BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi program Icip-icip di BINUS TV dalam meningkatkan kualitas program.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB. 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mencari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang menjadi acuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif, dengan tipe penelitian studi kasus (case studies).

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang hadir dalam suatu konteks yang terbatas (bounded context), meski batasbatas

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Jenis metode analisis data kualitatif digunakan penulis untuk melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III RUMUSAN PENELITIAN. mengungkapkan sesuatu yang belum diketahui dengan metode sistematis dan terarah.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan salah satu langkah yang umumnya dilakukan untuk

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. merupakan anak dari PT. Star World International. Penelitian akan

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara mendalam dengan pendekatan fenomenologis. Penelitian kualitatif

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata.

BAB III METODE PENELITIAN. Pacitan. Pemilihan lokasi penelitian ini karena SMAN 1 Ngadirojo. berbagai prestasi yang diraih oleh siswa dan guru.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan terhadap subjek. Penelitian kualitatif memberikan peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir

BAB III METODE PENELITIAN. adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian. (Bandung :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Metodologi

BAB III METODE PENELITIAN. Purworejo Km. 5, yang terletak di Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

A. Pengantar. Metode Penelitian Kualitatif. Written by Iyan Afriani H.S Saturday, 17 January :00 - Last Updated Monday, 19 January :51

BAB III METODE PENELITIAN. Boyband Korea (Studi pada Komunitas Safel Dance Club ) mengambil. penggemar boyband Korea di Kota Yogyakarta.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian itu sendiri. Penelitian terkait judi online pada kalangan

BAB III METODE PENELITIAN. diambil kesimpulannya, artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kesehatan mental menurut pandangan orang Melayu Riau, sehingga menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dimaksud

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdapat beberapa tempat lapangan Futsal. Sebagai sasaran penelitian ini lokasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode dan teknik tertentu dalam rangka mencari jawaban atas permasalahan

METODE PENELITIAN. penegasan identitas diri di kalangan siswa SMA dilakukan di Daerah Istimewa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif merupakan penelitian khusus objek yang tidak dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN. Metodologi yang dipakai dalam penelitian kali ini merupakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELIITIAN. sebagai metode yang dalam penelitiannya memperoleh data deskriptif. yang sedang terjadi di dalam masyarakat.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kualitatif, Menurut Ardianto (2011:60), Metode deskriptif kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Informasi Akuntansi. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri X, karena SMA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengeksplorasi gambaran umum remaja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. suatu keadaan secara utuh. Oleh karena itu, penelitian ini bertipe deskriptif yakni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti akan meneliti bagaimana model bisnis yang diguanakan oleh TalkFusion

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan membahas tentang Strategi Produksi Program Reality

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rawan terjadi praktek ketidaksetaraan gender dalam kepengurusannya, maka

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam meningkatkan kualitas program. Dalam melakukan penelitian ini, membutuhkan metode yang dapat menjelaskan secara terperinci tentang strategi produksi dan peningkatan kualitas program, dan pendekatan kualitatif-lah yang dapat menjabarkan hal-hal yang berkaitan secara jelas dan terperinci. Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya (Strauss dan Corbin, 1997: 1). Penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati (Bogdan dan Taylor, 1992: 21-22). Penelitian kualitatif digunakan agar dapat mengenali subjek, merasakan apa yang mereka alami dalam kehidupan sehari-hari (Rurchan, 1992: 21-22). Penelitian kualitatif dilakukan agar dapat menghasilkan penemuan yang tidak dapat dicapai dengan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara kuantifikasi lainnya. Penggunaan penelitian jenis ini dijadikan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orangorang dan perilaku yang diamati. 55

56 Ada beberapa alasan yang menjadi dasar seorang peneliti melakukan penelitian kualitatif. Menurut Creswell (1998: 17-18) ada delapan alasan perlunya melakukan penelitian kualitatif, yaitu: Pertama, karena faktor topik yang diteliti memerlukan eksplorasi seperti variabel-variabel yang tidak mudah untuk di identifikasi. Kedua, karena adanya faktor perlunya menyajikan suatu pandangan yang mendetail tentang topik tersebut. Ketiga, memilih pendekatan kualitatif untuk meneliti individu dalam latarnya yang alami. Hal ini melibatkan lapangan studi, akses, dan material yang diperoleh untuk penelitian. Keempat, karena adanya faktor minat dari peneliti untuk menulis dalam gaya sastra, dimana peneliti masuk kedalam studi dan memaparkan penelitian dalam sebuah cerita narasi. Kelima, faktor waktu dan sumber-sumber yang cukup untuk pengumpulan data, membuat peneliti mengambil pendekatan kualitatif. Keenam, faktor pertanyaan yang digunakan dalam penelitian kualitatif sehingga dapat membawa peneliti masuk kedalam topik yang mendeskripsikan apa yang sedang berlangsung. Ketujuh, faktor pendekatan kualitatif yang dapat mengisahkan berita tentang pandangan partisipan. Kedelapan, pemilihan pendekatan kualitatif dikarenakan audien yang dapat menerima pendekatan kualitatif.

