arsip rekam medis rawat jalan dan tidak kurang dari 15 menit untuk arsip rekam medis rawat inap. Hal ini dipengaruhi oleh tempat penyimpanannya yang desentralisasi sehingga berdampak pada waktu pemberian pelayanan arsip namun hal ini juga sudah diatur dalam peraturan pemerintah mengenai standar waktu pelayanan arsip rekam medis. Tujuan jadwal retensi arsip adalah untuk mempermudah proses penyusutan arsip secara teratur dan terus menerus, mempermudah penyelamatan arsip yang masih memiliki nilai guna permanen, dan meningkatkan efisiensi administrasi dan biaya pemeliharaan arsip, sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan tertib arsip di lingkungan kerja atau organisasi. [23]