2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan kebutuhan manusia seiring dengan

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

Oleh : PUSPITAHATI,STP,MP Dosen Fakultas Pertanian UNSRI (2002 s/d sekarang) Mahasiswa S3 PascaSarjana UNSRI (2013 s/d...)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

BAB I PENDAHULUAN. termasuk kebutuhan akan sumberdaya lahan. Kebutuhan lahan di kawasan

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah populasi penduduk pada suatu daerah akan. memenuhi ketersediaan kebutuhan penduduk. Keterbatasan lahan dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. topografi dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung air hujan

BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1 BAB I. 1.1 Latar Belakang

menyebabkan kekeringan di musim kemarau,

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang. bertingkat atau permukiman, pertanian ataupun industri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P. 39/Menhut-II/2009,

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengatur tata air, mengurangi erosi dan banjir. Hutan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Hujan atau presipitasi merupakan jatuhnya air dari atmosfer ke permukaan

PENDUGAAN PARAMETER UPTAKE ROOT MENGGUNAKAN MODEL TANGKI. Oleh : FIRDAUS NURHAYATI F

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumberdaya alam yang terdapat di suatu wilayah pada dasarnya

TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi

TINJAUAN PUSTAKA. Aliran Permukaan dan Infiltrasi dalam suatu DAS. pengangkut bagian-bagian tanah. Di dalam bahasa Inggris dikenal kata run-off

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan perumahan di perkotaan yang demikian pesatnya,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam daur hidrologi, energi panas matahari dan faktor faktor iklim

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara topografik dibatasi oleh igir-igir pegunungan yang menampung dan

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. khusunya di kawasan perumahan Pondok Arum, meskipun berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem merupakan suatu interaksi antara komponen abiotik dan biotik

BAB I PENDAHULUAN I-1

1267, No Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lem

POLA PIKIR YANG HARUS DI RUBAH. DJOKO SURYANTO Hp

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang curah hujannya cukup

PENDAHULUAN Latar Belakang

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. dalam Siswanto (2006) mendefinisikan sumberdaya lahan (land resource) sebagai

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 31 km di atas area seluas 1145 km² di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di

PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu unsur penting yang mendukung kehidupan di alam

BAB I PENDAHULUAN. (catchment area) yang berperan menyimpan air untuk kelangsungan hidup

TINJAUAN PUSTAKA. hilir. Sandy (1996) dalam Kusumawardani (2009) mendefinisikan DAS sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 9 Tubuh Air Jumlah Sumber : Risdiyanto dkk. (2009, hlm.1)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan yang berkelanjutan seperti yang dikehendaki oleh pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan, yang sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tanah, sebagian menjadi aliran permukaan,

TINJAUAN PUSTAKA Siklus Hidrologi

PENGENDALIAN OVERLAND FLOW SEBAGAI SALAH SATU KOMPONEN PENGELOLAAN DAS. Oleh: Suryana*)

I. PENDAHULUAN. kerusakan akibat erosi dalam ekosistem DAS (Widianto dkk., 2004). Kegiatan

PERENCANAAN PENGELOLAAN DAS TERPADU. Identifikasi Masalah. Menentukan Sasaran dan Tujuan. Alternatif kegiatan dan implementasi program

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

commit to user BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Air di dunia 97,2% berupa lautan dan 2,8% terdiri dari lembaran es dan

PENDAHULUAN. tempat air hujan menjadi aliran permukaan dan menjadi aliran sungai yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari beberapa unsur, diantaranya terdiri dari unsur fisik dan sosial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses pengangkutan dan pengendapan sedimen tidak hanya tergantung pada

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. juga tidak luput dari terjadinya bencana alam, mulai dari gempa bumi, banjir,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakkan pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukkan perkembangan yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari sumber pengadaan energi saat ini, sumber bahan bakar minyak merupakan

DRAINASE PERKOTAAN BAB I PENDAHULUAN. Sub Kompetensi

PENTINGNYA PENDEKATAN NERACA AIR DALAM PEMBANGUNAN HUTAN RAKYAT YANG PRODUKTIF DAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kayu, rotan, getah, dan lain-lain, tetapi juga memiliki nilai lain berupa jasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daur hidrologi merupakan perjalanan air dari permukaan laut ke atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut, air tersebut akan tertahan (sementara) di sungai, danau/waduk, dan dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup lainnya (C.Asdak, 2014). Dalam proses daur hidrologi terdapat di dalamnya adalah infiltrasi. Infiltrasi sendiri menurut ilmu hidrologi merupakan aliran air ke dalam tanah melalui permukaan tanah. Infiltrasi adalah proses meresapnya air melalui pori-pori permukaan tanah (Lusniawati, 2016). Oleh karena itu dengan mengetahui laju infiltrasi diharapkan dapat mengoptimalisasikan dan meningkatkan kapasitas infiltrasi itu sendiri dan dapat menjamin keberlanjutan ketersediaan air tanah (ground water). Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang di batasi punggungpunggung gunung dimana air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungaisungai kecil ke sungai utama (C.Asdak, 2014). Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu ekosistem, maka komponen-komponen ekosistem DAS di kebanyakan daerah di Indonesia terdiri atas manusia, vegetasi, tanah, dan sungai. Hujan yang jatuh di suatu DAS akan mengalami interaksi dengan komponenkomponen ekosistem DAS tersebut, dan pada gilirannya, akan menghasilkan keluaran berupa debit, muatan sedimen dan material lainnya yang terbawa oleh aliran sungai. Salah satu fungsi utama dari DAS adalah sebagai pemasok air dengan kuantitas dan kualitas yang baik terutama bagi orang di daerah hilir. Alih guna lahan hutan menjadi lahan pertanian akan mempengaruhi kuantitas dan kualitas tata air pada DAS yang akan lebih dirasakan oleh masyarakat di daerah hilir. Persepsi umum yang berkembang pada saat ini, konversi hutan menjadi lahan pertanian mengakibatkan penurunan fungsi hutan dalam mengatur tata air, 1