57 Sedangkan Strauss dan Corbin (1997) berpendapat bahwa ada dua alasan perlunya melakukan penelitian kualitatif, yaitu: Pertama, karena sifat masalah itu sendiri yang mengharuskan menggunakan penelitian kualitatif. Kedua, karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memahami apa yang tersembunyi di balik fenomena yang kadang kala merupakan sesuatu yang sulit untuk diketahui atau dipahami, sehingga metode kualitatif diharapkan mampu memberikan penjelasan secara terperinci tentang fenomena yang sulit disampaikan dengan metoda kuantitatif (Fatchan, 2001: 22). 3.1.1 Karakteristik Penelitian Kualitatif Metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu, kelompok, masyarakat atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci, dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Miles dan Huberman, 1994: 6-7). Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau suatu organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistic (Bogdan dan Taylor, 1992: 22). Penelitian kualitatif memiliki lima karakteristik atau ciri-ciri utama (Bogdan dan Biklen, 2008: 4-5), yaitu:

58 1. Naturalistik Penelitian kualitatif memiliki latar aktual sebagai sumber langsung data dan peneliti merupakan instrumen kuncinya, dimana peneliti masuk dan menghabiskan waktunya di tempat atau lokasi dari objek yang diteliti, untuk mempelajari objek yang diteliti. 2. Data deskriptif Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka-angka. Data tersebut mencakup transkrip wawancara, catatan lapangan, fotografi, videotape, dokumen pribadi, memo, dan rekaman-rekaman resmi lainnya. 3. Berurusan dengan proses Penelitian kualitatif lebih berkonsentrasi pada proses daripada dengan hasil atau produk. Sehingga jenis pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan apa dan bagaimana. 4. Induktif Penelitian kualitatif cenderung menganalisis data secara induktif. Peneliti tidak melakukan pencarian di luar data atau bukti untuk menolak atau menerima hipotesis yang diajukan sebelum pelaksanaan penelitian. 5. Makna Makna adalah kepedulian yang esensial pada pendekatan kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, peneliti menggunakan pendekatan makna. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengerti tentang subjek atau objek yang diteliti.

59 3.2 Jenis Penelitian Pada penelitian strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam meningkatkan kualitas program ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian yang menggunakan desain penelitian deskriptif kualitatif, digunakan untuk menggambarkan berbagai situasi, kondisi, dan fenomena realitas sosial dalam masyarakat yang menjadi objek penelitian. Penggunaan desain deskriptif kualitatif dapat membuat sebuah studi yang amat mendalam terhadap sasaran penelitian. Namun, prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Deskriptif kualitatif merupakan penelitian eksplorasi yang dapat memberikan suatu gambaran yang mendalam serta menciptakan pemahaman tentang berbagai variabel sosial. Penelitian sosial menggunakan format deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian (Bungin, 2008: 68). Dalam penelitian deskriptif kualitatif, peneliti dapat menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi. Pemilihan dan penentuan partisipan yang akan diteliti haruslah yang memiliki kemampuan dan menyumbangkan pemahaman tentang fenomena yang akan diteliti (Emzir, 2012: 21). 3.3 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sasaran peneliti untuk dikaji lebih mendalam. Objek penelitian kualitatif adalah objek alamiah atau natural setting, sehingga

60 penelitian kualitatif disebut juga sebagai metode naturalistic (Basrowi & Suwandi, 2008: 44). Objek alamiah sendiri maksudnya adalah objek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga kondisi pada saat peneliti memasuki objek, setelah berada di objek, dan setelah keluar dari objek relatif tidak berubah (Sugiyono, 2005: 2). Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah program acara musik RADIONET SHOW. Dimana, objek yang akan diteliti adalah proses yang menggambarkan strategi yang dilakukan oleh produser program RADIONET SHOW di BINUS TV yang dapat meningkatkan kualitas program. 3.4 Informan Penelitian Informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian (Bungin, 2008: 76). 3.4.1 Cara Memperoleh Informan Penelitian Ada dua cara dalam memperoleh informan penelitian, yaitu: Pertama, snowballing sampling. Cara ini digunakan apabila peneliti tidak tahu siapa yang memahami informasi objek penelitian, karena itu peneliti harus melakukan langkah-langkah: (1) Peneliti ketika memulai penelitian dan pengumpulan informasi, ia berupaya menemukan gatekeeper, yaitu siapa pun orang yang pertama dapat menerimanya di lokasi objek penelitian yang dapat memberikan petunjuk; (2) Gatekeeper bisa pula sekaligus menjadi orang pertama yang diwawancarai; (3) Setelah wawancara pertama berakhir, peneliti meminta informan

61 menunjuk orang lain berikutnya yang dapat diwawancarai; (4) Terus-menerus setiap habis wawancara peneliti meminta informan menunjuk informan lain yang dapat diwawancarai. Kedua, key person. Cara ini digunakan apabila peneliti sudah memahami informasi awal tentang objek penelitian maupun informan penelitian, sehingga ia membutuhkan key person untuk memulai melakukan wawancara atau observasi. Key person ini adalah tokoh formal atau tokoh informal. Tokoh formal bisa kepala kantor, kepala bagian, dan sebagainya. Sedangkan tokoh informal bisa tokoh masyarakat disekitar kantor atau perusahaan yang memahami tentang objek penelitian tersebut (Bungin, 2008: 77). 3.5 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data merupakan strategi untuk mendapatkan data yang diperlukan. Keberhasilan penelitian sebagian besar tergantung pada teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data juga dilakukan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, dan informasi yang dapat dipercaya. Proses pengumpulan data dapat dilakukan melalui tiga teknik, yaitu dokumentasi, pengamatan atau observasi, dan wawancara (Basrowi dan Suwandi, 2008: 93). Pengumpulan data kualitatif menggunakan metode pengamatan yang umumnya digunakan dari tradisi kualitatif seperti wawancara bertahap dan mendalam (in-depth interview), observasi partisipasi (participant observer), diskusi terfokus atau focus group discussion (FGD) (Bungin, 2008: 77). Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan observasi.

62 3.5.1 Data Primer 3.5.1.1 Observasi Observasi merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dengan observasi, peneliti dapat mendokumentasikan dan merefleksi secara sistematis terhadap kegiatan dan interaksi subjek penelitian (Burns, 1990: 80). Observasi adalah metode menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat individu atau kelompok secara langsung (Ngalim Purwanto, 1985). Dalam metode observasi, peneliti akan melihat dan mengamati secara visual sehingga peneliti mengetahui secara langsung aktivitas dan interaksi hal-hal yang ditelitinya. Dalam teknik observasi ini, validitas data sangat bergantung pada kemampuan peneliti itu sendiri. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi ini digunakan apabila penelitian berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, dan factor jumlah responden yang tidak terlalu besar. 3.5.1.1.1 Tahap-tahap Observasi 1. Pengamatan deskriptif Dilaksanakan pada tahan eksplorasi secara umum, dimana peneliti memperhatikan dan merekam sebanyak mungkin aspek elemen situasi sosial yang diamati, sehingga diperoleh gambaran yang bersifat umum. 2. Pengamatan terfokus Peneliti lebih terfokus terhadap rincian-rincian suatu ranah yang ditelitinya.

63 3. Pengamatan terseleksi Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan yang diperlukan untuk mendapatkan data dalam analisa komponensial, sehingga komponenkomponen yang diamati sudah ditentukan. 3.5.1.1.2 Kelebihan dan Kekurangan Observasi Dalam setiap penggunaan metode penelitian, termasuk observasi pasti memiliki kelebihan dan juga kekurangan masing-masing (Emzir, 2012: 49). Berikut adalah kelebihan dari metode observasi: 1. Observasi merupakan cara langsung paling baik untuk meneliti berbagai macam fenomena, karena terdapat berbagai perilaku manusia yang tidak mungkin dipelajari. 2. Tidak memerlukan usaha yang besar dari pihak pelaku observasi. 3. Memungkinkan peneliti mengumpulkan data di bawah kondisi perilaku yang dikenal. 4. Memungkinkan peneliti mengumpulkan hakikat perilaku pada saat yang sama dengan waktu diperolehnya. 5. Tidak banyak bergantung pada pengambilan kesimpulan. 6. Memperbolehkan pemerolehan data dan informasi dari yang tersedia agar individu tidak perlu memikirkan topik penelitian ketika dilakukan wawancara pribadi. Disamping kelebihan diatas, teknik observasi juga mempunyai beberapa kelemahan di antaranya: 1. Ketergantungan individu pada topik penelitian yang diberikan peneliti dapat memberikan dampak tidak baik.