2 mencegah banjir, longsor dan erosi pada DAS tersebut. Hutan selalu dikaitkan dengan fungsi positif terhadap tata air dalam ekosistem DAS (Noordwijk dan Farida, 2004). Begitu pun pada tata guna lahan di DAS Cibeureum Bandung. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang semakin besar menyebabkan aktifitas penduduk dan perkembangan pembangunan di kawasan DAS Cibeureum Bandung menjadi semakin pesat. DAS Cibeureum memiliki perubahan fluktuasi debit sehingga saat musim hujan tiba, air yang terkandung berlebih dan saat musim kemarau tiba, air yang terkandung sedikit mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan. Hal ini berdampak pada semakin banyaknya jumlah bangunan dan permukiman-permukiman baru yang didirikan, sehingga berakibat pada semakin berkurangnya area infiltrasi air hujan. Sebagian besar air hujan yang turun ke bumi tidak dapat meresap secara langsung ke dalam tanah dan akhirnya menjadi limpasan (run off) atau yang sering disebut dengan air permukaan. Limpasan air hujan yang tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan berbagai masalah bagi masyarakat, terutama adalah genangan air dan banjir. Maka, dalam penelitian ini penulis tertarik melakukan penelitian mengenai Evaluasi Laju Infiltrasi di Kawasan DAS Cibeureum Bandung. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang terjadi akibat kawasan DAS Cibeureum Bandung yang kini telah padat penduduk dan banyaknya permukiman di sekitar DAS tersebut yang menutupi permukaan tanah sehingga kurangnya lahan terbuka untuk infiltrasi guna menyimpan cadangan air tanah (ground water). DAS Cibeureum pun memiliki perubahan fluktuasi debit sehingga saat musim hujan tiba, air yang terkandung berlebih dan saat musim kemarau tiba air yang terkandung sedikit mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan.

3 Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Berapa besarnya laju infiltrasi di beberapa titik tata guna lahan yang berbeda di kawasan DAS Cibeureum Bandung? 2. Pada tata guna lahan manakah yang memiliki laju infiltrasi yang tinggi? 3. Pada tata guna lahan manakah yang memiliki laju infiltrasi yang rendah? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui besarnya laju infiltrasi di beberapa titik tata guna lahan yang berbeda di kawasan DAS Cibeureum Bandung. 2. Mengetahui pada tata guna lahan manakah yang memiliki laju infiltrasi yang tinggi. 3. Mengetahui pada tata guna lahan manakah yang memiliki laju infiltrasi yang rendah. 1.4 Manfaat Penelitian Pada setiap penelitian sudah seharusnya dapat memberikan wawasan serta maanfaat bagi penulis dan orang lain terkait dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai pengetahuan tentang besar laju infiltrasi tertinggi dan terendah dibeberapa tata guna lahan di Kawasan DAS Cibeureum Bandung agar dapat mengetahui tata guna lahan mana yang harus dijaga dan dikembangkan menjadi area infiltrasi, sehingga dengan mengetahui laju infiltrasi diharapkan dapat mengoptimalisasikan dan meningkatkan laju infiltrasi itu sendiri dan dapat menjamin keberlanjutan ketersediaan air tanah (ground water). 2. Memberikan pemahaman dan evaluasi mengenai besar infiltrasi yang terjadi sehingga dapat dijadikan acuan untuk pelaksanaan manajemen

4 air dan tata guna lahan di Kawasan DAS Cibeuereum Bandung agar lebih efektif dan lebih bijaksana dalam mengatur tata guna lahan di kawasan tersebut sehingga infiltrasi berjalan dengan baik dan tidak adanya lagi perubahan fluktuasi debit yang mengakibatkan saat musim hujan tiba, air yang terkandung berlebih dan saat musim kemarau tiba, air yang terkandung sedikit mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan. 3. Menjadi rekomendasi bagi mahasiswa yang akan melanjutkan penelitian sesuai dengan objek yang berkaitan. 1.5 Sistematika Penulisan Agar skripsi ini mudah dipahami oleh berbagai pihak, maka dalam skripsi ini dibuat sistematika penulisan dengan memberikan penggambaran kandungan yang ada di setiap bagian atau bab. Adapun uraian masing-masing bab adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini meliputi latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini berisikan uraian mengenai teori dasar tentang infiltrasi, infiltrometer, pengukuran laju infiltrasi, infiltrasi Model Horton, DAS (daerah aliran sungai), serta hubungan tata guna lahan dengan infiltrasi di kawasan DAS Cibeureum Bandung yang dikutip baik dari buku-buku ilmiah, maupun sumbersember lainnya yang mendukung penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini menguraikan mengenai metode penelitian yang meliputi metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian, alat dan bahan, alur penelitian, dan prosedur penelitian.

5 BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi hasil penelitian mengenai Evaluasi Laju Infiltrasi di Kawasan DAS Cibeureum Bandung. Pada bab ini juga membahas hasil pengukuran infiltrasi dengan parameter analisis Model Horton pada setiap tata guna lahan titik-titik pengamatan. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan membahas kesimpulan dari hasil pengukuran infiltrasi yang sudah dilakukan. Serta implikasi dan rekomendasi yang diberikan penulis untuk penelitian lebih lanjut.