64 2. Hadir tidak tepat waktu dapat memakan waktu lama. 3. Faktor-faktor yang tidak diharapkan pada saat proses observasi berlangsung, seperti perubahan cuaca. 4. Sangat terikat pada factor waktu dan tempat. 5. Terdapat sebagian kejadian yng tidak mungkin diamati secara langsung dan hanya dapat diperoleh informasinya melalui wawancara pribadi (Garabiyah, 1981: 40-41). 3.5.1.2 Wawancara Wawancara dapat diartikan sebagai interaksi bahasa yang berlangsung antara dua orang dalam situasi saling berhadapan salah seorang, yaitu yang melakukan wawancara meminta informasi atau ungkapan kepada orang yang diteliti yang berputar di sekitar pendapat dan keyakinannya (Hasan, 1963). Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) dan yang diwawancarai (interviewee) (Basrowi dan Suwandi, 2008: 127). 3.5.1.2.1 Tahap-tahap Wawancara yaitu : Dalam melakukan wawancara, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan

65 1. Tentukan narasumber Untuk memperoleh informasi yang dapat dipercaya, peneliti harus cermat dalam memilih informan yang akan diwawancarai. Hal lain yang harus diperhatikan adalah jumlah informan harus cukup. 2. Penentuan Lokasi dan Waktu Lokasi dan waktu harus ditentukan sesuai dengan kondisi orang-orang yang melakukan wawancara dan harus tiba di lokasi tepat waktu. 3. Penyusunan pertanyaan Daftar pertanyaan hendaknya dipersiapkan terlebih dahulu sebelum proses wawancara berlangsung, sehingga peneliti bisa mendapatkan jawaban sesuai dengan apa yang dibutuhkannya. 4. Persiapan teknik Mempersiapkan semua peralatan yang dapat merekam hasil dari wawancara. Seperti catatan dan alat perekam. Sehingga, jawaban yang didapat bisa diolah menjadi sebuah data untuk sebuah penelitian kualitatif. 3.5.1.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Wawancara Teknik wawancara memiliki beberapa kelebihan (Emzir, 2012: 60), yaitu: 1. Wawancara merupakan instrument yang paling baik untuk memilih dan menilai karakteristik pribadi. 2. Wawancara mempunyai manfaat yang besar dalam mengidentifikasi dan mengatasi masalah-masalah kemanusiaan. 3. Mempunyai manfaat yang besar dalam konsultasi.

66 4. Wawancara membekali peneliti dengan informasi tambahan untuk memperkuat data yang diperoleh melalui instrumen lain. 5. Penggunaan teknik wawancara dengan observasi dapat memperkuat validitas data yang diperoleh melalui koinformansi. 6. Merupakan satu-satunya instrumen untuk pengumpulan data pada masyarakat buta huruf. Selain memiliki kelebihan, wawancara juga memiliki beberapa kelemahan (Emzir, 2012: 61), yaitu: 1. Keberhasilan wawancara sangat tergantung pada kemauan informan dalam bekerja sama dan memberikan informasi yang dapat dipercaya. 2. Wawancara terpengaruh oleh keadaan diri dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pribadi yang melakukan wawancara atau informan atau keduanya. 3. Wawancara terpengaruh oleh antusias informan pada dirinya, keinginan untuk tampil positif, keraguannya memberikan informasi, dan motivasinya untuk disukai orang yang melakukan wawancara. 3.5.2 Data Sekunder Data sekunder diperoleh dengan cara studi kepustakaan (literature) yaitu yang diperoleh melalui buku, dokumen perusahaan, website, serta data dan buku referensi lainnya dari berbagai sumber yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, guna melengkapi data-data yang sudah ada. Hasil rekaman wawancara melalui tape recorder serta catatan lapangan saat proses observasi berlangsung juga menjadi bahan pelengkap dan penyempurna data-data yang sudah ada.

67 3.6 Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian kualitatif erat kaitannya dengan metode pengumpulan data. Pada metode atau teknik pengumpulan data untuk penelitian strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam meningkatkan kualitas program ini, menggunakan teknik observasi dan wawancara. Analisis data merupakan proses memilih, memilah, membuang, menggolongkan data untuk dapat menjawab permasalahan yang diteliti. Menurut Tripp (1996), analisis data merupakan proses mengurai atau memecah sesuatu ke dalam bagian-bagiannya. Menurut Janice Mc. Drury (1999), terdapat empat tahapan dalam analisis data kualitatif, yaitu: 1. Membaca dan mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagasan yang terdapat dalam data. 2. Mempelajari kata-kata kunci tersebut agar menemukan tema-tema yang berasal dari data. 3. Menuliskan model yang ditemukan. 4. Melakukan koding terhadap data-data yang diperoleh. Dalam menganalisis data penelitian strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam meningkatkan kualitas program yang didapatkan melalui observasi dan wawancara, maka data-data yang didapat dari lapangan tersebut akan melalui tahapan proses yang disebut dengan transkrip. Dalam proses transkrip ini peneliti melalui tahapan yang disebut dengan koding.

68 3.7 Pengkodean atau Coding Koding atau pengodean merupakan suatu cara penyortiran data deskriptif yang telah dikumpulkan, sehingga materi yang diberikan untuk topik tertentu dapat dipisahkan secara fisik dari data-data yang lainnya. Ada tiga tahapan analisis data kualitatif yaitu Open Coding, Axial Coding, dan Selective Coding (Emzir, 2012: 139). 3.7.1 Pengkodean Terbuka (Open Coding) Pengodean terbuka atau open coding adalah bagian analisis yang berhubungan khususnya dengan penamaan dan pengategorian fenomena melalui pengujian data secara teliti. Selama pengodean terbuka, data dipecah ke dalam bagian-bagian yang terpisah, diuji secara cermat, dibandingkan untuk persamaan dan perbedaannya, dan pertanyaan-pertanyaan diajukan tentang fenomena sebagaimana tercermin dalam data. Melalui proses ini, asumsi seseorang atau orang lain tentang suatu fenomena dipertanyakan atau dijelajahi, mengarah pada penemuan-penemuan baru (Emzir, 2012: 139). Pada tahap pertama ini, peneliti akan berupaya menemukan selengkap dan sebanyak mungkin variasi data yang ada didalamnya. Ada lima langkah yang harus ditempuh peneliti dalam tahap ini (Basrowi dan Suwandi, 2008: 207), yaitu: 1. Breaking Down Upaya peneliti memerinci kelengkapan dan kecukupan data yang ada. Pada langkah ini proses pengumpulan semua informasi yang berkaitan tindakan yang dilakukan oleh informan.

69 2. Examining Prosedur yang dilakukan peneliti untuk memeriksa dan mengelompokkan bentuk-bentuk tindakan informan. 3. Comparing Membandingkan bentuk-bentuk tindakan informan, beserta sejumlah faktor yang mempengaruhi terjadinya perbedaan bentuk tindakan. 4. Conceptualizing Proses menjelaskan konsep local yang sering diucapkan dan dilakukan oleh informan. 5. Categorizing Proses mengkategori data menjadi tema-tema yang bersifat terbuka, dimana data yang diperoleh masih ada kemungkinan untuk bertambah atau berkurang, sesuai dengan perkembangan data yang diperoleh. 3.7.2 Pengkodean Berporos (Axial Coding) Pada tahap ini, hasil yang diperoleh dari open coding, diorganisasikan kembali berdasarkan kategori. Hal ini dilakukan agar data dapat dikembangkan kearah proporsisi-proporsisi. Pada tahap ini dilakukan analisis hubungan antarkategori, dimana peneliti membuat hubungan antara sebuah kategori dan subkategori (Basrowi dan Suwandi, 2008:207). Pada axial coding, peneliti menghubungkan dan mengembangkan kategori dengan membuat pertanyaan-pertanyaan dan membuat perbandingan-perbandingan.

70 Pertanyaan yang diajukan merupakan pertanyaan yang menunjukan suatu jenis hubungan, sehingga hasilnya dapat dihubungkan dengan kategori-kategori lainnya. Dalam axial coding, subkategori dihubungkan dengan kategori-kategorinya melalui model paradigma, yang menunjukkan kondisi kausal, fenomena, konteks, kondisi perantara, strategi tindakan/interaksional, dan konsekuensi (Basrowi & Suwandi, 2008: 207-208). Gambar 3.1 Model Paradigma KONDISI KAUSAL FENOMENA KONTEKS KONDISI PERANTARA STRATEGI TINDAKAN KONSEKUENSI Penjelasan: (1) Kondisi Kausal: Merupakan suatu kategori yang mendorong informan untuk melakukan tindakan. (2) Fenomena: Merupakan tindakan yang dilakukan oleh informan. (3) Konteks Sebuah proses tindakan informan dan pandangan informan. (4) Kondisi Perantara Merupakan kategori yang mendukung dan menghambat informan melakukan tindakan. (5) Strategi Tindakan Merupakan kemampuan individu dari informan dalam menilai dan memilih bentuk tindakan yang akan dilakukan.

71 (6) Konsekuensi Merupakan akibat dari proses tindakan yang dilakukan oleh informan. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peneliti mengembangkan setiap kategori (fenomena) dalam istilah kondisi kausal, yang menyebabkan timbulnya suatu fenomena, sehingga dibutuhkan strategi tindakan untuk menangani dan merespon fenomena berdasarkan konteks tersebut, serta konsekuensi dari setiap tindakan dan interaksi yang diambil. 3.7.3 Pengkodean Selektif (Selective Coding) Pada tahap ini, peneliti menggolongkan kategori menjadi kriteria inti dan pendukung. Peneliti juga mengaitkan antara kategori inti dan pendukungnya. Pada tahap ini peneliti memberikan hubungan antarkategori. Dimana peneliti mengintegrasikan kategori-kategori tersebut, hingga pada akhirnya, menghasilkan simpulan yang diangkat menjadi general design atau membentuk sebuah teori dasar (Emzir, 2012: 174). Pada tahap ini, peneliti mengembangkannya kedalam sebuah gambar tentang realitas yang bersifat konseptual dan dapat dipahami. Ada beberapa langkah untuk melakukan ini, pertama melibatkan penjelasan alur cerita, kedua menghubungkan kategori tambahan disekitar kategori inti menggunakan paradigma, ketiga menghubungkan kategori-kategori pada level dimensional, menyertakan validasi hubungan dengan data-data, dan terakhir yang kelima adalah memasukkan kedalam kategori-kategori yang memerlukan pengembangan lebih lanjut (Emzir, 2012: 175-176).

72 3.8 Keabsahan Data Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa hal; (1) subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian kualitatif; (2) alat penelitian yang diandalkan adalah observasi dan observasi mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka; (3) sumber data kualitatif yang kurang kredibel akan memengaruhi hasil akurasi penelitian (Bungin, 2008: 253-254). Untuk itu diperlukan uji validitas dan uji reliabilitas terhadap alat penelitian untuk menghindari ketidakvalidan dan ketidaksesuaian instrument penelitian, sehingga data yang diperoleh dari penyebaran instrument penelitian itu dianggap valid dan sesuai dengan data yang diperlukan. Keabsahan data penelitian dilakukan dengan melihat reliabilitas dan validitas data yang telah diperoleh. Pembuktian validitas data itu sendiri, ditentukan oleh kredibilitas temuan dan interpretasi mengupayakan temuan, serta penafsiran yang dilakukan sesuai dengan kondisi yang nyata dan disetujui oleh subjek penelitian atau informan (Moleong, 1994). 3.8.1 Triangulasi Penelitian Keabsahan data suatu penelitian kualitatif dapat divalidasi dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan triangulasi peneliti, metode, teori, dan sumber data. Dengan triangulasi, peneliti menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya berdasarkan data empiris yang tersedia.

73 Menurut Dwidjowinoto (2002: 9), ada beberapa macam triangulasi, yaitu: 1. Triangulasi Sumber Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. 2. Triangulasi Waktu Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku dapat berubah setiap waktu. 3. Triangulasi Teori Memanfaatkan dua atau lebih teori untuk dipadu. Diperlukan rancangan riset, pengumpulan data, dan analisis data yang lengkap. 4. Triangulasi Periset Menggunakan lebih dari satu informan dalam mengadakan observasi atau wawancara, karena masing-masing informan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. 5. Triangulasi Metode Usaha mengecek keabsahan data keabsahan temuan dari penelitian. Triangulasi metode dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan yang sama.